Anda di halaman 1dari 30

“ Epidemiologi Penyakit

Tidak Menular
Penyakit Jantung Koroner

Oleh
Ihsanul Amal (22100170002)
Nanda Maulani (22100170001)
Tri Wahyuningrum. N. Q (22100170010)
Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman di seluruh dunia. Data
dari Global Burden of Cardiovaskular Disease (2020) terdapat 271 juta
kejadian penyakit kardiovaskular pada tahun 1990 dan meningkat hampir
dua kali lipat hingga 523 juta kejadian di tahun 2019. Menurut World
Health Organization (2017) penyakit yang menyebabkan kematian nomor 1
di dunia ialah penyakit kardiovaskular. Penyakit Jantung Coroner (PJK)
merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyebabkan
kematian tertinggi. Pada tahun 2030, di Indonesia kematian akibat PJK
diperkirakan mencapai sekitar 11,09 juta, yaitu 14,9% dari seluruh
kematian pada tahun tersebut. Meskipun tindakan pencegahan sudah
dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan
perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung coroner
ini tetap menjadi masalah utama kesehatan.
Definisi
✓ Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau Coronary Artery Disease (CAD) adalah
penyakit yang terjadi di arteri koroner dimana terdapat penyempitan pada
liang arteri koroner yang disebabkan oleh artherosklerosis.
✓ Dimana pada proses atherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding arteri
koroner yang terjadi sudah sejak muda sampai usia lanjut.
✓ Penyakit jantung koroner memang bukan penyakit menular, tapi bisa
"ditularkan”. Kemungkinan penularan tersebut berkaitan dengan gaya hidup
masyarakat. Penyakit jantung koroner bukan disebabkan oleh bakteri, virus
atau mikroorganisme lain, tetapi penyakit ini dapat menyerang banyak orang,
namun masih bersifat selektif.
✓ Tren modernisasi yang diikuti dengan perubahan gaya hidup bisa dikatakan
sebagai "bibit penyakit" yang membawa penyakit ini
Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner

 Angina Pectoris atau Stable Angina  Angina Tidak Stabil atau Unstable
Merupakan jenis penyakit jantung yang paling Angina
ringan yang disebabkan karena adanya Definisi dari angina tidak stabil kurang
ketidakseimbangan suplai darah dengan lebih sama dengan angina pectoris hanya
kebutuhan otot jantung yang sifatnya hanya saja yang membedakan yaitu derajat
sementara. Penyebab dari gangguan suplai sakitnya lebih berat, waktu kemunculan
darah tersebut karena terjadinya penyempitan angina tidak stabil bisa kapan saja dan
pembuluh darah koroner yang dikarenakan intensitas keluhan yang lebih lama.
terjadinya proses arthersklerosis pada pembuluh
koroner, sehingga terjadi hambatan pada aliran
darah tetapi tidak total.
✓ Prinzmetal Angina  Infark Miokard Akut
Merupakan gangguan yang terjadi karena Infark miokard akut dibagi menjadi 2 yaitu :
adanya sumbatan secara komplit disebabkan A. ST Segmen Elevasi Myocardial Infraction (STEMI),
karena adanya spasm pada 10 pembuluh disebabkan karena adanya sumbatan total pada
darah koroner.Jika dalam waktu 20 menit pembuluh darah koroner yang dapat menyebabkan
tidak segera ditangani maka dapat injury pada sel sel otot jantung bahkan sampai
menyebabkan injury pada sel – sel otot mengenai lapisan oto jantung bagian luar.
jantung. B. Non ST Segmen Elevasi Myocardial Infraction
(NSTEMI) Pada NSTEMI sudah terjadi injury ada sel-
sel otot jantung, terjadi pada saat angina tidak stabil
tidak dideteksi secara dini maupun tidak ditangani
dengan tepat. Keluhan yang dialami kurang lebih
sama dengan angina tidak stabil.
Riwayat Alamiah Penyakit Jantung Koroner

• Tahap dimana individu • Faktor resiko memicu • Gangguan suplai • PJK tidak bisa sembuh
yang rentan sudah terjadinya darah ke otot sempurna karena
melakukan faktor risiko aterosklerosis hingga jantung yang terjadi serangan jantung bisa
seperti : Merokok, menyebabkan berulang kembali, dan
kekakuan dan
terus menerus dapat dapat menimbulkan
aktivitas fisik kurang,
mengkonsumsi penyempitan lubang menyebabkan PJK kematian , serta bisa
makanan yang kurang pembuluh darah yang ditandai menimbulkan
sehat seperti garam, jantung yang dengan nyeri dada, komplikasi
lemak, gula, kolesterol menyebabkan mual, sesak nafas,
yang tinggi, stress, gangguan/kekurangan muntah dan
kegemukan. suplai darah untuk keringat dingin
otot jantung
Tahap Tahap Tahap Klinis
Tahap recovery,
Prepatogenesis Subklinis disability, of death
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Sumber rasa sakit berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau tersumbat.
Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda berat didada
bagian tengah. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika rasa sakit didada muncul
secara mendadak disertai dengan keluarnya keringat dingin yang berlangsung lebih dari
20 menit serta tidak berkurang dengan istirahat.
Gejala penyakit jantung koroner yaitu:
✓ timbulnya rasa nyeri didada
✓ sesak nafas
✓ kenaehan pada irama denyut jantung
✓ Pusing
✓ rasa lelah berkepanjangan
✓ sakit perut, mual dan muntah.
Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner
✓ Data kesehatan dunia memperlihatkan 17,5 juta jiwa meninggal dunia yang diakibatkan penyakit
kardiovaskuler di tahun 2012.
✓ Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar
883.447 orang (0,5%) dan diagnosa dokter atau gejala diperkirakan 2.650.340 jiwa (1,5%)
✓ Berdasarkan kelompok umur, penyakit jantung koroner banyak terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun atau
3,6%.
✓ Federasi jantung dunia menyatakan bahwa 1,8 juta kasus kematian akibat penyakit jantung koroner pada
tahun 2014 di asia tenggara
✓ Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular
39,5 juta dari 56,4 kematian.
✓ Dari seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit
jantung dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian.
✓ Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar
1,5%
Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada prinsipnya dipengaruhi oleh dua faktor :
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan penyebab paling umum penyakit kardiovaskuler. Aterosklerosis terjadi
pengerasan pembuluh darah karena plak. Pembentukan plak ini akan memperlambat bahkan
menghentikan aliran darah sehingga jaringan yang disuplai oleh arteri yang mengalami aterosklerosis
akan kekurangan oksigen dan nutrisi.
2. Trombosis
Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu mengakibatkan terjadinya robekan pada
pembuluh darah. Pada mulanya gumpalan darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk
mencegah perdarahan berlanjut pada saat terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian
robek tersebut, yang kemudian bergabung dengan keping-keping darah menjadi trombus. Trombosis
ini menyebabkan sumbatan di pembuluh darah jantung, dapat menyebabkan serangan jantung
mendadak.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung Koroner
1. Pencegahan Primodial 2. Pencegahan Primer

Upaya pencegahan secara primordial pada penyakit Merupakan langkah pertama dalam mencegah penyakit
jantung koroner yaitu kebijakan secara nasional dalam jantung koroner sebelum seseorang menderita penyakit
hal nutrisi pada sektor industri makanan, ekspor jantung koroner:
makanan, impor, pencegahan hipertensi, promosi
a. Mengontrol kolesterol darah.
aktifitas fisik atau olahraga.
b. Mengontrol tekanan darah. Upaya pencegahan yang
harus dilakukan adalah melakukan olahraga,
menjaga berat badan, pengaturan diet dan
menurunkan stres.

c. Berhenti merokok.

d. Aktifitas fisik. Melakukn olahraga secara teratur


guna memperbaiki fungsi kardiovaskular serta
pengontrolan terhadap stress.
3. Pencegahan sekunder 4. Pencegahan tersier
Pencegahan ini adalah untuk mencegah Pencegahan yang dilakukan dengan
penyakit jantung koroner yang telah terjadi mencegah terjadinya komplikasi yang lebih
dan tidak berulang kembali menjadi lebih berat (kemungkinan menimbulkan penyakit)
berat dengan merubah pola atau cara hidup atau kematian. Yaitu dapat dilakukan
yang sehat dan yang pernah menderita dengan:
penyakit jantung koroner harus patuh obat ✓ Disability Limitation (Pembatasan
Disabilitas
✓ Rehabilitation (Rehabilitasi)
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner
dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan yang dapat diubah. Sebagai berikut:
A. Faktor risiko yang tidak dapat di ubah,
B. Faktor risiko yang dapat diubah, meliputi :
meliputi :
4) Merokok
1) Keturunan
5) Hipertensi
2) Usia
6) Peningkatan kadar kolesterol serum
3) Jenis Kelamin
7) Kurang olahraga
8) Obesitas
9) Diabetes
10) Stress
“ Faktor Risiko Yang
Dapat Diubah
1. Merokok 2. Hipertensi
Didalam rokok terkandung 4000 zat kimia yang Orang yang mempunyai darah tinggi
berbahaya bagi kesehatan berisiko mengalami penyakit jantung,
 Asap rokok mengandung nikotin yang memacu ginjal, bahkan stroke. Hal ini
pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini dikarenakan tekanan darah tinggi
merangsang denyut jantung dan tekanan darah. membuat jantung bekerja dengan berat
 Asap rokok mengandung karbon monoksida yang sehingga lama kelamaan jantung juga
memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel akan kecapaian dan sakit.
darah merah untuk menarik atau menyerap oksigen,
sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut
untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan
termasuk jantung.
 Merokok dapat menyembunyikan angina yaitu sakit di
dada yang dapat memberi sinyal adanya sakit jantung.
3. Peningkatan Kadar Kolesterol Serum 4. Stress

 Kolesterol sebenarnya merupakan zat yang dibutuhkan Stress yang berkelanjutan akan
oleh tubuh, namun bukan dalam jumlah yang banyak. mengakibatkan terjadinya penyempitan
Kelebihan makanan yang mengandung kolesterol pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh
menyebabkan kolesterol dalam darah menjadi tinggi. tingginya produksi hormone adrenalin dan
zat aktekolamin di dalam tubuh.
 Apabila kadar kolesterol LDL pada angka diatas 160 Respon seseorang terhadap stres dapat
mg/dl, maka dikatakan bahwa kadar kolesterol LDL berada berkontribusi terhadap perkembangan
pada level tinggi. LDL yang tinggi ini akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
terbentuknya plak atau penyumbatan pembuluh darah. Contoh beberapa orang berespon terhadap
 Apabila penyumbatan yang parah sudah terjadi, maka stres dengan makan berlebihan atau dengan
mulai meningkatkan merokok.
jantung kita akan merasakan nyeri dada. Kadar LDL
dikatakan normal adalah jika berada dibawah 100 mg/dl.
Sedangkan kadar kolesterol HDL dikatakan normal jika
diatas 60 mg/dl. Adapun untuk kolesterol total sendiri harus
dijaga kadarnya dibawah angka 200 mg/dl.
4. Kurang Olahraga 5. Obesitas 6. Diabetes

Olahraga dapat membakar lemak- Obesitas atau kegemukan dapat Tingginya kadar gula dalam darah
lemak yang berlebihan didalam mempengaruhi kadar lipid memicu terjadinya penyempitan
tubuh. Bila lemak-lemak banyak plasma yang cenderung pembuluh darah yang merupakan
yang dibakar, maka pembuluh memperberat proses penyebab dari penyakit jantung dan
darah kita akan terbebas dari aterosklerosis, menyebabkan stroke. Pada diabetes timbul proses
lemak jahat sehingga kerja jantung semakin berat. penebalan membran basalis sari
keelastisannya menjadi terjaga. Obesitas juga meningkatkan kapiler dan pembuluh darah arteri
Pembuluh darah yang sehat pada resiko PJK karena sering koronaria, sehingga terjadi
gilirannya juga akan membuat berhubungan dengan penyempitan aliran darah ke jantung.
jantung kita menjadi sehat. peningkatan kolesterol serum dan
kadar trigliserida, tekanan darah
yang tinggi dan diabetes.
“ Faktor Risiko Yang Tidak
Dapat Diubah
1. Keturunan
Anak-anak dari orang tua yang memiliki penyakit jantung memiliki risiko PJK yang lebih
tinggi. Peningkatan risiko ini terkait dengan predisposisi genetik pada hipertensi, peningkatan
lemak darah, diabetes dan obesitas yang meningkatkan risiko PJK.

2. Usia
Risiko penyakit jantung koroner meningkat
dengan bertambahnya usia. PJK sistomatis
tampaknya lebih banyak pada orang berusia lebih
dari 40 tahun, dan 4 dari 5 orang yang meninggal
karena PJK berusia 65 tahun atau lebih.Pada usia
yang lebih tua, wanita yang mengalami serangan
jantung memiliki kemungkinan kematian akibat
serangan jantung dua kali lebih besar
dibandingkan pria
Jenis Kelamin
 Berdasarkan jenis kelamin, pria cenderung berpotensi lebih besar terkena serangan
jantung pada usia lebih muda dibandingkan dengan wanita.
 Namun, risiko penyakit jantung pada wanita meningkat signifikan pada masa
menopause dua atau tiga kali lipat pada usia yang sama sebelum menopause.
 Wanita mempunyai faktor resiko terkena serangan penyakit jantung lebih rentan
daripada pria. Pada wanita, kerentanan ini belum terjadi selama ia masih dalam masa
subur, karena hormon-hormon wanita mempunyai khasiat melawan aterosklerosis.
Patofisiologi
 Jantung diumpamakan seperti kantong yang berbentuk kerucut (kebulat-bulatan) yang
terpotong bagian atasnya. Ukurannya sebesar kepalan tangan kanan yang terletak dalam
rongga dada bagian kiri.
 Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, asupan darah yang kaya oksigen harus terpenuhi. Darah yang
mengandung oksigen biasanya mengalir melalui pembuluh darah arteri.
 PJK berawal dari penimbunan lemak pada pembuluh darah arteri yang mensuplai darah
ke jantung. Akibatnya pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras, sehingga
jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen serta fungsi jantung terganggu
dan harus bekerja sangat keras.
 Penyakit ini sering juga disebut dengan artherosklerosis. Aterosklerosis merupakan
komponen penting yang berperan dalam proses pengapuran atau penimbunan elemen
kolesterol. Masalahnya akan berbeda ketika asupan kolesterol dikonsumsi berlebihan.
 Asupan lemak yang adekuat yang berhubungan dengan keadaan patologi yaitu PJK erat
hubungannya dengan peningkatan kadar profil lipid

Pengobatan Penyakit Jantung
Koroner
Perubahan Pola Hidup Sehat

1) Berhenti merokok
2) Berolahraga, manfaat olahraga :
a) Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard
b) Mengurangi berat badan
c) Menurunkan tekanan darah
d) Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemia
e) Terapi diet pada PJK yang merupakan panduan dalam masalah kesehatan
kardiovaskuler
Pengobatan Dengan Obat
 Pengencer darah, untuk membantu mencegah pembekuan darah
 Statin, untuk menurunkan kolesterol dengan membuang LDL dari darah
 Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors), untuk mengatasi hipertensi
 Angiotensin II receptor blockers (ARB, untuk menurunkan tekanan darah
 Penghambat beta (beta blockers) untuk mencegah angina dan mengatasi hipertensi
 Antiangina, untuk mengurangi terjadinya angina
 Nitrat, untuk melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung meningkat dan
jantung tidak memompa darah lebih keras
 Antagonis kalsium, untuk melebarkan otot di pembuluh darah sehingga tekanan darah
menurun
 Diuretik, untuk mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine
Pengobatan Dengan Operasi

Sejumlah metode operasi yang dapat dilakukan adalah:


1. Pasang ring jantung atau angioplasti koroner dilakukan dengan memasukkan
kateter ke bagian arteri yang menyempit.
2. Bypass Jantung, Prosedur ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari
bagian tubuh lain, untuk ditempel (dicangkok).
3. Transplantasi Jantung, Tindakan ini dilakukan jika kerusakan jantung sudah
sangat parah dan tidak dapat lagi diatasi dengan obat-obatan. Tranplantasi
jantung dilakukan dengan mengganti jantung pasien yang rusak dengan jantung
yang sehat dari pendonor.
Penanggulangan Kemenkes Terhadap Penyakit Jantung Koroner
1. POSBINDU
Upaya pencegahan penyakit jantung oleh pemerintah dilakukan salah satunya dengan pembentukan Posbindu
PTM. Posbindu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM seperti penyakit jantung yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
2. Terdapat 4 pilar dalam menanggulangi penyakit jantung, yaitu :
 Pilar pertama
Promosi kesehatan, dengan upaya Kemenkes memberikan informasi edukasi sebanyak mungkin kepada
masyarakat melalui media-media.
 Pilar kedua
Adalah deteksi dini. dengan cara melakukan tiga hal: ukur tekanan darah, gula darah, indeks massa
 Pilar ketiga
Perlindungan khusus salah satunya dengan menerapkan kawasan tanpa rokok.
 Pilar Keempat
Adalah pengobatan.
3. Kendalikan Penyakit
Jantung Koroner dengan 
Kesimpulan
Penyakit jantung coroner adalah penyakit yang terjadi di arteri koroner
dimana terdpat penyempitan pada liang arteri koroner yang disebabkan oleh
artherosklerosis. Penyakit jantung koroner memang bukan penyakit menular,
tapi bisa "ditularkan”. Kejadian PJK sangat dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya keturunan, usia, jenis kelamin, hipertensi, kadar kolesterol, stress,
serta gaya hidup yang tidak sehat.
Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi progresivitas PJK, modifikasi
ini meliputi penghentian kebiasaan merokok, latihan teratur, manajemen
stress, upaya mempertahankan berat badan yang ideal dan diet rendah lemak
serta garam.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai