DISUSUN OLEH :
ZIKRI NURHIDAYAT
821223032
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit di mana arteri
koroner pada jantung yang berfungsi menyuplai oksigen dan nutrisi pada
otot jantung, tidak adekuat dalam menjalankan fungsi normalnya. Penyakit
yang tergolongdalam penyakit kardiovaskular ini adalah penyumbang
kematian terbanyakyaitu sebesar sepertiga penduduk dunia (Haryono, 2017).
Kebanyakanpenderita penyakit ini mengalami rasa tekan yang hebat di
bagian dada yangtidak jarang menyebabkan intoleransi aktivitas (penurunan
aktivitas) padasi penderita. Hal ini dikarenakan terjadinya metabolisme
anaerob sebagai akibat dari kurangnya asupan darah atau nutrisi ke jantung.
Di Indonesia, penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian
tertinggi sejak tahun 2013. Riskesdas (2018), melaporkan sebanyak 7,2juta
(42,3%) kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Beberapa studi juga menyatakan bahwa penyakit jantung koroner meningkat
di usia 65-74 tahun ke atas. Dan yang paling berisiko menderita penyakit ini
adalah pria dengan persentase sebesar 51,8% dibandingkan wanita yang
hanya sebesar 49,2%. Sedangkan prevalensi penyakit jantung dilihat dari
provinsinya, prevalensi tertinggi terdapat di Aceh sebesar (38,4%),
danprevalensi terendah berada di Papua (0,5%). Untuk jumlah penderita
penyakit jantung koroner di Jawa Timur, sebanyak 375.127 (1,3%) penderita
(Riskesdas Jatim, 2018). Penulis mencoba mengerucutkan survei ke
daerahterdekat dan dari hasil survei di Puskesmas Pasrepan, didapatkan
sebanyak 45% dari jumlah total desa Pasrepan atau sebanyak 1.304 orang
menderitapenyakit jantung koroner.
Gaya hidup yang mengikuti era globalisasi, membuat kasus
jantungkoroner terus meningkat. Gaya hidup yang gemar makan junk food
yangkayalemak, merokok dan kebiasaan malas berolahraga juga mudah stres
ikut berperan dalam menambah jumlah pasien jantung koroner. (Arief,
2018). Tanpa disadari kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji atau junk
foodyang rendah serat, dan mengandung lemak jenuh yang tinggi tanpa
diimbangi air putih dan olahraga rutin adalah pemicu penyakit jantung
koroner yangpaling umum terjadi saat ini. Konsumsi lemak jenuh yang
berlebih dapat menyebabkan penimbunan plak di dinding arteri jantung.
Plak berupa lipidatau jaringan fibrosa yang menghambat suplai oksigen dan
nutrisi ke bagianotot jantung dapat menimbulkan kelelahan otot bahkan
kerusakan fungsi organ yang biasanya diproyeksikan sebagai rasa tidak
nyaman olehkliensecara subjektif seperti ditekan benda berat, di tindih, atau
ditusuk. Apabila hal ini tidak segera disadari oleh penderita, komplikasi
terburuk yangakandialami adalah kematian
.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien
penyakit jantung koroner
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Manajemen medis pada pasien PJK adalah mengurangi
danmengendalikan faktor risiko serta mengembalikan suplai darah
kemiokardium. Beraga, teknik telah dikembangkan untuk membuka
pembuluh darah dan mengembalikan aliran darah melalui arteri koroner
seperti percutaneous coronary intervention (PCI), percutaneous transluminal
coronary angioplasty (PTCA) dan tindakan bedah seperti coronaryartery
bypass graft (CABG) (Black, dkk, 2014). Setelah terapi farmakologi dan
tindakan bedah berhasil memperbaiki kondisi pasien, selanjutnya sesuai
indikasi pasien untuk mengikuti program rehabilitasi jantung untuk
pemulihan dan menyiapkan pasien secara bertahapkembali pada aktivitas
sehari-hari pasien sebelum terkena penyakit jantung koroner (Mertha, 2010).
B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengetahuan ilmu
keperawatan dan bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan penyakit jantung koroner.
2. Bagi Pasien
Dapat digunakan sebagai sarana penambah pengetahuan bagi pasien
dan keluarga sehingga dapat lebih mengetahui tentang penyakit jantung
koroner.
3. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan
pemahaman penulis terhadap konsep manusia secara kompetitif sehingga
mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar TB. (2004). Faktor Resiko Penyakit jantung Koroner. Medan: Bagian Ilmu
Gizi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by
USU digital library.
Brands M, Carnethon M, Daniels S, (2006). HAFHA. Diet and lifestyle
recommendations revision Scientific statement from the American
Heart. Association Nutrition Committee; 2006.
Budiarto E. (2004). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Damayanti Y. (2015). Hubungan Asupan Lemak Dan Serat Dengan Kejadian
Hiperkolesterolemia Pada Guru SD Negeri Di Kecamatan Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015. Poltekkes Kemenkes Padang.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hardinsyah. (2011). Analisis Konsumsi Lemak, Gula dan Garam Penduduk
Indonesia: Gizi Indonesia. Jakarta.
Haryono, Siswoyo. (2017). Metode SEM Untuk Penelitian Manajemen Dengan
AMOS LISREL PLS. Luxima Metro Media.
Hermawati, Risa, Asri Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: F
Media
Marliyati A. (2004). Pemanfaatan sterol lembaga gandum (Triticum sp.) Untuk
pencegahan aterosklerosis. Institut Pertanian Bogor.
M. N. Buston (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid III.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Puspaningtyas. (2013). DE. The Miracle of Fruits. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka;
Sulastri R, Purwantyastuti. (2005). Pola Asupan Lemak, Serat dan Antioksidan
Serta Hubungannya Dengan Profil Lipid Pada Laki-Laki Etnik
Minangkabau. Majalah Kedokteran.
Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2007. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI