Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

“CORONARY ARTERY DISEASE”


PUSAT JANTUNG TERPADU (PJT) MAKASSAR

REZKY, S.Kep
R014181005

CI LAHAN CI INSTITUSI

Dr. Ns Rosyidah A, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB

PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
BAB I KONSEP MEDIS ........................................................................................................ 1
A. Definisi ......................................................................................................................... 1
B. Etiologi ......................................................................................................................... 1
C. Manifestasi klinis ........................................................................................................ 4
D. Komplikasi ................................................................................................................... 5
E. Pemeriksaan penunjang ............................................................................................. 7
F. Penatalaksanaan ......................................................................................................... 9
BAB II KONSEP KEPERAWATAN .................................................................................. 10
A. Pengkajian keperawatan .......................................................................................... 10
B. Diagnosa keperawatan.............................................................................................. 11
C. Intervensi keperawatan ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17

ii
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Penyakit arteri koroner adalah suatu kondisi di mana ada kekurangan
pasokan darah dan oksigen ke sebagian dari miokardium. Ini biasanya terjadi
ketika ada ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard. Penyebab
paling umum dari iskemia miokard adalah penyakit aterosklerosis arteri
koroner epicardial atau arteri, yang cukup untuk menyebabkan penurunan
daerah aliran darah miokard dan perfusi yang tidak memadai dari miokardium
yang disediakan oleh arteri koroner yang terlibat

CAD terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung


menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan oleh penumpukan
kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, di dinding bagian dalamnya.
Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Lama-kelamaan akan menghambat
aliran darah di arteri. Akibatnya, otot jantung tidak bias mendapatkan darah
atau oksigen yang dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada
(angina) atau serangan jantung. Sebagian besar serangan jantung terjadi saat
gumpalan darah tiba-tiba memotong suplai darah jantung, menyebabkan
kerusakan jantung permanen. (Ratini, 2018)
B. Etiologi

Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis. Aterosklerosis


digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan konektif
di sekitar lapisan intima arteri. Suatu plak fibrous adalah lesi khas dari
aterosklerosis. Lesi ini dapat bervariasi ukurannya dalam dinding pembuluh
darah, yang dapat mengakibatkan obstruksi aliran darah parsial maupun
komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terdiri atas plak fibrous
dengan deposit kalsium, disertai oleh pembentukan thrombus. Obstruksi pada

1
lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada jaringan di
sekitarnya (Udjianti, 2010).

Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen


pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah
berkontraksi (vasokontriksi). Spasme arteri koroner dapat menggiring
terjadinya iskemik aktual atau perluasan dari infark miokard. Penyebab lain di
luar ateroskelorik yang dapat memengaruhi diameter lumen pembuluh darah
koroner dapat berhubungan dengan abnormalitas sirkulasi. Hal ini meliputi
hipoperfusi, hipovolemik, polisitemia, dan masalah-masalah atau gangguan
katup jantung (Udjianti, 2010).

Menurut Mayo Clinic (2017), faktor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
1. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan
menyempit.
2. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri
koroner yang lebih tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat
mengembangkan penyakit jantung pada usia dini.
3. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara
signifikan.
4. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan
dan penebalan arteri Anda, mempersempit saluran yang melaluinya darah
bisa mengalir.
5. Kadar kolesterol darah tinggi.

2
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko
terbentuknya plak dan aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan
oleh tingkat tinggi low-density lipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai
kolesterol "jahat". Tingkat rendah lipoprotein densitas tinggi (HDL), yang
dikenal sebagai kolesterol "baik", bisa menjadi tanda aterosklerosis.
6. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner.
Diabetes tipe 2 dan penyakit arteri koroner memiliki faktor risiko yang
sama, seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
7. Kegemukan atau obesitas.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
8. Tidak aktif secara fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan
beberapa faktor risikonya juga.
9. Tegangan tinggi.
Stres yang tidak henti-hentinya dalam hidup dapat merusak arteri dan juga
memperburuk faktor risiko penyakit arteri koroner lainnya.
Faktor risiko yang umum dikenal dari CAD adalah sebagai berikut:

• dimodifikasi

- Merokok atau tembakau digunakan dalam bentuk apapun

- dislipidemia

- Hipertensi

- Diabetes Mellitus atau gangguan toleransi glukosa (IGT)

- Obesitas Kurangnya aktivitas fisik secara teratur

3
• Non-dimodifikasi

- Riwayat keluarga CAD

- Umur (laki-laki ≥ 35 tahun dan wanita ≥ 45 tahun)

- faktor genetik

C. Manifestasi klinis
Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014), mengungkapkan bahwa
manifestasi klnis dari coronary health disease (CAD), diantaranya:

1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya
muncu. Nyeri akan terasa semakin berat sampai rtidak tertahankan. Rasa
nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan lengan basanya
lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan
(bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak ada akan hilang dengan
istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke
dagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saaat istirahat, teteapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan blok jantung. Disebabkan kondisi ang mempengaruhi
sensivitas sel miokard ke impuls daraf seperti iskemia,
ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus saraf simpatis dapat berupa
bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi.

4
3. Sesak napas

Keluhan utama ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung


dimana jantung tidak mampu memompa darah ke paru-paru sehingga
oksigen di paru-paru juga berkurang

4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa
memompa darah ke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat
penyempitan pembuluh darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yan dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di
dada dan di daerah perut khususnya ulu hati, tergantung mana yang
bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah.area infark
merangsang refleks vasofagal.

D. Komplikasi
Menurut (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014), manifestasi klinik
yang biasa terjadi pada kasus CAD meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul.
Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang
tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri.
Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah

5
kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai
beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupunnitrogliserin.
Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi
sensitivitas sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia,
ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat berupa
bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
3. Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung
tidak mampu memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru
juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa
memompa darah ke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat
penyempitan pembuluh darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada
dan di daerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana

6
yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area
infark merangsang refleks vasofagal
E. Pemeriksaan penunjang
1. Echo cardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi, bentuk dan ukuran
jantung melalui ultrasound dari bilik-bilik jantung. Selain itu pemeriksaan
ini juga dapat dilakukan untuk melihat fungsi dan kerja jantung, melihat
adanya thrombus pada bagian jantung, mengetahui kekuatan otot jantung
serta memeriksa kerusakan pada katup jantung.
2. Kateterisasi Jantung (Angiografi Koroner)
Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau
lebih kateter dimasukkan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk
mengecek aliran darah dan oksigen di berbagai ruang jantung. Saat
kateterisasi jantung, dapat juga dilakukan angiografi koroner menggunakan
pewarna khusus dalam pembuluh darah dan X-ray untuk menunjukkan
bagian dalam pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk mengkaji patensi
arteri koronaria dan mengetahui apakah terdapat gangguan atau
penyempitan pada arteri koroner pasien. Pemeriksaan ini juga dapat
dilakukan untuk menentukan terapi yang diperlukan mis. Percutaneus
transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau pembedahan bypass
koroner maupun Percutaneous Coronary Intervention (PCI) bila ada
aterosklerosis. (Smeltzer, Bare, & Hinkle, 2010).
3. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram mencerminkan aktivitas listrik jantung yang
disadap dari berbagia sudut pada permukaan kulit. Perubahan pada
elektrokardiografi secara konsisten akibat iskemia atau infark akan nampak
pada lead tertentu.
4. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah yang meliputi : profil lipid
(kolesterol total, trigliserida, dan lipoprotein)

7
5. Cardiac Stress Testing
Normalnya, arteri koroner akan berdilatasi sampai 4x dari diameter
normalnya untuk meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan
oksigen. Arteri yang tersumbat oleh plak akan menurunkan aliran darah ke
miokardium dan menyebabkan iskemik. Tes toleransi jantung yang terdiri
dari tes toleransi latihan (treadmill) dan tes toleransi pengobatan
(pharmacologic stress test) membantu untuk :
a. Mendiagnosis CAD
b. Membantu mendiagnosis penyebab nyeri dada
c. Menentukan kapasitas fungsional jantung setelah Infark Miokard atau
pembedahan jantung.
d. Mengakji efektivitas terapi pengobatan antiangina dan antidisritmia
e. Mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik
f. Membantu pengembangan program kesegaran jasmani.
Tes toleransi latihan (Treadmill) dilakukan dengan cara pasien berjalan
pada ban berjalan, sepeda statis, atau naik turun tangga. Elektroda EKG
dipasang pada pasien dan pencatatan dilakukan sebelum, selama dan
setelah tes. Tes toleransi pengobatan dilakukan pada pasien yang tidak
dapat melakukan aktivitas fisik atau treadmill. 2 agen vasodilatasi yaitu
dipyridamole (Persantine) dan adenosine (Adenocard), diberikan melalui
intravena untuk melihat efek dari dilatasi maksimal arteri koronaria.
(Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014)

8
F. Penatalaksanaan

Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung.


Yang palingumum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.Obat-obatan ini mengencerkan darah dan
mengurangi kemungkinan gumpalan darahterbentuk pada ujung arteri
jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resikoserangan jantung.
2. Beta-bloker (misalnya Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).Obat ini berfungsi
menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impulssimpatis ke
jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah,
danwaktu kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan
antara kebutuhanoksigen jantung dan jumlah oksigen yang tersedia.
3 .Nitrogliserin (misalnya Isosorbide Dinitrate).Obatan-obatan ini bekerja
membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkanaliran darah ke otot
jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksicepat,
Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah
lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (misalnya Enalapril, Perindopril)
andAngiotensin Receptor Blockers (misalnya Losartan, Valsartan).Obatan-
obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan
jugamembantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (misalnya Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin,Rosuvastatin).Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol
jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah), yang merupakan salah satu penyebab
umum untuk penyakit jantung koronerdini atau lanjut. (Alodokter, 2016).

9
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan
1. Aktivitas dan istirahat
- Gejala : riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras waktu
tidur, penurunan rentang gerak dari ekstrimiter pada salah satu bagian
tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
- Tanda : Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam
berjalan.
2. Eliminasi
- Gejala : Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
3. Integritas Ego
- Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah
pekerjaan, finansial keluarga.
- Tanda : Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang
terdekat
4. Neurosensori
- Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
- Tanda : Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania,
nyeri tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
5. Nyeri/kenyamanan
- Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat
defekasi, mengangkat kaki, atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada
hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara interminten;
nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan; kaku pada

10
leher (servikal). Terdengar adanya suara “krek” saat nyeri baru
timbul/saat trauma atau merasa “punggung patah”, keterbatasan untuk
mobilisasi/membungkuk kedepan
- Tanda : Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan cara berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang
terangkat pada bagian tubuh yang terkena, nyeri pada palpasi.
6. Keamanan
- Gejala : Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
7. Penyuluhan dan pembelajaran
- Gejala : Gaya hidup ; monoton atau hiperaktif
- Pertimbangan : DRG menunjukan rata-rata perawatan:10,8 hari
- Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan batuan transportasi,
perawatan diri dan penyelesaian tugas-tugas.

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)


2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

11
C. Intervensi keperawatan
DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi

Nyeri akut bd agen cedera NOC:  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
biologis (iskemia)  Kontrol nyeri lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,kualitas,
 Perfusi jaringan : intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
DS: kardiak  Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
- Keluhan tentang karakteristik  Status kenyamana : fisik ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
nyeri dapat berkomunikasi secara efektif.
DO: Setelah dilakukan tindakan  Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
- Ekspresi wajah meringis keperawatan mengetahui pengalam nyeri dan sampaikan
- Fokus menyempit selama….nyeri akut penerimaan pasien terhadap nyeri.
- Fokus pada diri sendiri teratasi dengan indikator :  Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap
- Perubahan posisi untuk  Angina tidak ada kualitas hidup pasien.
menghindari nyeri  Takikardia tidak ada  Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
- Putus asa  Tekanan darah dalam menurunkan atau memperberat nyeri.
- Sikap melindungi area nyeri batas normal

12
 Nyeri hilang atau tidak  Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab
ada nyeri, berapa lama nyeri dirasakan.
 Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan nyeri (kelelahan,
stres)
 Dorong istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.
 Ajarkan teknik non farmakologi (teknik relaksasi)
 Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan.

DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi

Intoleran aktivitas berhubungan NOC:  Monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan
dengan ketidakseimbangan  Status Jantung Paru emosional yang dialami pasien
antara suplai dan kebutuhan  Keefektifan pompa  Monitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan
oksigen jantung (takikardi, dispnea)

13
DS: Setelah dilakukan tindakan  Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/nyeri yang
- Ketidaknyamanan setelah keperawatan dialami pasien selama aktivitas
berkativitas selama….intoleransi  Buat batasan untuk aktivitas hiperaktif klien saat
DO: aktivitas teratasi dengan mengganggu yang lain atau dirinya sendiri
- Respon frekuensi jantung indikator :  Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi
abnormal terhadap aktivitas  Angina tidak ada (kebutuhan untuk membatasi aktiviatas)
- Perubahan EKG  Tekanan darah dalam  Batasi stimuli lingkungan yang mengganggu untuk
- Respons tekanan darah batas normal memfasilitasi relaksasi
abnormal terhadap aktivitas  Denyut nadi dalam  Tingkatkan tirah baring/ pembatasan kegiatan
batas normal  Monitor respon okseigen pasien saat perawatan maupun
perawatan diri secara mandiri
 Instruksikan pasien dan keluarga mengenai stres dan
koping intervensi untuk mengurangi kelelahan.

14
DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi

Ansietas berhubungan dengan NOC:  Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
ancaman kematian  Status kenyamanan  Tentukan apakah ada intervensi relaksasi di masa lalu
DS:  Tingkat kecemasan yang sudah memberikan manfaat
- Ketakutan  Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi
- Gelisah Setelah dilakukan dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang
- tindakan keperawatan nyaman jika memungkinkan
DO: selama…ansietas teratasi  Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman
- Gerakan ektra dengan indikator : dengan pakaian longgar dan mata tertutup
- Peningkatan tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital  Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang
- Nyeri dalam batas normal terjadi
 Kontrol cemas  Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
 Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
dan prognosis

15
 Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman
dan mengurangi ketakutan
 Lakukan usapan pada punggung/ leher dengan cara
yang tepat.

16
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. (2016). Mengenal Makna Prosedur CABG. Retrieved from Alodokter:
https://www.alodokter.com/mengenal-makna-prosedur-cabg

Bulechek, G. M., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia.
Singapore: Elsevier.

Institute for Quality and Efficiency in Health Care. (2017, July 27). Complication
of Coronary Artery Disease. Retrieved from PubMed Health:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheatlh/PMH0086330/

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-
surgical nursing (9 ed.). Missouri: Elsevier.

Mayo Clinic. (2017, August 4). Coronary Artery disease. Retrieved August 14,
2017, from Mayo clinic: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/dxc-20165314

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima
Bahasa Indonesia. Singapore: Elsevier.

NANDA International. (2016). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : RGC.

Ratini, M. (2018, January 7). Coronary Artery Disease. Retrieved from WebMD
Medical Reference: https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-
disease-coronary-artery-disease

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., & Hinkle, J. L. (2010). Textbook of medical-surgical


nursing (12 ed., Vol. 1). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

17
18

Anda mungkin juga menyukai