Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


“PENYAKIT JANTUNG KORONER”

Disusun Oleh:

1. Anggun Angriani
2. Agnes Pompo Tamala
3. Ananda Zahara Aulia
4. Windi Okdwi Delta Maulina

KELAS 2D
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU TA. 2021/2022

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada allah Swt. Karena atas rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang yang berjudul “Penyakit
Jantung Koroner” tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 1”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
1. Penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis merima kritik dan
saran, dari pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar.

Pekanbaru, 27 September 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1. Definisi.....................................................................................................................4
2.2. Etiologi.....................................................................................................................5
2.3. Manifestasi klinik....................................................................................................5
2.4. Patofisiologi dan WOC............................................................................................6
2.5. Komplikais...............................................................................................................7
2.6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan...............................................................7
2.7. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.........................................................................8
2.8. Konsep Askep..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karna
penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi
keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi
masalah baik dinegara maju maupun negara berkembang. Di USA setia tahunnya 550.000
orang meninggal karna penyakit ini. Dieropa diperhitungkan 20.000 – 40.000 orang dari 1
juta penduduk menderita PJK. Hasil surve Dapertement Kesehatan RI menyatakan prevalensi
PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an)
dalam dipastikan, kecenderungan penyebab kematian diindonesia bergeser dari penyakit
infeksi ke penyakit kardiovaskulas (antara lain PJK) dan degeneratif.
Tulisan ini hanya dibatasi pada pemahaman tentang status lipid dan keterkaitannya
dengan PJK sebagai faktor risiko tradisional. Disadari bahwa perkembangan mutakhir dalam
bidang penyakit jantung menemukan berbagai fakta-fakta baru tentang PJK. Namun ,
pengendalian faktor-faktor resiko tradisional, terutama Dislipidemia, Obesitas, Merokok, dan
Hipertensi masih cukup relefan dalam upaya menurunkan morbiditas dan mortalitas PJK dan
bencana Kardiovaskular lain.
Berbagai study Epidemiologoik menunjukan bahwa semakin tinggi kadar lipid dalam
darah maka semakin besar risiko terjadinya PJK. Oleh karena itu kontrol lipid darah, dan
pendalian kadar lipid darah hingga batas normal akan menekan risiko terjadinya penyakit
jantung koroner.

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui askep pada pasien jantung koroner (PJK).
2. Untuk mengetahui konsep penyakit jantung koroner (PJK).
3. Untuk mengetahui konsep askep penyakit jantung koroner (PJK).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Penyakit arteri Koroner (coronary Artery Disease) adalah penyakit yang ditandai
dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu
arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (atheroma atau plak) terbentuk
secara bertahap dan tersebar dipercabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang
mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung, proses penmbentukan atheroma
ini disebut aterosklerosis. (www.medicastore.com)
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarangpada
arteri sirromflex. (DepKes : 2001)
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit dimana tersumbatnya aliran pembuluh
darah koroner jantung akibat penimbunan zat lemak (arteriosclerosis) karena tidak cukupnya
suplai darah yang mengandung oksigen untuk menghidupkan jantung maka terjadi ancaman
otot jantung yang bisa menimbulkan kematian mendadak (Ronald H. Sitorus : 2006)
PJK ( Penyakit Jantung Koroner) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan O2
mikardium dengan suplai O2 yang disebabkan oleh proses anterosklerosis yang merupakan
klainan digeneratif (Sarwono Waspadji, 2002 : 1991).

2.2. Etiologi
Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasmes) arteri koronaria, tetapi
penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang
cukup sebagai pengganti.
2. Aterosklerosis , menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortisi takayasu,berbagai jenis arteritis
yang mengenai arteri coronaria, dll.

2.3. Manifestasi klinik


GejalaPJK :

2
1. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak
enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-
sengal, kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak
keringat.
2. Nyeri dada
Sakit dada kiri (angin) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada yang dirasakan
pasien juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk, terbakar, tertimpa benda berat, disayat,
panas. Nyeri dada dirasakan di dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di uluh hati,
dada kanan, nyeri dada yang menembus punggung, bahkan ke rahang dan leher.
1. Jantung berdebar (denyut nadi cepat).
2. Keringat dingin
3. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya, perasaan mau
mati saja.
4. Tekanan darah rendah atau stroke.
5. Dalam kondisi sakit :
Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang dibagian atas dan tengah sampai
ketelapak tangan terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang.
Tanda PJK :
1. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika
kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak
yang disebut xantoma didalam tendo (urat daging) dan didalam kulit.
2. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38o C
3. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
4. Muka pucat pasi
5. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
6. Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)
7. Sesak nafas
8. Cemas dan gelisah
9. Pingsan

2.4. Patofisiologi dan WOC


Bila terlalu banyak mengkomsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar
kolesterol dalam darah akan disimpan didalam lapisan dinding pembulu darah arteri, yang

3
disebut sebagai plak atau atheroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol
sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol kedalam hari, sehingga mengurangi
penumpukan kolesterol didalam dinding pembulu darah). Atheroma berisi bahan lembut
seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan
sel-sel jaringan ikat.
Apakah makin lam plak terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada
dinding pembulu darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian
ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya arterom pada dinding arteri, berisi kolesterol
dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada
dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila arteroma yang terbentuk semakin
tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat
menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suphi zat-zat
penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri
koronaria yang berfungsi mensuphi darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium),
maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut
sebagai infark miokard).
Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala
berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angin pectoris). Keadaan ini yang disebut
sebagai penyakit jantung koroner (PJK).

2.5. Komplikais
Komplikasi penyakit jantung koroner merupakan segala gangguan medis lainnya yang
diakibatkan karena seseorang mengidap penyakit jantung koroner, dari beberapa
kompliakasi yang terjadi bisa disebut bahwa komplikasi penyakit jantung koroner semuanya
memang sangat berbahaya dan bisa menjadi sangat mematikan oleh karnanya bagi penderita
penyakit jantung koroner harus benar-benar mendapatkan pertolongan medis yang intensif
jika dimungkinkan anda dapat mencoba obat herbal jantung koroner yang telah terbukti
banyak membantu atau menyembuhkan penderita penyakit jantung koroner.
Penyakit komplikasi penyakit yang timbul dari adanya suatu penyakit pada tubuh kita
dan menimbulkan penyakit-penyakit baru seperti penyakit maag yang menimbulnya
penyakit liver arau hati kemudian yang berubah menjadi serosis atau kolesterol yang tinggi
yang bisa menyebabkan penyakit jantung dan lain-lain atau contoh lain darah tinggi yang
kemudia berubah menjadi stroke dll.

4
2.6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
menurut UPT-Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah :
Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan karena
kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikan kolesterol-LDL, maka masukan
zat gizi inin harus dikurangi kalori kelebihan menaikan LDL trigliserida-VLDL, serta
menurunkan HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting.

1. Berhenti merokok, sebab merokok menurunkan kadar HDL.


2. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol
dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
3. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadal LDL-
kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol.
4. Mengkonsumsi menurun kadar lemak (jika perlu).
5. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita peningkatan
trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung atas komposisi estrogen-
progesteron pil kontraseksi oral dengan dominan progestin bisa menurunkan HDL.
6. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam upaya
pengendalian faktor-faktor resiko PJK, dimana obat-obat tersebut relatif lebih
murah. Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan oksidatif LDL dapat
dihambat dengan memberi antioksidan, misalnya vitamin, yang larut dalam lemak
(Vitamin A, Vitamin E dan beta-karoten), Vitamin C dan probukal. Beberapa
penelitian telah membuktikan menfaat Vitamin E bilia dipakai dengan tujuan
pencegahan primer, yaitu menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang
tua.

2.7. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik


Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemerksaan dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang
infasif sifatnnya .
a. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktivitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram atau ekg adalah
pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya pjk dengan pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui apakah ada sudah ada tanda tandanya dapat berupa serangan jantung

5
terdahulu penyempitan atau serangan jantung yang berarti yang masing masing
memberikan gambaran yang berbeda
b. Foto rongen dada
Dari foto rongen dokter dapat menilai ukuran jantung, ada tidak nya pembesaran
disamping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada coroner tidak dapat dilihat
dalam foto rontgen ini dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah
berada pada pjk lanjut. Mungkin saja pjk lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.
Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar
c. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigeliserida sebagai factor resiko. Dari pemeriksaan
darah juga diketahui ada tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim
jantung.
d. Bila dari semu pemeriksaan diatas diagnosa pjk belum berhasil di tegakan, biasanya dokter
jantung kardiologis akan merekomendasikan dilakukan tredmill.
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic pjk. Berupa ban berjalan serupa dengan
alat olahraga umumnya. Namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam ekg. Prinsip
nya adalah merekam aktivitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran
ekg saat aktivitas, yang memberi petunjuk adanya pjk hal ini disebabkan karena jantung
mempunya tenga resap, yang memberi petunjuk adanya pjk hal ini disebabkan karena
jantung mempunyai tenaga resap, sehingga pada keadaan istirahat gambaran ekg tnpak
normal.
Dari hasil tredmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita pjk. Memang tidak
100% larna pemeriksaan dengan tredmill ini sensitifnya hanya sekitar 85% pada pria
sedangkan untuk wanita hanya 72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar
16%. Artinya dari 100 org pria penderita pjk yang terbukti benar nya hanya 84 orang.
Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung
e. Karakteristik jantung
Pemerikaan ini dilakukan dengan memasukkan karakter semacam selang seukuran ujung
lidi selang ini dimasukkan lngsung ke pembuluh nadi (arteri). Bias melaui pangkal paha,
lipatan lengan atau melalui pembuluh darah dilengan bawah kateter didorong dengan
tuntuna alat rontgen langsung ke muara pembuluh coroner. Setelah tepat dilubangnnya
kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh coroner yang dimaksud.
Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada
penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat

6
pada satu pembuluh coroner. Bias juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh kororner.
Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini dapat ditenukan penangan lebih lanjut. Apakah
pasien cukup hanya dengan obat saja, disamping dicegah atau mengendalikan bourgeosis
resiko. Atau mungkin memerlukan intervens yang dikenal dengan balon. Banyak juga
menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi saat ini disamping dibalon dapat pula
dipasang stent, semacam penyangga seperti cicin atau goring-goreng yang berguna untuk
mencegah kembali penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obataan, dibalon dengan
atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah tintas coroner. (carko, 2009)

2.8. Konsep Askep


1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Lokasi nyeri ( menyebar kebagian yang mana )
2. Dada terasa berat, kencang seperti diperas
3. Awitan dan lamanya nyeri
4. Fakto-faktor pencetus nyeri :kegiatan, panas, dingin, stress, maknan (banyak
lemak).
5. Factor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin
6. Data sybyektif :
Apabila nyeri amina sedang dialami pasien, maka focus perawat adalah
tingkah laku pasien seperti cemas , ketakutan memegang dada, dismping itu
perwat juga perlu melihat tanda tanda fital dan perubhan irama jantung
b. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin didapatkkan
tachycardia dan dispenea pada saat beristiraht atau pada saat beristirahat )
c. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi,
diabetes mellitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin
normal atau terhambatnya capilari refil time, distritmia. Suar jantung, suara
jantung tambahan s3 atau s4 mungkin mencerminkan terjadinya kegegalan
jantung / vertical kehilangan kontraktilitasnya mungkin jika ada memungkinkan
akibat dari insuvisensi katup atau muskuluspapiluris yang tidak berfungsi
berfungsi hearrate mungkin meningkatkkan atau mengalami penurunan (tachy
atau bradi cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal fidemak

7
jubular vena distension, adema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan
gagal jantung warna kulit mungkun pucat baik di bibir dan dikuku.
d. Pemeriksaan penunjang
Wholebloodcell
Leukostosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan
Analisa gas darah
Menunjukkan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis atau akut.
Kolestrol atau trigiserit
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteries klerosis
Chaestxray
Mungkin normal adanya kardiomegali , chf, atau aneurisma ventrikiler
Echocardiogram
Mungkin harus dilakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas pada
jantung
Exeercise stress tes
Menunjukkan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress atau aktivitas
2. Diagnosis keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemih jaringan jantung atau
sumbatan pada arteri koronaria
2. Intoleransi aktifitasberhubungan ketidakseimbangan Antara suplay dan kebutuhan
oksigen, adanya jaringan neckrotik atau iskemih pada miokard.
3. Resiko terjadinya penurunan kardine out put berhubungan dengan perubahan
dalam rate, irame, konduksi jantung menurunnya preloat atau peningkatan
SVR,Miokardial infark
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan tekanan darah
hypovolemia
5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan exces berhubungan dengan
penurunan perfusi organ ( rena), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma
protein
3. Perencanaan keperawatan
a. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien diharapkan mampu menunjukkan
adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukkan adanya penurunan dan tekakan
berelaksasi

8
b. Intervensi dan rasional
1. Ganguan dan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemih jaringan
jantung sumbatan pada arteri koronaria

Intervensi rasional

1. Monitor dan kaji karateristik dan lokasi nyeri


1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat
evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina
tak stabil angina stabil biasanya terjadi 3 sampai
5 menit sementara angina tidak stabil dapat
berakhir lebih dari 45 menit
2. Monitor tanda tanda fital (tekanan darah nadi
repirasi kesadaran.)
2. TD dapat meningkat secara berhubungan dengan
ransangan simpatis, kemudian turun bila curah
jantung kemudian turun bila curah jantung dipenuhi
takikardi juga terjadi pada respon terhadap
ransangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai
konpensasi bila curah jantung turun
3. Anjurkan pada pasien agar melaporkan bila terjadi
nyeri dada
4. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat meransang
system saraf simpatis untuk mengeluarkan sebagian
besar norepinefrin yang meningkatkan agregasi
trombosit dan mengeluarkan thromboxane A2. Ini
fasokontriksi koten yang menyebabkan spasme
arteri coroner yang dapat mencetus, dan
mengkomplikasi dan memperlama nyeri. Nyeri tak
bisa ditahan menyebabkan fasogal, menurukan td
dan tekanan jantung
5. Ciptakan suasana tenang dan nyaman
6. Stress mental atau emosi meningkatkan kinerja

9
miokard
7. Ajarkan dan anjurkan pada pasien ubtuk melakukan
teknik relaksasi
8. Teknik relaksasi dengan nafas dalam dapat
mengurasi rasa nyeri
9. Kolaborasi dalam: pemberian oksigen dan obat
obatan (beta bloker, anti amina, analgesic)
1. Oksigen bermanfaat untuk meningkatkan
persediaan oksigen untuk kebutuhan miokard
atau iskemia
2. Ukur tanda fital sebelum dan sesudah dilakukan
pengobatan narkosa
10. Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit.
Alat evaluasi keefektifan interfensi dan dapat
menunjukkan kebutuhan perubahan program
pengobatan

11. Inteloransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen


adanya yang nekrotik dan eskemi pada miokard
Tujuan setelah dilakukan tidakan keperawatan klien menunjukkan peringatan
kesempatan dalam melakukan aktifitas (tekanan darah , nadi, irama dalam batas tidak
adanya angina.

intervensi rasional

1. Catat irama jantung , tekanan darah 1. Untuk memonitori kodisi pasien


nadi sebelum, selama dan sesudah 2. Agar kerja jantung tidak berat
2. Anjurkan pasien agar lebih banyak sehingga jantung dapat relaksasi
beristirahat terlebih dahulu 3. Agar pembuluh darah tidak
3. Anjurkan pada pasien agar tidak mengalami vasokontriksi yang
neden pada saat buang air besar menyebabkan kerja jantung
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap meningkat
tahap aktivitas yang boleh dilakukan 4. Agar pasien mengahui apasaja

10
oleh pasien aktivitas yang tidak boleh dilakukan

5. Terjadinya penurunan cardiokouput berhungan dengan perubahan dalam rute, irama,


konduksi jantung, menurunnya preloat atau peningkatan SVR, myocardial, infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama dilakukan tindakan
keperawatan

intervensi Rasional

1. Dilakukan pengukuran tekanan darah 1. Takicardi dapat terjadi karena


(bandingkan kedua lengan pada posisi nyeri, cemas, hipoksemia dan
berdiri duduk dan tiduran jika menurunnya curah jantung
memungkinkan ) perubahan juga terjadi pada td
2. Catat warna kulit dan kualitas nadi (hipo atau hiper) karna respon
3. Auskultasi suara nafas dan catat jantung
perkembangan dari adanya s3 dan s4 2. Sirkulasi verifer turun jika curah
4. Damping pasien pada saat melakukan jantung turun. Membuat kulit
aktivitas pucat atau warna abu abu dan
5. Kolaborasi dalam pemeriksaan serial ecg, menurunnya kekuatan nadi
foto torac, pemberian obat obatan anti 3. S3, s4 dan creackleas terjadi
distritmia karena dekopensasi jantung atau
beberapa obat penyakit beta
4. Penghematan energy membantu
menurunkan beban jantung
5. Untuk hasil penunjang dan
pengobatan lebih lanjut

6. Resiko terjadinya penurunan ferfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan


darah hipofelmia
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadinya penurunan perfusi
jaringan

11
Intervensi Rasional

1. Kaji adanya perubahan kesadaran 1. Untuk mengevaluasi kondisi pasien


2. Inveksi adanya pucat, cyanosis kulit 2. Untuk mengetahui kondisi tugor
yang dingin dan penurunan kualitas pasien
nadi perilel 3. Untuk mendeteksi adanya komplikasi
3. Kaji adanya tanda hoomans (point in 4. Untuk mengevaluasi irama nafas
calfondersoflextion), eritemarythema, pasien
edema 5. Untuk mendeteksi terjadinya kontifasi
4. Kaji respirasi (irama dalam dan usaha 6. Untuk mengetahui belence cairan
pernafasan tubuh
5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising 7. Untuk mendeteksi adanya krusakan di
usus abdominal distensi contipasi ginjal
6. Monitor intaxe dan outfot
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan
ABG,BUN, serum seratinin dan
elektrolit

8. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan exses berhubungan dengan penurunan


perkusi organic (renal, peningkatan retensi natrium,penurunan plasma protein.
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan didalam tubuh klien selama dalam perawatan

intervensi rasional

1. Kaji adanya jugular vein ditension Untuk mengidentifikasi terjadinya jugular


peningkatan terjadi endema vein distension
2. Ukur intex dan outpot (belence
Untuk mengetahui belence cairan didalam
cairan)
tubuh
3. Kaji berat badan setiap hari
4. Sajikan makanan dengan diet rendah Untuk mengetahui pasien kurang gizi atau
garam tidak

5. Kolaborasi dalam pemberian Agar pasien tdk mengalami hipertensi


deuritika
Agar cairan berlebih dalam tubuh dapat

12
keluar dari tubuh

DAFTAR PUSTAKA
https://thegorbalsla.com/pengertian-pancasila/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
Dewantara, W.2019..Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. W. (2017). Alangkah hebatnya negara gotong royong: Indonesia dalam
kacamata Soekarno. PT Kanisius.
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
https://edukasismn.blogspot.com/2017/11/hubungan-pancasila-dan-agama-dalam.html?=1
http://grabag-grabug.blogspot.com/2010/03/uud-1945-pasal-28-e.html?
showComment=142269626049&m=1#c8721940697919729187
https://m.liputan6.com/news/read/3547257/moeldoko-hubungan-agama-dan-pancasilasaling-
menguatkan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://www.isomwebs.com/2012/makalah-perbandingan-ideologi-pancasila-dan-komunis/
http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html
http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia

13

Anda mungkin juga menyukai