Anda di halaman 1dari 24

PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK (ISCHAEMIC HEART DISEASE)

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tersebut
Dosen Pengampu: Nama Dosen

LOGO KAMPUS

Disusun Oleh:
NAMA LENGKAP
NIM: ?

PROGRAM STUDI SEBUTKAN JURUSAN


NAMA KAMPUS
1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Penyakit Jantung Iskemik (Ischaemic Heart Disease)” ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasul-Nya yaitu

Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan suri tauladan yang sangat terpuji

sehingga pantas menjadi panutan ummatnya.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam

meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan para pembaca khususnya penulis.

Namun terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran, kritik, dan

usulan yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya yang

lebih baik.

05 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................1

BAB II PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK (ISCHAEMIC HEART


DISEASE)...............................................................................................................2
BAB III PENUTUPAN.......................................................................................18

A. Kesimpulan.....................................................................................................18

B. Saran...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu kondisi
kesehatan yang serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan orang
di seluruh dunia.Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung
iskemik mempengaruhi orang-orang dari setiap jenis kelamin dan ras, dan sering
terjadi sebelum seseorang berumur 20 tahun serta disebabkan oleh sejumlah faktor
resiko.
Maka berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik menyusun makalah
dengan judul, “Penyakit Jantung Iskemik (Ischaemic Heart Disease)”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan penyebab Ischemic Heart Disease?
2. Bagaimana perubahan patologi, gejala dan komplikasi Ischemic Heart
Disease?
3. Bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic
Heart Disease?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pengertian dan penyebab Ischemic
Heart Disease.
2. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi Ischemic Heart
Disease.
3. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic
Heart Disease.

1
BAB II

PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK (ISCHAEMIC HEART DISEASE)

Pengertian Ischemic Heart Disease (Penyakit Jantung Iskemik)

Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah


suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh
arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung.Karena sumbatan ini, terjadi
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga fungsinya
terganggu.

Penyakit jantung Iskemik atau Ischaemic Heart Disease (IHD)


adalah keadaan  berkurangnya pasokan darah pada otot jantung , biasanya
karena penyakit arteri koroner ( aterosklerosis dari arteri koroner ).

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi,


yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
miokard. Penyebab paling umum iskemia miokard adalah aterosklerosis.
Keberadaan aterosklerosis menyebabkan penyempitan pada lumen pembuluh
arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen miokard berkurang.
Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard
meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis
aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan
angina pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis
miokard dan pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark
miokard (Isselbacher, 2000).

a.  Epidemologi
Insiden PJK cenderung lebih tinggi pada laki-laki. Menurut BHF statistik
2010 (BHF 2010), setiap tahun 44.000 wanita di Inggris memiliki MI. Serapan
dari rehabilitasi jantung kalangan perempuan lebih sedikit. Ketika perempuan

2
mengikuti program rehabilitasi jantung, hasil yang sama baiknya, atau lebih baik
dari laki-laki. Kebutuhan mereka mungkin lebih besar karena mereka menderita
kerugian yang lebih besar dalam kaitannya untuk kembali bekerja, aktivitas dan
seksualitas dan tingkat pengalaman kecemasan tinggi dan depresi. Informasi lebih
lanjut spesifik gender, program individual dan fleksibel dan lingkungan yang
sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik ini.

Insiden PJK jauh lebih tinggi di beberapa etnis masyarakat ( mis. Asia
Selatan ). Telah dikemukakan bahwa orang-orang dari etnis minoritas cenderung
bergabung dengan program rehabilitasi jantung . Ketika merencanakan strategi
untuk rehabilitasi bagi etnis kelompok, heterogenitas dan budaya serta bahasa
kebutuhan harus diakui kelompok. Ketika perubahan perilaku diperlukan sangat
penting bahwa pesan dipahami dengan jelas. Pengetahuan tentang pengaruh
budaya pada fisik aktivitas dan diet praktek akan bermanfaat bagipasien.
Demikian pula, kesadaran materi pendidikan kesehatan dalam bahasa yang tepat
dapat meningkatkan kualitas layanan .Ini akan membantu untuk melibatkan para
profesional kesehatan dari latar belakang budaya yang sama untuk
mengembangkan dan mengevaluasi kemajuan.

b. Etiologi IHD

Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah berkurangnya pemasukan


darah pada otot jantung yang disebabkan kareana penyumbatan oleh thrombus
pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah dekat aterosklerotik. Lebih
umum laki-laki dari wanita , usia 45 thn tapi usia muda juga bisa terjadi . Arteri
Coronary kiri lebih sering dari kanan menyebabkan suplay darah ke ventrikel
kiri , apex , septum interventrikular dan anterior surface atrium berkurang.

Riwayat kesehatan membedakan antara penyebab lain untuk sakit dada


(seperti dispepsia, nyeri muskuloskeletal, emboli paru ). Sebagai bagian dari
penilaian dari tiga presentasi utama IHD, faktor risiko ditangani. Ini adalah
penyebab utama dari aterosklerosis (proses penyakit yang mendasari IHD):

3
umur, jenis kelamin laki-laki, hyperlipidaemia (tinggi kolesterol dan lemak
tinggi dalam darah), merokok , hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes , dan
sejarah keluarga.

Perubahan Patologi

1) Sudden Occlusion

Embolus atau thrombus besar menyumbat arteri coronary kiri maka


myocardium ventrikel kiri tidak mampu memompa darah dengan kuat untuk
mempertahanakan sistim sirkulasi sehingga terjadi suplay darah ke Otak dan
pusat vital di otak sehingga otak tidak sadar dan mati . Kematian dalam 2
menit - 2 jam sangat tinggi pada kondisi ini . Harapan hidup bila blok hanya
pada arteri kecil dan jantung dapat sembuh berfungsi kembali tergantung derjat
kerusakan . Hypertropi otot jantung akan dapat mempertahankan tekanan darah.

2) Gradual Occlusion
Jika terjadi sirkulasi kollateral dan fungsi jantung akan tetap normal dalam
waktu lama .Jika collaeral sirkulasi tidak terjadi, otot jantung akan hypertropi
untuk kompensasi tapi kadang tjd gagal jantung. Pasien akan mengalami
episode; Nyeri Chest Hebat atau kollaps ringan hasil pemeriksaan akan ditemukan
ada Block pada arteri. Coronary artery Grafting dilaukan akan dapat merubah
harapan hidup yang baik.

Tanda dan gejala Ischemic Heart Disease


1. Pain
a. Angina Pectoris; Nyeri di retrosternal atau ke anterior chest Radiasi
ke kedua lengan, tapi lebih sering lengan kiri (Miller ,1972). Nyeri seperti
tertekan dan teremas oleh berat oleh aktivitas fisik berat, ringan bila Rest,
dan suplay darah jelek menyebabkan akumulasi metabolisme
menstimulasi Nerve Ending sekitar Myocardium dan nyeri paru2 seperti
disayat silet.

4
b. Nyeri Myocardial Infarction; lebih berat dan terasa lama tetapi distribusi
dan kualitas idem Angina Pektoris. Depolarisasi adalah menurunnya
elektronegatifitas bagian dalam sel artinya bagian dalam sel menjadi lebih
positif.
 Repolarisasi adalah kembalinya membran potensial ke nilai yang
lebih negatif setelah depolarisasi yaitu menuju potensial istirahat.
 Hiperpolarisasi adalah meningkatnya potensial dalam sel yaitu menjadi
lebih negatif menjadi ebih potensial istirahat.

2. Dyspnea
Dispnea adalah istilah kedokteran untuk kondisi sesak. Pada orang
sehat, pernapasan adalah aktivitas refleks, artinya pernapasan adalah aktivitas
tidak sadar. Tidak diperlukan perintah khusus dari otak untuk melakukan aktivitas
bernapas. Sebaiknya, sesak napas diartikan sebagai kondisi di mana dibutuhkan
usaha berlebih untuk bernapas dan aktivitas bernapas menjadi aktivitas sadar.
Sesak napas saat aktivitas berat dan sesudahnya dan saat Rest bila ada Udema
Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa Lying kerena adanya gaya gravitasi yg
menyebabkan darah kembali ke jantung lebih banyak sehingga akan menyebabkan
sesak nafas (menamba beban pada Jantung yang mengalami gangguan), akibat
organ abdomen menekan diaphragma meningkatnya udema dan congestion paru.
Dyspnoe bisa juga akibat anoksia jaringan = kekurangan darah pada jaringan
akibat kurangnya suplay darah dari jantung.

3. Perubahan warna kulit


 Kulit: keabu-abuan, pucat, biru khususnya muka
 Kebiruan indikasi syanosis perifer akibat meningkatnya CO2 
darah oleh menurunnya Cardiac Output
 Pucat / keabu-abuan kerena suplay darah arteri jelek /kurang.

5
4. Berkeringat
Utamanya tangan dan muka kerena reaksi sist. saraf sympathetic. Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berlawanan dgn sistem saraf simpatik.
Salah satu fungsi saraf parasimpatik adalah memperlebar pembuluh darah,
mempercepat proses pencernaan dan mempercepat sekresi yang memicu
seseorang untuk berkeringat.
Dilihat dari cara kerjanya, sistem saraf simpatik merangsang kerja otot,
sedangkan sistem safar parasimpatik menghambat kerja organ.

5. POLS (denyut nadi) DN normal = 70-80 denyutan/ menit

Pemeriksaannya diraba pada arteri radialis , carotis, dan dorsum pedis.


Bradycardia = (DN di bawah normal) danTachycardia = (DN di atas normal )
  Palpasi lemah, irregular, hilang atau tidak teraba akibat berkurangnya
Cardiac output adalah Jumlah darah yang dipompa keluar jantung dalam satu
menit .Pols kurang 40 X /menit bisa terjadi pada Heart Block .

6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark
akibat proses nekrosis pada Myocardium.

7. Pericardial Rub
Bunyi jantung normal, jika didengarkan suaranya seperti “lup-dup” yang
berulang. Jika terjadi infark pada Pericardium (stetoskop) akibat inflamasi
pada permukaan  pericardium saling bergesekan (friction rub) yang menandakan
adanya peradangan pada perikardium. Selain itu, ada juga bunyi yang disebut
bunyi “murmur jantung”  yang menandakan adanya kelainan karena katup jantung
tidak menutup dengan benar. Ada juga bunyi jantung yang disebut “gallop”
yakni ketika bunyi jantung terdengar seperti bunyi derap langkah kuda, kerap
berkaitan dengan kondisi gagal jantung.

6
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal
jantung ½ lebar chest keatas).

9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal
dimana cairan berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh seperti:
ankle, Feet atau area sacral.

10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion
(penyumbata) sirkulasi pulmonalis yang menyebabkan ketegangan pembuluh
darah.

11. Cerebral Symptoms


 Anoxia Cerebral: menimbulkan pusing / pingsan kadang suka marah dan
depressi.
 Cardiac Syncope: hilangnya kesadaran tiba-tiba akibat menurunnya suplay
darah ke cerebral.

12. Abdominal Symptoms


Congestion vena, anoxia dan kurangnya suplay darah arteri ke organ
abdomen dapat enimbulkan nausia (mual) muntah(emesis), indegestion (ggn.
Pencernaan) dan Constipation adalah susah BAB.

13. Perubahan Gas Darah


Menurunnya O2 dan meningkatnya CO2 dalam darah mengakibat
menurunnya pergantian udara di sirkulasi pulmonalis dan meningkatnya
pergantian udara di sirkulasi sistemik akibat aliran darah lambat. Asfiksi adalah
gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan paru-paru yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringa tubuh.

7
14.  Gangguan Kecepatan dan Irama Jantung

Diketahui dengan ECG/EKG terjadi gangguan IHD oleh; Heart Block,


Ventricular Tachycardia, Extrasystole atau Ventricular Fibbrillation.

Segmen ST dan Gelombang T pada Iskemia Miokard


Iskemia miokard akan memperlambat proses repolarisasi, sehingga
pada EKG dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan gelombang T
(inversi) tergantung beratnya iskemia serta waktu pengambilan EKG. Spesifitas
perubahan segmen ST pada iskemia tergantung morfologinya.

EKG pada Injure Miokard


Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna,
secara elektrik lebih bermuatan positif dibanding daerah yang tidak mengalami
injuri dan pada EKG terdapat gambaran elevasi segmen ST pada sandapan yang
berhadapan dengan lokasi injuri. Elevasi segmen ST bermakna jika elevasi > 1mm
pada sandapan ekstremitas dan >2mm pada sandapan prekordial di dua atau lebih
sandapan yang menghadap daerah anatomi jantung yang sama. Perubahan segmen
ST, gelombang T dan kompleks QRS pada injuri dan infark mempunyai
karakteristik tertentu sesuai waktu dan kejadian selama infark. Aneurisma

8
ventrikel harus dipikirkan jika elevasi segmen ST menetap beberapa bulan setelah
infark miokard.

EKG pada Infark Miokard


Infark miokard terjadi jika aliran arah ke otot jantung terhenti atau tiba-
tiba menurun sehingga sel otot jantung mati. Sel infark yang tidak berfungsi
tersebut tidak mempunyai respon stimulus listrik sehingga arah arus yang
menuju daerah infark akan meninggalkan daerah yang nekrosis tersebut dan
pada EKG memberikan gambaran defleksi negatif berupa gelombang Q
patologis dengan syarat durasi gelombang Q lebih dari 0,04 detik dan dalamnya
harus minimal sepertiga tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama.

9
15. Asma Cardiac

LVF menimbulkan Congestion pulmonal sehingga meningkatkan tekanan


dalam kapiler pulmonary maka cairan masuk alveoli mengakibatkan pulmonary
Oedema. Terjadi pernafasan jelek (sesak nafas) pada malam hari, pasien bangun
karena sesak nafas dan merasa lemas dan dengan sputum berbusa atau
kemerahan.

Komplikasi

a) Gangguan Irama Jantung

Tiap area infark otot jantung menyebabkan tidak aktif kontraksi dan
konduksi impuls, menyebabkan gangguan transmisi halus kontraksi melalui
atrium dan otot ventrikel Arrhythmias.

b) Heart Block
Arteri coronary mensuplay septum intervetrikucular , atrium dan ventricular
dan infark dapat terjadi ditempat tersebut. Impuls melalui jaringan otot atrium
kanan dari SA-Node ke AV-Node jika mengalami infark baik sebagian atau
komplit . Impuls yg ditransmisi oleh atrioventricular bundle dapat terganggu oleh
infark septum interventricular. Gangguan transmisi Impuls diketahui sebagai ;
heart block. Kontraksi Ventrikel dan Atrium bebas dan kontrol SA-Node
terhambat.

c) Heart Rupture
Jika infark berat dan luas area otot jantung yg Fibrosis mengakibatkan
jaringan bisa Rupture oleh; tekanan darah. Di manadapat terjadi 2 minggu post
Infark;

1) Kompensasi dan gagal jantung

10
Jantung menyimpan cadangan tenaga besar yang tidak digunakan
saat normal . Jantung sehat kelelahan sistim muskuloskeletal akan rest
sebelum jantung mengalami stress kuat. Jika jantung sakit maka tensi
turun sehingga beberapa tenaga cadangan kanan digunakan sehingga
tekanan darah baik dan terjadi kompensasi. Kompensasi adalah relatif
pada kondisi jantung berat kompensasi mungkin dengan lying tapi tidak
dengan sitting akibat yang ditimbulakan ringan akibat kompensasi sitting
begitu pula tidak dengan standing. Coronary arteri disease dan
Myocardium Infarction terjadi kompensasi dengan Hyperthropy otot
jantung . Jadi jika tenaga cadangan telah digunakan dan kompensasi
tidak mampu maka jantung akan gagal.

2) Cardiac failure

 Pada fase akut di mana Jantung tiba-tiba tidak mampu


mempertahankan sirkulasi, akan terjadi bila; arteri tiba-tiba
tersumbat, tekanan darah menurun akibat Tahanan perifer atau
pendarahan.

 Kronik di mana proses bertahap terjadi kompensasi di mana


jantung bertahap tidak mampu mempertahankan sirkulasi. Jika
A.Coroner kiri sakit maka fungsi Ventrikel kiri terganggu dan Left
Ventricular Failure (LVF) . Keduanya (ka dan ki) bisa terjadi
melalui sistim sirkulasi. Jika Venrikel kiri gagal memompa semua
darah maka Atrium kiri tidak kosong maksimal tekanan balik ke
Vena Pulmonalis sehingga terjadi Congestion sirkulasi Pulmonalis
ke arteri Pulmanalis dan Ventrikel kanan lalu ke atrium kanan lalu
kembali ke srkulasi sistemik. Berahap nutrisi berkurang ke
jaringan, cairan berkumpul di kaki, ankle, dan paru-paru.

d) Congestive cardiac failure


Adalah di mana terjadinya gagal kedua ventrikel yaitu ventrikel kanan
lebih sering sekunder dari ventrikel kiri.

11
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada IHD
I. Anamnesis
a. Anamnesis umum
Nama : Mr.X
Umur : 47 thn
JK : Laki-laki Pekerjaan : Karyawan Industri Alamat : Jln.Paccerakkang
Hoby : Memancing
b. Anamnesis khusus
 Keluahan utama : Nyeri dada
 Lokasi keluhan : Dada kiri
 Faktor yg memperberat : Saat aktivitas berat dan lama
 Faktor memperingan : Saat beristirahat
 RPP : 2 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri dada
kiri setelah memancing dan mengangkat hasil pancingan.

II. Inspeksi
Statis:
 Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring lama.
 Wajah pasien terlihat pucat.
 Belum terjadi gangguan postur.
 Pasien tampak berkeringat
Dinamis:
 Kesadaran pasien menurun dan pasien merasa mual.
 Pola nafas pasien tidak teratur.

III. Pemeriksaan Khusus


a. Vital sign
 TD : 90/70 mmHg
 DN : 40x/Menit
 P : 28x/Menit

12
 Suhu : 38° C
b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur, yaitu nafas pendek dan sulit (Dyspnea).

IV. Pemeriksaan Spesifik


1. Mobilitas thorax (chest)
 Upper Lobus : 2 cm
 Middle Lobus : 1 cm
 Lower Lobus : 1 cm
(Hasil : Terjadi gangguan expansi Thorax)
2. Pemeriksaan Nyeri dinding dada
(Hasil: Rasa nyeri terdapat pada dada sebelah kiri)
3. Perkusi
(Hasil: Terdengar bunyi dull pada segmen apical anterior upper lobus kiri
yang menandakan adanya zat padat ataupun cairan pada paru-paru)
4. Aulkultasi
Hasil: Terdengar bunyi Wheezing pada segmen apical anterior upper lobus
kiri yang merupakan suara pernapasan yang berfrekuensi tinggi dan nyaring,
dimana terdengar di akhir ekspirasi / saat mengembuskan napas. Terjadi
apabila ada penyempitan saluran pernapasan bahgian ujung / dalam.

V. Pemeriksaan Tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang
konveks dan diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi
lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
 Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkatHal ini
terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke
dalam aliran darah. Normal 0-1 mU/mL.
 SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)Nomal kurang dari

13
12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
 LDH (Lactic De-Hydrogenase)Normal kurang dari 195 mU/mL.
kadar enzim biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.
c. Pemeriksaan lain: Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan
kadang Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi: Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology: Pembesaran dari jantung.
f.
VI. Diagnosis Fisioterapi
“Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik” 

VII. Problematik Fisioterapi


 Adanya nyeri dinding dada sebelah kiri
 Adanya sesak nafas dan pola nafas abnormal
 Adanya penurunan mobilitas Thorax
 Adanya akumulasi sekresi paru-paru

VIII. Rencana/Program Fisioterapi


A. Tujuan Fisioterapi
1. Mengurangi nyeri dinding dada sebelah kiri
2. Mengurangi sesak nafas
3. Meningkatkan mobilitas Thorax
4. Mengeluarkan sekresi paru-paru.

B. Intervensi Fisioterapi
1. Rileksasi
Posisi Pasien: Lying Or Half Lying
Teknik :
 Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop.
 Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks Jari-jari
luruskan, menekan Bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan.

14
 Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit.
Jika Rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu Recovery
dan meringankan beban kerja Jantung .

2. Breathing Exercise (Anterior Basal Expansion dg Pola Normal ; 3 X)


Posisi pasien: Sitting atau supine lying.
Teknik :
 Letakkan kedua telapak tangan terapis disisi lateral kanan dan kiri di area
lower thorax (costa) agar pasien focus pada area gerakan yang terjadi
selama inspirasi.
 Anjurkan pasien untuk ekspirasi. Saat pasien ekspirasi kedua telapak
tangan memberi penekanan ringan mengikuti gerakan dinding dada
kedalam dan kebawah.
 Sebelum inspirasi atau pada akhir ekspirasi lalukan penekanan kuat cepat
kemudian lepaskan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kontraksi otot
intercostalis external bergerak keluar dan keatas dari dinding dada atau
lower costa selama inspirasi.
 Anjurkan pasien untuk mengembangkan lower costa dinding dada
melawan kedua telapak tangan terapis saat melakukan inspirasi.
 Berikan tahanan ringan dengan manual pada lower costa saat pasien
insprasi untuk meningkatkan rasa sensasi dan menyadari gerakan yang
terjadi ketika inspirasi, ekspirasi dinding dada dan penguluran costa.

3. Free Active Exercise


Posisi Pasien: Lying or Half lying
Teknik: Instruksikan pasien untuk;
a. Bengkok dan luruskan jari-jari dan ankle 5 X
b. Bergantian kaki inversi dan eversi 5 X
c. Jari – jari menggenggam lalu luruskan 5 X
d. Bengkok dan luruskan Wrist 5 X

15
4. Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X)
Posisi pasien: duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan diatas
bantal dan hip bengkok.
Teknik :
 Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower costa
 Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.

5. Passive movement
Latihan ini bertujuan memelihara sirkulasi dan membantu mencegah
deep Vein Thrombosis dan memelihara ROM dilakukan perlahan dgn Full ROM.
Posisi pasien: Lying or Half lying
Teknik:
a. Fleksi dan Ekstensi Hip dan Knee , 1 X
b. Satu tungkai putar kedalam dan keluar , 1 X
c. Tungkai bergantian abduksi lalu kembali , 1 X
d. Satu Elbow Fleksi dan Ekstensi , 1 X
e. Lengan bergantian abduksikan lalu kembali (add) , 1 X
f. Kedua tungkai fleksi lalu Ekstensikan Hip dan Knee, 5 X

6. Rileksasi
Rileksasi diulangi seperti awal program . Terapi hari ke dua dimulai
dengan passive Movemen, 1 X , lalu ditingkatkan setiap hari dengan 1

16
X pengulangan.

7. Postural Drainage
Dilakukan pada daerah yang terdengar adanya sputum yaitu pada segmen
apical anterior upper lobus kiri. Perkusi di bawah clavicula.

C. Evaluasi

1. Vital sign

2. Pola nafas

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah


suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh
arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung.Penyebab terbanyak iskemik jantung
adalah berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung yang disebabkan kareana
penyumbatan oleh thrombus pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah
dekat aterosklerotik.
Pemeriksaan yang dilakukan berupa :
a. Pemeriksaan vital sign
b. Pola nafas.

Pemeriksaan spesifikberupa;
a. Mobilitas thorax (chest)
b. Nyeri dinding dada
c. Perkusi
d. Aulkultasi.

Pemeriksaan tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
b. Laboratorium
c. Pemeriksaan lain: Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan
kadang Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi: Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology: Pembesaran dari jantung.

18
Penatalaksanaan Fisioterapi;
a. Rileksasi
b. Breathing Exercise;
 Anterior Basal Expansion dengan pola normal ; 3 X
 Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X

B. Saran

1. Para pembaca pada umunya dan penulis khususnya, sebaiknya memahami

dan mencari pengatahuan secara seksama lagi mengenai materi dalam

makalah ini.

2. Para pembaca sebaiknya lebih aktif untuk mencari lebih dalam lagi

mengenai materi yang terdapat pada makalah ini untuk menambah

wawasan dan pemahaman yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kisner, Carolyn et.al. (2007). Therapeutic Exercise Foundation and Techniques.


Fifth Edition.F.A. Davis Company, Philadelphia.Hal.870-874.

Porter, Stuart. (2003). Tidy’s Physiotherapy.Thirteen Edition.Elsevier. New York.


Chapter 6, 8 and 9.

Porter, Stuart. (2013). Tidy’s Physiotherapy.Fifteen Edition.Elsevier. New York.


Chapter 15.

Rusli M, dkk. (2013). Fisioterapi Resprasi. Makassar: Politeknik Kesehatan


Makassar.

Valerie C. Scanlon, et.al. (2007). Essentials of Anatomy and Physiology. Fifth

20
edition.F.A. Davis Company. Philadelphia.

21

Anda mungkin juga menyukai