MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tersebut
Dosen Pengampu: Nama Dosen
LOGO KAMPUS
Disusun Oleh:
NAMA LENGKAP
NIM: ?
Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan suri tauladan yang sangat terpuji
Namun terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran, kritik, dan
lebih baik.
05 Mei 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................1
A. Kesimpulan.....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan penyebab Ischemic Heart Disease?
2. Bagaimana perubahan patologi, gejala dan komplikasi Ischemic Heart
Disease?
3. Bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic
Heart Disease?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pengertian dan penyebab Ischemic
Heart Disease.
2. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi Ischemic Heart
Disease.
3. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic
Heart Disease.
1
BAB II
a. Epidemologi
Insiden PJK cenderung lebih tinggi pada laki-laki. Menurut BHF statistik
2010 (BHF 2010), setiap tahun 44.000 wanita di Inggris memiliki MI. Serapan
dari rehabilitasi jantung kalangan perempuan lebih sedikit. Ketika perempuan
2
mengikuti program rehabilitasi jantung, hasil yang sama baiknya, atau lebih baik
dari laki-laki. Kebutuhan mereka mungkin lebih besar karena mereka menderita
kerugian yang lebih besar dalam kaitannya untuk kembali bekerja, aktivitas dan
seksualitas dan tingkat pengalaman kecemasan tinggi dan depresi. Informasi lebih
lanjut spesifik gender, program individual dan fleksibel dan lingkungan yang
sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik ini.
Insiden PJK jauh lebih tinggi di beberapa etnis masyarakat ( mis. Asia
Selatan ). Telah dikemukakan bahwa orang-orang dari etnis minoritas cenderung
bergabung dengan program rehabilitasi jantung . Ketika merencanakan strategi
untuk rehabilitasi bagi etnis kelompok, heterogenitas dan budaya serta bahasa
kebutuhan harus diakui kelompok. Ketika perubahan perilaku diperlukan sangat
penting bahwa pesan dipahami dengan jelas. Pengetahuan tentang pengaruh
budaya pada fisik aktivitas dan diet praktek akan bermanfaat bagipasien.
Demikian pula, kesadaran materi pendidikan kesehatan dalam bahasa yang tepat
dapat meningkatkan kualitas layanan .Ini akan membantu untuk melibatkan para
profesional kesehatan dari latar belakang budaya yang sama untuk
mengembangkan dan mengevaluasi kemajuan.
b. Etiologi IHD
3
umur, jenis kelamin laki-laki, hyperlipidaemia (tinggi kolesterol dan lemak
tinggi dalam darah), merokok , hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes , dan
sejarah keluarga.
Perubahan Patologi
1) Sudden Occlusion
2) Gradual Occlusion
Jika terjadi sirkulasi kollateral dan fungsi jantung akan tetap normal dalam
waktu lama .Jika collaeral sirkulasi tidak terjadi, otot jantung akan hypertropi
untuk kompensasi tapi kadang tjd gagal jantung. Pasien akan mengalami
episode; Nyeri Chest Hebat atau kollaps ringan hasil pemeriksaan akan ditemukan
ada Block pada arteri. Coronary artery Grafting dilaukan akan dapat merubah
harapan hidup yang baik.
4
b. Nyeri Myocardial Infarction; lebih berat dan terasa lama tetapi distribusi
dan kualitas idem Angina Pektoris. Depolarisasi adalah menurunnya
elektronegatifitas bagian dalam sel artinya bagian dalam sel menjadi lebih
positif.
Repolarisasi adalah kembalinya membran potensial ke nilai yang
lebih negatif setelah depolarisasi yaitu menuju potensial istirahat.
Hiperpolarisasi adalah meningkatnya potensial dalam sel yaitu menjadi
lebih negatif menjadi ebih potensial istirahat.
2. Dyspnea
Dispnea adalah istilah kedokteran untuk kondisi sesak. Pada orang
sehat, pernapasan adalah aktivitas refleks, artinya pernapasan adalah aktivitas
tidak sadar. Tidak diperlukan perintah khusus dari otak untuk melakukan aktivitas
bernapas. Sebaiknya, sesak napas diartikan sebagai kondisi di mana dibutuhkan
usaha berlebih untuk bernapas dan aktivitas bernapas menjadi aktivitas sadar.
Sesak napas saat aktivitas berat dan sesudahnya dan saat Rest bila ada Udema
Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa Lying kerena adanya gaya gravitasi yg
menyebabkan darah kembali ke jantung lebih banyak sehingga akan menyebabkan
sesak nafas (menamba beban pada Jantung yang mengalami gangguan), akibat
organ abdomen menekan diaphragma meningkatnya udema dan congestion paru.
Dyspnoe bisa juga akibat anoksia jaringan = kekurangan darah pada jaringan
akibat kurangnya suplay darah dari jantung.
5
4. Berkeringat
Utamanya tangan dan muka kerena reaksi sist. saraf sympathetic. Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berlawanan dgn sistem saraf simpatik.
Salah satu fungsi saraf parasimpatik adalah memperlebar pembuluh darah,
mempercepat proses pencernaan dan mempercepat sekresi yang memicu
seseorang untuk berkeringat.
Dilihat dari cara kerjanya, sistem saraf simpatik merangsang kerja otot,
sedangkan sistem safar parasimpatik menghambat kerja organ.
6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark
akibat proses nekrosis pada Myocardium.
7. Pericardial Rub
Bunyi jantung normal, jika didengarkan suaranya seperti “lup-dup” yang
berulang. Jika terjadi infark pada Pericardium (stetoskop) akibat inflamasi
pada permukaan pericardium saling bergesekan (friction rub) yang menandakan
adanya peradangan pada perikardium. Selain itu, ada juga bunyi yang disebut
bunyi “murmur jantung” yang menandakan adanya kelainan karena katup jantung
tidak menutup dengan benar. Ada juga bunyi jantung yang disebut “gallop”
yakni ketika bunyi jantung terdengar seperti bunyi derap langkah kuda, kerap
berkaitan dengan kondisi gagal jantung.
6
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal
jantung ½ lebar chest keatas).
9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal
dimana cairan berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh seperti:
ankle, Feet atau area sacral.
10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion
(penyumbata) sirkulasi pulmonalis yang menyebabkan ketegangan pembuluh
darah.
7
14. Gangguan Kecepatan dan Irama Jantung
8
ventrikel harus dipikirkan jika elevasi segmen ST menetap beberapa bulan setelah
infark miokard.
9
15. Asma Cardiac
Komplikasi
Tiap area infark otot jantung menyebabkan tidak aktif kontraksi dan
konduksi impuls, menyebabkan gangguan transmisi halus kontraksi melalui
atrium dan otot ventrikel Arrhythmias.
b) Heart Block
Arteri coronary mensuplay septum intervetrikucular , atrium dan ventricular
dan infark dapat terjadi ditempat tersebut. Impuls melalui jaringan otot atrium
kanan dari SA-Node ke AV-Node jika mengalami infark baik sebagian atau
komplit . Impuls yg ditransmisi oleh atrioventricular bundle dapat terganggu oleh
infark septum interventricular. Gangguan transmisi Impuls diketahui sebagai ;
heart block. Kontraksi Ventrikel dan Atrium bebas dan kontrol SA-Node
terhambat.
c) Heart Rupture
Jika infark berat dan luas area otot jantung yg Fibrosis mengakibatkan
jaringan bisa Rupture oleh; tekanan darah. Di manadapat terjadi 2 minggu post
Infark;
10
Jantung menyimpan cadangan tenaga besar yang tidak digunakan
saat normal . Jantung sehat kelelahan sistim muskuloskeletal akan rest
sebelum jantung mengalami stress kuat. Jika jantung sakit maka tensi
turun sehingga beberapa tenaga cadangan kanan digunakan sehingga
tekanan darah baik dan terjadi kompensasi. Kompensasi adalah relatif
pada kondisi jantung berat kompensasi mungkin dengan lying tapi tidak
dengan sitting akibat yang ditimbulakan ringan akibat kompensasi sitting
begitu pula tidak dengan standing. Coronary arteri disease dan
Myocardium Infarction terjadi kompensasi dengan Hyperthropy otot
jantung . Jadi jika tenaga cadangan telah digunakan dan kompensasi
tidak mampu maka jantung akan gagal.
2) Cardiac failure
11
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada IHD
I. Anamnesis
a. Anamnesis umum
Nama : Mr.X
Umur : 47 thn
JK : Laki-laki Pekerjaan : Karyawan Industri Alamat : Jln.Paccerakkang
Hoby : Memancing
b. Anamnesis khusus
Keluahan utama : Nyeri dada
Lokasi keluhan : Dada kiri
Faktor yg memperberat : Saat aktivitas berat dan lama
Faktor memperingan : Saat beristirahat
RPP : 2 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri dada
kiri setelah memancing dan mengangkat hasil pancingan.
II. Inspeksi
Statis:
Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring lama.
Wajah pasien terlihat pucat.
Belum terjadi gangguan postur.
Pasien tampak berkeringat
Dinamis:
Kesadaran pasien menurun dan pasien merasa mual.
Pola nafas pasien tidak teratur.
12
Suhu : 38° C
b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur, yaitu nafas pendek dan sulit (Dyspnea).
V. Pemeriksaan Tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang
konveks dan diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi
lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkatHal ini
terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke
dalam aliran darah. Normal 0-1 mU/mL.
SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)Nomal kurang dari
13
12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
LDH (Lactic De-Hydrogenase)Normal kurang dari 195 mU/mL.
kadar enzim biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.
c. Pemeriksaan lain: Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan
kadang Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi: Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology: Pembesaran dari jantung.
f.
VI. Diagnosis Fisioterapi
“Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik”
B. Intervensi Fisioterapi
1. Rileksasi
Posisi Pasien: Lying Or Half Lying
Teknik :
Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop.
Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks Jari-jari
luruskan, menekan Bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan.
14
Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit.
Jika Rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu Recovery
dan meringankan beban kerja Jantung .
15
4. Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X)
Posisi pasien: duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan diatas
bantal dan hip bengkok.
Teknik :
Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower costa
Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.
5. Passive movement
Latihan ini bertujuan memelihara sirkulasi dan membantu mencegah
deep Vein Thrombosis dan memelihara ROM dilakukan perlahan dgn Full ROM.
Posisi pasien: Lying or Half lying
Teknik:
a. Fleksi dan Ekstensi Hip dan Knee , 1 X
b. Satu tungkai putar kedalam dan keluar , 1 X
c. Tungkai bergantian abduksi lalu kembali , 1 X
d. Satu Elbow Fleksi dan Ekstensi , 1 X
e. Lengan bergantian abduksikan lalu kembali (add) , 1 X
f. Kedua tungkai fleksi lalu Ekstensikan Hip dan Knee, 5 X
6. Rileksasi
Rileksasi diulangi seperti awal program . Terapi hari ke dua dimulai
dengan passive Movemen, 1 X , lalu ditingkatkan setiap hari dengan 1
16
X pengulangan.
7. Postural Drainage
Dilakukan pada daerah yang terdengar adanya sputum yaitu pada segmen
apical anterior upper lobus kiri. Perkusi di bawah clavicula.
C. Evaluasi
1. Vital sign
2. Pola nafas
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan spesifikberupa;
a. Mobilitas thorax (chest)
b. Nyeri dinding dada
c. Perkusi
d. Aulkultasi.
Pemeriksaan tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
b. Laboratorium
c. Pemeriksaan lain: Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan
kadang Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi: Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology: Pembesaran dari jantung.
18
Penatalaksanaan Fisioterapi;
a. Rileksasi
b. Breathing Exercise;
Anterior Basal Expansion dengan pola normal ; 3 X
Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X
B. Saran
makalah ini.
2. Para pembaca sebaiknya lebih aktif untuk mencari lebih dalam lagi
19
DAFTAR PUSTAKA
20
edition.F.A. Davis Company. Philadelphia.
21