PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian, penyebab ischemic heart disease.
b. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart disease.
c. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart disease.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Epidemologi
Insiden PJK cenderung lebih tinggi pada laki-laki. Menurut BHF statistik 2010 (BHF
2010) , setiap tahun 44.000 wanita di Inggris memiliki MI. Serapan dari rehabilitasi jantung
kalangan perempuan lebih sedikit. Ketika perempuan mengikuti program rehabilitasi jantung,
hasil yang sama baiknya, atau lebih baik dari laki-laki. Kebutuhan mereka mungkin lebih
besar karena mereka menderita kerugian yang lebih besar dalam kaitannya untuk kembali
bekerja, aktivitas dan seksualitas dan tingkat pengalaman kecemasan tinggi dan depresi.
Informasi lebih lanjut spesifik gender, program individual dan fleksibel dan lingkungan yang
sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik ini.
2
Insiden PJK jauh lebih tinggi di beberapa etnis masyarakat ( mis. Asia Selatan ). Telah
dikeemukakan bahwa orang-orang dari etnis minoritas cenderung bergabung dengan program
rehabilitasi jantung . Ketika merencanakan strategi untuk rehabilitasi bagi etnis kelompok,
heterogenitas dan budaya serta bahasa kebutuhan harus diakui kelompok. Ketika perubahan
perilaku diperlukan sangat penting bahwa pesan dipahami dengan jelas. Pengetahuan tentang
pengaruh budaya pada fisik aktivitas dan diet praktek akan bermanfaat bagipasien. Demikian
pula, kesadaran materi pendidikan kesehatan dalam bahasa yang tepat dapat meningkatkan
kualitas layanan .Ini akan membantu untuk melibatkan para profesional kesehatan dari latar
belakang budaya yang sama untuk mengembangkan dan mengevaluasi kemajuan.
3
sembuh berfungsi kembali tergantung derjat kerusakan . Hypertropi otot jantung
akan dapat mempertahankan tekanan darah
b. Gradual Occlusion
Jika terjadi sirkulasi kollateral dan fungsi jantung akan tetap normal dalam waktu
lama .Jika collaeral sirkulasi tidak terjadi , otot jantung akan hypertropi untuk
kompensasi tapi kadang tjd gagal jantung . Pasien akan mengalami episode ;
Nyeri Chest Hebat atau kollaps ringan hasil pemeriksaan akan ditemukan ada
Block pada arteri . Coronary artery Grafting dilaukan akan dapat merubah harapan
hidup yang baik.
4
sesudahnya dan saat Rest bila ada Udema Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa
Lying kerena adanya gaya gravitasi yg menyebabkan darah kembali ke jantung lebih
banyak sehingga akan menyebabkan sesak nafas (menamba beban pada Jantung yg
mengalami gangguan), akibat organ abdomen menekan diaphragma meningkatnya udema
dan congestion paru. Dyspnoe bisa juga akibat anoksia jaringan = kekurangan darah
pada jaringan akibat kurangnya suplay darah dari jantung.
4. Berkeringat
Utamanya tangan dan muka kerena reaksi sist. saraf sympathetic. Sistem saraf
parasimpatik memiliki fungsi yang berlawanan dgn sistem saraf simpatik. Salah satu
fungsi saraf parasimpatik adalah memperlebar pembuluh darah, mempercepat proses
pencernaan dan mempercepat sekresi yang memicu seseorang untuk berkeringat. Dilihat
dari cara kerjanya, sistem saraf simpatik merangsang kerja otot, sedangkan sistem safar
parasimpatik menghambat kerja organ.
6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark akibat proses
nekrosis pada Myocardium.
5
7. Pericardial Rub
Bunyi jantung normal, jika didengarkan suaranya seperti “lup-dup” yang berulang. Jika
terjadi infark pada Pericardium ( stetoskop ) akibat inflamasi pada permukaan
pericardium saling bergesekan (friction rub) yang menandakan adanya peradangan pada
perikardium. Selain itu, ada juga bunyi yang disebut bunyi “murmur jantung” yang
menandakan adanya kelainan karena katup jantung tidak menutup dengan benar. Ada
juga bunyi jantung yang disebut “gallop” yakni ketika bunyi jantung terdengar
sepertibunyi derap langkah kuda, kerap berkaitan dengan kondisi gagal jantung.
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal jantung ½ lebar
chest keatas).
9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal dimana cairan
berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh seperti: ankle, Feet atau area
sacral.
10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion (penyumbata)
sirkulasi pulmonalis yang menyebabkan ketegangan pembuluh darah.
6
13. Perubahan Gas Darah
Menurunnya O2 dan meningkatnya CO2 dalam darah mengakibat menurunnya pergantian
udara di sirkulasi pulmonalis dan meningkatnya pergantian udara di sirkulasi sistemik
akibat aliran darah lambat . asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke
jaringan paru-paru yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah,
ataupun jaringa tubuh.
7
EKG pada Infark Miokard
Infark miokard terjadi jika aliran arah ke otot jantung terhenti atau tiba-tiba menurun
sehingga sel otot jantung mati. Sel infark yang tidak berfungsi tersebut tidak
mempunyai respon stimulus listrik sehingga arah arus yang menuju daerah infark akan
meninggalkan daerah yang nekrosis tersebut dan pada EKG memberikan gambaran
defleksi negatif berupa gelombang Q patologis dengan syarat durasi gelombang Q lebih
dari 0,04 detik dan dalamnya harus minimal sepertiga tinggi gelombang R pada
kompleks QRS yang sama.
8
2.4 Komplikasi
a. Gangguan Irama Jantung
Tiap area infark otot jantung menyebabkan tidak aktif kontraksi dan konduksi impuls,
menyebabkan gangguan transmisi halus kontraksi melalui atrium dan otot ventrikel
Arrhythmias.
b. Heart Block
Arteri coronary mensuplay septum intervetrikucular , atrium dan ventricular dan infark
dapat terjadi ditempat tersebut. Impuls melalui jaringan otot atrium kanan dari SA-Node
ke AV-Node jika mengalami infark baik sebagian atau komplit . Impuls yg ditransmisi
oleh atrioventricular bundle dapat terganggu oleh infark septum interventricular.
Gangguan transmisi Impuls diketahui sebagai ; heart block. Kontraksi Ventrikel dan
Atrium bebas dan kontrol SA-Node terhambat.
c. Heart Rupture
Jika infark berat dan luas area otot jantung yg Fibrosis mengakibatkan jaringan bisa
Rupture oleh ; tekanan darah .Di manadapat terjadi 2 minggu post Infark ;
1. Kompensasi dan gagal jantung
Jantung menyimpan cadangan tenaga besar yang tidak digunakan saat normal .
Jantung sehat kelelahan sistim muskuloskeletal akan rest sebelum jantung
mengalami stress kuat .Jika jantung sakit maka tensi turun sehingga beberapa
tenaga cadangan kanan digunakan sehingga tekanan darah baik dan terjadi
kompensasi . Kompensasi adalah relatif pada kondisi jantung berat kompensasi
mungkin dengan lying tapi tidak dengan sitting akibat yang ditimbulakan ringan
akibat kompensasi sitting begitu pula tidak dengan standing . Coronary arteri disease
dan Myocardium Infarction terjadi kompensasi dengan Hyperthropy otot jantung .
Jadi jika tenaga cadangan telah digunakan dan kompensasi tidak mampu maka
jantung akan gagal.
2. Cardiac failure
Pada fase akut di mana Jantung tiba-tiba tidak mampu mempertahankan
sirkulasi, akan terjadi bila ; arteri tiba-tiba tersumbat , tekanan darah menurun
akibat Tahanan perifer atau pendarahan .
9
kronik di mana proses bertahap terjadi kompensasi di mana jantung bertahap
tidak mampu mempertahankan sirkulasi . jika A.Coroner kiri sakit maka
fungsi Ventrikel kiri terganggu dan Left Ventricular Failure (LVF) .
Keduanya (ka dan ki ) bisa terjadi melalui sistim sirkulasi . Jika Venrikel kiri
gagal memompa semua darah maka Atrium kiri tidak kosong maksimal
tekanan balik ke Vena Pulmonalis sehingga terjadi Congestion sirkulasi
Pulmonalis ke arteri Pulmanalis dan Ventrikel kanan lalu ke atrium kanan
lalu kembali ke srkulasi sistemik . Berahap nutrisi berkurang ke jaringan ,
cairan berkumpul di ; kaki , ankle , dan paru-paru
10
II. Inspeksi
Statis :
Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring lama.
Wajah pasien terlihat pucat.
Belum terjadi gangguan postur.
Pasien tampak berkeringat
Dinamis :
Kesadaran pasien menurun dan pasien merasa mual
Pola nafas pasien tidak teratur
11
4. Aulkultasi
(Hasil : Terdengar bunyi Wheezing pada segmen apical anterior upper lobus kiri
yang merupakan suara pernapasan yang berfrekuensi tinggi dan nyaring, dimana
terdengar di akhir ekspirasi / saat mengembuskan napas. Terjadi apabila da
penyempitan saluran pernapasan bahgian ujung / dalam.
V. Pemeriksaan tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan
diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari
0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkatHal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal
0-1 mU/mL.
SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)Nomal kurang dari 12 mU/mL.
kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
LDH (Lactic De-Hydrogenase)Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim
biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.
c. Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang
Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology : Pembesaran dari jantung.
12
Adanya akumulasi sekresi paru-paru
B. Intervensi Fisioterapi
1. Rileksasi
Posisi Pasien : Lying Or Half Lying
Teknik :
- Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop,
- Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks Jari-jari luruskan ,
menekan Bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan .
- Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit.
Jika Rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu Recovery dan
meringankan beban kerja Jantung .
13
intercostalis external bergerak keluar dan keatas dari dinding dada atau lower
costa selama inspirasi.
- Anjurkan pasien untuk mengembangkan lower costa dinding dada melawan
kedua telapak tangan terapis saat melakukan inspirasi.
- Berikan tahanan ringan dengan manual pada lower costa saat pasien insprasi
untuk meningkatkan rasa sensasi dan menyadari gerakan yang terjadi ketika
inspirasi, ekspirasi dinding dada dan penguluran costa.
14
4. Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X)
Posisi pasien : duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan diatas
bantal dan hip bengkok.
Teknik :
- Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower costa
- Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.
5. Passive movement
Latihan ini bertujuan memelihara sirkulasi dan membantu mencegah deep Vein
Thrombosis dan memelihara ROM dilakukan perlahan dgn Full ROM .
Posisi pasien :Lying or Half lying
Teknik :
15
b. Satu tungkai putar kedalam dan keluar , 1 X
6. Rileksasi
Rileksasi diulangi seperti awal program . Terapi hari ke dua dimulai dengan
passive Movement , 1 X , lalu ditingkatkan setiap hari dengan 1 X
pengulangan.
7. Postural Drainage
Dilakukan pada daerah yang terdengar adanya sputum yaitu pada segmen apical
anterior upper lobus kiri. Perkusi di bawah clavicula.
16
C. Evaluasi
a. Vital sign
b. Pola nafas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan
yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke otot jantung.Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah berkurangnya pemasukan
darah pada otot jantung yang disebabkan kareana penyumbatan oleh thrombus pada arteri
koronaria yang berpenyakit di daerah dekat aterosklerotik.
Pemeriksaan yang dilakukan berupa :
Pemeriksaan vital sign
Pola nafas.
Pemeriksaan spesifikberupa ;
Mobilitas thorax (chest)
Nyeri dinding dada,
Perkusi dan
Aulkultasi.
Pemeriksaan tambahan
EKG (Elektrokardiografi)
Laboratorium
Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang
Hiperglikemi ringan.
Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
Radiology : Pembesaran dari jantung.
Penatalaksanaan Fisioterapi;
Rileksasi
Breathing Exercise ;
Anterior Basal Expansion dg Pola Normal ; 3 X
Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X
REFERENSI
18
Porter, Stuart.2013.Tidy’s Physiotherapy.Fifteen Edition.Elsevier.New York. Chapter 15.
19