Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KESEHATAN

KEPATUHAN DIET NUTRISI DAN CAIRAN


PASIEN JANTUNG (CHF)

KLAS A S1 TRANSFER

Oleh:

Danda karnasih (20200910170066)


Didik Amirul Mukminin (20200910170068)
Dwi Puji Pangesti (20200910170069)
Kristina (20200910170075)
Meutia Safitri (20200910170078)
Najwa Wikaya (20200910170080)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Terapi Modalitas Keperawatan : Inspiratory Muscle Training Pada
Pasien Chronic Heart Failure (CHF)”walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-teman dalam
rangka pemahaman yang lebih seksama dari materi yang disajikan. Dalam materi ini
disajikan secara ringkas hal- hal yang perlu diketahui yang berkaitan dengan materi
pengujian hipotesis. Kami sangat menyadari bahwa apa yang disajikan ini masih jauh
dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa materi ini akan sangat bermaanfaat
bagi teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan dalam memahami
materi yang disajikan. Kami senantiasa berupaya memperbaiki makalah ini sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna
penyempurnaan makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gagal Jantung Kongesif ......................................................... 3
2.2 Penyebab Gagal jantung Kongesif....................................................... 3
2.3 Gejala Gagal Jantung Kongesif ........................................................... 4
2.4 Tujuan Dan Syarat Diet ....................................................................... 5
2.5 klasifikasi Pemberian Diet ................................................................... 6
2.6 Jenis Diet Gagal Jantung ...................................................................... 7
2.7 Pemilihan Bahan Pada Penyakit Gagal Jantung Kongesif .............. 8
2.8 Pencegahan Gagal Jantung Kongesif................................................... 8

BAB III
3.1 Simpulan ................................................................................................ 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana secara
berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara
normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi
ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal
melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi. Dalam keadaan tidak
terkompensasi, sirkulasi darah tidak normal menyebabkan sesak nafas,
rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. Berkurangnya aliran darah
dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan
darah yang berakibat pada terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya
menyebabkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi,
gagal jantung, setelah myocard infarct, dan setelah operasi jantung.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak dipusat
dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang
sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah
(ventrikel) yang mengeluarkan darah). Agar darah hanyak mengalir dalam
satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu
katup pada jalan keluar.
Tugas utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh
dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh, dan memompanya ke dalam paru-
paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang
karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan seluruh tubuh.

I.2 Tujuan
a. Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang Penyakit Jantung
Kongesif diharapkan 80 % peserta dapat mengetahui diet penyakit gagal
jantung kongesif

1
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi pada gagal jantung kongesif
2. Mengetahui penyebab gagal jantung kongesif
3. Mengetahui gejala gagal jantung kongesif
4. Mengetahui jenis diet gagal jantung kongesif
5. Mengetahui tujuan dan syarat diet gagal jantung kongesif
6. Mengetahui pemilihan bahan pada penyakit gagal jantung kongesif
7. Mengetahui pencegahan pada penyakit gagal jantung kongesif

BAB II

2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Gagal Jantung Kongesif


Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrisi dikarenakan adanya kelainan fungsi
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan, dan kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Komplikasi pada gagal jantung kongesif yaitu penurunan aliran darah
ke ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik dan penurunan fungsi
hati menyebabkan hepatomegalia. Pada gagal jantung kongesif berat, zat
gizi yang harus dibatasi yaitu protein seperti tidak diberikan lauk nabati
berbahan kacang-kacangan tetapi umbi dan serealia boleh diberikan.

2.2 Penyebab Gagal Jantung Kongesif

a. Umur
Umur berpengaruh terhadap kejadian gagal jantung walaupun
gagal jantung dapat dialami orang dari berbagai golongan umur tetapi
semakin tua seseorang maka akan semakin besar kemungkinan
menderita gagal jantung karena kekuatan pembuluh darah tidak elastis
pada saat muda dan juga timbulnya penyakit jantung yang lain pada
usia lanjut yang merupakan faktor resiko gagal jantung.

b. Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner dalam Framingham study dikatakan
sebagai  penyebab gagal jantung 46% pada laki-laki dan 27% pada
wanita. Faktor risiko koroner seperti diabetes dan merokok juga
merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari
gagal jantung. Selain itu berat badan serta tingginya rasio kolesterol
total dengan kolesterol HDL juga dikatakan sebagai faktor risiko
independen perkembangan gagal jantung.

3
c. Merokok dan mengkonsumsi alkohol
Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Merokok mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan
jantung dalam membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan
level LDL (kolesterol baik) di dalam darah, serta menyebabkan
pengaktifan platelet, yaitu sel-sel penggumpalan darah. Pengumpalan
cenderung terjadi pada arteri jantung, terutama jika sudah ada
endapan kolesterol di dalam arteri.
Alkohol dapat berefek secara langsung pada jantung,
menimbulkan gagal jantung akut maupun gagal jantung akibat aritmia
(terserang atrial fibrilasi). Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan kardiomiopati dilatasi (penyakit otot jantung
alkoholik). Alkohol menyebabkan gagal jantung. Alkohol juga dapat
menyebabkan gangguan nutrisi dan defisiensi tiamin.
Obat-obatan juga dapat menyebabkan gagal jantung. Obat
kemoterapi seperti doxorubicin dan obat antivirus seperti zidofudin
juga dapat menyebabkan gagal jantung akibat efek toksik langsung
terhadap otot jantung.

2.3 Gejala Gagal Jantung Kongesif


1. Nyeri
Otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut
iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan
sesak dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan
darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini
bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan
aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali.
2. Sesak napas
Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal
jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan kedalam rongga
udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner). Pada stadium
awal dari gagal jantung, penderita merasakan sesak napas hanya selama

4
melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak
akan terjadi ketika penderita melakukan aktivitas yang ringan, bahkan ketika
penderita sedang beristirahat.

3. Kelelahan atau kepenatan


Jika jantung tidak efektif memompa, maka selama melakukan
aktivitas, aliran darah ke otot akan berkurang dan menyebabkan penderita
merasa lemah dan lelah. Untuk mengatasinya, penderita bisa mengurangi
aktivitasnya secara bertahap.

4. Palpitasi (Jantung berdebar-debar)


Biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantung nya.
Tetapi pada keadaan tertentu, ia akan berusaha untuk merasakan denyut
jantungnya. Jantungnya berdenyut sangat kuat, sangat cepat, dan tidak
teratur. Palpitasi yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak
napas, nyeri, kelelahan, atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari
irama jantung yang abnormal atau penyakit jantung yang serius.

2.4 Tujuan dan syarat diet


Tujuan diet pada penderita gagal jantung kongesif adalah :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu lembut.
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat diet :
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Protein cukup atau rendah dari normal. Pemberian protein 0,8 g/kg BB
pada keadaan jantung terkompensasi telah memadai.
3. Lemak sedang , yaitu 20-25% dari total kebutuhan energii, 10% berasal
dari lemak jenuh dan 10-15% dari lemak tidak jenuh
4. Kolestrol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia,
5. Vitamin dan mineral cukup. Penggunaan suplemen kalium, kalsium dan
magnesium tidak dianjurkan , karena dapat memacu kontraksi otot
jantung.
6. Garam rendah, 2-3 g per hari, jika disertai hipertensi dan edema.

5
7. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup.
9. Cairan cukup.
10. Bentuk makanan sesuai, porsi kecil frekuensi sering.
11. Jika kebutuhan oral tidak terpenuhi maka diberikan gizi enteral dan
parenteral.

2.5 Klasifikasi Pemberian Diet


1. Diet jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut
seperti myocard infarct atau dekompensasio kordis berat. Diet
diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila
pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energy dan semua
zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
2. Diet jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan sering atau lunak.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase
akut dapat teratasi. Jika disertai hipertensi atau edema, diberikan
sebagai diet jantung II rendah garam. Diet ini rendah energy, protein,
dan kalsium.
3. Diet jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa.
Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada
pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai
dengan hipertensi atau edema, diberikan sebagai diet jantung III rendah
garam. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
4. Diet jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahanbdari diet jantung III atau kepada pasien
jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi atau edema,
diberikan sebagai diet jantung IV rendah gaam. Diet ini cukup energy
dan zat gizi lain kecuali kalsium.
2.6 Jenis-Jenis Diet Penyakit Jantung
1. Diet rendah garam

6
Pada sebagian besar kasus, derajat pembatasan yang moderat seperti
digambarkan secara garis besar oleh contoh diet rendah garam dibawah
ini sudah cukup memadai. Diet ini dapat dipakai untuk mengatasi
hipertensi primer, khususnya hipertensi ringan. Pada sebagian orang,
peyakit hipertensi timbul bersamaan dengan konsumsi garam yang tinggi.
Modifikasi berikut ini dilakukan pada diet yang normal :
a. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari ½ sendok teh atau
2 gram garam dapur sehari) pada waktu memasak.
b. Dimeja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur ataupun bahan
penyedap yang mengandung natrium, seperti bumbu masak, kecap, saus
tomat dan lain-lain.
c. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500 ml/hari. Jika
memungkinkan susu sapi diganti dengan susu nabati (susu kedelai) yang
kandungan natriumnya sangat sedikit.
d. Makanan berikut ini harus dihindari :
1) Makanan asin seperti ikan asin, telur asin, keju, dendeng, abon,
kornet, sarden dan sebagainya.
2) Sayuran dan buah yang diasinkan seperti sayur asin, asinan sayuran
dan buah, acar dan sebgainya.
3) Sebagai bahan penyedap seperti garam dapur, bumbu asin, soda kue,
kecap, saus, terasi, dan sebagainya.
4) Makanan cemilan seperti roti, kue, biscuit, dan lain-lain yang diolah
dengan soda kue atau garam dapur.
5) Makanan nabati yang diasinkan seperti margarine dan lain
sebagainya.
e. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam, dianjurkan
penggunaan bumbu yang tidak mengandung natrium seperti gula, cuka,
bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, laos, daun salam dan lain-lain.
2. Diet rendah kolesterol lemak terbatas
Penurunan kadar kolesterol darah di mungkinkan dengan cara
mengurangi konsumsi lemak hewani. Cara ini dapat dicapai dengan
mengurangi makan-makanan yang berlemak seperti sate kambing,
gulai kambing, jeroan, kue-kue kering, makanan gorengan, keju,

7
mentega, susu full krim. Makanan yang mengandung lemak
mempunyai nilai kalori yang tinggi.
Konsumsi kolesterol setiap hari dapat dikendalikan dengan cara :
a. Membatasi makan merah telur hanya sampai 2 butir selama seminggu
b. Mengganti kebiasaan minum susu full krim dengan susu kedelai
c. Mengganti penggunaan lemak hewani untuk menggoreng dengan lemak
nabati. Pemakaian sebaiknya direbus atau ditumis dengan sedikit minyak.
Pemakaian santan yang kental juga harus dihindari
d. Menghindari jenis-jenis makanan yang kaya akan kolesterol
e. Menghindari makanan yang banyak mengandung yang manis-manis.

2.7 Pemilihan bahan pada penyakit gagal jantung kongesif


1. Kandungan jumlah dan jenis lemak
Minyak dipilih yang kandungan asam lemak jenuhnya rendah, seperti
minyak jagung dan kedelai. Minyak palm seperti minyak kelapa sawit
dan kelapa dihindari, karena asam lemak jenuhnya tinggi dan juga
semua lemak hewan seperti hati, jeroan dan otak.

2. Kandungan serat
Sayuran yang mengandung serat banyak yaitu labu siam, timun,
belimbing, seledri mengandung kalium dan mempunyai efek diuretika.

2.8 Pencegahan Gagal Jantung Kongesif


a. Perhatikan faktor keturunan (genetik)
Pastikan semua keluarga dari silsilah ibu maupun bapak
apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit
jantung.sekiranya ada, harus lebih waspada dengan tanda - tanda
penyakit jantung dan sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin. Bila
tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit
jantung, lebih baik mengambil langkah - langkah pencegahan.
Selain itu, perlu juga melakukan pengobatan intensif jika
menderita tekanan darah tinggi atau diabetes. Hindari stress,
tekanan batin yang berlebihan, dan jangan cepat marah.

8
b. Pola makan yang sehat dan seimbang
Makanan penuh lemak akan mempercepat proses penebalan
dinding pembuluh darah. Hal ini membuat pembuluh darah
menyempit, akibatnya semakin besar peluang untuk terjadinya
penyumbatan.

Serat yang terdapat dalam makanan dipercayai dapat


menyerap sebagian lemak atau kolesterol serat yang banyak
terkandung dalam sayuran dan buah - buahan juga mampu
menyerap kolesterol. Orang yang mempunyai kecenderungan
menderita penyakit jantung dianjurkan untuk memakan daging
putih atau white meat seperti daging ayam, ikan, serta
mengupayakan untuk tidak terlalu sering memakan daging merah
atau red meat seperti daging sapi, kambing, kerbau dan
sejenisnya.
Pola makan yang diterapkan seharusnya mematuhi pola
makan yang seimbang, maksudnya adalah seimbang dalam nilai
gizi sesuai usia pertumbuhan dan tubuh seseorang.

c. Memeriksa tekanan darah


Salah satu penyebab penyakit jantung adalah hipertensi
kronis pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan sejak muda
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hipertensi kronis.
Jika diketahui ada indikasi hipertensi maka segera lakukan
pemeriksaan intensif untuk memastikannya.

d. Memeriksa kadar kolesterol dan gula darah


Umumnya penyumbatan pada pembuluh darah disebabkan
oleh pengendapan kolesterol tindakan pencegahannya yaitu
dengan melakakukan pemeriksaan kadar kolesterol sejak usia dini,
ketika masih anak - anak, pada masa remaja, dan setelah

9
berkeluarga dan bekerja. Banyak penderira diabetes meninggal
bukan disebabkan meningkatnya kadar gula darah, namun karena
kondisi komplikasi jantung mereka kadar gula dalam darah juga
penting untuk diperiksakan sejak anak - anak terutama bagi
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diabetes.

e. Menjaga berat badan ideal


Mengendalikan berat badan adalah langkah sederhana
untuk menurunkan risiko serangan jantung. Penurunan berat
badan memberi keuntungan medis mengingat kegemukan adalah
faktor risiko bagi penyakit jantung. Aktifitas fisik akan sangat
membantu penggunaan zat makanan yang masuk kedalam tubuh
agar dapat mempertahankan tekanan darah normal. Kondisi ini
dapat dilakukan dengan membatasi asupan makanan berkadar
asam lemak tinggi yang bisa meningkatkan kolesterol, seperti
asam lemak jenuh dan lemak trans. Selain itu hindari makanan
tinggi kolesterol.

f. Olahraga aktif dan teratur


Olahraga dan aktifitas fisik dapat memperkuat otot tubuh
termasuk otot jantung yang berkerja sangat keras. Olahraga juga
akan memperkuat pembuluh darah serta melancarkan peredaran
darah dalam tubuh.namun penderita jantung harus memperhatikan
anjuran dokter terkait dengan jenis gerakan dan beban yang tepat.
g. Hindari stress dan merokok
Riwayat serangan jantung sering terjadi akibat keadaan kolesterol
yang tidak normal. Hal ini dipicu oleh stress yang dialami. Beberapa
penelitian menunjukan, bahwa bila menghadapi situasi yang tegang,
maka dapat terjadi Arithmias yang membahayakan jiwa. Selain itu
rokok juga merupakan ancaman paling utama bagi jantung karena
nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan meningkatkan tekanan
darah dengan ’mencekik’ pembuluh darah. Pembuluh darah tercekik
karena otot yang melingkari akan terangsang untuk berkontraksi.
Untuk melawan hambatan ini, jantung harus bekerja lebih keras

10
sewaktu memompa darah .satu batang rokok akan mempercepat denyut
jantung dari 72 sampai di atas 80 denyutan permenit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

11
Gagal Jantung Kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrisi, dikarenakan adanya kelainan fungsi
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah.
Penyebab dari Gagal Jantung Kongestif adalah :
1. Umur
2. Penyakit Jantung Koroner
3. Merokok dan mengkonsumsu Alkohol

Gejala Gagal Jantung Kongestif


1. Nyeri pada dada
2. Sesak Nafas
3. Kelelahan dalam aktivitas ringan
4. Palpitasi (Jantung berdebar – debar )

Diet yang diberikan kepada pasien penderita gagal jantung kongestif


ini yaitu dier cari sejumlah ½ - 1 Liter per hari sesuai dengan daya terima
penderita. Diet ini sangat rendah energy sehingga sebaiknya hanya diberikan
selama 1 – 2 hari saja. Jika tidak memungkinkan untuk ditingkatkan,
pemberian gizi enteral perlu dipertimbangkan.

3.2 Saran
Untuk mencegah atau membantu pasien dengan penyakit jantung dalam
modifikasi diet, kelompok menyarankan beberapa hal seperti dibawah ini :
1. Mempertahankan berat badan yang ideal
2. Mengurangi konsumsi yang berlemak
3. Mengurangi konsumsi garam.

DAFTAR PUSTAKA
Uripi Vera, 2015. Penuntun Praktikum Dietetik Gizi Lebih dan Penyakit Degeneratif.
Bogor : IPB

12
Sholeh S. Naga. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta:
DIVA Press.
Suryaningsih E.Koni. 2009. Mengenal dan Mencegah Penyakit Jantung Kanker
Stroke. Yogyakarta: Kirana Publisher
Sitorus Ronald. 2005. Gejala Penyakit dan Pencegahannya. Bandung: Yrama Wiidya
Asmi Ulul.2010. Makalah Gagal Jantung. Diunduh: 23 Februari 2016.
https://www.academia.edu/11015382/Makalah_gagal_jantung
Wisnu Fahlian. 2013. Congestive Heart Failure (CHF). Diunduh: 23 Februari 2016.
https://www.academia.edu/6725840/Congestive_Heart_Failure_CHF_

13

Anda mungkin juga menyukai