Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR

KOMUNIKASI ORGANISASI

MEMBANGUN CITRA, IDENTITAS,


DAN REPUTASI MELALUI KOMUNIKASI

Disusun Oleh:
Yuyun Yuniawati

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan memiliki identitas untuk memperkenalkan jati diri dan

karakteristik kepada khalayaknya. Identitas perusahaan biasanya direpresentasikan

melalui logo; yang meliputi elemen-elemen seperti nama perusahaan, bentuk logo,

tipografi logo, jenis warna, dan slogan. Seiring berjalannya waktu, di mana

persaingan bisnis semakin ketat, ketajaman dan keunikan dari identitas perusahaan

pun harus dapat terwakili juga melalui elemen fisik lainnya, seperti interior bangunan

perusahaan dan seragam karyawan. Selain itu, juga harus dapat terwakili melalui

elemen yang non fisik, seperti filosofi perusahaan, visi dan misi, gaya bahasa saat

berkomunikasi dengan khalayaknya, pilihan media komunikasi, dan budaya kerja.

Dengan demikian, identitas perusahaan tidak saja semakin jelas dan tajam, tapi juga

bersifat menyeluruh karena muncul secara konsisten dalam setiap lini perusahaan.

Salah satu tujuan perumusan identitas perusahaan adalah untuk

membedakannya dengan perusahaan lain, terutama para pesaingnya. Menurut Olins

(dalam Van Riel 1995:36), identitas perusahaan menyatukan perasaan memiliki dan

membuatnya dapat terlihat. Identitas juga menawarkan garansi standar kualitas yang

konsisten dan menyumbangkannya pada loyalitas pelanggan serta kepada target grup

lainnya. Perusahaan yang memiliki identitas yang kuat dan meyakinkan akan mampu

mencapai target khalayak yang lebih luas. Identitas perusahaan yang kuat akan lebih

efektif dalam memaklumkan kepentingan pelanggan. Identitas perusahaan yang


dirancang dengan baik akan membantu membangun keyakinan pelanggan dalam

membangun basis hubungan yang berkelanjutan terhadap perusahaan di mana hal

tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan di masa depan (Van

Riel, 1995:29).

Identitas perusahaan berkaitan erat dengan citra perusahaan yang ingin

ditampilkannya karena identitas yang kuat dan baik merupakan prasyarat membangun

citra yang baik. Menurut Katz (Soemirat & Ardianto, 2003) citra perusahaan adalah

cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan. Citra tersebut muncul dari

pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap perusahaan atau yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan, seperti pelanggan dan konsumen potensial.

Sementara menurut Frank Jefkins, citra adalah kesan, gambaran atau impresi

seseorang tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan

pengalamannya terhadap perusahaan.

Menurut Lipman (Soemirat & Ardianto, 2003), citra perusahaan terbentuk

dari empat komponen yaitu persepsi, kognisi, motif, dan sikap. Persepsi diartikan

sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan proses

pemaknaan. Sedangkan kognisi merupakan suatu keyakinan dari individu terhadap

stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsangan

tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang

dapat mempengaruhi kognisinya. Komponen lainnya adalah motif yang berarti

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedang komponen

terakhir adalah sikap yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi,


berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah

perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu.

LATAR BELAKANG

Pada jaman teknologi yang berkembang sangat pesat ini, bisnis penyedia

layanan jasa dengan karakteristik serupa menjamur di mana-mana. Salah satunya

adalah penyedia layanan jasa transportasi online. Sebut saja Gojek dan Grab, dua

perusahaan terbesar penyedia layanan jasa transportasi online saat ini. Keduanya

bermula dari penyedia jasa transportasi manusia yang hanya menggunakan kendaraan

bermotor roda dua. Kini, keduanya berkembang menjadi penyedia jasa dengan

beragam layanan lainnya, dari jasa pengantar manusia menggunakan mobil,

pengantar barang, pembelian makanan dan minuman, pembelian tiket nonton film

dan konser sampai layanan online streaming.

Dari kedua perusahaan ini, Gojek hadir tidak hanya sebagai pionir

penyedia layanan transportasi online, tapi juga bertahan menjadi perusahaan yang

terdepan. Gojek mulai beroperasi pada tahun 2010, saat itu masih hanya dengan

layanan pemesanan ojek melalui call center. Lima tahun kemudian, Gojek

meluncurkan aplikasi online dengan tiga layanannya, yaitu GoRide, GoSend, dan

GoMart. Kini, menjelang 10 tahun beroperasi, Gojek terus berkembang pesat dan

memiliki 20 layanan mulai dari transportasi, pesan antar makanan, belanja, kirim

barang, pembayaran sampai hiburan online streaming. Dalam perkembangannya

tersebut, meskipun ada beberapa fitur layanan yang sudah tidak beroperasi lagi,
namun Gojek terus melakukan inovasi-inovasi baru yang lain untuk secara konsisten

menjadi solusi bagi pelanggan dan konsumen potensialnya. Bahkan, inovasi-inovasi

yang dilakukan oleh Gojek kerap diikuti oleh pesaingnya. Keberhasilan Gojek

membangun citra dan reputasi yang positif ini tidak terlepas dari kemampuannya

untuk menjalankan strategi komunikasi yang efektif.

Fenomena ini menarik untuk dicermati dan ditelaah lebih lanjut karena

pada masa perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat ini, masyarakat

menerima arus informasi yang begitu deras dari media yang begitu beragam. Semua

perusahaan berlomba untuk mendapatkan perhatian dari publik dengan identitas yang

berbeda, namun tidak semua berhasil mencapai dan mendapatkan citra dan reputasi

yang positif. Maka menarik untuk belajar dari Gojek yang berhasil menjalankan

strategi komunikasinya untuk membangun identitas, citra, dan reputasi.

PERUMUSAN MASALAH

Pada masa perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat ini,

perusahaan menghadapi sebuah tantangan baru untuk dapat membangun identitas,

citra dan reputasi perusahaan yang kuat dan positif agar dapat selalu diingat oleh

pelanggan dan komunitas potensialnya serta berbeda dengan perusahaan lain,

khususnya perusahaan pesaingnya.

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memahami bagaimana

perusahaan dapat merumuskan identitas yang jelas dan tepat sehingga perusahaan
dapat membangun citra dan reputasi yang positif dengan menjalani strategi

komunikasi yang tepat.


BAB II

KAJIAN TEORI-KONSEP

Menurut Canton (2012), citra perusahaan adalah kesan, perasaan,

gambaran dari masyarakat atau publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan

sengaja diciptakan dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Ada tiga jenis citra

perusahaan menurut Sutojo (2004), yaitu:

1. Citra eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaan-

perusahaan besar. Sementara, yang dimaksud eksklusif adalah

kemampuan perusahaan untuk menyajikan berbagai macam

manfaat terbaik kepada konsumen dan pelanggan.

2. Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan pandai

menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama

dengan produk sejenis yang beredar di pasaran.

3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan

yang mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi

harganya murah.

Ada beberapa indikator yang menjadi dasar pembentukan citra

perusahaan. Menurut Sari (2012) ada empat di antaranya, yaitu:

1. Kepribadian, yaitu keseluruhan karakteristik perusahaan yang

dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya,

perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. 


2. Reputasi, yaitu hak yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini

publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain

seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank. 

3. Nilai, yaitu nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata

lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli

terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap

permintaan maupun keluhan pelanggan. 

4. Identitas perusahaan, yaitu komponen-komponen yang

mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan

seperti logo, warna, dan slogan.

Reputasi adalah sebuah konsep dalam public relations yang agak sulit

didefinisikan dengan tegas karena merupakan aset tidak berwujud yang sulit diukur

dan dijelaskan keberadaannya. Meski demikian, Herbig, Millewicz, Golden dalam

jurnal Rofifah Mau’idzah memberikan rumusan definisi di mana pada dasarnya

reputasi perusahaan merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena

adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, yaitu

kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan akan terus dapat

mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal baru bagi pemenuhan

kebutuhan konsumen. Disamping itu juga adanya intregitas yang tinggi dari pihak

penyedia jasa atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen agar perusahaan dapat

memberikan pelayanan terbaik. Menurut Fombrun, ada empat sisi reputasi

perusahaan yang perlu ditangani, yaitu kredibilitas, terpercaya, keterhandalan, dan

tanggung jawab sosial.


Bauran P.E.N.C.I.L.S yang dikembangkan oleh Thomas L. Harris jika

dijabarkan secara rinci dalam korelasi komponen utama peranan public relations

adalah:

a. Publications (publikasi dan publisitas) yaitu menyelenggarakan

publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media

tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang

pantas untuk diketahui oleh publik. Setelah itu, menghasilkan

publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas

dari masyarakat.

b. Event (penyusunan program acara), merancang acara tertentu atau

lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih

dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus

sifatnya untuk mempengaruhi opini public.

c. News (menciptakan berita), berupaya menciptakan berita melalui

pers realease, news letter dan bulletin, dan lain-lain. Public

Relations Officer (PRO), mau tidak mau harus mempunyai

kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk

tulis-menulis (PR writing), khususnya dalam menciptakan

publisitas.

d. Community involvement, mengadakan kontak sosial dengan

kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik

(community relations and humanity relations) dengan pihak

organisasi atau lembaga yang diwakilinya.


e. Inform or image, memberitahukan sesuatu kepada publik atau

menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh

tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing”

diupayakan menjadi “something”. Dari yang tidak tahu menjadi

tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul

sesuatu (something) yaitu berupa citra.

f. Lobbying and negotiation, kemampuan melobi dan negosiasi yang

sangat diperlukan bagi seorang Public Relations Officer (PRO) agar

semua terencana, ide atau gagasan kegiatan suatu lembaga atau

organisasi sebelum di masyarakat perlu diadakan pendekatan untuk

mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari

individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul saling

menguntungkan (win-win solution).

g. Social Responsibility, aspek tanggung jawab sosial sebuah

perusahaan dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi

lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga

kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam

memperoleh simpati atau empati dari khalayak-khalayaknya.

(Ruslan, 2013)
BAB III
PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi yang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir

ini telah banyak mempengaruhi gaya hidup manusia, tidak terlepas cara

berkomunikasi dan cara memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu banyak yang dapat

dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah gawai di tangan kita dan begitu

banyak arus informasi yang bisa didapatkan hanya dengan membuka sebuah gawai

dengan akses internet. Bagi sebuah perusahaan penyedia layanan jasa, perkembangan

ini dapat menjadi sebuah kesempatan besar untuk turut berkembang maju, namun

juga merupakan sebuah tantangan.

Dalam kondisi perkembangan yang sangat dinamis seperti ini, perusahaan

menghadapi tantangan untuk menampilkan identitas yang jelas dan menonjol yang

dapat membedakannya dengan perusahaan lain. Identitas adalah pernyataan singkat

perusahaan kepada masyarakat tentang jati dirinya yang dapat direpresentasikan

melalui berbagai elemen seperti nama perusahaan, bentuk logo, tipografi logo, jenis

warna, dan slogan. Semua elemen tersebut harus dapat mewakili jati diri perusahaan

yang paling tidak meliputi latar belakang dibentuknya perusahaan, karakteristik

layanan yang diberikannya, tujuan perusahaan didirikan, serta visi dan misinya.

Sejak awal didirikan, Gojek merumuskan identitas perusahaan yang

sangat kuat dan konsisten dalam pesan yang disampaikannya melalui komunikasinya.

Bentuk, warna, dan tipografi logo Gojek sangat mudah diingat dan langsung identik

dengan layanan yang mereka tawarkan kepada khalayaknya. Kehadiran logo ini
muncul di berbagai media, seperti iklan, aplikasi, dan seragam para armadanya.

Identitas perusahaan Gojek tidak hanya dihadirkan melalui logo, tapi juga melalui

elemen-elemen non fisik, seperti filosofi perusahaan, visi dan misi, gaya bahasa saat

berkomunikasi dengan khalayaknya, dan pilihan media komunikasi.

Identitas adalah syarat untuk membantun citra yang positif. Dalam hal ini,

sebagai perusahaan, Gojek dengan jelas merumuskan dan mengkomunikasikan

identitasnya kepada publik sehingga perusahaan menerima citra yang positif.

Menurut Sutojo (2004), ada tiga jenis citra perusahaan dan paling tidak, dua di

antaranya tercermin sebagai citra Gojek. Citra eksklusif, yaitu citra yang dapat

ditonjolkan pada perusahaan-perusahaan besar. Sementara, yang dimaksud eksklusif

adalah kemampuan perusahaan untuk menyajikan berbagai macam manfaat terbaik

kepada konsumen dan pelanggan. Sebagai penyedia layanan jasa, Gojek

mengawalinya sebagai layanan transportasi manusia, yang kemudian berkembang

hingga layanan jasa pengiriman barang, pembelian makanan, pembayaran elektronik,

sampai pembelian tiket konser dan penyedia layanan online streaming. Terhitung ada

20 layanan yang tersedia melalui aplikasi Gojek hingga saat ini dengan jutaan bagi

jutaan pelanggannya. Tentu saja ragam layanan yang sangat variatif ini sangat

membantu dan bermanfaat bagi semua pelanggannya dan sesuai slogan barunya,

Gojek memiliki berbagai solusi untuk setiap situasi.

Yang kedua adalah citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena

perusahaan pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama

dengan produk sejenis yang beredar di pasaran. Pada awal didirikan pada tahun 2010,

Gojek belum melakukan pelayanannya secara online melainkan manual, melalui call
center. Konsumen memesan melalui telepon, lalu operator Gojek menelpon satu per

satu pengemudi ojek sampai ada yang bersedia menerima order tersebut. Baru setelah

lima tahun kemudian, pada 2015, Gojek meluncurkan layanannya sebagai aplikasi

ponsel pintar dengan tiga ragam layanan, yaitu GoRide; layanan transportasi manusia

menggunakan motor, GoSend; layanan pengiriman barang, dan GoMart; layanan

pembelian barang. Gebrakannya ini membuat Gojek sebagai perusahaan penyedia

layanan transportasi online pertama di Indonesia. Hanya satu tahun setelahnya, Gojek

kembali memberikan inovasi baru dengan meluncurkan Gopay, sebuah layanan uang

elektronik yang semakin memudahkan para pelanggan dan konsumen potensial

Gojek. Jika saat diluncurkan Gopay hanya dapat digunakan untuk transaksi di dalam

aplikasi Gojek, kini Gopay sudah dapat digunakan untuk transaksi-transaksi di luar

aplikasi Gojek.

Terbentuknya citra perusahaan Gojek ini dapat terlihat dari beberapa

indikator yang dimilikinya. Menurut Sari (2012), ada empat indikator pembentukan

citra perusahaan, yaitu kepribadian, reputasi, nilai, dan identitas perusahaan. Pendiri

Gojek Nadiem Makarim mendirikan perusahaannya dengan misi memperbaiki nasib

para pengemudi ojek dengan membuat sebuah layanan yang dapat mempertemukan

langsung para konsumen dengan pengemudi ojeknya. Riset yang dilakukan oleh

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia pada tahun

2018 menunjukkan bahwa Gojek menyumbangkan sekitar 44,2 triliun Rupiah bagi

perekonomian Indonesia pada akhir 2018. Ditambah lagi, dari informasi yang tersedi

di situs resmi milik Gojek, dampak positif layanan perusahaan ini juga dirasakan oleh
para mitranya. Sejak bergabung dengan Gojek, kualitas hidup para mitra pengemudi

meningkat 100% dan 93% mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi.

Citra positif yang dimiliki Gojek membuahkan reputasi positif yang tidak

hanya berskala nasional, namun internasional. Dalam jurnal Rofifah Mau’idzah,

reputasi perusahaan menurut Herbig, Millewicz, Golden merupakan penghargaan

yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada

perusahaan tersebut, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga

perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan

hal-hal baru bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Diberitakan oleh Kompas.com,

bahwa Gojek menempati peringkat ke-11 perusahaan yang dinilai berhasil mengubah

dunia versi Majalah Fortune dalam kategori Fortune’s Change the World 2019 dari

total 52 organisasi internasional karena inovasi Gopay, fitur transaksi uang elektronik

milik Gojek, yang dinilai telah mentransformasi percepatan inklusi finansial dan

ekonomi digital di Indonesia.

Melihat identitas, citra, dan reputasi yang dibangun oleh Gojek, dapat

dikatakan bahwa empat sisi reputasi perusahaan telah tertangani dengan baik, yaitu

kredibilitas, terpercaya, keterhandalan, dan tanggung jawab sosial. Gojek secara

konsisten menjalankan strategi komunikasi yang efektif karena mereka berhasil

mengenali dan mengidentifikasi target sasarannya yang tepat serta tetap fokus pada

target sasarannya tersebut. Dari sanalah, Gojek kemudian dapat menyusun strategi

komunikasi untuk memelihara persepsi atau citra yang terbangun dan bahkan

mengubah persepsi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.


Gaya bahasa yang digunakan oleh Gojek dalam komunikasinya dengan

pelanggan dan konsumen potensialnya selalu konsisten menggunakan bahasa

keseharian yang bernada ringan, namun tepat pada manfaat layanan yang sedang

mereka komunikasikan. Dalam aplikasi ponsel dan newsletter, sistem Gojek kerap

secara otomatis menyebut nama pelanggan untuk sapaannya sehingga pelanggan

merasakan pendekatan yang personal antara perusahaan dengan dirinya. Hal ini

menumbuhkan rasa kedekatan dan kepemilikan yang besar sehingga menumbuhkan

loyalitas dari para pelanggannya.

Kemudian, perusahaan mengetahui kebiasaan target sasarannya dalam

mengkonsumsi media agar perusahaan dapat menentukan media apa saja yang perlu

digunakan untuk mengkomunikasikan identitasnya. Untuk memahami ini, bauran

P.E.N.C.I.L.S yang dikembangkan oleh Thomas L. Harris dapat membantu

menjabarkan komponen-komponen public relations yang telah dipenuhi dan

dijalankan dengan sangat baik oleh Gojek.

Publications (publikasi dan publisitas) yaitu menyelenggarakan publikasi

atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau

kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Sebagai

perusahaan, Gojek mengetahui media yang banyak dikonsumsi oleh target

sasarannya. Hal ini bukan tugas yang mudah, apalagi di jaman perkembangan

teknologi yang pesat seperti sekarang ini, arus informasi begitu padat sehingga

perusahaan harus dapat benar-benar memanfaatkan channel-channel media yang tepat

untuk menjangkau targetnya. Gojek dengan konsisten selalu hadir melalui akun-akun

media sosialnya serta situs yang selalu aktif untuk menyebarkan informasi tentang
program-program layanannya dan juga tentang aktivitas sosial yang dilakukannya.

Dengan konsistensi dan gaya bahasa yang tepat, serta pesan yang selalu bernada

positif, Gojek berhasil memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari

masyarakat.

Event (penyusunan program acara), merancang acara tertentu atau lebih

dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu,

tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini public.

Gojek kerap mengadakan acara atau program khusus yang bersifat sosial, baik itu

untuk pihak internal perusahaan maupun eksternal, yang meliputi pelanggan dan

publik yang lebih luas. Bahkan, kini Gojek memiliki Yayasan Anak Bangsa Bisa,

sebuah organisasi nirlaba yang didirikan Gojek untuk mendukung kesetaraan dan

membantu membangun mata pencaharian yang berkelanjutan bagi mereka yang

bergantung pada penghasilan harian.

News (menciptakan berita), berupaya menciptakan berita melalui rilis

pers, news letter dan bulletin, dan lain-lain. Seperti telah disebutkan sebelumnya,

bahwa Gojek secara konsisten dan sinambung menciptakan berita melalui rilis pers,

news letter kepada pelanggannya, dan didukung pula melalui akun-akun sosial

medianya yang selalu aktif.

Community involvement, mengadakan kontak sosial dengan kelompok

masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community relations and

humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Pada

awal berdirinya, keberadaan Gojek sempat mendapat citra negatif dari para

pengemudi ojek pangkalan yang merasa pendapatannya tersaingi dan bahkan


berkurang secara signifikan. Tidak jarang terdengar kabar di mana pengemudi Gojek

menerima ancaman bahkan perlakuan kasar dari pengemudi ojek pangkalan. Namun,

pendekatan personal secara langsung ke para pengemudi ojek pangkalan di lapangan

oleh pihak Gojek telah berhasil mengubah citra ini dan bahkan saat ini semakin

banyak pengemudi ojek pangkalan yang bergabung dengan Gojek dan berita tentang

ancaman serta perlakuan kasar sudah tidak pernah terdengar lagi.

Inform or image, memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik

perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari

suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari yang tidak tahu

menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu

(something) yaitu berupa citra. Salah satu contoh yang dilakukan oleh Gojek adalah

saat mereka meluncurkan layanan GoClean dan GoMassage, dua layanan online yang

menyediakan jasa kebersihan dan jasa pijat panggilan. Melalui semua jalur media

yang dimilikinya, Gojek mensosialisasikan layanan ini, tidak hanya mengenai definisi

layanannya tapi juga memberikan informasi yang memastikan bahwa kedua layanan

ini aman dilakukan. Kedua layanan ini cukup menjadi populer pada masanya dan

menjadi sebuah layanan baru yang banyak dipilih oleh pelanggan Gojek.

Lobbying and negotiation, di mana ide atau gagasan kegiatan suatu

lembaga atau organisasi sebelum di masyarakat perlu diadakan pendekatan untuk

mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga

yang berpengaruh sehingga timbul saling menguntungkan (win-win solution). Hingga

saat ini, pihak perusahaan terus menjalin lobi dan negosiasi terutama dengan para

pejabat pembuat kebijakan tentang penentuan tarif ojek online.


Social Responsibility, aspek tanggung jawab sosial sebuah perusahaan

dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi serta

tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai

sukses dalam memperoleh simpati atau empati dari khalayak-khalayaknya. Sebagai

salah satu aksi tanggung jawab sosial perusahaan, Gojek mendirikan Yayasan Anak

Bangsa Bisa, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung kesetaraan dan membantu

membangun mata pencaharian yang berkelanjutan bagi mereka yang bergantung pada

penghasilan harian.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Sebuah perusahaan, terutama di masa perkembangan teknologi

komunikasi yang semakin pesat ini, harus tetap dapat muncul dengan citra dan

reputasi yang positif. Untuk dapat melakukannya, prasyarat yang harus dipenuhi

adalah menentukan dan merumuskan identitas perusahaan yang jelas dan kuat.

Identitas, citra dan reputasi yang baik tersebut hanya akan dapat menjadi aset yang

menguntungkan bagi perusahaan jika didukung dengan strategi komunikasi yang

tepat. Gojek, sebagai perusahaan penyedia layanan jasa online, tidak hanya muncul

sebagai pionir, tapi berhasil mempertahankan identitas, citra dan reputasinya melalui

sebuah strategi komunikasi menyeluruh yang konsisten dan tepat sasaran. Hal

tersebut dapat dicapai apabila perusahaan dapat mengidentifikasi target sasarannya

dengan tepat. Mengetahui target sasaran juga berarti mengetahui dan

mengidentifikasi kebiasaannya dalam mengkonsumsi informasi. Dengan kata lain,

perusahaan akan dapat mengetahui gaya bahasa yang dekat dan personal dengan

pelanggan dan konsumen potensialnya. Dan perusahaan juga akan mengetahui media

apa saja yang harus digunakan untuk menjangkau mereka. Dengan modal identitas

dan target sasaran yang jelas ini, Gojek juga menjalankan secara konsisten dan

sinambung komponen-komponen public relations yang membuat citra serta

reputasinya terus terjaga dengan baik. Hingga saat ini, Gojek menjadi perusahaan

terdepan di bidangnya dan masih terus melakukan inovasi-inovasi untuk menjadi

solusi bagi para pelanggannya.


DAFTAR PUSTAKA

Canton, Bill, 2004, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Remaja Roesdakarya

Huseini Martani, Marketing Communication orchestra, Jakarta: Examedia

Sari, S.K., 2012, Pengaruh Citra Perusahaan Terhadap Minat Konsumen (Evaluasi

Penjualan Jasa Kamar Aston Karimun City Hotel

Soleh Soemirat dan elvinaro Ardianto,2003, Dasar-dasar public Relation, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Sutojo, Siswanto, 2004, Membangun Citra Perusahaan, Jakarta: Damar Mulia

Pustaka

Umaimah Wahid dan Anggun Eka Puspita, 2017, Upaya Peningkatan Brand

Awareness PT. Go-Jek Indonesia Melalui Aktivitas Marketing Public

Relations, Jurnal Komunikasi Vol. 9, No. 1, Juli 2017

www.gojek.com

Anda mungkin juga menyukai