Anda di halaman 1dari 10

7 Teori Komunikasi Media Baru Menurut Para Ahli – Pengertian dan Karakteristiknya

Kita hidup di era dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu pesat. Kehadiran media
baru seperti internet dengan berbagai macam aplikasinya telah membantu kita dalam berbagai bidang kehidupan,
misalnya pendidikan, pemerintahan, pemasaran, dan lain sebagainya.

Kemudian, kehadiran internet juga mengakibatkan informasi dari penjuru dunia mengalir dengan deras, hampir tidak
ada sekat. Setiap orang bebas berekspresi melalui blog, websites atau laman, video dan lain-lain. Evolusi teknologi
informasi dan komunikasi telah melahirkan globalisasi yang mempersingkat jarak dan waktu kita berkomunikasi
melalui komunikasi elektronik.

Baca juga: Teori Komunikasi

Pengertian Media Baru

Terdapat beberapa pengertian mengenai media baru salah satunya seperti yang telah dijelaskan oleh  Denis
McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987 : 16-17). Ia menamakan media baru sebagai media
telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula.
Perangkat media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi, sistem transmisi (melalui kabel atau
satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi. Dan juga sistem penyajian gambar
(dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur, dan sistem pengendalian (oleh komputer).

Lev Manovich, dalam The New Media Reader, mendefinisikan media baru dengan menggunakan 8 (delapan)
proposisi, yaitu :

 Media baru vs Cyberculture. Cyberculture adalah berbagai macam fenomena sosial yang diasosiakan
dengan internet dan jaringan komunikasi. Sementara itu, media baru menekankan pada objek budaya dan paradigma.
 Media baru adalah teknologi komputer yang dipakai untuk sebuah platform distribusi.
 Media baru adalah data digital yang dikendalikan oleh perangkat lunak tertentu.
 Media baru adalah adalah penyatuan antara konvensi budaya yang telah ada dengan konvensi perangkat
lunak.
 Media baru adalah estetika yang telah ada sejak awal tahapan di setiap media baru modern dan teknologi
komunikasi.
 Media baru mampu mengeksekusi algoritma lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya yang dilakukan
secara manual atau melalui teknologi lain..
 Media baru adalah sebagai metamedia
 Media baru sebagai artikulasi paralel gagasan serupa dalam seni dan komputasi modern Pasca-Perang
Dunia II.

Baca juga: Komunikasi Antar Budaya

Sementara itu, Martin Lister dkk dalam bukunya New Media: A Critical Introduction (2009 : 13) menyatakan
bahwa terminologi media baru mengacu pada perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media dan
penggunaan media yang berifat teknologis, tekstual, konvensional dan budaya.
Baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi

Karakteristik Media Baru

Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa menjelaskan media telematik atau media baru tersebut
memiliki beberapa ciri utama yaitu :
 Desentraslisasi – Pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok
komunikasi
 Kemampuan tinggi – Pengantaran melalui kabel dan satelit. Pengantaran tersebut mampu mengatasi
hambatan komunikasi dikarenakan pemancar lainnya. (Baca juga: Komunikasi Persuasif)
 Komunikasi timbal balik (interaktivitas) – Penerima dapat memilih, menukar informasi, menjawab
kembali, dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara langsung.
 Kelenturan bentuk, isi, dan penggunaan.

Baca juga: Komunikasi Politik

Sementara itu, Martin Lister dkk (2009 : 13-14) menyatakan bahwa media baru memiliki beberapa karakteristik,
yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi. (Baca juga: Prinsip-prinsip Komunikasi)

 Digital

Media baru mengacu media yang bersifat digital dimana semua data diproses dan disimpan dalam bentuk angka dan
keluarannya disimpan dalam bentuk cakram digital. Terdapat beberapa implikasi dari digitalisasi media yaitu
dematerialisasi atau teks terpisah dari bentuk fisik, tidak memerlukan ruangan yang luas untuk menyimpan data
karena data dikompres menjadi ukuran yang lebih kecil, data mudah diakses dengan kecepatan yang tinggi serta
mudahnya data dimanipulasi.

 Interaktif

Merupakan kelebihan atau ciri utama dari media baru. Karakteristik ini memungkinkan pengguna dapat berinteraksi
satu sama lain dan memungkinkan pengguna dapat terlibat secara langsung dalam perubahan gambar ataupun teks
yang mereka akses. (Baca juga: Komunikasi Antar Pribadi)

 Hiperteks

Teks yang mampu menghubungkan dengan teks lain di luar teks yang ada. Hiperteks ini memungkinkan pengguna
dapat membaca teks tidak secara berurutan seperti media lama melainkan dapat memulai dari mana pun yang
diinginkan. (Baca juga: Komunikasi Organisasi)

 Jaringan

Karakteristik ini berkaitan dengan ketersediaan konten berbagi melalui internet. Karakteristik ini melibatkan
konsumsi. Sebuah contoh, ketika kita akan mengkonsumsi suatu teks media, maka kita akan memiliki sejumlah
besar teks yang sangat berbeda dari  yang tersedia dalam berbagai cara.

 Virtual

Karakteristik ini berkaitan dengan upaya mewujudkan sebuah dunia virtual yang diciptakan oleh keterlibatan dalam
lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital.

 Simulasi

Simulasi tidak berbeda jauh dengan virtual. Karakter ini terkait dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan
melalui model tertentu.

Baca juga: Komunikasi Massa


Teori-Teori Media Baru

Berbagai teori media baru berasal dari teori-teori media lama namun beberapa teori baru pun lahir sebagai bentuk
kajian lebih lanjut mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

1. Medium Theory – Teori Media


Teori ini menjelaskan bagaimana media berpengaruh dalam menyebarkan informasi baik secara fisik maupun
psikologis. Teori ini bermanfaat dalam memahami tentang berbagai media dan bagaimana masing-masing media
dapat bermanfaat dalam mendistribusikan informasi. Melalui analisis yang tepat dan penerapan teori ini pada media
yang relevan, maka pemilihan teori ini dapat juga digunakan secara tepat.

2. Uses and Gratifications Model – Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch
Teori ini mempelajari asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media atau sumber lain yang membawa pada terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan serta akibat-akibat lain termasuk yang tidak kita inginkan.

Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif dalam artian sebagian penting dari penggunaan media
diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa khalayak menggunakan media untuk mengirim pesan,
membantu mengembangkan citra diri, dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan (Rakhmat, 2001 :
205)

Baca juga: Komunikasi Bisnis

3. Teori Difusi Inovasi – Everett Rogers

Teori ini menggambarkan bagaimana, mengapa, dan pada tingkatan apa teknologi baru berkembang dan diadopsi ke
dalam berbagai konteks. Teori ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) elemen utama yang mempengaruhi
berkembangnya media baru yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Rogers mendefinisikan
karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi keputusan seorang individu untuk mengadopsi atau menolak suatu
inovasi.

Baca juga : Psikologi Komunikasi

Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak hanya pemimpin yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku
khalayak melalui kontak personal, namun terdapat agen-agen perubahan lain dan penjaga pintu gerbang
atau gatekeeper yang turut terlibat dalam proses difusi. Pendekatan ini menawarkan kerangka untuk
mempertimbangkan bagaimana informasi mengalir melalui suatu jaringan dan faktor-faktor yang membentuk opini
melalui pengambilan keputusan penggunaan teknologi.
Baca juga: Teori Public Relations

4. Participatory Media Culture – Henry Jenkins


Jenkins menguraikan cara-cara di mana budaya media baru menawarkan khalayak untuk secara bersama-sama
mengambil peran sebagai konsumen media dan produsen media sekaligus. Jenkins berpendapat bahwa
dalam Participatory Media Culture, orang mampu secara kreatif menanggapi isi media dengan menciptakan
komoditas budaya mereka sendiri sebagai upaya mereka untuk menguraikan dan menemukan makna di dalam
produk media dan pesan yang ada. Dalam Participatory Media Culture masyarakat dapat lebih mudah merespon dan
memberikan kontribusi dan pesan kepada media.
Baca juga: Sosiologi Komunikasi
5. Social Construction of Technology
Teori Social construction of technology (juga disebut sebagai SCOT) adalah teori dalam bidang Sains dan Teknologi
Studi. Teori ini berpendapat bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia, melainkan tindakan manusialah
yang  membentuk teknologi. Mereka juga berpendapat bahwa cara teknologi yang digunakan tidak dapat dipahami
tanpa memahami bagaimana teknologi yang tertanam dalam konteks sosialnya. SCOT merupakan respon terhadap
determinisme teknologi dan kadang-kadang dikenal sebagai konstruktivisme teknologi.

Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya

6. A Three-Stage Model of Theory-Building (Carlile & Christensen)


Teori ini digunakan untuk melakukan terhadap konsep citizen journalism sebagai dampak media baru dimana setiap
orang dapat berperan sebagai jurnalis.

Teori yang digagas oleh Carlile & Christensen ini menunjukkan bahwa kuatnya teori-bangunan muncul melalui tiga
tahap yaitu deskriptif, kategorisasi dan normatif. Ada tiga sub-tahapan dalam deskriptif teori-bangunan yaitu,
pengamatan fenomena, klasifikasi induktif dalam skema dan taksonomi, dan hubungan korelatif untuk
mengembangkan model. Setelah penyebab didirikan, teori normatif berkembang melalui logika deduktif yang
tunduk pada pergeseran paradigma Kuhnian dan Popperian falsifiability.

Baca juga: Komunikasi yang Efektif

7. Network Theory
Berkaitan dengan produksi komunikasi dan informasi dalam media baru, digunakan analisis Network Theory.
Dalam ilmu komputer dan jaringan, yang dimaksud dengan teori jaringan adalah studi tentang grafik sebagai
representasi hubungan simetris atau hubungan asimetris antara objek diskret. Teori jaringan memiliki aplikasi di
banyak disiplin ilmu termasuk World Wide Web, Internet, jaringan sosial, dan lain-lain.
Baca juga: Etika Komunikasi

Manfaat Mempelajari Teori Media Baru

Setelah mempelajari Teori Media Baru, diharapkan kita dapat memperoleh beberapa manfaat bagi kita, yaitu :

 Memahami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


 Memahami aplikasi teori media lama untuk menjelaskan fenomena media baru
 Memahami aplikasi internet seperti e-learning, e-government, e-commerce
 Memahami bagaimana mengelola isi informasi dalam berbagai aplikasi media daring (online)

Baca juga: Gender dan Komunikasi

Itulah uraian singkat mengenai teori media baru dengan melihat pengertian, karakteristik, serta penerapan teori
media lama untuk menjelaskan kaitan antara fenomena sosial dengan media baru. Semoga artikel ini dapat
memberikan wawasan guna memperkaya pengetahuan kita tentang media baru.
8 Teori New Media Menurut Para Ahli

Perkembangan teknologi membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia jaman modern.
Akses informasi menjadi semakin cepat, pekerjaan semakin mudah dilakukan, belajar menjadi
lebih mudah, dan berbagai keunggulan lainnya. Tentu ada pula dampak-dampak negatif yang
menyertainya seperti misalnya budaya yang tidak bersesuaian dengan kultur lokal, hilangnya
tradisi dan lain sebagainya. Salah satu hal yang ikut berkembang karena perubahan teknologi
adalah media massa.

Salah satu jenis media massa baru karena perubahan teknologi adalah adanya new media. Blog,
website atau laman berita khusus, video streaming, dan berbagai media lain yang dapat
mentransfer informasi dengan mudah ke mana pun. Memahami media baru menjadi salah satu
langkah utama agar dapat memahami bagaimana dunia kita saat ini. Oleh karena itu, memahami
8 teori new media menurut para ahli ini pasti akan membantumu memahami media baru dengan
lebih jernih.

Definisi Media Baru

Memahami media baru tanpa memahami pengertiannya terlebih dahulu tentu bukan langkah
yang tepat. Oleh karena itu kita perlu memahami apa itu media baru. Terdapat beberapa
pengertian mengenai media baru yang disampaikan oleh para ilmuwan, salah satunya
disampaikan oleh Denis McQuail. McQuail menjelaskan bahwa media baru adalah media
telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan
yang berbeda pula.

Perangkat media elektronik baru yang disebutkan ini mencakup beberapa sekumpulan sistem
yang saling berhubungan untuk membentuk suatu kesatuan fungsi-kinerja, meliputi sistem
teknologi, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi.
Dan juga sistem penyajian gambar yang dibuat dengan menggunakan teknologi komputer.

Lev Manovich dalam bukunya The New Media Reader menjelaskan bahwa media baru adalah
objek budaya dan paradigma baru dalam dunia media massa di tengah masyarakat. Dalam
penyebarannya, digunakan teknologi komputer dan melalui data digital yang dikendalikan oleh
aplikasi tertentu. Dengan kata lain, media baru adalah pembaruan pada model penyebaran
informasi dengan memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak.

Sementara itu, Martin Lister dkk., dalam buku New Media: A Critical Introduction menyatakan
bahwa media baru merupakan sebuah terminologi atau kata-kata khusus yang digunakan untuk
menyebutkan sesuatu hal tentang perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media
dan penggunaan media yang bersifat teknologis, harfiah, konvensional dan budaya.

Karakteristik Media Baru


Media baru sebagai salah satu jenis media yang dewasa ini berkembang di tengah masyarakat
global memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan jenis-jenis media yang
lain. Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa menjelaskan bahwa ciri khas media
baru, di antaranya adalah:

Pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan penyedia komunikasi
berskala besar seperti misalnya koran nasional, atau dengan kata lain bersifat desentralisasi.
Memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengatasi hambatan komunikasi karena memiliki
media transfer data yang kuat, seperti misalnya menggunakan stasiun pemancar, satelit, kabel
optik, dan lain sebagainya.

Komunikasi yang dilakukan bersifat interaktif, dalam arti penerima dapat memilih, menukar
informasi, menjawab kembali, dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara langsung.
Selain itu, media baru juga memiliki berbagai kelenturan dari segi tekstur, bentuk, atau yang
lainnya.

Beberapa ilmuwan lain bersama termasuk Martin Lister, bersama-sama juga merumuskan bahwa
media baru memiliki beberapa ciri khas, yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan,
dan simulasi. Digital mengacu pada bentuk data yang diolah dalam media baru yang merupakan
sebuah data digital. Interaktif mengacu pada adanya pengguna saling berinteraksi. Hiperteks
mengacu pada kemampuan pengguna untuk memulai membaca teks dari mana pun yang mereka
inginkan. Jaringan mengacu pada ketersediaan konten yang cenderung banyak dan terbagi
melalui jaringan internet. Virtual dan simulasi berkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan
dunia virtual tertentu.

Baca juga:

Teori-Teori Media Baru

Perkembangan ilmu media cukup pesat, walaupun beberapa teori mungkin berakar dari teori
media lama. Pun juga demikian dengan masalah media baru. Berbagai teori media baru
tampaknya berakar dari teori-teori media lama. Akan tetapi, beberapa teori baru pun lahir
sebagai upaya untuk mendalami media baru lebih detail lagi. Berikut ini beberapa teori media
baru yang dapat dipelajari.

A. Social Construction of Technology

Teori Social Construction of Technology (SCOT) adalah salah satu teori mengenai studi ilmu
teknologi. Teori ini mengemukakan bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia,
melainkan tindakan manusia itu sendiri yang membentuk teknologi. Cara penggunaan suatu
teknologi juga tidak dapat dipahami tanpa memahami bagaimana teknologi yang tertanam dalam
konteks sosial yang melingkupinya. Dari sudut pandang teori ini, media baru merupakan wujud
akibat dari perubahan perilaku manusia yang semakin ingin cepat dan responsif terhadap banyak
hal.
B. Carlile & Christensen Three-Stage Model of Theory-Building

Teori yang diungkapkan oleh Carlile & Christensen ini mengungkapkan jenis teori-bangunan
melalui tiga tahap yaitu deskriptif, kategorisasi dan normatif. Masing-masing dari tiga kategori
tersebut memiliki kategori-kategori lagi sendiri. Sub-tahapan dalam unsur deskriptif teori-
bangunan misalnya pengamatan fenomena, klasifikasi induktif dalam skema dan taksonomi, dan
hubungan korelatif untuk mengembangkan sebuah model tertentu. Sementara itu, unsur normatif
berkembang melalui logika deduktif yang mengikuti pandangan pergeseran paradigma Kuhnian
dan Popperian falsifiability.

C. Teori Jaringan

Teori jaringan adalah salah satu teori yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap proses
produksi, komunikasi, dan informasi dalam media baru. Jaringan yang di maksud di sini benar-
benar menunjukkan jaringan dalam arti fisik atau pun non-fisik. Aspek fisik yang dimaksud
meliputi jaringan antar komputer dalam skala global alias internet, jaringan media sosial, dan
jaringan-jaringan yang lainnya.

D. Teori Media Komunikasi

Teori ini menjelaskan bagaimana peran media (yang dimaksud media adalah sarana
penyampaian pesan) berpengaruh dalam menyebarkan informasi tertentu baik secara fisik
maupun psikologis. Dengan menggunakan teori ini seseorang dapat melihat bagaimana pengaruh
suatu media komunikasi tertentu terhadap pendengar atau receiver, sehingga dapat melakukan
antisipasi terhadap efek-efek tertentu yang tidak diinginkan karena sifat media komunikasi
tersebut.

D. Model Penggunaan dan Gratifikasi Media

Teori ini mempelajari asal mula kebutuhan pendengar dari segi psikologis dan sosial yang
menimbulkan harapan tertentu dari media atau sumber lain yang kemudian membawa pendengar
bersentuhan dengan media lain, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain
termasuk yang tidak diinginkan.

Khalayak atau publik dianggap sebagai pihak yang aktif, dalam arti sebagian besar penggunaan
media oleh pengguna memiliki tujuan tertentu. Dari teori ini ditemukan kesimpulan bahwa
publik pada umumnya menggunakan media untuk saling mengirim pesan, dan membantu
mengembangkan citra diri dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan.
E. Teori Difusi Inovasi

Teori difusi inovasi berusaha untuk menjelaskan bagaimana, mengapa, dan pada tingkatan apa
teknologi baru berkembang dan diadopsi ke dalam berbagai konteks. Menurut teori difusi
inovasi, ada empat elemen utama yang mempengaruhi perkembangan media baru yaitu inovasi,
saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial.

Dari sudut pandang teori difusi inovasi, ada banyak subjek yang dapat mempengaruhi perilaku
khalayak yang terlibat dalam proses difusi suatu informasi ke dalam khalayak ramai. Dengan
menggunakan teori ini seseorang dapat memiliki kerangka umum untuk mempertimbangkan
bagaimana mengalirkan informasi melalui suatu jaringan tertentu, beserta faktor-faktor apa yang
membentuk opini melalui pengambilan keputusan penggunaan teknologi tertentu.

F. Teori Kebudayaan Media Partisipatoris

Henry Jenkins dalam teori ini berusaha untuk menguraikan cara-cara budaya media baru
menawarkan kepada publik untuk secara bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen dan
produsen media sekaligus. Dalam kebudayaan media baru, seseorang atau kelompok mampu
secara kreatif menanggapi isi dari media tertentu dengan menciptakan jenis budaya mereka
sendiri sebagai upaya untuk menguraikan dan menemukan makna di dalam produk media dan
pesan yang ada.

G. Internet sebagai Media Jurnalisme

Dalam pandangan ini, internet dipandang sebagai sebuah media baru untuk menyatukan
karakteristik-karakteristik media massa yang lawas. Internet dipandang sebagai sebuah media
baru yang memiliki kecepatan, harga, penyimpanan data, kemampuan akses, densitas informasi,
dan unsur-unsur lain yang sangat kompleks sekaligus mendukung terciptanya beragam jenis
komunikasi.

Itulah beberapa teori new media yang dapat kamu ketahui. Semoga informasi ini membantumu
ya.
SOCIAL DISTANCING DALAM TEORI
KOMUNIKASI

Gabriella Sagita Putri, S.Sosio, M.Med.Kom


Di era pandemic corona saat ini, siapa yang masih asing dengan istilah social distancing ? Social
distancing  menjadi terminologi yang sangat popular hampir di seluruh kalangan masyarakat
Indonesia. Bahkan di negara-negara yang menjadi area penyebaran dari virus Covid 19, social
distance  menjadi salah satu kebijakan yang diterapkan untuk mengurangi jumlah warga yang
dapat terpapar Covid 19. Taukah kalian kalau konsep social dictance  itu sebenarnya salah satu
konsep yang secara teoritik ada pada salah satu teori dalam ilmu komunikasi. Bagi kalian yang
mendalami ilmu komunikasi terutama komunikasi interpersonal, entah sebagai mahasiswa ilmu
komunikasi, jurnalistik, public relations bahkan psikologi komunikasi pasti pernah mendengar
bahkan mempelajari tentang teori pelanggaram harapan.
Secara ringkas, teori pelanggaran harapan menjelaskan tentang pengaruh komunikasi non verbal
dan pengaruh perilaku manusia. Teori yang dikemukakan oleh Judee K. Burgoon menyatakan
bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara komunikator dapat
menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, bahkan rasa marah dan seringkali ambigu. Makna
dibalik pelanggaran harapan (expectancy violation) disini lebih mengarah kepada sebuah dugaan
atau prediksi. Dalam teori pelanggaran harapan ada konsep yang disebut zona prosemik yang
merujuk pada pengaturan, penggunaan, dan penafsiran ruang dan jarak. Jarak sosial ( social
distance)  dapat didefinisikan berdasarkan zona prosemik yang digunakan antar individu ketika
berinteraksi dengan individu lainnya. Menurut Edward T. Hall, terdapat empat zona proksemik,
yaitu zona intim, zona pribadi, zona sosial, dan zona publik.
1. Zona intim (0 – 18 inci) – zona intim adalah jarak dekat biasanya dilakukan oleh keluarga inti,
teman dekat, kekasih, dan pasangan hidup.
2. Zona pribadi (18 inci – 4 kaki) – disediakan untuk percakapan dengan teman, keluarga besar,
rekan kerja, dan diskusi kelompok.
3. Zona sosial (4 – 10 kaki) – diperuntukkan bagi kelompok yang baru terbentuk atau orang-orang
baru.
4. Zona publik (10 kaki – atau lebih) – diperuntukkan bagi khalayak luas, orang asing, dan lain-
lain.
Terkait jarak sosial (social distance),  Burgoon menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan
akan afiliasi dan ruang pribadi. Dalam artian bahwa manusia selalu ingin dekat secara fisik
dengan manusia lainnya terutama orang yang memiliki kedekatan personal dengan kita. Namun
disaat bersamaan kita sebagai individu juga tetap harus menjaga jarak dengan orang lain yang
kita anggap asing, sebagai bentuk perlindungan diri dari ancaman yang mungkin dari orang yang
kita anggap asing tersebut.
Referensi;
West, Ricard; Lynn.H.Turner. 2013. Pengantar Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi (3 rd).
Salemba Humanika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai