Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung
mengandung pengertian dimana organisasi media memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain
merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan
dikonsumsi oleh audience.
Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi
yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan
mencerminkan budaya dalam masyarakat.
Sebuah model kita beri definisi sebagai “representasi dunia
nyata dalam bentuk yang teoritis dan disederhanakan”. Dalam
pembahasan kali ini, sedikit memiliki persamaan dengan materi-materi
sebelumnya di semester dua. Jika di semester dua, kita hanya belajar
mengenai model-model komunikasi saja. Namun, beda halnya dengan
semester tiga ini, bahasan yang akan dijelaskan mengenai model-model
komunikasi massa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah:
a. Apa pengertian model komunikasi massa?
b. Apa saja fungsi model komunikasi massa?
c. Apa model komunikasi awal?
d. Apa saja macam-macam model komunikasi massa?

C. Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan pengertian model komunikasi massa
b. Menjelaskan macam macam model komunikasi massa
c. Menjelaskan model komunikasi awal
d. Menjelaskan fungsi model komunikasi massa

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Model
Pengertian model komunikasi banyak dikemukakan oleh pakar
komunikasi diantaranya :
1) Menurut Littlejohn model adalah menunjuk pada representasi simbolis
dari suatu benda proses sistem atau gagasan ide.
2) Sereno dan Mortensen menjelaskan bahwa suatu model komunikasi
merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi.
3) B. Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analog yang
mengabstrakan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.

Sedangkan komunikasi massa ialah suatu proses melalui komunikator


komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara
luas dan terus menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai
cara. (DeFleur & McQuail, 1985, McQuail, 2000).

Jadi, Model Komunikasi Massa adalah representasi simbolis atau bisa


dikatakan dengan gagasan ide yang berisi hubungan antara komunikator dalam
menyampaikan pesan melalui media ke pada komunikan secara luas.
Proses komunikasi massa melibatkan komponen yang sama dengan
unsur-unsur dasar dalam komunikasi antarpribadi, yakni komunikator, pesan,
komunikan, saluran, dan efek. Namun dalam prosesnya, sistem komunikasi
massa melibatkan sejumlah besar orang, baik dari unsur komunikator, lebih-
lebih lagi komunikannya (khalayak).

2
Khalayak komunikasi massa tersebar luas dan bersifat heterogen.
Pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, sehingga dibutuhkan
ketelitian, kejujuran, dan tanggung jawab bagi komunikatornya.1
2. Fungsi Model
Deutsch (1952, hlm. 360-361) mengemukakan, model dalam konteks
Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai empat fungsi :
1) Fungsi mengorganisasikan, yaitu model membantu kita
mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-ngurutkan serta
mengkaitkan satu bagian atau sistem dengan bagian atau sistem lainnya
sehingga memperoleh gambaran yang menyeluruh. aspek lainnya dari
fungsi ini adalah model memberikan gambaran umum tentang sesuatu
hal dari kondisi-kondisi tertentu.
2) Model membantu menjelaskan. meskipun model pada dasarnya tidak
berisikan penjelasan namun model membantu kita dalam menjelaskan
tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana.
3) Fungsi "heuristik" artinya melalui model, kita akan dapat mengetahui
sesuatu hal secara keseluruhan.
4) Fungsi prediksi, melalui model kita dapat memperkirakan tentang hasil
atau akibat yang akan dicapai.2
Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan tiga fungsi model
yaitu;
1) Melukiskan proses komunikasi.
2) Menunjukkan hubungan visual.
3) Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan
komunikasi.3
Kegunaan model, yaitu Memberikan manfaat kepada para
ilmuwan dan melalui model kita akan dapat memahami secara mudah
dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur-unsur atau
faktor-faktor yang terlihat dalam proses komunikasi baik dalam

1
Abdul Halik, Buku Daras : KOMUNIKASI MASSA, (UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013), hal. 39
2
Zikri Fachrul Nurhadi, Teori Komunikasi Kontemporer (Depok: Kencana, 2017), hlm.73-74
3
Zikri Fachrul Nurhadi, Teori Komunikasi Kontemporer (Depok: Kencana, 2017), hlm.73-74

3
konteks individual, antara dua orang atau lebih, kelompok/organisasi
ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat luas.
3. Model Komunikasi Awal
1) Model Lasswell

Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah


model yang diusulkan oleh Lasswell (1948):
o Unsur sumber (who, siapa)
o Unsur pesan (says what, mengatakan apa)
o Saluran komunikasi (in which channel, pada saluran
yang mana
o Unsur penerima (to whom, kepada siapa)
o Unsur pengaruh (with what effect, dengan
pengaruh/dampak apa)
Model Lasswell ini digunakan dalam banyak aplikasi
dalam komunikasi massa. Ia mengindikasikan bahwa lebih
dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan, Siapa
mengemukakan pertanyaan tentang pengendalian pesan
(misalnya, studi penjaga gawang). Mengatakan apa adalah
subjek analisis isi (umpamanya, analisis informasi dalam
cyberspace). Saluran komunikasi dipelajari dalam media
analisis. Kepada siapa berkaitan dengan analisis penerima
dan audiens, (umpamanya, sikap pemilih di Colorado dalam
Bab 2). Studi difusi (peleburan) dan kredibilitas
komunikator,vang dibahas di Bab 2 bisa dilihat sebagai
studi pengaruh atau dampak.
Model Lasswell telah dikritik karena tampaknya
model tersebut mengimplikasikkehadiran seorang
4
komunikator dan pesan yang bertujuan. Ia juga dianggap
terlalu menyederhanakan, tetapi, seperti halnya model lain
yang baik, model ini memfokuskan perhatian pada aspek-
aspek penting komunikasi.4
2) Model Berlo
Model Berlo ini dikenal dengan model SMCR (Source
(sumber), Message (pesan), Channel (media) dan Reciever
(penerima), yaitu hanya menggunakan empat unsur
komunikasi. Namun dalam pelaksanaannya, empat unsur
tersebut harus didukung dengan hal-hal yang berkaitan
dengannya, seperti berikut.

a) Sender (komunikator) dan reciever (komunikan)


harus didukung dengan :1) keterampilan, 2) sikap,
3) pengetahuan, 4) sistem social, 5) kebudayaan.

b) Pesan harus didukung dengan: 1) isi pesan, 2)


elemen, 3) perlakuan, 4) struktur.

c) Saluran harus didukung dengan:1) penglihatan, 2)


pendengaran, 3) dan indra lainnya, 4) penciuman, 5)
perasaan,6) alat peraba.

4
, Denis, McQuail. McQuail’s Mass Comunication Theory. (London: Sage, 1987, 2000) hlm. 55-56.

5
3) Model Aristoteles

Model ini adalah model komunikasi paling klasik yang


sering juga disebut model retoris (rhetorical model).
Aristoteles adalah tokoh yang awal mengkaji komunikasi
dengan cara komunikasi persuasi. Ia berjasa dalam
merumuskan model komunikasi verbal pertama. Unsur-
unsur komunikasi yang dikemukakan mempunyai tiga
unsur, yaitu :

a) Pembicara (speaker/komunikator).

b) Pesan (message).

c) Pendengar (listener/komunikan).

Aristoteles menggunakan model ini karena fokus


komunikasi ditelaahnya adalah komunikasi retoris, yang
kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public
speaking) atau pidato. Pada masa itu, seni berpidato
merupakan suatu keterampilan penting yang digunakan di
pengadilan pada pertemuan-pertemuan masyarakat karena
semua bentuk komunikasi publik melibatkan persuasi dan
Aristoteles sangat tertarik menelaah komunikasi persuasi
yang dianggapnya paling efektif dalam pidato. Menurut
Aristoteles, "retorika" menunjuk kepada segala upaya yang
bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut, Aristotles
menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur, yakni:

a) Ethos (kredibilitas sumber/komunikator)

6
b) Pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan)

c) Logos (hal yang menyangkut fakta/pendekatan


rasional).

Dengan demikian, upaya persuasi menurut Aristotles,


menuntu tiga faktor, yakni sebagai berikut:

a) Kredibilitas dari pelaku komunikasi yang


melakukan kegiatan persuasi dengan cara
sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa
seseorang memiliki pengetahuan yang luas,
kepribadian yang terpercaya, kemampuan yang
teruji, dan status yang terhormat.

b) Kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan


dari pihak yang jadi sasaran dengan cara
menyentuh hati khalayak, perasaan, emosi,
harapan, kebencian, dan kasih sayang mereka.

c) Kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta


yang mendukung (logika) secara rasional.
Dengan cara meyakinkan khalayak dengan
mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai
bukti, yaitu mendekati khalayak lewat otaknya.

4) Model Komunikasi Barnlund

Model ini dibagi pada dua bagian, yaitu "Intrapersonal


dan Interpersonal"

a) Model komunikasi intrapersonal, yaitu


komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang,
yakni menunjuk pada proses pengolahan dan
pembentukan informasi melalui sistem saraf dan
otak manusia sehubungan dengan adanya
stimulus yang ditangkap melalui panca indra.

7
Proses berpikir (mencerna dan memahami suatu
simbol), serta melakukan suatu reaksi atau suatu
stimulus adalah bagian dari proses komunikasi
yang terjadi dalam diri manusia.

Jalannya proses komunikasi ini sebagai berikut:

D : Decoding (pemecahan arti kode).

E :Encoding (pembentukan kode).

Cpu: Public Cues (isyarat publik).

Cpr: Private Cues (isyarat pribadi).

Cbeh-nv: Nonverbal Behavioral Cues (isyarat


tingkah laku nonverbal).

+, 0, : Valensi positif, netral negatif.

Model di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya


tingkah lab nonverbal seseorang apakah
bervalensi positif, netral atau negat dipengaruhi
oleh isyarat-isyarat pribadi dan publik yang
dialam atau sampai kepada dirinya. Contoh: rasa

8
gembira karena ban mendapat kiriman uang:
atau perasaan senang karena habis maka enak
adalah isyarat pribadi yang bervalensi positif
(Cpr+), dan seterusnya.

b) Model komunikasi interpersonal, yaitu


komunikasi yang terjadi antarpribadi

M: Message (pesan)

Cbeh-v : Verbal Behavioral Cues (isyarat


tingkah laku verbal).

Model ini adalah merupakan kelanjutan


dari model di atas kemudian disampaikan
kepada orang lain dengan pesan hasil proses
encoding (komunikator yang berusaha
memahami pesan yang akan disampaikan
kepada komunikan). Dan decoding (komunikan
berusaha memahami pesan yang diterima dari
komunikator.

5) Model Komunikasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm

Model proses komunikasi yang digambarkan oleh kedua


tokoh ini terutama berlaku untuk bentuk komunikasi
antarpribadi. Dijelaskan bahwa prosesnya berjalan secara
sirkuler di mana masing-masing pelaku secara bergantian
bertindak sebagai komunikator/sumber dari
komunikan/penerima. Proses komunikasinya dapat
digambarkan sebagai berikut:

a) Pelaku komunikasi yang pertama kali


mengambil inisiati sebagai sumber/komunikator
membentuk pesan (encoding) dan
menyampaikannya melalui suatu saluran
komunikasi tertent kepada lawan komunikasinya
yang bertindak sebagai penerima. Saluran yang

9
dipergunakan bisa bermacam-macam, misalnya
telepon, surat, dan sebagainya. Jika
komunikasinya secara langsung dan tatap muka,
maka salurannya adalah gelombang udara.

b) Pihak penerima/komunikan, setelah menerima


pesan akan mengartik (decoding) dan
menginterpretasikan pesan yang diterimanya.
Apabila mempunyai tanggapan/reaksi, ia
selanjutnya akan membentuk pesan (encoding)
dan menyampaikannya kembali. la berarti
bertindak sebagai sumber dan tanggapannya
disebut umpan balik.

c) Pihak sumber yang pertama sekarang bertindak


sebagai penerima/komunikan, dan seterusnya.

Sumber dapat menyandi dan sasaran


dapat menyandi - balik pesan berdasarkan
pengalaman yang dimilikinya masing-masing.
Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama
yang besar, maka komunikasi mudah
dilakukan.5

6) Model Komunikasi Gerbner

10
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Gerbner ini
hamper sama bentuknya dengan model Lasswell. Hanya
prosesnya lebih kompleks karena melibatkan elemen-
elemen komunikasi yang lebih banyak. Modelnya ada dua,
yaitu model verbal dan gambar.

Model Verbal dan Gambar

Model verbal yang dikembangkan Gerbner ini


mencakup 10 unsur,

a) Someone: komunikator dan komunikan)

b) Perceives an event: persepsi

c) And reacts: reaksi

d) In a situation: situasi fisik/psikologis/social

e) Through some means: saluran/media

f) To make available materials : distribusi,


administrasi.

g) In some form:bentuk, struktur, pola.

h) And context: konteks, setting.

i) Conveying context: makna pesan.

j) Some of consequence: akibat, hasil.

11
M : Manusia atau Mesin
S : Bentuk
E : Peristiwa
E1: Persepsi
E2: Isi
Model ini menjelaskan bahwa proses
komunikasi diawali dengan suatu tindakan
pemahaman (persepsi). Pendekatan Gerbner ini
dilukiskan melalui dua pendekatan, yakni
pendekatan transaksional dan pendekatan
psychophysical (psikologi fisik). Model verbal dari
Gerbner memberikan gambaran bahwa komunikasi
mencakup sebelas komponen: pelaku komunikasi
(komunikator dan komunikasi), objek peristiwa,
persepsi terhadap objek peristiwa, reaksi, situasi,
saluran/media, distribusi, bentuk/struktur/pola,
konteks, makna isi pesan, dan akibat/hasil. Dengan
demikian, komunikasi menurut Gerbner adalah
suatu proses di mana seseorang (komunikator atau
komunikan) mempersepsikan suatu objek peristiwa,
dan bereaksi dalam suatu situasi, dengan
menggunakan alatatau saluran tertentu agar sesuatu
yang disampaikan itu menjadi ada dalam bentuk dan
konteks tertentu, dengan makna atau arti tertentu
dan dengan tujuan memperoleh suatu akibat atau
hasil tertentu. Model gambar yang dibuat Gerbner
menjelaskan bahwa proses komunikasi diawali
dengan suatu tindakan pemahaman (persepsi).
Dimensi pendekatan Gerbner terhadap persepsi ini
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan
transaksional dan pendekatan psychophysical
(psikologi fisik).
Pendekatan transaksional: E1 semata-mata
dianggap sebagai fungsi asumsi, pandangan

12
pengalaman dan faktor lain yang berkaitan dengan
pengalaman si manusia. Seperti apa E1 bagi
manusia tergantung pada faktor yang ada dalam diri
manusia sendiri. Pendekatan psychophysical: E itu
sendiri merupakan faktor terpenting, yang
menimbulkan persepsi yang jelas dan akurat dalam
kondisi yang menguntungkan. Bagaimana
pemahaman manusia ditentukan oleh caranya
memilih, konteksnya, serta ketersediaan E
(persepsi).
7) Model Komunikasi Riley &Riley
John W. Riley dan Matilda W. Riley mengatakan bahwa
manusia sebagai homo comunicas sebenarnya merupakan
bagian dari suatu lingkungan atau sistem dengan struktur
yang berbeda-beda. Untuk itu pengamatan terhadap tingkah
laku komunikasi manusia perlu dipandang secara
sosiologis. Riley&Riley mengatakan bahwa komunikan
dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator
tidak langsung bereaksi begitu saja. Ada faktor-faktor di
luar dirinya yang turut memengaruhi dan bahkan
mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan
yang diterimanya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah
terutama berkaitan dengan peran dari kelompok primer
(misalnya keluarga) dan kelompok lainnya yang menjadi
rujukan (referensi) dari si komunikan.

8) Model Newcomb

Model yang dikembangkan oleh Newcomb ini


merupakan model komunikasi antarpribadi. Melalui model
ini, Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan
komunikasi antara dua individu tentang suatu objek yang

13
dipersoalkan mereka. Model Newcomb kemudian disebut
model keseimbangan, pola komunikasi yang terjadi antara
dua individu mempunyai dua bentuk atau situasi
"seimbang" dan "tidak seimbang". Situasi komunikasi
seimbang akan terjadi apabila apabila dua orang vang
berkomunikasi tentang suatu hal/objek sikap menyukai atau
selera yang sama dibicarakan. Keadaan tidak seimbang
terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua
orang tersebut. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini
terjadi, umumnya masing-masing pihak berupaya untuk
mengurangi perbedaan sehingga keadaan relatif seimbang
bisa tercapai.

9) Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Model komunikasi ini melibatkan tujuh komponen


komunikasi yaitu:

I-s: Information sourse (sumber informasi).

M: Mesage (pesan)

T: Transmitter (alat/saluran/penyampaian).

S: Signal (tanda, sinyal)

R-s: Received signal (sinyal yang diterima).

14
R: Receiver (penerima)

D:Destination (sasaran, tujuan).

N-s Noice source (surmber gangguan).

Model komunikasi Shanoon ini menjelaskan bahwa


proes komunikasi dimulai dengan adanya suatu sumber
informasi, kemudia mermbentuk pesan atau serangkaian
pesan untuk dikomunikasikan. Taha berikutnya adalah
pengolahan pesan ke dalam tanda-tanda atau lambing-
lambang dan disampaikan melalui transmitter atau saluran
kende penerima pesan. Pihak penerima selanjutnya akan
menginterpretasi tanda-tanda atau lambang-lambang
tersebut sehingga menghasilian sesuatu. Hasilnya disebut
sebagai destination. Dalam praktiknya proses penyampaian
pesan ini tidak terlepas dari adanya gangguan. Apabila
gangguan tersebut tidak dapat diatasi, maka makna atau arti
pesan yane ditangkap oleh penerima, kemungkinan berbeda
dengan makna atau pesan yang dimaksud oleh sumber
pengirim.

10) Model Tubbs

Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal atau


juga nonverbal, disengaja maupun tidak disengaja.
Salurannya adalah alat indra terutama pendengaran,
pengelihatan, dan perabaan. Gangguan dalam medel ini ada
dua, yaitu gangguan teknis dan gangguan semantik.
Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan
penerima merasakan perubahan dalam informasi atau
rangsangan yang terjadi dalam proses komunikasi.

15
4. Macam-macam Model Komunikasi Massa

Penyampaian pesan melalui media massa ini banyak mendapat


perhatian dan penelitian dari para ahli, disebabkan semakin maju teknologi di
media massa. Penelitian para ahli tersebut menghasilkan teori komunikasi
massa, diantaranya tentang model-model komunikasi, sebagai berikut : 6

1) Model Jarum Hipodermik (hypodermic needle model)


Hypodermic secara harfiah berarti “di bawah kulit”. Dalam
hubungannya dengan model komunikasi massa ini ialah bahwa media
massa menimbulkan efek yang kuat, terarah, segera dan langsung
terhadap massa komunikan.
Efek yang langsung dan segera itu adalah sejalan dengan
pengertian “perangsang tanggapan” (stimulus response). Ellihu Katz
mengatakan bahwa model ini (1) sangat ampuh, memasukkan ide pada
benak yang tidak berdaya; (2) massa komunikan yang terpecah-pecah,
dapat terhubungkan dengan media massa, tetapi sebaliknya komunikan
tidak terhubungkan satu sama lain.

6
Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Op, Cit., hal. 64

16
Gambar 1. Model Jarum Hipodermik

2) Model Komunikasi Dua Tahap (two step flow model)


Model ini menyatakan bahwa ide-ide sering kali datang dari
radio, surat kabar atau TV yang ditangkap oleh pemuka pendapat
(opinion leaders) dan dari mereka kemudian disampaikan kepada
penduduk yang kurang giat.7
Model ini pengembangan dari model jarum hipodermik, namun
model ini ternyata menemukan hal yang mengjutkan dimana pengaruh
media ternyata kecil sekali. Khalayak lebih banyak di pengaruhi oleh
hubungan antar pribadi, dalam menentukan keutusan yang terkait dengan
pesan media massa.
Model ini juga melahirkan konsep opinion leader sebagai
penyebarluas pengaruh media massa. Model ini berlangsung :Tahap
pertama, dari sumber informasi ke Opinion Leader. Tahap ini merupakan
proses pengalihan informasi.Tahap kedua, Opinion Leader melanjutkan
informasi ke masyarakat. Tahap ini merupakan tahap penyerbarluasan
pengaruh.8
Teori dan penelitian-penelitan komunikasi dua tahap meiliki
asumsi-asumsi sebagai berikut :
 Individu tidak terisolir dari kehidupan sosial, tetapi merupakan
anggota dari kelompok-kelompok sosial dalam berinteraksi
dengan orang lain.

7
Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Op, Cit., hal. 64
8
https://slideplayer.info/slide/3657434/

17
 Respons dan reaksi terhadap pesan dari media tidak akan terjadi
secara langsung dan segera. Tetapi melalui perantaraan dan
dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial tersebut.
 Ada dua proses yang berlangsung,pertama menegenai
penerimaan dan perhatian; dan kedua berkaitan dengan
response dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap
upaya memengaruhi penyampaian informasi.
 Individu tidak bersikap sama terhadap pesan/kampanye media
melainkan memiliki berbagai pesan yang berbeda dalam proses
komunikasi dan khususnya dapat dibagi atas mereka yang
secara aktif menerima dan meneruskan/menyebarkan gagasan
dari media dan mereka yang semata-mata hanya mengandalkan
hubungan personal dengan orang lain sebagai panutannya.
 Individu-individu yang berperan aktif (pemuka pendapat)
ditandai dengan penggunaan media massa yang lebih besar,
tingkat pergaulan yang lebih tinggi, anggapan bahwa dirinya
berpengaruh terhadap orang-orang lain dan memiliki pesan
sebagai sumber infiormasi dan panutan.9

Gambar 2. Model Komunikasi Dua Tahap

3) Model Komunikasi Satu Tahap (one step flow model)


Model ini menyatakan bahwa saluran media masa
berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya
suatu pesan melalui pemuka pendapat, tetapi pesan tersebut tidak

9
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, hal. 5- 17.

18
mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama
pada setiap komunikan.10
Model ini sebenarnya adalah seperti model nomor satu yang
dimurnikan, tetapi model ini mengakui bahwa :
a) Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat.
b) Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan dan penahanan
dalam ingatan yang selektif memengaruhi suatu pesan.
c) Untuk semua komunikan terjadi efek yang berbeda.

Gambar 3. Model Komunikasi Satu Tahap


4) Model Komunikasi Tahap Ganda (multistep flow model)

Model ini menggabungkan semua model yang telah dijelaskan


sebelumnya, yaitu didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan
yang terjadi pada kebanyakan situasi komunikasi.

Gambar 4. Model Komunikasi Tahap Ganda

5) Model komunikasi De Fleur

10
Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Op, Cit., hal. 65

19
Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin defleur pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh
shannon dan Weaver. Model tokoh ini cocok untuk menggambarkan
proses komunikasi melalui media massa. Didalamnya tercakup 8
komponen proses komunikasi massa, yaitu :

* Source : sumber pengirim.

* Transmitter : alat pengolah informasi.

* Channel. : saluran.

* Receiver : penerima.

* Destination : tujuan.

* Noise : gangguan yang terjadi.

* mass medium device : perangkat media massa.

* feedback device : perangkat umpan balik.11

Gambar 5. Model Komunikasi De Fleur

Model DeFleur merupakan model proses komunikasi massa yang


dikembangkan dari proses komunikasi antarpribadi. Model ini
merupakan perluasan dari model Shannon dan Weaver dengan
memasukkan unsur piranti media massa (mass medium device) dan
piranti umpan balik (feedback device).

11
Hj. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Depok : PT. Raja Grafindo,2019), hal. 94-95

20
Dalam proses komunikasi ini, suara dapat terjadi pada tahap apa
saja. DeFleur menggambarkan bahwa sumber (source), pemancar
(transmitter), penerima (reciever) dan sasaran (destination) merupakan
tahapan – tahapan yang terpisah dalam proses komunikasi massa.12

6) Model Stimulus Response

Model "stimulus response" (rangsangan-tanggapan) atau lebih


populer disebut dengan model S-R, yakni yang menjelaskan tentang
pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari
komunikasi. Menurut model ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada
pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi reaksi tertentu
dari "stimulus" tertentu.

S----------O----------R

Model ini memberikan gambaran tentang tiga elemen penting :


stimulus(S), yakni pesan, organisme(O) dalam hal ini pihak
penerima(receiver) dan respons(R) yakni akibat dan atau pengaruh
yang terjadi.

Model S-R ini ada kaitan nya dengan asumsi dari model "jarum
suntik" yang berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh
langsung kepada khalayaknya. Isi media massa di ibaratkan sebagai
jarum yang disuntikkan ke tubuh khalayak sehingga menghasilkan
pengaruh yang sesuai dengan isinya.13

7) Uses and Gratifications Theory

Herbert Blumer dan Eihu Katz adalah orang pertama yang


mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications (kegunaan dan
kepuasan) ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on
Mass Communications: Current Perspectives Resarch. Teori uses and
gratifications milik Blunner dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna

12
http://nurmuminatisuradi.blogspot.com/2016/12/model-komunikasi-defleur-tokoh-melvin.html
13
Abdul Halik, Buku Daras : KOMUNIKASI MASSA, (UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013), hal.
29-30.

21
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media
tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif
dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber
media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya.
Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternative untuk memmuaskan
kebutuhannya.14

Teori uses and gradifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi


dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai
otonomi,wewenang untuk memperlakukan media. Bulnner dan Katz percaya
bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media.
Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk
menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media
mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana ( lewat media mana)
mereka menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak pada
dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh
jahat dalam kehidupan. Pengguna teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas
music personal. Kita menyeleksi music tidak hanya karena cocok dengan
lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk gengsi diri,
kepuasan batin, atau sekedar hiburan.

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media
oleh orang itu dan kepuasan yang diperoleh. Gratifikasi yang sifatnya umum
antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan
emosional, perolehan informasi, dan kontak social.

8) Agenda Setting Theory

14
Nurudin, M. Si. : Pengantar Komunikasi Massa (Ed 1 Jakarta PT. RajaGrafindo Persada) 2007

22
Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan teori agenda setting ini. Teori ini muncul sekitar tahun 1973
dengan publikasi pertamanya berjudul ‘’ The Agenda Setting Function of The
Mass Media’’ Public Opinion Quartely

Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media (khususnya


media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita piker, tetapi
media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa.
Media massa selalu mengrahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media
memberikan agenda-agenda melalui pemberitaanya, sedangkan masyarakat
akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media mempunyai kemampuan
untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau
peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang tidak penting. Media
pun mengatur apa yang harus kita lihat.

Mengikuti pendapat Chaffed dan Berger (1997) ada beberapa catatan yang
perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini.

1. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa


orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
2. Teori itu mempunyai kekuatan memprediksi bahwa jika orang-orang
mengekspos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang
sama tersebut penting.
3. Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media
yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu
media itu penting.

Untuk lebih memperjelas tiga agenda (agenda media,agenda khalayak, dan


agenda kebijakan) dalam teori agenda setting ini, ada beberapa dimensi
yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh Mennheim (Severin dan
Tankard)

1. Agenda media terdiri dari dimensi-dimensi berikut.

23
a) Visibility,yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
b) Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak). Yakni relevansi
isi berita dengan kebutuhan khalayak.
c) Valence, yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu peristiwa.
2. Agenda khalayak, terdiri dari dimensi-dimensi berikut.

a) Familiarity, yakni derajat kesadaran khalayak akan topic tertentu.


b) Personal salience, yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri
pribadi.
c) Favorability, yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topic
berita.

3. Agenda kebijakan terdiri dari dimensi-dimensi berikut.


a) Support, yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita
tertentu.
b) Likelihood of action, yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan
apa yang diibaratkan.
c) Freedom of action, yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan
pemerintah.

24
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Komunikasi Massa adalah representasi simbolis atau bisa
dikatakan dengan gagasan ide yang berisi hubungan antara komunikator dalam
menyampaikan pesan melalui media ke pada komunikan secara luas.
Model komunikasi dirancang untuk memudahkan menjelaskan
fenomena komunikasi dan mengurangi fenomena komunikasi. Model adalah
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dalam
penerapan model komunkasi massa ini, lebih dominan mengandalkan Opinion
Leader. Karena, ia dapat mempengaruhi sikap atau perilaku sesorang.
Macam-macam model komunikasi juga memiliki pengembangan-
pengembangan dari komunikasi interpersonal sehingga bisa digunakan pula
menjadi model untuk komunikasi massa.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/3657434/

Abdul Halik, Buku Daras : KOMUNIKASI MASSA, UIN ALAUDDIN


MAKASSAR: 2013

Nurhadi, Zikri Fachrul. Teori Komunikasi Kontemporer. Depok : Kencana 2017.

Wiseman, Gordon and Barker Larry. Speech Interpersonal Communication. San


Francisco: Chandler, 1967.

Effendy, Onong Uchayana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1981.

Fisher, B. Aubrey. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1986.

Sandjaya, Sasa Djuarsa. Teori Komunikasi. t. t

McQuail, Denis. McQuail’s Mass Comunication Theory. London: Sage, 1987, 2000.

Nurudin, M. Si. : Pengantar Komunikasi Massa (Ed 1 Jakarta PT. RajaGrafindo


Persada) 2007

26

Anda mungkin juga menyukai