MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia yang diampu oleh:
Dr.Kun Wazis, S. Sos., M.I.Kom
Disusun Oleh:
(Kelompok 2)
Lailatul Qodriyah D20191001
Noer Fajriyatul Maslahah D20191003
Ismatul Maula D20191012
Syaqrah Karara Azzen D20191019
Naimatul Munawaroh D20191030
Zidqi Mudhar D20191045
Muhammad Izzul Afif D20191050
FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kemudahan dan
pertolonganya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
Selawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw., yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang
benderang.
Tak lupa ucapan syukur senantiasa terucap kepada Allah swt atas limpahan
rezekinya berupa kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia dengan
judul Sistem Penyiaran Indonesia.
Permohonan maaf sebesar-besarnya penulis ucapkan karena dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak kesalahan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca
supaya nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik.
Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pengampu, Dr.Kun
Wazis, S. Sos., M.I.Kom yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................2
C. TUJUAN PEMBAHASAN............................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
ii
C. DEMOKRATISASI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT...................12
3. Wawasan Keindonesiaan...........................................................................16
BAB III........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.............................................................................................18
B. SARAN.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya sistem penyiaran di indonesia sangatlah signifikan, baik dari
media televisi maupun radio. Perkembangan itu tidak luput dari perubahan
jaman dan juga perkembangan teknologi dimana sekarang kita sudah
dipermudah dalam mengakses hampir seluruh media penyiaran dimanapun
dan kapanpun. Hal ini dilakukan agar dapat terus memberikan informasi
secara cepat kepada masyarakat. Sekarang ini media penyiaran adalah media
paling cepat dalam menyiarkan berita atau informasi kepada khalayak secara
serempak.
1
Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
Kencana.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik radio dan televisi
2. Bagaimana dinamika penyiaran nasional
3. Bagaimana demokratisasi dan peran serta masyarakat
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui karakteristik radio dan televise
2. Untuk mengetahui dinamika penyiaran nasional
3. Untuk mengetahui demokratisasi dan peran serta masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional,(Yogyakarta: Pustaka Populer LKis, 2004),
3
John, Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005),hlm.9
3
antara lain: heterogen, pribadi, aktif, berpikir, interpretasi, menilai dan
selektif dalam memilih gelombang siaran sesuai selera.4
Radio sebagai alat untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan
radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan juga bisa merambat lewat ruang
angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut (seperti molekul udara). Gelombang radio adalah suatu
bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan
listrik dimodulasi (dinaikkan frekuesinya) pada frekuensi yang
terdapat dalam frekuensi gelombang radio dalam suatu spektrum
elektromagnetik.6
4
politisnya sangat besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan dan
pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara kasat mata
(Badjuri, 2010: 6).
5
wilayah layanan siaran melalui layanan siaran atau slot dalam kanal
frekuensi radio.
2. LPPPM (Lembaga penyiaran penyelenggara penyiaran multipleksing)
Lembaga yang menyalurkan beberapa program siaran melalui
perangkat multiplek dan perangkat tranmisi kepada masyarakat
di suatu zona layanan.
6
Peraturan MENKOMINFO diiringi dengan berbagai konsep yang
tidak sesuai dengan Undang Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang
sekarang melalui masa revisi di DPR. Revisi Undang Undang penyiaran
diperkirakan selesai pada akhir tahun 2012. Di industri penyiaran sendiri
yaitu Lembaga Penyiaran (televisi) khususnya harus segera melaksanakan
dan mempersiapkan berbagai aktifitas penyiaran untuk beradapatasi
dengan teknologi baru yaitu digital.
7
“UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG
PENYIARAN.” Accessed March 25, 2021. http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.
%2032%20Tahun%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf.
8
Nur Bahri, Andini. Dasar-Dasar Broadcasting. Medan, Sumatera Utara: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Medan. Accessed March 25, 2021.
http://repository.uinsu.ac.id/6195/1/Diktat%20Dasar-dasar%20broadcasting%20Andini.pdf.
7
produser atau pengirim pesan kepada audiens di berbagai lokasi melalui suatu
sarana pemancar yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui udara, kabel dan media lainnya.
8
yaitu RRI. Namun, pada akhir 1950, Perdana Menteri Moh. Natsir
memperbolehkan kembali siaran radio amatir.
9
Nailufar, Nibras Nada. “Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan Latar Belakangnya.”
kompas.com, February 13, 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/090000069/demokrasi-terpimpin-1957-1965---
sejarah-dan-latar-belakangnya?page=all#:~:text=Demokrasi%20Terpimpin%20yang%20sudah
%20dirintis,baru%20untuk%20mengganti%20UUDS%201959.
10
Pratama, Cahya Dicky. “Pers di Era Orde Lama.” kompas.com, December 22, 2020.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/22/153838469/pers-di-era-orde-lama?page=all.
11
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1964 Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
No. 6 Tahun 1963 Tentang Telekomunikasi , Jakarta
9
mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia XVII di Istana Merdeka. Kemudian dilanjut pada
24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan
tayangan siaran langsung opening ceremony Asian Games IV dari Stadion
Utama Gelora Bung Karno.
10
a. Siaran Sentral, siaran pemerintah yang wajib dipancarteruskan oleh
seluruh sistem penyiaran nasional ke seluruh wilayah NKRI
b. Siaran Bersama, siaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran
Pemerintah dan/atau Lembaga Penyiaran Swasta yang dipancarluaskan
oleh jaringan penyiaran, baik lokal, regional, nasional maupun
internasional.
c. Siaran Nasional, siaran yang dipancarkan dengan wilayah jangkauan
siaran meliputi seluruh atau sebagian wilayah NKRI
d. Siaran Regional, siaran yang dipancarkan dengan wilayah jangkauan
meliputi satu provinsi
e. Siaran Lokal, siaran yang dipancarkan dengan wilayah jangkauan
meliputi wilayah sekitar tempat kedudukan lembaga penyiaran atau
wilayah satu kabupaten/kota
f. Siaran Internasional, siaran yang dipancarluaskan dengan wilayah
jangkauan siaran meliputi wilayah beberapa negara
g. Siaran Berlangganan, siaran yang dipancarkan dan/atau disalurkan
khusus kepada pelanggan.
11
C. DEMOKRATISASI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
UU Penyiaran yang akhirnya lahir pada 2002 memuat pasal-pasal yang
mendorong terjadinya demokratisasi penyiaran. Pertama-tama, UU
memperkenalkan gagasan tentang adanya sebuah lembaga pengatur penyiaran
independen, Komisi Penyiaran Indonesia. KPI, menurut UU, dipilih dan
bertanggungjawab kepada DPR dan keanggotaannya berasal dari mereka yang
diharapkan tidak mewakili kepentingan industri penyiaran, pemerintah,
ataupun partai politik.
14
Anita Kusuma Wardana, Demokratisasi Penyiaran dan UU No. 32 Tahun 2002 Penyiaran, Jurnal
Kompas.com, Tahun 2015
12
b. Organisasi nirlaba, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi,
dan kalangan pendidikan, dapat mengembangkan kegiatan literasi dan/
atau pemantauan Lembaga Penyiaran.
c. Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat mengajukan
keberatan terhadap program dan/atau isi siaran yang merugikan.15
15
Robeet Thadi, Penguatan Peran Masyarakat Dalam Pengawasan Isi Siaran Televisi Melalui Fmpms,
Jurnal Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016
13
penyiaran lokal untuk dapat menyiarkan program secara besama-sama
sehingga membentuk wilayah siaran yang lebih luas.
16
Profil KPI, Laman Website Komisi Penyiaran Indonesia.com
14
a. Pengelolaan sistem penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan
karena penyiaran merupakan ranah publik dan digunakan sebesar-
besarnya untuk kepentingan publik.
b. Menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah dengan
pemberlakuan sistem siaran berjaringan.
15
Meningkatkan kapasitas Sekretariat KPI.17
3. Wawasan Keindonesiaan
Lembaga penyiaran baik radio maupun televisi harus dapat
dimanfaatkan sebagai sarana atau media dalam menyebarkan ilmu dan
wawasan kebangsaan indonesia. Apalagi pada masa pandemi saat ini yang
mengharuskan masyarakat berkegiatan dirumah dan menyebabkan akses
masyarakat pada televisi dan radio semakin meningkat. Diharapkan
lembaga penyiaran dapat menyajikan prigram dan konten siaran yang
tidak hanya menghibur dan bermanfaat saja, namun juga menanamkan
wawasan keindonesiaan sehingga sesuai dengan UU nomor 32 tahun 2002
atas dasar ideologi pancasila.
Tujuan terselenggaranya penyiaran sebagaimana yang disebut
dalam regulasi yakni memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak
dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun
masyarakat mandiri, demokratis, adil dan sejahtera serta menumbuhkan
industri penyiaran. Di sisi lain, media penyiaran juga memiliki fungsi
sebagai sarana informasi yang layak dan benar, pendidikan bagi
masyarakat, Hiburan yang sehat, Kontrol dan perekat sosial, sarana
kebudayaan dan ekonomi.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga mengimbau agar
seluruh industri penyiaran, termasuk televisi, menyajikan program-
program yang mengusung identitas keindonesiaan. Menurut KPI, hal
tersebut penting dilakukan oleh industri penyiaran, karena masyarakat
Indonesia yang beragam pada era kecanggihan teknologi sekarang
ini."Jadi dengan (masyarakat) multikultur ini di era kecanggihan
17
Devi Rahayu, Peranan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Terhadap Tayangan Infotainmen Televisi,
UIN Jakarta, Tahun 2010.
16
teknologi, tetap bisa menghadirkan program dan konten-konten harus
mempunyai karakter dan identitas NKRI.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke
khalayak dan stimulasi yang dikorelasikan oleh kahalayak kedepannya.
Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai
media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya
memvisualisasikan suara penyiarnya. Karakteristik radio siaran, antara lain:
auditori (untuk didengar), isi siaran sepintas lalu dan tidak bisa diulang,
identic dengan music, mengandung ganggunan timbul teggelam (fading) dan
teknis, akrab dan hangat, suara Penyiar hadir dirumah atau didekat
pendengar. Salah satu kelebihan televisi sebagai media audiovisual adalah
informasi yang disampaikan dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar
secara audio dan terlihat secara visual. televisi menciptakan suasana tertentu,
yaitu penonton dapat menikmati acara televisi sambal duduk dantai
menyaksikan berbagai informasi. Banyak sekali Lembaga – Lembaga
Penyiaran Radio dan Televisi yang terdapat di peraturan MENKOMINFO.
Dapat disimpulkan bahwa penyiaran adalah proses pengiriman
informasi dari seseorang / produser depada audiens di berbagai lokasi melalui
suatu satana pemancar yang menggunakan gelombang elektromagnetik dan
lain sebagainya sudah terpenuhi. Adapun sistem penyiaran yang pernah
diterapkan di Indonesia sesuai zamannya yakni sistem penyiaran merdeka,
sistem penyiaran terpimpin, sistem penyiaran pancasila, dan sistem penyiaran
nasional.
UU Penyiaran yang akhirnya lahir pada 2002 memuat pasal-pasal yang
mendorong terjadinya demokratisasi penyiaran. UU Penyiaran 2002 memang
seperti memberi jaminan bagi demokratisasi penyiaran. Pemerintahan
dipinggirkan, untuk digantikan oleh lembaga regulasi penyiaran yang
18
mewakili kepentingan publik, yang mana di Indonesia terdapat Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI). Proses perolehan perizinan, yang merupakan
jantung penyiaran, dibuat murah, transparan, dan harus
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Penyiaran mengamanatkan pergantian sistem siaran nasional dengan
sistem siaran berjaringan sebagai wujud demokratisasi/desentralisasi
Penyiaran. Aturan ini dimaksudkan untuk menghadirkan sistem penyiaran
yang tidak lagi sentralistik, namun desentralisasi, dimana penyiaran yang
dipancarkan dari stasiun induk di Jakarta dapat diterima di daerah dengan cara
berjaringan bersama stasiun lokal.
Tujuan terselenggaranya penyiaran sebagaimana yang disebut dalam
regulasi yakni memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri
bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat
mandiri, demokratis, adil dan sejahtera serta menumbuhkan industri
penyiaran.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman kepada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah di atas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Masduki, 2004, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka
Populer LKis
John, Fiske, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Asep Syamsul, M. Romli, 2008, Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Onong, Uchjana Effendy, 1990, Radio Siaran dan Praktek, Bandung: Alumni
Mufid, Muhammad, 2010, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Devi Rahayu, Peranan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Terhadap Tayangan
Infotainmen Televisi, UIN Jakarta, Tahun 2010.
Profil KPI, Laman Website Komisi Penyiaran Indonesia.com
Robeet Thadi, Penguatan Peran Masyarakat Dalam Pengawasan Isi Siaran
Televisi Melalui Fmpms, Jurnal Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016.
Anita Kusuma Wardana, Demokratisasi Penyiaran dan UU No. 32 Tahun
2002 Penyiaran, Jurnal Kompas.com, Tahun 2015.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran, Jakarta.
Nailufar, Nibras Nada. “Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan
Latar Belakangnya.” kompas.com, February 13, 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/090000069/demokrasi-terpimpin-
1957-1965---sejarah-dan-latar-belakangnya?page=all#:~:text=Demokrasi
%20Terpimpin%20yang%20sudah%20dirintis,baru%20untuk%20mengganti
%20UUDS%201959.
Pratama, Cahya Dicky. “Pers di Era Orde Lama.” kompas.com, December 22,
2020. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/22/153838469/pers-di-era-orde-
lama?page=all.
20
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002
TENTANG PENYIARAN.” Accessed March 25, 2021.
http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2032%20Tahun
%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf.
21