TUGAS MAKALAH
Disusun oleh :
Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini berjudul “MELIPUT BERITA TAK TERDUGA”.
Penyusun juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharap ada saran dan kritik yang sifatntya membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesainya tugas ini. Dengan segala doa dan harapan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berita adalah laporan atas opini atau peristiwa yang penting bagi
sejumlah besar orang/khalayak. Berita yang besar adalah berita yang
dibutuhkan oleh banyak orang. 1
Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni vrit yang dalam bahasa
Inggris disebut Write yang artinya ada atau terjadi. Sebagian ada yang
menyebutnya Vritta artinya kejadian atau telah terjadi. Yang kemudian
dalam bahasa Indonesia disebut Warta yang merupakan laporan atau
peristiwa yang hangat. Menurut Tuchman dalam bukunya Making News,
mengatakan berita adalah jendela dunia, sebab melalui berita kita dapat
mengerti apa yang terjadi di dunia.2
1
Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hal. 17.
2
Syahputra, Op.Cit., 17-18.
mewakili pemirsa. Yaitu harus mampu melihat, merasakan kondidi sekitar,
serta berpikir untuk kepentingan pemirsanya.3
Reportase langsung terdiri dari 2 :
- Reportase yang direncanakan
Reportase yang direncanakan untuk peristiwa-peristiwa khusus yang
waktunya sudah diketahui, misal peringatan hari kemerdekaan RI.
- Reportase yang tidak direncanakan
Reportase atau liputan suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba
atau tak terduga. Misalnya banjir, longsor, hujan deras serta angin
kencang yang belum bisa diprediksi jauh-jauh hari. Atau juga
demonstrasi.4
B.2. Reportase Tunda (laporan kemudian)
B.3. Reportase Bersambung/Beranting (reportase secara estafet yaitu
menyebarkan reporter di titik-titik berbeda)
B.4. Reportase Melalui Rekaman (Penayangan berita saat peristiwa itu
belum selesai. Melalui perekaman di OB Van disalurkan ke studio siaran.
B.5. Reportase Melalui Wawancara
3
Lala Hozilah, Reportase Radio & Televis (Jakarta: Indeks, 2013), hal.30.
4
Ibid., hal. 31.
3. Mengetahui teknik pelaporan dan memiliki suara yang baik,
menguasai penggunaan peralatan teknik, terutama alat abntu apa yang
digunakan saat suara rendah, dan sebagainya.5
5
Ibid., hal. 102.
6
Ibid., hal. 31-32.
7. menjalin komunikasi dengan narasumber yang akan diwawancarai sebelum
wawancara7
8. memiliki kemampuan kepekaan sosial. Mampu memilih peliputan berita apa
yang harus didahulukan.8
D.3. Berpatokan Pada SOP Reportase
1. perencanaan (sebelum datang ke tempat peristiwa
2. pelaksanaan (kerjasama antara juru kamera dengan reporter)
3. pengolahan (reporter membuat naskah diserahkan ke produser untuk proses
penyuntingan. Juru kamera membuat urutan hasil shooting. Semua bagian
diserahkan pada bagian editing)
4. penayangan (5W+1H sangat penting)
5. evauasi (menganalisis kekurangan dan mengetahui keberhasilan penayangan)9
D.4. sebelum terjun ke lokasi ada beberapa hal yang bisa dilakukan reporter :
1. memahami peta konflik yang terjadi (jika misalnya peristiwa yang terjadi
adalah perang)
2. memegang prinsip cover bith side
3. sikap waspada yang tinggi karena biasanya peristiwa-peristiwa tidak terduga
mengandung unsur bahaya
4. menghindari kata-kata yang sensitif terhadap pihak yang terlibat dalam konflik
5. berusaha menghindari perspektif yang difokuskan pada perbedaan kedua belah
pihak yang terlibat dalam sebuah konflik
7
Fajar Junaedi, Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi (Jakarta: Kencana, 2013), hal.
54-56.
8
Ibid., hal.51.
9
E. ETIKA JURNALISTIK SEBAGAI PEDOMAN MELIPUT
BERITA TIDAK TERDUGA
10
Ibid., 129-130.
F. CONTOH PELIPUTAN PERISTIWA TAK TERDUGA
Prayitno, Budi. 2006. “Jurnalisme Debat Global”. Jakarta. Institut Studi Arus
Informasi dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.