JURNALISME DAMAI
Oleh:
MUHAMMAD AZIZI
1810102010114
Dosen Pengampu :
DR. HAMDANI M. SYAM, MA
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Jurnalisme damai tidak memihak pada salah satu pihak yang bertikai,
tetapi lebih menyorot aspek-aspek apa yang mendorong bagi penyelesaian
konflik. Dari tujuan tersebut, maka yang diangkat adalah hal-hal yang sifatnya
mendukung ke arah perdamaian. Dalam suatu konflik, selalu ada pihak-pihak
tertentu yang mengharap ke arah damai.
Yaitu laporan yang sedikit berbeda dengan staright news report. Wartawan
menghimpun informasi mngenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan
untuk peristiwa tersebut.
3. Comperehansive News
Merupakan laporan yang berisi fakta secara menyeluruh ditinjau dari berbagai
aspek. Berita menyeluruh sebenarnya adalah jawaban terhadap kritik sekaligus
kelemahan yang terdapat dalam berita langsung (Straight News).
4. Interpretative Report,
5. Feature story,
Jenis berita ini penulis mencari fakta untuk menarik para pembacanya. Penulis
menyajikan suatu pengalaman pembaca yang bergantung pada pengalaman gaya
menulis dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
6. Depth Reporting
7. Investigative Reporting
8. Editorial Writing
Adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum.
2.6. FRAMING
Penonjolan atau penekanan dari aspek dan realitas tersebut haruslah dicermati
lebih jauh. Karena penekanan atau penonjolan aspek tertentu dari realitas tersebut
akan membuat (hanya) begian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih mudah
diingat, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak. Dalam analisis framing, yang
kita lakukan pertama kali adalah, melihat bagaimana media mengkontrusi realitas.
Peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken for granted. Sebaliknya, wartawan dan
medialah yang secara aktif memebentuk realitas. Berbagai hal yang terjadi, fakta,
orang, diabstraksikan menjadi peristiwa yang kemudian hadir dihadapan khalayak.
Jadi, dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana
realitas peristiwa dikontruksi oleh media.
Sementara itu, Entman menggambarkan proses seleksi isu dan penonjolan aspek
dari realitas dengan beberapa aspek, yaitu: define problems atau pendefinisan
masalah, diagnose causes atau memperkirakan sumber masalah, make moral
judgement atau membuat keputusan moral, dan yang terakhir treatment
recommendation atau menekankan penyelesaian. Analisis framing secara sederhana
dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai
oleh media. Realitas dimaknai melalui proses konstruksi. Seperti halnya pemberitaan
mengenai kekerasan terhadap aktivis LSM dan wartawan di Bangkalan Madura pada
Majalah Mata Madura edisi 7 tanggal 3-16 Oktober 2016.
Proses seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek dari realitas yang dilakukan
oleh media dapat dilihat dengan cara: