Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN JURNALISTIK DAN PERS

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Jurnalistik

Dosen Pengampu : Maulana Janah, M.Ag

Disuusun oleh Kelompok 1 :

1. Nurfauzan Saktiawan
2. Sinta Siti Zakiyah

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG TASIKMALAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis sampaikan ke hadirat Alloh SWT., atas limpahan rahmat-Nya Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang membimbing kita menuju jalan
Ridho-Nya.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Janah, M.Ag
selaku Dosen Pengantar Ilmu Jurnalistik atas bimbingannya, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi para pembaca.

Singaparna, 23 Februari 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Jurnalistik
B. Pers
C. Hubungan Jurnalistik dan Pers

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian dari kehidupan dan
sudah menjadi satu institusi sosial yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir
pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun
bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan aktivitas masyarakat disampaikan
melalui media massa mengenai berita, hiburan, ruang publik, ekonomi, budaya, dan
politik. Media massa dapat dikatakan sudah merambah semua bidang kehidupan
manusia dan memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Munculnya teknologi
sebagai alat yang memang terbukti membantu manusia mengelola kehidupannya
dengan lebih baik.Negara-negara maju yang ada di dunia berhasil menggunakan
teknologi untuk memacu pertumbuhan negara mereka.Teknologi yang terus
mengalami perkembangan yang sangat pesat semakin memudahkan untuk
berkomunikasi, mendapatkan informasi, menambah wawasan dan sebagainya.
Teknologi seperti media massa pada akhirnya mencapai perkembangan sebagai kunci
dalam masyarakat modern.
Media massa mampu mempresentasikan diri 2 sebagai ruang publik utama dan turut
menentukan dinamika sosial, politik, dan budaya, ditingkat lokal maupun global.
Seiring berjalannya waktu, ternyata perkembangan teknologi tidak hanya memberikan
dampak positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif, misalnya, menyalahgunakan
teknologi untuk kepentingan tertentu, mengakses suatu informasi atau sesuatu yang
tidak penting.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan Sejarah Jurnalistik?
2. Bagaimana Pengertian dan Sejarah Pers?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dan Sejarah Jurnalistik
2. Mengetahui Pengertian dan Sejarah Pers
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jurnalistik
1. Pengertian Jurnalistk
a. Pengertian Jurnalistik Secara Umum
Definisi jurnalistik yaitu sebuah proses atau ilmu dalam pengumpulan,
penulisan, penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik disebut juga
dengan kewartawanan.
Jurnalistik berasal dari kata Journal yang artinya catatan harian atau
catatan tentang peristiwa sehari-hari, atau dimaknai juga dengan surat
kabar.
Kata Journal bersumber dari bahasa Latin yakni “Diurnalis” yang artinya
orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Menjadikan secara etimologis
jurnalistik yaitu laporan mengenai kejadian sehari-hari yang sekarang
dikenal dengan istilah berita (news). Pengertian sederhana dari jurnalistik
yaitu aktivitas yang berkaitan dengan pencatatan atau melaporkan setiap
hari.
Didalam Kamus, jurnalistik didefinisikan dengan kegiatan yang
menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah atau
berkala lainnya.
b. Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah definisi jurnalistik menurut ahlinya.
1. Erik Hodgins
Jurnalistik menurut Erik Hodgins adalah pengiriman informasi dari sini
ke sana dengan benar, seksama, dan cepat dalam rangka membela
kebenaran dan keadilan.
2. A.W. Widjaya
Jurnalistik menurut A.W. Widjaya adalah suatu kegiatan komunikasi
yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun alasannya
mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan
faktual dalam waktu yang secepat-cepatnya.
3. Roland E. Wolseley
Jurnalistik menurut Roland E. Wolseley adalah pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum,
pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat
dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah dan disiarkan di
stasiun siaran.
4. Ensiklopedia Indonesia
Jurnalistik menurut Ensiklopedia Indonesia adalah bidang profesi yang
mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau
kehidupan sehari-hari secara teratur, dengan menggunakan sarana-sara
penerbitan yang ada.
5. Amar dan Sumadiria
Jurnalistik menurut Amar dan Sumadiria adalah kegiatan
mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak
seluas-luasnya.
6. Lesikom Komunikasi
Jurnalistik menurut Lesikom Komunikasi adalah pekerjaan
mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan
karangan untuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya
misalnya radio dan televisi.

2. Sejarah Jurnalistik
Perkembangan jurnalistik di Indonesia berawal dari Belanda. Beberapa
pejuang kemerdekaan Indonesia juga memakai kewartawanan untuk alat
perjuangan. Pada era tersebut antara lain Bintang Timoer, Java Bode, Bintang
Barat, Medan Prijaji Terbit.
Dimasa kependudukan Jepan mengambil alih kekuasaan, yang mana setiap
korang dilarang, namun pada akhirnya terdapat lima media yang memperoleh
izin terbit antara lain Sinar Baru, Asia RAja, Suara Asia, Tjahaja dan Sinar
Matahari.
Selepas kemerdekaan Indonesia yang membawa keuntungan untuk
kewartawanan. Pemerintah Indonesia memanfaatkan Radio Republik
Indonesia sebagai media komunikasi.
Pada era Presiden Soeharto, media massa lebih dibatasi. Seperti pada kasus
Majalah Tempo dan Harian Indonesia Raya adalah dua contoh bukti sensor
dalam kekuasaan Era Soeharto. Kontrol yang dipegang oleh PWI (Departemen
Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesi). Pada saat itu muncul Aliansi
Jurnalis Independen yang melakukan deklarasi diri di Wisma Sirna Galih,
Jawa Barat. Beberapa aktivitasnya berada di sel tahanan.

Sejarah kemerdekaan pers/jurnalis yaitu pada saat Soeharto digantikan oleh BJ


Habibie. Ketika itu banyak media massa yang muncul dan PWI bukan satu-
satunya organisasi profesi. Aktivitas kewartawanan diatur oleh UU Pers No.
40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan UU Penyiaran No. 32
Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

3. Tujuan dan Fungsi Jurnalistik


Adapun tujuan dan fungsi dari Jurnalistik antara lain yaitu:
1) Jurnalisme mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi kepada
mayarakat supaya warga bisa mengatur diri sendiri. Media massa
sangat membantu masyarakat dengan cara menyajikan berita yang
sedang terjadi di lingkungan, menjadikan masyarakat dapat
mengetahui permasalahan disekelilingnya yang bisa saja terlewat dari
keseharian atau tidak disadari. Dengan terdapatnya pemberitaan
tersebut kebenaran berita menjadi dasar dari perbuatan yang diambil
oleh masyarakat.
2) Jurnalisme juga mempunyai fungsi untuk membangun masyarakat.
Berita yang menerangkan keadaan kelompok masyarakat yang selama
ini mengalami kesulitan dan dilupakan dapat mendorong kelompok
masyarakat yang lain untuk membantu keluar dari permasalahan yang
dialami. Dalam batasan yang lebih besar dapat menjadi pendorong
negara untuk membuat kebijakan yang pro rakyat.
3) Jurnalisme mempunyai fungsi lain sebagai pemenuhan hak-hak warga
negara. Hak-hak ini bisa diartikan memperoleh informasi yang benar
dan akurat. Media massa adalah alat yang sangat baik dan efektif untuk
menyuarakan hak rakyat baik melalui berita yang ditulis oleh
wartawan, ataupun melalui opini dan surat pembaca yang ditulis dalam
media massa. Semakin demokratis suatu masyarakat, maka semakin
kuat juga posisi media massa.
Seperti itu juga sebaliknya. Pada masyarakat yang demokrasi,
masyarakat bebas memberikan suara opininya dan menuntut haknya
melalui media massa. Hal ini tentu tidak akan terjadi dalam masyarakat
yang dipimpin oleh penguasa otoriter. Dalam masyarat otoriter media
massa hanya sekedar corong untuk kekuasaan.

4. Jenis-Jenis Jurnalistik
Adapun jenis-jenis jurnalistik antara lain yaitu:
I. Menurut media yang dipakai dalam publikasi atau menyebarluaskan
informasi, jurnalistik dibedakan menjadi tiga jenis, antaral lain yaitu:
a. Jurnalistik Cetak (Printed Journalism)
Jurnalistik cetak adalah proses jurnalistik di media cetak (printed
media) koran/surat kabar, majalah, tabloid.
b. Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik
Penyiaran (Broadcast Journalism).
Jurnalistik elektronik atau jurnalistik penyiaran adalah proses
jurnalistik di media radio, televisi dan film.
c. Jurnalistik Online (Online Journalism) atau Jurnalistik Daring
(Dalam Jaringan)
Jurnalistik online atau jurnalistik daring adalah teknik
menyebarkan informasi melalui situs web berita atau portal berita
(media internet, media online, media siber).

II. Menurut Gaya dan Topik Pemberitaanya, jurnalistik dibedakan


menjadi banyak macam, antara lain sebagai berikut:
a. Jurnalistik Damai (Peace Journalism)
b. Jurnalistik Perang (War Journalism)
c. Jurnalistik Pembangunan (Development Journalism)
d. Jurnalistik Kuning (Yellow Journalism)
e. Jurnalistik Umpan Klik (Clickbait Journalism)
f. Jurnalistik Perang Suci (Crusade Journalism)
g. Jurnalistik Warga (Citizen Journalism)
h. Jurnalistik Komunitas (Community Journalism)
i. Jurnalistik Investigasi (Investigative Journalism)
j. Jurnalistik Korporasi (Corporate Journalism)
k. Jurnalistik Merek (Brand Journalism)
l. Jurnalistik Dakwah dan lain-lain

5. Kode Etik Jurnalistik


Kode etik dari jurnalistik antara lain sebagai berikut:
1) Independen, akurat, berimbang, dan tidak mempunyai itikad buruk.
2) Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi, tidak menyuap;
berita faktual, dan jelas sumber; tidak plagiat; penggunaan cara-cara
tertentu bisa dilakukan pertimbangan untuk meliput berita investigasi
bagi kepentingan publik)
3) Berimbang, tidak menggabungkan fakta dan opini yang menghakimi,
dan juga menerapkan asas praduga tak bersalah.
4) Tidak melakukan pemberitaan bohon, fitnah, sadis, dan cabul.
5) Tidak melakukan penyalahgunaan profesi dan tidak menerima suap.
6) Mempunyai Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas ataupun keberadaannya, menghargai
berlakunya embargo, informasi latar belakang, dan off the record.
7) Tidak menulis atau mempublikasikan berita menurut prasangka atau
diskriminasi SARA.
8) Menghormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.
9) Segera mencabut, meralat dan memperbaiki berita yang salah/tidak
akurat dan juga dengan meminta maaf kepada pembaca, pendengar,
dan atau pemirsa.
10) Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.

B. Pers
1. Pengertian Pers
a. Pengertian Pers Secara Umum.
Pers atau media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi
media.Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki
ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi
daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka
yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki
lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya
langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi
yang mereka dapat dari media massa tertentu.
b. Pengertian Pers menurut para ahli
a. UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media
cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
b. R Eep Saefulloh Fatah
Pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of
democracy) dan mempunyai peranan yang penting dalam membangun
kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah.
c. Oemar Seno Adji
Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan,
atau berita-berita dengan kata tertulis
Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media
mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan
seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
d. McLuhan
Pers sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu
tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain
pada moment yang bersamaan
c. Pengertian Pers Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
Pers berarti:
Alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar, alat untuk menjepit atau
memadatkan, surat kabar dan majalah yang berisi berita orang yang
bekerja di bidang persurat kabaran.

2. Sejarah Pers di Indonesia.


a. Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada
tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der
Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah
dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah suatu penerbitan
pemerintah VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia
dari negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar
tercetak pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-
ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat
kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh
pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar
tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu
pemerintahan kolonial belanda
b. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha
dan berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang
usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara
Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso”
atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, pada zaman pendudukan
Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangan-karangan
yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.
c. Masa Revolusi Fisik
Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi
kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan
rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung
turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka
Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode
tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”,
membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam
periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu
pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh
pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit
diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut
bergerilya.
d. Masa Demokrasi Liberal
Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat
besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan
rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini untuk
memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang pada
umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan,
menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-
kadang melampaui batas-batas kesopanan.
e. Masa Demokrasi Terpimpin
Periode yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin sering disebut
sebagai zaman Orde Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya Kabinet
Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut
dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 hingga meletusnya Gerakan
30 September 1965.
f. Masa Orde Baru
Ketika alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan pembangunan di segala
bidang, kehidupan pers kita pun mengalami perubahan dengan sendirinya
karena pers mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat
di mana pers itu bergerak. Pers sebagai sarana penerangan/komunikasi
merupakan salah satu alat yang vital dalam proses pembangunan. Pada
masa Orde Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers mengalami
kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat.
Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi
rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak
asasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Masa Reformasi
Salah satu jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus
disyukuri ialah pers yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie
mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan pers, sekalipun
barangkali kebebasan pers ikut merugikan posisinya sebagai presiden.

3. Perkembangan Pers Di Indonesia


a. Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar
pertama, yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang
terbit 7 Agustus 1774.
b. Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain
Slompet Melajoe, Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907).
c. Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an)
d. Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po
(1901), kemudian Sin Po (1910)
e. Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
surat kabar Soeara Asia.
f. Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah
surat kabar Tjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta), dan Asia Baroe
(Semarang).

Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa


sangat mempengaruhi sistem pers di suatu negara. Secara umum, di seluruh
dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan
demokratis. Di antarakeduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung
tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada
yang quasi demokratis, dan sebagainya.

4. Jenis-Jenis Media Massa


a. Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki
organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa
digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film
(layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1) Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan
didistribusikan
2) Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya
melalui saluran tertentu.
3) Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat
dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
4) Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
b. Media massa modern
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial
budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian
dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon seluler.
Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1) Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima
(melalui SMS atau internet misalnya)
2) Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi
namun juga oleh individual
3) Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
4) Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
5) Penerima yang menentukan waktu interaksi

5. Fungsi Pers
1) Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers,
fungsi pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan
kontrol sosial. Sementara itu Pasal 6 UU Pers nasional melaksanakan
peranan sebagai berikut ;
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan nilai nilai
dasar demokrasi dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan
hak asasi manusia. Selain itu pers juga harus menghormati kebinekaan
mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat dan benr melakukan pengawasan.
b. Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang
terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena
memerlukan informasi.
2) Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers memuat
tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
3) Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-
berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita
pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan
karikatur.
4) Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-
unsur sebagai berikut:
 Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
 Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap
rakyat)
 Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
 Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan
pemerintah)
5) Sebagai Lembaga Ekonomi
Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pers dapat
memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers
sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil
prodduksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.

6. Pengaruh Media Massa Pada Budaya


1) Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks,
dampak bisa dilihat dari:
a. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
b. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan
lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.

Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold


Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model
sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga
sekarang, yaitu :

 Siapa (who)
 Pesannya apa (says what)
 Saluran yang digunakan (in what channel)
 Kepada siapa (to whom)
 Apa dampaknya (with what effect)

Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.


Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi
media.

2) Fungsi-Fungsi Media Massa Pada Budaya


a. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang
lingkungan.
b. Fungsi penghubungan (correlation), di mana terjadi penyajian
pilihan solusi untuk suatu masalah.
c. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan
pendidikan.
d. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles
Wright yang mengembangkan model Laswell dengan
memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada
model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright
juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif
(disfungsi).
7. Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan
pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari
a. Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar
hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah
lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu
- dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari
media.
b. Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
memengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media
mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai
membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, di mana
kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga
kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau
mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil
yang terjadi pada tokoh tersebut.
c. Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan
kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya
anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai
penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi
pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus,
mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara
mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka
mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang
mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita
menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya
rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy".
d. Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti
sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", di
mana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya
menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa
membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau
merasa rendah dari yang lain.
8. Kebebasan Pers di Indonesia
Dengan adanya kebebasan media massa maka akhirnya mengalami pergeseran
ke arah liberal pada beberapa tahun belakangan ini. Ini merupakan kebebasan
pers yang terdiri dari dua jenis : Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif.
a. Kebebasan negatif merupakan kebebasan yang berkaitan dnegan
masyarakat di mana media massa itu hidup. Kebebasan yang dimaksud
adalah kebebasan dari interfensi pihak luar organisasi media massa yang
berusaha mengendalikan, membatasi atau mengarahkan media massa
tersebut.
b. Kebebasan positif merupakan kebebasan yang dimiliki media massa secara
organisasi dalam menentukan isi media. Hal ini berkaitan dengan
pengendalian yang dijalankan oleh pemilik media dan manajer media
terhadap para produser, penyunting serta kontrol yang dikenakan oleh para
penyunting terhadap karyawannya.

Kedua jenis kebebasan tersebut, bila melihat kondisi media massa Indonesia
saat ini pada dasarnya bisa dikatakan telah diperoleh oleh media massa kita.
Memang kebebasan yang diperoleh pada kenyataannya tidak bersifat mutlak,
dalam arti media massa memiliki kebebasan positif dan kebebasan negatif
yang kadarnya kadang-kadang tinggi atau bisa dikatakan bebas yang bebas-
sebebasnya tanpa kontrol sedikitpun.

C. Hubungan antara Pers dan Jurnalistik


Pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan yang bergerak dalam bidang
penyiaran informasi, hiburan, keterangan, dan penerangan. Artinya adalah bahwa
antara pers dan jurnalistik mempunyai hubungan yang erat. Pers sebagai media
komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya jauh dari prinsip-prinsip
jurnalistik. Sebaliknya karya jurnalistik tidak akan bermanfaat tanpa disampaikan
oleh pers sebagai medianya, bahkan boleh dikatakan bahwa pers adalah media
khusus untuk digunakan dalam mewujudkan dan menyampaikan karya jurnalistik
kepada khalayak (Kustadi Suhandang, 2004:40).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jurnalistik adalah sebuah proses atau ilmu dalam pengumpulan, penulisan,
penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik disebut juga dengan kewartawanan.
Sedangkan pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat
yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi
media.Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan
kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan
tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media
massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan
mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Hubungan antara jurnalistik dan pers adalah Pers dan jurnalistik merupakan suatu
kesatuan yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan, dan
penerangan. Artinya adalah bahwa antara pers dan jurnalistik mempunyai hubungan
yang erat. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya
jauh dari prinsip-prinsip jurnalistik. Sebaliknya karya jurnalistik tidak akan
bermanfaat tanpa disampaikan oleh pers sebagai medianya, bahkan boleh dikatakan
bahwa pers adalah media khusus untuk digunakan dalam mewujudkan dan
menyampaikan karya jurnalistik kepada khalayak

B. Saran
Sebagai mahasiswa komunikasi dan penyiaran yang baik, kita perlu memperdalam
pengetahuan seputar jurnalistik dan pers agar tidak salah dalam memahami dan
memanfaatkan dunia jurnalistik dan media massa atau pers
DAFTAR PUSTAKA.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas

Portal Media Pengetahuan Online Seputar Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai