Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH JURNALISTIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pengertian jurnalistik tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat
kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.
Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik
(electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung
(online journalism).
Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Cirri dan
kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, dinamika teknis persiapan
dan pengelolaan, serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap khalayak pembaca,
pendengar, atau pemirsa. Bab ini membahas beberapa aspek pokok yang berkaitan dengan
jurnalistik yakni pengertian jurnalistik, sekilas perkembangan jurnalistik, bentuk-bentuk
jurnalistik, produk jurnalistik,
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian jurnalistik?
2. Bagaimana perkembangan jurnalistik?
3. Apa saja bentuk jurnalistik?
4. Apa saja produk jurnalistik?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mendeskripsikan pengertian jurnalistik,
perkembangan jurnalistik, bentuk jurnalistik, produk jurnalistik.

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah sebagai bahan informasi bagi pelajar
dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran jurnalistik.

BAB II KAJIAN
PUSTAKA
2,1 Pengertian Jurnalistik
1) Etimologis
Secara Etimologis kata jurnalistik berasal dari bahasa Perancis yaitu” journ” yang
berarti catatan atau laporan harian.Secara singkat, jurnalistik berarti kegiatan berhubungan
dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.
2) Kamus
Menurut kamus Jurnalistik berarti kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis
untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
3) Ensiklopedi Indonesia
Menurut Ensiklopedi Indonesia Jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan
penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan
menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.

2.2 Pengertian Jurnalistik Menurut para Ahli


Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat
sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada
khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai
kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit
disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya
sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media
elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik
cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah
berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Djen Amar menekankan, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan
menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
F.Fraser Bond dalam An Introduction to journalism menulis jurnalistik adalah segala
bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.
Sedangkan Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines menyebutkan jurnalistik
adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemprosesan, dan penyebaran informasi umum
pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untu diterbitkan
pada surat kabar dan disiarkan di stasiun siaran.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Jurnalistik

Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan,


mengolah, meyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak
seluas-luasnya dan secepat-cepatnya.
3.2 Perkembangan Jurnalistik
 Kelahiran Wartawan Pertama
Pada zaman Romawi lahir wartawan-wartawan pertama. Terdiri atas budak-budak
belian yang oleh pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga
menghadiri sidang-sidang senat dan melaporkan semua hasilnya baik secara lisan maupun
tulisan.
 Jurnalistik di Eropa
Di Jerman, terbit surat kabar pertama bernama Avisa Relation Order Zeitung pada
1609. sembilan tahun kemudian, surat kabar tertua bernama Courante Uyt Italian en
Duytschland terbit di Belanda. Pada 1662 Curant of General News terbit di Inggris.
 Zaman Penjajahan di Indonesia
Jurnalistik pers mulai dikenal pada 1744 ketika sebuah surat kabar bernama
Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan penguasaan orang-orang Belanda. Pada abad 20,
Medan Prijaji sebagai surat kabar pertama milik bangsa Indonesia terbit di Bandung. Medan
Prijaji dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo alias Raden Mas Djokomono.
 Jurnalistik dalam Orde Reformasi
Sejak kejatuhan rezim Soeharto, kebebasan jurnalistik berubah secara drastis menjadi
kemerdekaan jurnalistik. Departemen Penerangan sebagai malaikat pencabut nyawa pers
dibubarkan.
UU Pokok Pers No.21/1982 diganti dengan UU Pokok Pers No.40/1999. Siapa pun bisa
menerbitkan dan mengelola pers. Siapa pun bisa menjadi wartawan dan masuk dalam
organisasi pers mana pun.
3.3 Bentuk Jurnalisme
Jurnalistik dibagi menjadi tiga bagian besar:
1. Jurnalistik media cetak (newspaper and magazine journalism)
2. Jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast journalism)
3. Jurnalistik audio visual (television journalism)

3.4 Produk Jurnalistik


Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkalanya seperti
radio, televisi, dan media on-line internet.
Produk itu dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Berita (news), meliputi:
a. Berita langsung (straight news)
b. Berita menyeluruh (comprehensive news
c. Berita mendalam (depth news)
d. Laporan mendalam (depth reporting)
e. Berita penyelidikan (investigative news)
f. Berita khas (feature news)
g. Berita gambar (photo news)

2. Opini (views)
Meliputi: tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca.
3. Iklan (advertising)
Dari ketiganya, hanya news dan views yang termasuk produk jurnalistik, sementara
iklan bukan produk jurnalistik meskipun teknik yang digunakan merujuk pada teknik
jurnalistik.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah, dapat disimpulkan bahwa jurnalistik


adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, meyajikan, dan
menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-
cepatnya.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah diharapkan penyusunan makalah yang
berkaitan dengan jurnalistik dapat membahas lebih mendalam lagi agar pembaca
mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih banyak lagi tentang jurnalistik.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik: Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan
Jurnalistik -- Info Jawa 12-15 Desember 2005. Dalam www.infojawa.org.
Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Kompas.
Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks

Sumadiria. Laris.2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Pekatama Media.

Makalah Kelompok 4 : Jurnalisme Online


undefined undefined
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dekade terakhir

ini telah membawa perubahan besar dalam industri komunikasi

yang memungkinkan terjadinya konvergensi media dengan menggabungkan

media massa konvensional dengan teknologi komunikasi. Hal ini dapat

terlihat pada media cetak besar yang ada di Indonesia memanfaatkan

teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online. Konvergensi

media ini pula melahirkan jurnalisme baru yaitu jurnalisme online.

Disamping media komunikasi yang telah terlebih dahulu akrab

dan diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online

kini telah menjadi salah satu media komunikasi yang mulai mendapat

banyak perhatian dari masyarakat. Keberadaanya juga mulai menjadi

favorit bagi seluruh lapisan masyarakat.

Online adalah istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah

informasi yang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Oleh

sebab itu jurnalisme online adalah perubahan baru dalam ilmu jurnalistik.

Media online menyajikan informasi cepat dan mudah diakses dimana saja.

Media online (online media) juga berarti media massa yang tersaji

secara online di situs web (website) internet. Media online adalah media

massa

”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid,

majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan

film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online

–disebut juga
cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa

yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”.

Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis

telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori

media online adalah portal, website, radio online, TV online (streaming), dan

email.

Cyber journalism juga lazim dikenal dengan nama online journalism

dan berbagai ragam jurnalisme "masa kini" meramaikan pasar media massa

abad ini. Pesatnya perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi

elektronik, membuka peluang jejaring komunikasi yang semakin asyik

dan semakin personal, dengan perangkat yang semakin ringkas dan

bermobilitas tinggi. Jurnalisme ini mengandalkan teknologi Internet sebagai

sarana sebarannya. Cyber journalism juga berlandaskan cara kerja dan

teknik serta etika yang pada dasarnya berasal dari jurnalisme cetak dan

jurnalisme pendahulunya, seperti radio dan televisi atau jurnalisme media

siaran (jurnalisme siaran).

Di Indonesia, perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi

pada seluruh bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang

begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga

terjadi karena pola perkembangan manusia modern yang cenderung serba

instan. Media massa sedikit banyak akan mengalami pergeseran atau

revolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari buku, majalah, surat kabar,

atau media cetak lainnya tidak memakai kertas lagi karena kita bisa

membacanya secara online. Perkembangan media online sejalur dengan makin

merambahnya internet di setiap pelosok di Indonesia, serta merebaknya

handphone yang bisa dengan mudah mengakses internet.

Beberapa perusahaan media massa yang mulai merambah online diantaranya :


1. Kompas.com.

Sebelumnya perusahaan kompas hanya membuat kompas.com untuk selingan

dan untuk mengantisipasi menjamurnya media massa online di Indonesia,

namun sekarang sudah termasuk sukses dalam pengelolaannya.

2. Okezone.com.

Okezone.com muncul pada awal 2008 dengan penampilan lebih praktis dan

memudahkan pembaca berselancar di kanal-kanal pemberitaan.

3. Detik.com

Sudah ada sejak 9 juli


1998

4. Tempointeraktif.com

5. Vivanews.com

6. Metrotv.com

7. Liputan6.com

Dan masih banyak lagi, baik yang berupa forum online, atau berformat

seperti koran online. Pergerakan itu merupakan upaya pemilik modal untuk

merespon perkembangan peradaban. Dimana masyarakat memiliki sifat dasar

ingin mendapatkan pelayanan praktis dalam berbagai hal. Bidang

komunikasi memang tidak dapat dipisahkan dari semua perkembangan

teknologi yang berimbas pada perkembangan media.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Sejarah Lahirnya Jurnalisme Online

Jurnalisme adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit,

menerbitkan berita melalui koran dan majalah atau memancarkan berita melalui

radio, televisi dan internet. Jurnalisme merupakan bagian dari komunikasi

massa secara luas. Kendati pengertian jurnalisme kini mencakup medium

yang sangat luas (termasuk juga radio, televisi, internet bahkan bioskop),

medium dasar dari jurnalisme adalah suratkabar. Wartawan pada umumnya

mengadopsi metode dan prinsip jurnalisme tradisional pada koran dan majalah.

Jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi atau pesan

yang menggunakan internet sebagai medianya sehingga mempermudah

jurnalis dalam melakukan tugasnya. Selama ini sadar atau tidak kita hanya

memahami online dalam artian ditampilkan di sebuah situs web. Padahal

'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue): web, email, bulletin board

system (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa

kebanyakan jurnalisme online saat ini diselenggarakan di web.

Dari sekian venue di Internet, web merupakan venue yang

memungkinkan penyelenggara jurnalisme online untuk menyediakan isi

dengan features yang sangat kaya dengan cara paling gampang. Namun, ini

tidak berarti bahwa tak ada venue lain yang dapat dipakai untuk

menyelenggarakan jurnalisme online di Internet.


Jurnalisme online menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang

sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia

mengambil venue yang berbeda; melainkan karena jurnalisme ini

dilangsungkan di atas sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang

berbeda -baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan

penerbit dengan pengguna atau pembacanya.

Jurnalisme online lahir pada tanggal 19 januari 1998, ketika Mark

Drugle membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill

Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut monicagate. Ketika

itu Drugle berbekal sebuah laptop dan modern, menyiarkan berita tentang

monicagate melalui internet. Semua orang yang mengakses internet segera

mengetahui rincian cerita monicagate.

Sedangkan di Indonesia, Jurnalisme Online kebanyakan lahir pada

saat jatuh-nya pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media

dan breaking news menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca. Dari

situlah kemudian tercetus keinginan membentuk berbagai jurnalisme online.

Detik.com barangkali merupakan media online Indonesia pertama yang

di garap secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan dari

media, Budiono Darsono (eks wartawan Detik), Yayan Sopyan (eks wartawan

Detik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugraha. Server

detik.com sebetulnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai

online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9 Juli ditetapkan

sebagai hari lahir Detik.com.

Detik.com yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik

media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detik.com adalah

breaking news. Dengan bertumpu pada tampilan apa adanya detik.com

menjadi media
jurnalisme online pertama yang melesat sebagai situs informasi digital

paling populer di kalangan pengguna internet Indonesia.

Masa awal detik.com lebih banyak terfokus pada berita politik, ekonomi,

dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi

mulai membaik, detik.com memutuskan untuk juga melampirkan berita

hiburan, dan olahraga.

Media online detik.com di Indonesia yang telah sukses menyajikan

ragam berita, selain itu kantor berita Nasional Antara juga menggunakan

teknologi internet. Seiring berjalannya waktu, media online mulai

bermunculan seperti astaga.com, satunet.com, suratkabar.com, berpolitik.com,

dan ok-zone.com. Dengan lahirnya media online maka media cetakpun tidak

mau kalah, dengan dua penyajian media cetak dan media online

seperti kompas.com, temporaktif.com, republika.com, pikiran-rakyat.com,

klik-galamedia.com, dan masih banyak lagi. Itu adalah langkah baru

berkembangnya teknologi yang telah melahirkan jurnalisme online.

2.2. Karakteristik Jurnalisme Online

Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meski belum

tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun pemirsa untuk

membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa

menerbitkan maupun mengarsip artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini

maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme tradisional,

namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih

mudah dan cepat.

Beberapa karakteristik dari jurnalisme online dibandingkan

”jurnalisme konvensional” (cetak/elektronik) adalah sebagai berikut:

1. Real Time
Karakteristik jurnalisme online yang paling popular adalah sifatnya yang

real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung

dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak

terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau

teletype.

2. Penerbit

Namun dari sisi penerbit sendiri, mekanisme publikasi real time itu lebih

leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau

siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet

maka ia mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga.

Inilah yang memungkinkan para pengguna atau pembaca untuk

mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan

lebih sering dan terbaru.

3. Unsur-unsur Multimedia

Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme

online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi

publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional.

Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di

atas web.

4. Interaktif

Selain itu, jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif.

Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya

jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan

sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna atau pembaca dapat menikmati

informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk

mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas, bahkan sama

sekali berbeda.
5. Tidak membutuhkan organisasi resmi
Berikut legal formalnya sebagai lembaga pers, bahkan dalam konteks

tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan.

Interaktivitas jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh

kemampuan teknologi Internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet

juga membuka peluang kepada para jurnalis online untuk menyediakan

features yang memungkinkan sajiannya bersifat customized, tersaji sesuai

dengan preferensi masing-masing pengguna atau pembacanya; yang

memungkinkan para pengguna atau pembaca berinteraksi dengan lebih cepat,

lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna atau pembaca,

narasumber, bahan-bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya,

jurnalisme online mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan

pemirsanya.

Dari karakteristik-karakteristik diatas tersirat bahwa jurnalisme online

membutuhkan penanganan yang berbeda dalam penyelenggaraannya

dan dinikmati dengan cara yang berbeda oleh para pengguna atau

pemirsanya ketimbang jurnalisme tradisional.

Dalam jurnalisme tradisional, tata-tutur informasi misalnya,

disajikan secara linear kepada para pembaca atau pemirsanya. Pemirsa

atau pembaca jurnalisme tradisional tidak bisa tidak harus mengikuti urut-

urutan informasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbitnya: Dari

kisah satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya tanpa bisa

melakukan lompatan.

Tapi dalam jurnalisme online, tata-tutur informasi dapat disajikan

sedemikian rupa secara non-linear untuk mengakomodasi 'kebebasan' pengguna

atau pemirsanya: Anda dapat mulai menikmati publikasi online dari kisah

terakhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke kisah yang pernah

dipublikasi sekian tahun sebelumnya, bahkan ke sumber informasi yang

sama sekali lain di tengah-tengah proses penikmatan informasi.


Apa yang disebut 'kebebasan memilih' dalam media online,

sebetulnya bukanlah sebuah kebebasan pilihan yang sejati melainkan ilusi

memilih; sebab pada dasarnya jurnalis atau penerbit online telah terlebih

dahulu menentukan opsi-opsinya (dalam prakteknya dapat berupa rujukan

dengan menggunakan hyperlink). Inilah salah satu aspek yang membuat

jurnalisme online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang

jurnalisme tradisional.

Sementara itu, misal yang lain, tampilan akhir dari produk

jurnalisme tradisional lebih banyak ditentukan oleh rancangan dan bahan yang

disediakan oleh penerbitnya; sedangkan pada produk jurnalisme online,

perlengkapan (device) dan preferensi yang diset dan dimiliki oleh

penggunalah yang banyak menentukan tampilan akhir produk sehingga bisa

jadi tampilan produk akhir jurnalisme online berbeda-beda di depan

masing-masing pengguna atau pemirsanya.

Dan sampai saat ini, secara fisik, ukuran-ukuran device yang tersedia

untuk mengakses informasi ke berbagai tempat. Anda dapat menikmati novel

atau koran sambil tiduran, menonton berita TV sambil tidur-tiduran di karpet,

atau mendengarkan talk show dari sebuah stasiun radio sambil jalan-jalan

dengan pesawat walkman di saku anda. Itu semua, pada saat ini, tak dapat

dilakukan ketika pemirsa karya jurnalistik online: orang harus duduk di depan

komputer atau membaca teks di layar sempit pesawat selular maupun PDA

(personal Data Assistant) yang mampu-WAP. Meski bukan tidak mungkin di

masa depan akan ditemukan device baru yang akan memberikan kenyaman

yang lebih baik untuk pemirsa informasi secara online.

Di luar device pengguna, jurnalisme online seperti halnya bentuk-bentuk

komunikasi lain yang memanfaatkan media digital online, berhadapan

dengan kondisi infrastruktur yang tersedia dalam jaringan komputer.

Besarnya
bandwidth, routing dan kualitas media jaringan komputer juga merupakan

variable yang menentukan kualitas komunikasi antara device pengguna

dengan device penerbit. Di samping sosiologi pengguna sasaran, faktor-

faktor yang disebut di atas merupakan beberapa variable yang harus

diperhitungkan dalam mendesain format tampilan maupun isi serta arsitektur

informasi yang akan disajikan.

2.3. Hubungan Jurnalisme Online dengan Jurnalisme Konvensional

Jurnalisme online dan jurnalisme konvensional memang merupakan

jurnalisme yang mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, baik dari

media yang digunakan, pelaku atau pekerja didalamnya, hingga

penyusunan serta penampilan pesannya yang juga berbeda, namun keduanya

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keberadannya tidak

bisa dikatakan sebagai media yang berlawanan atau saling berkompetisi,

namun juga sebagai media yang dapat saling melengkapi dalam kegiatan

jurnalistik atau dalam dunia jurnalisme.

Kehadiran kedua jenis jurnalisme tersebut pada intinya memiliki

tujuan yang sama, yakni berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau

menyajikan informasi atau berita yang penting bagi masrayakat atau khalayak

luas. Namun cara, sistem yang digunakan adalah berbeda, serta

penyajiannya, menjadikan kedua jurnalisme tersebut terlihat sebagai

sebuah jurnalisme atau media jurnalisme yang saling berkompetisi atau

bersaing. Sebagai pengonsumsi media atau berita sebaiknya dapat memilih

saluran yang benar-benar dianggap efektif serta dapat memberikan

kepuasan tersendiri bagi masing-masing individu tersebut.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Jurnalisme Online


Keunggulan jurnalisme online dibandingkan jurnalisme
konvensional

(cetak atau elektronik) antara lain:

1. Kapasitas luas halaman web bisa menampung naskah sangat panjang.


2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.
5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar,

chat room, polling, dsb.


9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat

ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).


10. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan

informasi tersaji.

Kekurangan Media Online:

1. Tidak ada ukuran pasti tentang siapa penerbit berita online, sehingga dapat

diklaim oleh beberapa pihak.

2. Adanya kecenderungan mudah lelah saat membaca sajian di berita-berita

online yang panjang.

3. Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat

di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.

4. Banyak terjadi kesalahan penulisan yang dikarenakan ketergesa-gesaan

dalam proses penulisan.

5. Berpotensi mengakibatkan cyber crime (kejahatan dunia maya) seperti

penculikan, penipuan, dan berbagai tindak criminal lainnya.

6. Menurunnya minat baca di perpustakaan akibat lebih praktisnya media online.


7. Meningkatkan plagiat akibat mudah dicurinya karya-karya yang tersaji di

media online.

Kelebihan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku Online

Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway

Pulblishers,2005):

a. Audience Control

Jurnalisme Online memungkinkan audiens untuk bisa lebih leluasa

dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.

b. Nonlinearity

Jurnalisme Online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri

sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk

memahami berita tersebut.

c. Storage and Retrival

Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali secara

mudah oleh audiens.

d. Unlimited Space

Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan

atau ditayangkan kepada audiens dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang

media lainnya.

e. Multimedia Capability

Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan

teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya didalam berita yang akan

diterima oleh audiens.


f. Interactivity

Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audiens

dalam setiap berita.

2.5. Kode Etik Jurnalisme Online

Nicholas Johnson mantan Komisioner Komisi Komunikasi Amerika

Serikat (AS) dan penulis buku How to Talk Back to Your Television Set yang

juga Dosen Ilmu Hukum di Iowa College of Law (AS), memberikan catatan hal-

hal mendasar tentang kode etik dalam penulisan jurnalistik online :

1. Dilarang menyerang kepentingan individu, pencemaran nama

baik, pembunuhan karakter atau reputasi seseorang.

2. Dilarang menyebarkan kebencian, rasialis, dan mempertentangkan

ajaran agama.

3. Larangan menyebarkan hal-hal tidak bermoral, mengabaikan kaidah

kepatutan menyangkut seksual yang menyinggung perasaan umum, dan

perundungan seksual terhadap anak-anak.

4. Dilarang menerapkan kecurangan dan tidak jujur, termasuk menyampaikan

promosi atau iklan palsu.

5. Larangan melanggar dan mengabaikan hak cipta (copyright) dan Hak


Atas

Karya Intelektual (HAKI, atau Intelectual Property Right/IPR).

Sementara itu, Cuny Graduate School of Journalism yang didukung

Knight Foundation melalui halamannya di http://www.kcnn.org mencatat

10 langkah utama bagi cyber journalist termasuk kalangan citizen journalist

dan blogger supaya terhindar dari masalah hukum, yakni:


a. Periksa dan periksa ulang
fakta,

b. Jangan gunakan informasi tanpa sumber yang

jelas. c. Perhatikan kaidah hukum

d. Pertimbangkan setiap pendapat,

e. Utarakan rahasia secara selektif,

f. Hati-hati terhadap apa yang

diutarakan, g. Pelajari batas daya ingat,

h. Jangan lakukan pelecehan,

i. Hindari konflik

kepentingan, j. Peduli

nasehat hukum.

2.6. Prinsip Dasar dalam Jurnalisme Online

Prinsip-prinsip berperilaku dan beretika bagi cyberjournalist juga

dikumandangkan oleh Poynter (http://www.poynter.org) salah satu organisasi

di AS yang menjadi acuan kalangan cyberjournalist lantaran senantiasa

membuka wacana untuk perkembangan cyberjournaslism dengan

melibatkan kalangan pakar dan praktisi multimedia massa sedunia. Poynter

senantiasa mengingatkan kalangan cyberjournalist untuk menelaah

perkembangan internet lantaran secara langsung mempengaruhi perilaku dan

aturan main di abad digital.

Selain itu, jurnalis ber-internet dituntut untuk lebih memperhatikan

kecenderungan aktual menyangkut kredibilitas dan akurasi, transparansi

dan multimedia massa, serta harus waspada terhadap kecepatan

penyampaian berita yang seimbang dengan kapasitas akurasinya.


Beberapa hal utama yang ditekankan Poynter menyangkut profesi

jurnalis dan organisasi multimedia massa adalah sebagai berikut :

a. Integritas keredaksian, karena hal ini sangat penting untuk menjaga

kepercayaan publik sekaligus menjaga


kredibilitas.
b. Keterbukaan komunikasi di kalangan redaksi dalam organisasi

multimedia massa, sehingga dapat memanfaatkan peluang ekonomi

guna meraih

keuntungan dari kecenderungan pertumbuhan bisnis internet.


c. Riset Pasar dan menentukan ukuran berbisnis menjadi salah satu alat penting

dalam menentukan arah kebijakan atau panduan mengembangkan bisnis

isi berita (content), dan bermanfaat untuk menjaga keseimbangan

mendapatkan

keuntungan sekaligus memberikan pelayanan informasi ke


publik.
d. Pengalaman konsumen menjadi hal utama, sehingga perlu senantiasa

mengevaluasi berbagai model promosi atau iklan guna mengetahui

keinginan publik yang secara signifikan perlu diperhatikan organisasi

multimedia massa.

Sementara itu, Paul Bradshaw dari Online Journalis Blog

menyatakan prinsip jurnalisme online sebagai berikut:

1. Brevity (Ringkas)

Tulisan jangan bertele-tele namun bukan berarti tulisan harus pendek, namun

tulisan yang panjang dapat diringkas dalam beberapa tulisan pendek

sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.

2. Adaptability (mampu beradaptasi)

Perkembangan teknologi komunikasi memaksa jurnalis harus mampu

beradaptasi dengan hal tersebut. Seorang jurnalis tidak hanya mampu menulis

berita tapi juga harus mampu menggunakan video, kamera dan lainnya.

Tak hanya jurnalis yang harus beradaptasi, informasipun harus beradaptasi.


3. Scannabillity (mampu dipindai)
Sebagian besar pengguna situs berita online mencari sesuatu yang

spesifik. Tujuh puluh sembilan persen dari pengguna melakukan scan

halaman Web. Mereka mencari informasi utama, subheadings, link, dan

hal lain yang membantu mereka menavigasi teks pada layar. Hal ini

didasarkan asumsi bahwa pengguna tidak betah berlama-lama melihat

monitor. Bradshaw menekankan pentingnya dua kata pertama sebagai judul

untuk menarik perhatian pembaca.

4. Interactivity (interaktif)

Memberikan keleluasaan pada pembaca situs untuk memanfaatkan apa yang

ditampilkan sesuai kehendak mereka atau dengan kata lain, membiarkan

pemirsa (viewer atau reader) menjadi pengguna (user).

5. Community and Conversation

Beberapa tahun yang lalu, email merupakan hal yang paling populer

digunakan oleh pengguna internet, namun belakangan ini mulai

tergantikan dengan jaringan sosial dan pesan-pesan pendek yang

menunjukkan kalau pengguna tidak hanya ingin bersikap pasif dalam

menggunakan konten online.

2.7. Bahasa Penulisan Jurnalisme Online

Sebagai media massa, media internet “harus” menggunakan kaidah-

kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka, termasuk dalam

penggunaan bahasa jurnalistik dan kaidah bahasa Indonesia. Tidak ada

perbedaan antara bahasa jurnalistik cetak dan jurnalistik internet karena sama-

sama “komunikasi tulisan” atau “bahasa tulis”.

Dengan demikian, karakteristik dan prinsip penulisan bahasa jurnalistik

cetak (suratkabar, majalah, buletin, dan lain-lain), antara lain hemat

kata, ringkas, padat, jelas, logis, kalimatnya pendek-pendek, sederhana dan


mudah dipahami, juga berlaku di media internet. Perbedaannya hanyalah soal

tampilan
atau mediumnya. Jurnalistik atau media internet bersifat virtual sedangkan

sajian jurnalistik atau media cetak itu tercetak (printed media).

Informal dan interaktif. Itulah ciri khas tulisan di website atau media

online. “Penulis online dapat berkomunikasi dengan pembaca mereka dalam

bentuk yang lebih variatif dari tulisan tradisional,” kata Robert Niles dalam

artikelnya, ”How to write for the Web”, di situs The Online Journalism

Review (ojr.org).

”Gaya tulisan demikian akan membuat pembaca Anda merasa nyaman

membaca kata-kata Anda,”kata Niles. ”Seperti yang mereka rasakan

ketika berbicara dengan seorang teman dekat.”

Nile memberi resep buat para blogger. Katanya, tuliskan di blog Anda

yang Anda ketahui, termasuk pengalaman. “Bila Anda tidak tahu sesuatu,

jangan takut mengakuinya. “Blogger hebat memandang posting mereka

sebagai komentar pertama dalam sebuah percakapan, bukan kata

akhir sebuah topik pembicaraan.”

Secara umum, berikut ini resep Niles tentang cara menulis yang baik di

website:

a. Short

Ringkas, the shorter the

better. b. Active voice

Gunakan kalimat

aktif. c. Strong verbs

Pilih kata kerja yang kuat.


d. Contextual hyperlinking

Lengkapi dengan tautan informasi terkait; memungkinkan pembaca

memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung.

e. Use formatting

Gunakan variasi tampilan huruf atau kalimat, misalnya dengan

menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan (blockquotes).

f. Easy to read

Mudah dibaca; jangan ada blok teks atau alinea yang lebih dari lima baris.

2.8. Jurnalisme Online dan Demokrasi

Era new media mulai berkembang di dalam kehidupan kita.

Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet bisa kita rasakan

manfaatnya. Dengan hanya duduk diam tanpa harus mengeluarkan

banyak tenaga, kita bisa menjelajah dunia melalui internet. Tak hanya

itu, informasi yang pernah ditampilkan dalam media massa, seperti televisi,

radio, maupun media cetak pun juga bisa kita temui di internet. Dibandingkan

media massa yang lain, internet memiliki kelebihan daya simpan yang tak

terhingga. Segala sesuatu mengenai masa lampau bisa kita telusuri di internet.

Sisi positif dari internet inilah yang coba dimanfaatkan oleh kebanyakan

media massa saat ini, mereka berlomba-lomba membuat versi online dari media

mereka. Dengan versi online, diharapkan audiens yang tidak sempat

menikmati media massa tesebut bisa tetap mengaksesnya. Memang

merupakan sebuah keuntungan bagi kita, namun lagi-lagi yang ditakutkan

adalah akan menggeser keberadaan media konvensional lainnya.


Konvergensi media yang saat ini banyak terjadi membuka peluang

bagi masyarakat awam untuk juga berpartisipasi dalam menjadi pewarta

bagi sesamanya. Dunia jurnalisme online selalu tidak jauh-jauh dengan

citizen journalism yang juga merebak seiring perkembangan new media itu

sendiri. Walaupun demikian, menjadi seorang citizen journalist yang tidak

dinaungi oleh institusi apapun juga perlu belajar, minimal dasar-dasar

jurnalisme.

Indonesia adalah negara yang demokratis. Dengan berakhirnya era

Orde Baru, lalu lintas informasi di negara kita tidak lagi dibatasi dan dikuasai

oleh pemerintah semata. Sekarang rakyat bisa bebas berpendapat. Apa lagi

didukung oleh keberadaan internet yang memiliki situs-situs tertentu dimana

masyarakat bisa turut serta berpartipasi di dalamnya. Sifat internet yang

tak memiliki penyaring atau filter membuat segala bentuk informasi

dan pendapat masyarakat muncul dengan mudahnya. Mau mengkritik

tentang kinerja pemerintah, bisa. Mau berkeluh-kesah tentang maraknya

korupsi, juga bisa. Mau saling bertukar pikiran juga bisa walaupun belum

saling kenal dan terpisah dengan jarak juga bisa.

Kebebasan berekspresi dan berpendapat melalui internet dalam bentuk

jurnalisme online, memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing.

Bagi masyarakat, Informasi dari internet dapat menembus jarak dan waktu

serta menyebar ke mana pun, hal semacam ini membuat pemerintah

tidak sepenuhnya bisa mengontrol informasi yang beredar karena saking

luasnya. Nilai positifnya, Masyarakat bisa lebih open minded dengan

informasi-informasi yang ada, sedangkan hal yang ditakutkan pemerintah

adalah munculnya gerakan- gerakan yang dikhawatirkan menentang para

diktator.

Sepatutnya kita bersyukur dengan sistem demokratis yang dianut oleh

negara kita. Arus informasi apa pun bisa kita nikmati, sekalipun yang

menghujat
pemerintah. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Timur

Tengah, demokratisasi di Indonesia dan kebebasan menggunakan internet

jauh lebih unggul.

Bagi beberapa negara di Timur Tengah, penggunaan internet

amat dibatasi. Negara tersebut adalah Irak, Afghanistan, Syria, dan Lybia.

Internet dikhawatirkan memiliki potensi politik yang menentang pemerintah,

sehingga negara-negara tersebut mengabaikan manfaat ekonomi dari internet.

Arus informasi yang beredar di internet Indonesia sendiri bisa beragam.

Ada yang memang dikeluarkan oleh pemerintah itu sendiri demi keterbukaan

informasi publik, ada yang disiarkan oleh media massa yang

melakukan konvergensi media, ada pula yang diciptakan oleh masyarakat itu

sendiri (citisen journlism) demi membagikan gagasannya. Ketiganya saling

berkesinambungan. Ketika informasi dari media-media mainstream dirasa

kurang memuaskan, beberapa kelompok masyarakat membuat situs

mereka sendiri (misalnya tentang kebudayaan, keagamaan, sosial-politik,

dan sebagainya) atau membagi gagasan mereka melalui cara lain.

Citizen journalism yang muncul di internet juga bisa mencakup kritik

terhadap pemerintah, bahkan membuka sisi lain dari hal-hal tertentu yang orang

awam tidak ketahui. Masalah politik seperti ketidakadilan hukum bisa

ditentang melalui gerakan-gerakan tertentu yang diciptakan di dunia maya.

Hal ini sangat berpengaruh. Bagaimana masyarakat bisa saling bersatu dan

sepaham dengan hal-hal tertentu merupakan kekuatan tersendiri dari internet

dan keterbukaan informasi.

Di Indonesia pun pemerintah sempat memblokir ratusan situs radikal.

Tifatul Sembiring selaku Menteri Komunikasi dan Informasi

(Menkominfo) menjelaskan bahwa ada ketakutan yang muncul apabila

situs-situs radikal
tersebut dibiarkan akan memecah belah persatuan Indonesia. Situs-situs radikal

tersebut menyebarkan kebencian dan fitnah antar suku, ras, bahkan agama.

Dampaknya pun akan terjadi kekerasan yang membawa-bawa kepentingan

tertentu.

Demokratisasi dan jurnalisme online bisa saling bantu sekaligus

saling menjatuhkan disaat yang bersamaan. Dengan adanya jurnalisme

online dan teknologi yang canggih saat ini, masyarakat dimodernkan dan

pertumbuhan demokrasi menjadi cepat. Potensi yang ditawarkan internet

untuk pertukaran informasi antar banyak orang sudah lebih maju daripada

upaya-upaya penguasa untuk menjadikannya alat represi. Menurut Leslie D.

Simon dalam “Demokrasi dan Internet: Kawan atau Lawan?” ia optimis

bahwa internet dan informasi di dalamnya mampu membawa hal positif

sekalipun ada sensor. Saya sepakat akan hal ini. Jurnalisme online yang ada

dalam internet akan memberikan pengaruh positif bagi demokrasi sebuah

negara.

2.9. Migrasi Pemberitaan Media Online Versus Surat Kabar

Perjalanan media saat ini mulai bergeser. Dibandingkan media cetak,

saat ini perjalanan media online sudah membuktikan keperkasaannya.

Terbukti, dari beberapa kali pendapatan iklan dan pembaca, media online

telah melampaui surat kabar cetak.

Di Indonesia, media-media online sudah memasuki tahap baru dalam

dunia jurnalisme. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, mulai tahun

2010, media online sudah mendapat hati bagi pembaca yang mayoritas

membutuhkan percepatan informasi.

Migrasi dari kertas (Koran) ke web (online) saat ini menunjukkan

peningkatan yang significant. Itu bisa jadi karena penerapan pada

komputer
tablet dan penyebaran smartphone mendorong percepatan media online yang

memang dikenal sangat loyal terhadap pembaca.

Di Indonesia, ada beberapa media online yang kini mencapai tingkat

perkembangan yang cukup pesat. Sebut saja Detikcom, Kapanlagi.com,

Antaranews.com, Kompas.com, JPNN.com, Inilah.com, Rakyatmerdeka.com,

Vivanews.com, Mediaindonesia.com, dan Lensaindonesia.com Yang lebih

mengejutkan, rata-rata media online tersebut merupakan penjelmaan dari surat

kabar atau bahkan media elektronik yang sebelumnya sudah ada. Seperti

Kompas.com dengan koran Kompas, Rakyatmerdeka.com dengan Koran

Rakyat Merdeka, Mediaindonesia.com dengan koran Media Indonesia dan

Vivanews.com dengan jaringan televisi TVone dan Antv.

Perkembangan online yang demikian pesatnya, menunjukkan jika

surat kabar (saat ini) sedang menderita. Tidak hanya dari krisis ekonomi,

melainkan karena banyak orang yang memilih membaca berita dan informasi

melalui online dan (secara otomatis) pemasang iklan mengikuti pola pembaca.

Pada tahun 2010, koran-koran di Indonesia banyak yang melaporkan

penurunan pendapatan iklan ketika media lain seperti televisi sedang menikmati

rebound dalam penjualan iklan. Pendapatan iklan koran pada tahun 2010 turun

46 persen dalam empat tahun.

Sementara di sisi lain, pendapatan iklan online mengalami

peningkatan. Ini sebuah tantangan untuk organisasi berita bahwa banyak klien

yang memilih belanja melalui iklan online ini.

Sejak itu pula, koran-koran juga telah merasakan dampak media

online. Mereka menderita. Terbukti, banyak media cetak yang memilih

untuk
menyusutkan staf, termasuk reporter dan editor. Atau memintahkan mereka ke

bagian lain, terutama di bagian iklan untuk menguatkan posisi marketing.

Karena itu tidak heran jika kemudian media-media cetak besar saat ini

sudah (latah) mulai menggunakan media online. Hal itu dikarenakan mereka

tak ingin iklan dan pembaca Koran menyusut.

Surat kabar mulai mengenakan biaya untuk akses online ke situs Web

mereka. Namun demikian, sepak terjang mereka sudah terlambat (terlanjur

dibatasi). Mereka selama ini boleh dibilang hanya mengekor media-media

online yang sudah ada. Di sisi lain mereka juga menggunakan online

dengan tetap mengacu pada image (penamaan) koran yang sudah ada.

Ini tentu saja akan menjadi boomerang bagi mereka. Pasalnya, pembaca

sudah bosan dengan media tersebut. Sehingga mereka lebih memilih media-

media online yang memang mengawali dari bisnis online.

Jika melihat perkembangan media online belakangan ini, baik dengan

banyaknya sistem-sistem yang berkembang maupun kualitas pemberitaan,

tidak menutup kemungkinan pada 2012 ini, media online bakal

menggeser keberadaan media konvensional seperti surat kabar.


BAB III

KESIMPULAN

Jurnalisme adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit,

menerbitkan berita melalui koran dan majalah atau memancarkan berita melalui

radio, televisi dan internet. Jurnalisme merupakan bagian dari komunikasi

massa secara luas.

Jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi atau pesan

yang menggunakan internet sebagai medianya sehingga mempermudah

jurnalis dalam melakukan tugasnya.

Jurnalisme online lahir pada tanggal 19 januari 1998, ketika Mark

Drugle membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill

Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut monicagate.

Sedangkan di Indonesia, Jurnalisme Online kebanyakan lahir pada

saat jatuh-nya pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media

dan breaking news menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca. Dari

situlah kemudian tercetus keinginan membentuk berbagai jurnalisme online.


Detik.com barangkali merupakan media online Indonesia pertama yang

di garap secara serius. Masa awal detik.com lebih banyak terfokus pada

berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik

mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detik.com memutuskan untuk juga

melampirkan berita hiburan, dan olahraga.

Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meski belum tentu

disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun pemirsa untuk membuat

peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Beberapa karakteristik dari

jurnalisme online dibandingkan ”jurnalisme konvensional”

(cetak/elektronik) adalah sebagai berikut: real time, penerbit, unsur-unsur

multimedia, interaktif, tidak membutuhkan organisasi resmi.

Jurnalisme online dan jurnalisme konvensional memang merupakan

jurnalisme yang mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, baik dari

media yang digunakan, pelaku atau pekerja didalamnya, hingga

penyusunan serta penampilan pesannya yang juga berbeda, namun keduanya

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kehadiran kedua jenis

jurnalisme tersebut pada intinya memiliki tujuan yang sama, yakni

berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau menyajikan informasi atau berita

yang penting bagi masrayakat atau khalayak luas. Namun cara, sistem yang

digunakan adalah berbeda, serta penyajiannya, menjadikan kedua jurnalisme

tersebut terlihat sebagai sebuah jurnalisme atau media jurnalisme yang saling

berkompetisi atau bersaing.

Melihat berbagai fenomena diatas, semakin jelas bahwa sisi positif

dan negatif jurnalisme online, dalam hal ini internet tidak dapat saling

dijauhkan. Ketika satu sisi informasi tersebut mengungkap hal-hal yang

selama ini ditutupi oleh pemerintah namun dibutuhkan rakyat, rakyat menjadi

semakin kritis dan


bebas berekspresi. Akan tetapi ketika informasi yang disebarkan

mengandung kepentingan tertentu dan menghasut pihak lain, rakyat menjadi

terpecah belah.

Jurnalisme online bisa menjadi kawan sekaligus lawan. Tidak ada

agenda seting dalam informasi di internet karena berbagai sudut pandang bisa

tercakup di dalamnya. Tidak ada batasan waktu untuk mengakses

informasi. Namun segala kenyamanan yang ditawarkan tersebut juga

membawa efek atau dampak yang besar bagi penggunanya.

Ketika jurnalisme dalam televisi, radio, dan media cetak sudah

mulai tergeser oleh jurnalisme online, disinilah pemerintah juga mulai was-

was akan keterbukaan informasi yang diterima masyarakat.

Kedepannya bisa-bisa jurnalisme online menjadi ancaman bagi pihak-pihak

yang memiliki kepentingan terselubung.

DAFTAR PUSTAKA

Reddick, Randy dan Elliot King (diterjemahkan oleh Masri


Maris).
1996. Internet Untuk Wartawan, Internet Untuk Semua Orang. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia

Simon, Leslie David dkk. 2003. Demokrasi dan Internet: Kawan atau
Lawan?. Yogya: Penerbit Tiara Wacana

Kompas, Tekno.Februari 14,2012.Rakyat Iran Sulit Akses Internet

<http://tekno.kompas.com/read/2012/02/14/13100591/Rakyat.Iran.Sulit.Akses.In
t ernet.>

[April 28, 2012]

Institute, Alvero.Juni ,2010. Pengaruh Media Online Terhadap .


<http://www.alveroinstitute.co.cc/2010/06/pengaruh-media-online-

terhadap.html>

[April 28, 2012]

Lestari, Rani Dwi.Januari 12,2007. Jurnalisme Online to be continue.

<http://ranidwilestari.blogsome.com/2007/01/12/jurnalisme-online-to-be-
continued-2/>

[April 28, 2012]

Widi, Fajar. Media Jurnalisme Online.

<http://ifajarwidi.blogdetik.com/media-
jurnalisme- online/#ixzz1sU5qLA8Q>

[April 28, 2012]

Singkat Cerita.Juli ,2008. Revolusi Media Internet.

<http://singkatcerita.blogspot.com/2008/07/revolusi-media-internet.html >

[April 28, 2012]

Yulhendra. Desember 18,2008. Perbedaaan Antara Media Massa Cetak dengan Media
Massa Online.

<http://yuhendrablog.wordpress.com/2008/12/18/perbedaan-antara-
media-massa-cetak-dengan-media-massa- online/>
intan azizah tamburaka
stambuk : N1A514110
JURUSAN SASTRA INGGRIS
DASAR-DASAR JURNALISITIK
UNIVERSITAAS HALU OLEO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian jurnalistik tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat
kabar,majalh dan lain-lain, namun meluas menjadi media elektronik seperti radio dan
televise. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism),
elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara
tersambung (online journalism).
Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya,actual dan informatif. Tidak seperti menulis karangan
yang mendayu-day. Kualitas berita tentu harus memenuhi criteria umum penulisan, yaitu
5W+1H.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang jurnalistik televisei, jurnalistik
media cetak , dan jurnalistik online. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga
penyelenggeraan komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang
dengan organisasi yang komplek serta pembiayaan yang besar.
1.2 Rumusaan Masalah
1. Apa pengertian jurnalistik?
2. Jurnalistik televisi
3. Jurnalistik media cetak
4. Jurnalistik online
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mendeksripsikan pengertian jurnalistik,
jurnalistik televisi, jurnalistik media cetak dan jurnalistik online.

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah sebagai bahan informasi bagi
pelajar dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran jurnaalistik.

BAB II
PEMBAHASAN
1.) Pengertian jurnalistik
Secara etimologis kata jurnalistik berasal dari bahasa perancis yaitu ‘journ’ yang
berarti catatan atau laporan hariaan.Secara singkat, jurnalistik berarti kegiatan berhubungan
dengan pencatat atau pelaporan setia hari.
Secara harfiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ikhwal pemberitahuan.
Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapakan, mengedit, dan
menulis di surat kabar,majalah dan media massa lainnya.

2.) Jurnalistik Televisi


Jurnalistik televisi adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan
informasi berupa berita,feature,advertising, dan opini melalui media massa kepada khalayak.
Televisi adalah salah satu media massa/komunikasi berupa suara dan gambar. Televisi
merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk
audiovisual gerak kepada khalayak. Jurnalistik media elektronik audiovisual, atau jurnalistik
televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, teknologikal, dan dimensi dramatika.
Verbal berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual
lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang
tajam,jelas,hidupemikat,teknologikal,berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara,
dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah.
Hal yang merupakan karakteristik dari sebuah televisi adalah News Productionnya
yang harus menggunakan bahasa tutur, bahasa gambar, melukiskan tentang gambar dan atau
melaporkan tentang gambar. Tentu saja penggunaan bahasa tutur ini sangat
banyak implikasinya, terutama karena harus benar-benar sinkron antar gambar dan kata-kata.
Jurnalistik televisi ini merupakan kegiatan pengolahan dan penyiaran berita yang
dilakukan melalui media televisi. Wartawan juga tidak semata disebut sebagai jurnalis,
mereka adalah broadcaster. Ada produser, peliput lapangan, ada juru kamera, ada editor
gambar, dan nada news anchor (penyaji berita).
Berta televisi haruslah menarik,akurat,harus punya kapabilitas untuk memberikan
kesaksian tentang informasi yang diberikan, semua narasumber harus digali informasinya
secara seimbang, penulis harus sesuai dengan informasi yang didabat dari realitas, fakta, dan
narasumber.

3.) Jurnalistik Media Cetak


Jurnalistik media cetak adalah kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian
melahirkan apa yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha penerbitan karya jurnalistik
yang berupa informasi dan berita. Usaha-usaha penerbitan atau per situ memiliki kebijakan
dalam hubungan dengan struktur masyarakat dan Negara. Kebijakan itu kemudian menjadi
orientasi dari karya jurnalistik yang berada dalam lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara
kerja mesin cetak menekan huruf-huruf di atas kertas.
Dalam sejarahnya, jurnalistik media cetak merupakan bentuk jurnalistik pertama
sebelum munculnya radio, televisi dan internet. Dari segi format dan ukurannya media cetak
terbagi menjadi berbagai segi, yakni format Koran, format tabloid, dan format majalah.
1. Koran
Di Indonesia hampir seluruh Koran berukuran sama karena kertas yang
digunakan ukurannya standar internasional.
Koran umumnya terbit setiap hari, bahkan banyak Koran yang menyebut mediannya
sebagai harian pagi. Namun pada perkembangannya, ada juga Koran yang terbit sehari dua
kali seperti Koran seputar Indonesia atau lebih dikenal sebagai sindo. Koran ini terbit setiap
hari di pagi dan sore. Karena dibaca setiap hari, Koran biasanya memuat peristiwa hangt yang
baru saja terjadi. Misalnya, speperti seputar ekonomi,kebudayaan,pilitik dan lain sebagainya.
2. Tabloid
Tabloid diperkenalkan untuk mereka yang selalu sibuk sehingga harus
membaca Koran mobil, bus, dan kereta. Dengan ukuran tersebut, mereka dengan mudah
membaca Koran tanpa harus membuk lebar-lebar, yang bias mengganggu orang
disebelahnya.
Tabloid biasanya terbit setia minggu atau dua minggu sekali. Tabloid biasanya
ditujukan pada pembaca yang memiliki waktu luang untuk membaca. Sehingga isi
pemberitaanya lebih mendalam. Biasanya memuat aspek gaya hidup, hiburan, keluarga,
remaja maupun olahraga.
3. Majalah
Majalah merupakan setengah ukuran dari tabloid. Selain ukuran juga karena
halaman demi halaman diikat dengan kawat (diheker) serta menggunakan sampul yang jenis
kertasnya lebih tebal atau mengkilap dibanding kertas halaman dalam.
Majalah juga memuat pemberitaan ringan dan mendalam. Namun bedanya majalah
biasanya diterbitkan selama satu bulan satu kali. Halamanya yang penuh warna dan
didominasi oleh gambar menjadi kelebihan tersendiri. sebuah majalah. Halamannya pun
cukup tebal bias mencapai 200 halaman. Dan harganya pun lebih mahal dibandngkan dengan
Koran dan tabloid.

4.) Jurnalistik Online


Setiap informasi kini dapat di akses siapa saja,kapan, dan dimanapun. Perkembangan
teknologi telah mengakibatkan berkembanganya tren informasi yang mewabah, dan terus
berlangsung makin cepat. Kita amat menyadari itu ketika media social mulai booming di
Indonesia sehingga menjadi aktifitas yang bersandin dengan media konvensional
televise,radio dan majalah.
Jurnalistik online kini disebut sebagai ruang paling menantang dan digandrungi.
Kehadiran media baru yang memanfaatkan sarana internet yang tidak mengenal tenggat
waktu, teritori, dan deadline sebagaimana yand dikenal di media cetak. Genre ini dicirikan
sebagai praktek jurnalistik yang mempertimbangkan beragam format media (multimedia)
untuk menyusun isi liputan.
Jurnlisme online memiliki masa depan yang cerah bahkan untuk bertahun-tahun
lamanya. Ia memiliki elemen kekuatan yang tidak dimiliki oleh media konvensional lainnya.
Ia mampu menggabungkan beragam bentuk dalam produk beritanya,audio,video,teks,dan
foto bias dikemas bersamaan dalam satu produk berita saja. Inilah yang media konvensional
lain tidak bisa lakukan terlebih media cetak. Jurnalisme online unggul jauh disbanding
dengan jurnlisme konvensional.
Dengan dukungan teknologi perangkat canggih yang semakin inovatif, jurnalisme
online bagai mendapat jalan lebar mnuju masa kejayaannya. Dan internet menjadi kendaraan
menuju titik kejayaannya. Dunia jurnalistik Indonesia sendiri sudah mulai menjajaki
jurnalisme online sejak lama. Ada banyak media berita dari yang awalnya media cetak
kemudian beranak memiliki portal berita secara online, sampai dengan media berita yang
memang lahir dengan jenis media jurnalistik online. Berikut adalah 5 besar portal berita
online di Indonesia menurut Alexa.com :
Detik.com
Kompas.com
Tribunnews.com
Merdeka.com
viva.co.id

Data ini menunjukkan bahwa portal media online Indonesia cukup digemari.
Mengingat kini internet bias di akses oleh siapapun,dimanapun dan kapanpun jurnalisme
online seperti tidak aka nada matinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahsan dalam makalah disimpulkan bahwa jurnalistik adalah
kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikaan, dan menyebarkan
berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dan scepat-cepatnya.
Semakin berkembangnya jurnalistik Indonesia kemudian muculah macam-macam
jurnalistik yang meliputi jurnalistik televisi, jurnalistik media cetak, dan jurnalistik online
yang dimana mereka memiliki peran masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Ishwara, Luwi. 2005. “catatan-catatan jurnalisme dasar”.Jakarta: Kompas

miftalestari.blogspot.com/2012/11/makalah-jurnalistik.html

itha911.wordpress.com/jurnalistik/jurnalistik-media-elektronik-audiovisual-jurnalistik
televisi/

m.kompasiana.com/post/read/644771/3/kemajuan-jurnalisme-online.html

Jurnalistik Media
Online
Disusun oleh :
Ika Yulianti ( 10608056 )

Rachmadi Saleh ( 10608092 )

Retika Rina Ningtyas ()

Sandymita Ririn ()

Stephanus Haryanto ()

3Sa04

UNIVERSITAS
GUNADARMA

3 SA 04
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Adapun penulisan makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk melengkapi nilai tugas Jurnalistik 2.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha untuk


mencapai dan memberikan hasil semaksimal mungkin, walaupun
didalam pembuatannya penulis mengalami berbagai kesulitan
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya dengan
harapan mampu memperbaikinya dilain kesempatan.

Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih. Kritik dan saran


selalu penulis harapkan untuk kebaikan tugas ini. Semoga Allah swt
meridai niat dan usaha kita. Amin!

Bekasi, Maret 2011

Penulis

Bab I

Pendahuluan
Disamping media komunikasi yang telah terlebih dahulu akrab
dan diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online
kini telah menjadi salah satu media komunikasi yang mulai mendapat
banyak perhatian dari masyarakat. Keberadaanya juga mulai menjadi
favorit bagi seluruh lapisan masyarakat.

Online adalah istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah


informasi yang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Oleh
sebab itu jurnalisme online adalah perubahan baru dalam ilmu jurnalistik.
Media online menyajikan informasi cepat dan mudah diakses dimana saja.

Media online (online media) juga berarti media massa yang tersaji
secara online di situs web (website) internet. Media online adalah media
massa
”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid,
majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan
film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online
–disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta
atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”.

Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis


telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori
media online adalah portal, website, radio online, TV online (streaming), dan
email.

Cyberjournalism juga lazim dikenal dengan nama online journalism dan


berbagai ragam jurnalisme "masa kini" meramaikan pasar media massa abad
ini. Pesatnya perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi
elektronik, membuka peluang jejaring komunikasi yang semakin asyik
dan semakin personal, dengan perangkat yang semakin ringkas dan
bermobilitas tinggi. Jurnalisme ini mengandalkan teknologi Internet sebagai
sarana sebarannya. cyber journalism juga berlandaskan cara kerja dan
teknik serta etika yang pada dasarnya berasal dari jurnalisme cetak dan
jurnalisme pendahulunya, seperti radio dan televisi atau jurnalisme media
siaran (jurnalisme siaran).

Bab II

Kajian

Teori
1. Sejarah Internet Indonesia/Media Online

Media Online di Indonesia kebanyakan lahir pada saat jatuh-nya


pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking
news menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang


update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian,
mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news.
Dengan bertumpu pada tampilan apa adanya detikcom melesat sebagai situs
informasi digital paling populer di kalangan pengguna internet Indonesia.

detikcom Media Online Pertama


Detikcom barangkali merupakan media online Indonesia yang pertama
yang di garap secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan
dari media, Budiono Darsono (eks wartawan Detik), Yayan Sopyan (eks
wartawan Detik), Abdul Rahman (mantan wartawan w:Tempo), dan Didi
Nugraha. Server detikcom sebetulnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998,
namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9
Juli ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom.

Masa awal detikcom lebih banyak terfokus pada berita politik, ekonomi,
dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi
mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita
hiburan, dan olahraga.

Media online detik,com di Indonesia yang telah sukses menyajikan


ragam berita, selain itu kantor berita Nasional Antara juga menggunakan
teknologi internet. Seiring berjalannya waktu, media online mulai
bermunculan seperti astaga.com, satunet.com, suratkabar.com,
berpolitik.com, dan ok-zone.com. dengan lahirnya media online maka media
cetakpun tidak mau kalah, dengan dua penyajian media cetak dan
media online seperti kompas.com, temporaktif.com, republika.com,
pikiran-rakyat.com, klik-galamedia.com. dan masih banyak lagi. Itu adalah
langkah baru berkembangnya teknologi yang telah melahirkan jurnalisme
online.

2. Karakteristik Media Online


Beberapa karakteristik dari media online dibandingkan ”media
konvensional” (cetak/elektronik) adalah sebagai berikut:

a. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung


dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali
tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, atau
telegraf.

b. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa
dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran:
kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka
penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga.
Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan
terbaru.

c. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme


online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi
publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional.
Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di
atas web.

d. Bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web,


karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang
terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat
menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan
didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas
-bahkan sama sekali berbeda.

e. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai


lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat
dihilangkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Online

Keunggulan media online dibandingkan media konvensional (cetak/elektronok)


antara lain:

1. Kapasitas luas –halaman web bisa menampung naskah sangat panjang

2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.

4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.

5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.

6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.

7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.

8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom


komentar, chat room, polling, dsb.

9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat


ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).

10.Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan


dengan informasi tersaji.

(By ASM. Romli/www.romeltea.com, diolah dari berbagai


sumber).* Kekurangan Media Online:

1. Tidak ada ukuran pasti tentang siapa penerbit berita online, sehingga dapat
diklaim oleh beberapa pihak.
2. Adanya kecenderungan mudah lelah saat membaca sajian di berita-berita online
yang panjang.

3. Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat


di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.

4. Banyak terjadi kesalahan penulisan yang dikarenakan ketergesa-gesaan


dalam proses penulisan.
5. Berpotensi mengakibatkan cyber crime (kejahatan dunia maya) seperti
pencuikan, penipuan, dan berbagai tindak criminal lainnya.
6. Menurunnya minat baca di perpustakaan akibat lebih praktisnya media online.
7. Meningkatkan plagiat akibat mudah dicurinya karya-karya yang tersaji di
media online.

4. Kode Etik Media Online


Nicholas Johnson mantan Komisioner Komisi Komunikasi Amerika Serikat
(AS) dan penulis buku How to Talk Back to Your Television Set yang juga
Dosen Ilmu Hukum di Iowa College of Law (AS), memberikan catatan hal-
hal mendasar tentang kode etik dalam penulisan jurnalistik online :

1. Dilarang menyerang kepentingan individu, pencemaran nama baik,


pembunuhan karakter/reputasi seseorang.

2. Dilarang menyebarkan kebencian, rasialis, dan mempertentangkan ajaran


agama.

3. Larangan menyebarkan hal-hal tidak bermoral, mengabaikan kaidah


kepatutan menyangkut seksual yang menyinggung perasaan umum, dan
perundungan seksual terhadap anak-anak.

4. Dilarang menerapkan kecurangan dan tidak jujur, termasuk menyampaikan


promosi/iklan palsu.

5. Larangan melanggar dan mengabaikan hak cipta (copyright) dan Hak Atas
Karya
Intelektual (HAKI, atau Intelectual Property
Right/IPR).

Sementara itu, Cuny Graduate School of Journalism yang didukung Knight


Foundation melalui halamannya di http://www.kcnn.org mencatat 10
langkah utama bagi cyberjournalist –termasuk kalangan citizen journalist dan
blogger-- supaya terhindar dari masalah hukum, yakni:

a. Periksa dan periksa ulang fakta,

b. Jangan gunakan informasi tanpa sumber yang


jelas. c. Perhatikan kaidah hukum
d. Pertimbangkan setiap pendapat,
e. Utarakan rahasia secara selektif,
f. Hati-hati terhadap apa yang
diutarakan, g. Pelajari batas daya ingat,
h. Jangan lakukan
pelecehan, i. Hindari konflik
kepentingan, j. Peduli
nasehat hukum.

5. Bahasa Penulisan Media Online


Sebagai media massa, media internet (harus) menggunakan kaidah-
kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka, termasuk dalam penggunaan
bahasa jurnalistik dan kaidah bahasa Indonesia.
Tidak ada perbedaan antara bahasa jurnalistik cetak dan jurnalistik internet
karena sama-sama “komunikasi tulisan” atau “bahasa tulis”.

Dengan demikian, karakteristik dan prinsip penulisan bahasa jurnalistik


cetak (suratkabar, majalah, buletin, dan lain-lain), antara lain hemat kata,
ringkas, padat, jelas, logis, kalimatnya pendek-pendek, sederhana dan mudah
dipahami, juga berlaku di media internet. Perbedaannya hanyalah soal
tampilan atau mediumnya. Jurnalistik atau media internet bersifat virtual
sedangkan sajian jurnalistik/media cetak itu tercetak (printed media).

Informal dan interaktif. Itulah ciri khas tulisan di website atau media
online. “Penulis online dapat berkomunikasi dengan pembaca mereka dalam
bentuk yang lebih variatif dari tulisan tradisional,” kata Robert Niles dalam
artikelnya, ”How to write for the Web”, di situs The Online Journalism
Review (ojr.org).

”Gaya tulisan demikian akan membuat pembaca Anda merasa nyaman


membaca kata-kata Anda,”kata Niles. ”Seperti yang mereka rasakan
ketika berbicara dengan seorang teman dekat.”

Nile memberi resep buat para blogger. Katanya, tuliskan di blog Anda yang
Anda ketahui, termasuk pengalaman. “Bila Anda tidak tahu sesuatu, jangan
takut mengakuinya. “Blogger hebat memandang posting mereka sebagai
komentar pertama dalam sebuah percakapan, bukan kata akhir sebuah topik
pembicaraan.”

Secara umum, berikut ini resep Niles tentang cara menulis yang baik
di website:

· Short –ringkas, the shorter the better.

· Active voice –gunakan kalimat aktif.

· Strong verbs –pilih kata kerja yang kuat.


· Contextual hyperlinking –lengkapi dengan tautan informasi terkait;
memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung.

· Use formatting –gunakan variasi tampilan huru atau kalimat, misalnya


dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan
(blockquotes).

· Easy to read – mudah dibaca; jangan ada blok teks/alinea yang lebih dari
lima baris.

Source: http://www.romeltea.com/category/bahasa-jurnalistik/

Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalisme Online
Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan
media internet. Internet mempermudah pekerjaan jurnalistik, sebab jurnalistik dapat
dapat dilakukan melalui PC atau komputer. Dengan menggunakan internet sebagai
alat reportase atau sumber informasi bagian media-media tradisional atau koran.

Ciri-ciri Jurnalisme Online

1. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa


langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini
barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti
TV, radio, telegraf, atau teletype.

2. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa
dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran:
kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet
maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah
saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca
untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah
peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.

3. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain


jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan
bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media
tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada
jurnalisme yang berjalan di atas web.
4. bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada
web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang
terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca
dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap
terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik
pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.

5. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai


lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut
dapat dihilangkan

6. Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat


kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu
masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau
tidak.

7. Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses


internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam
memilih informasi yang diinginkan

8. Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital

Kuntungan Journalisme Online, seperti yang tertulis dalam buku Online Journalism.
Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers,
2005).

1. Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa


lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.

2. Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang


disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca
secara berurutan untuk memahami.

3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan


diakses kembali dengan mudah oleh audience.

4. Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang


disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih
lengkap ketimbang media lainnya.

5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat


disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.

6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi


untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di
dalam berita yang akan diterima oleh audience.

7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan


partisipasi audience dalam setiap berita.
http://bintangonlinejournalism.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-
jurnalistik- online.html

Jurnalistik Online dan Blog Bisnis


Posted by Romel Tea | Follow @romeltea

APA hubungan antara Jurnalistik Online dan Blog untuk Bisnis? Dalam
jurnalistik
online, kita diajari gaya menulis untuk media online (online writing style).

Keterampilan ini dibutuhkan untuk mengisi blog bisnis karena konten blog
bisnis
--seperti toko online-- tidak harus melulu berisi "pameran" atau penawaran
produk dan jasa untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Saya pernah mencari nomor telepon taksi di Kota Bandung di Google. Eh...
malah masuk ke sebuah blog yang jualan tas! Itu contoh nyata betapa posting
unik dan bermanfaat bisa meningkatkan jumlah pengunjung, sekaligus
menjaring konsumen potensial.

Jurnalistik Online
Jurnalistik Online yaitu adalah penulisan berita atau penyajian informasi di
media online --portal berita, website instansi/perusahaan, blog, dan media
s os i a l .

Jurnalistik (journalism) bisa diartikan sebagai bentuk tulisan yang


mengabarkan
kepada publik tentang hal-hal yang benar-benar terjadi (peristiwa).

Journalism is a form of writing that tells people about things that really
happened, but that they might not have known about already. Robert Niles

Jenis-Jenis Tulisan Jurnalistik


Jenis-jenis tulisan jurnalistik antara lain Berita (News) dan Opini
(Opinion). Dalam format berita (news) kita mengenal antara lain:

1. Breaking News -- berita yang sedang atau baru saja terjadi),


2. Feature Stories -- detail peristiwa yang disampaikan dengan
gaya bercerita (story telling) seperti cerita pendek.

3. Opinion News -- berita yang berisi pendapat atau pernyataan seseorang


--biasanya pengamat, tokoh, pejabat, atau public figure.

Dalam format opini kita mengenal antara lain:

1. Editorials - tajuk, tulisan berisi pendapat redaksi sebuah media


tentang suatu masalah atau peristiwa.

2. Columns -- tulisan pakar atau ahli di bidang tertentu.

3. Reviews -- ulasan atau "resensi" tentang suatu masalah, termasuk


ulasan tentang konser, restoran, buku, produk, atau film.

Media Jurnalistik Online


Sebuah karya jurnalistik membutuhkan media publikasi. Secara online, media
publikasi tulisan jurnalistik antara lain:

1. Blog: catatan harian online oleh perorangan (individuals) atau


kelompok kecil (small groups).

2. Discussion Board: forum diskusi, tanya-jawab online yang


membuka partisipasi setiap orang.

3. Wiki: artikel yang bisa ditambah atau dikoreksi oleh pembaca.

Reporting: Teknik Reportase


Bagaimana Anda mendapatkan fakta untuk menulis berita? Dengan reporting!

Ada tiga cara utama untuk mengumpulkan informasi untuk sebuah "news
story" (berita) atau menulis opini (opinion piece).

1. Interviews: Wawancara. "Ngobrol" dengan orang-orang yang tahu


sesuatu yang akan dilaporkan/ditulis.

2. Observation: Mengamati, melihat, dan mendengar langsung di


tempat kejadian sebuah peristiwa.

3. Documents: Membaca berita sebelumnya, laporan, rekaman


publik, "googling", dan dokumen lain seperti kliping atau jurnal.

Unsur Berita
Berita atau tulisan jurnalistik yang baik memenuhi unsur 5W+1H:

1. Who are they? Siapa mereka --pelaku, penyelanggara, pengisi acara,


yang terlibat?

2. What were they doing? Apa yang terjadi --yang mereka lakukan,
yang mereka gelar?
3. Where were they doing it? --Di mana tempat kejadiannya? (Unsur
Tempat)

4. When they do it? --Kapan kejadiannya? (Unsur Waktu)

5. Why did they do it? --Kenapa mereka melakukan itu? Untuk apa? Apa
tujuannya?

6. How did it happen? --Bagaimana kejadiannya? Bagaimana


acaranya berlangsung? Ada apa aja di sana?

Teknik Menulis (Writing)


Berikut ini kunci-kunci untuk menulis karya jurnalistik yang baik:

1. Fakta. Dapatkan fakta atau data sebanyak mungkin.

2. Sumber. Sebutkan sumber informasinya.

3. Jujur. Jangan berbohong. Jujurlah tentang apa yang tidak Anda ketahui.

4. Jelas. Hindari kata-kata atau ungkapan indah dan njelimet.Tak usah


"sok intelek" dengan menggunakan kata-kata atau istilah "akademis"
dan "ilmiah".

5. Lead. Awali tulisan dengan hal terpenting! Ringkas inti cerita di


awal kalimat.

Jurnalistik Online disebut juga jurnalisme judul (headline journalism).


Artinya, banyak (bahkan kebanyakan pembaca) hanya membaca judul
berita (judul tulisan). Maka, sampaikan inti cerita di judul!

Blog untuk Bisnis


Blog untuk bisnis yang paling populer adalah toko online dan profil atau
portfolio bisnis. Isi blog bisnis Anda dengan tulisan menarik, jangan cuma
nampilin produk atau jasa.
Di sinilah jurnalistik online masuk atau berperan dalam blog bisnis. Admin
atau pengelola konten blog bisnis, website instansi/perusahaan, atau situs
profil usaha harus menguasai ilmu jurnalistik, terutama terampil menulis
berita,
feature, dan opini.

http://blogromeltea.blogspot.co.id/2014/03/jurnalistik-online-dan-blog-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai