Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

Christin Natalia.P (1805102034)


Debby Ananda (1805102031)
Nathasya A.J.S (1805102072)
Sandri Adi (1805102003)
Yogie Ardhya .W (1805102068)

MANAJEMEN INFORMATIKA

PROGRAM D3

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2018

KATA PENGANTAR
0
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Gaya Bahasa” ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan


wawasan kepada pembaca mengenai gaya bahasa. Dengan begitu, kita dapat
mengetahui seperti apa gaya bahasa ,jenis jenis dan kegunaannya.
Makalah ini tentu dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
pihak lain juga. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Dilla Handayani selaku pengampu mata kuliah bahasa
indonesia atas saran dan bimbingannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Selain itu,
penulis berharap agar pembaca tidak sungkan memberi masukan berupa kritik
dan saran yang membangun, karena penulis sadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna.

DAFTAR ISI

1
Kata Pengantar ……………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………..
1.1 Latar belakang ……………………………………………………….3
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………...4
1.4 Manfaat ……………………………………………………………….4

Bab II Pembahasan………………………………………………………...
2.1 Pengertian gaya bahasa........................................................................5
2.2 Sendi gaya bahasa................................................................................7
2.3 Klasifikasi gaya bahasa……………………………………………….10

Bab III Penutup …………………………………………………..............


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………...17
3.2 Saran ………………………………………………………………….17
Daftar pustaka …………………………………………………………….18

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang

Majas sering disebut gaya bahasa. Dalam tulisan ini pengertian gaya bahasa adalah
cara menggunakan bahasa kiasan dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, untuk tujuan
tertentu. Apakah fungsi penggunaan gaya bahasa? Pertama-tama, bila dilihat dari fungsi
bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk ke dalam fungsi puitik yaitu menjadikan pesan
lebih berbobot. Pemakaian gaya bahasa yang tepat (sesuai dengan waktu dan penerima yang
menjadisasaran) dapat menarik perhatian penerima karena gaya bahasa memiliki keindahan
bahasa tersendiri .Pemakaian gaya bahasa juga dapat menghidupkan apa yang dikemukakan
dalam teks, karena gaya bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan
singkat.

Pemakaian majas baik dalam pendidikan atau yang lainnya diharapkan dapat
membantu dalam tulisan. Apalagi bagi para pendidik, penulis. Baik novel ataupun penulis
puisi. Majas dapat dijadikan sebagai cara mengungkapkan pikiran/perasaan melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis agar lebih menarik bagi
lawan bicara. Akan tetapi masih banyak sekali penggunaan gaya bahasa tersebut yang
mengalami ketidaksesuaian, sehingga mengakibatkan kesalahpahaman dalam berinteraksi.
Dengan mengetahui yang mana gaya bahasa dan yang mana bukan gaya bahasa, diharapkan
dapat memperlancar proses komunikasi serta dapat meminimalisir hal tersebut

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

 Apa yang dimaksud dengan gaya bahasa?


 Apa saja fungsi gaya bahasa?
 Apa saja pengelompokan gaya bahasa?
 Apa saja macam-macam di dalam kelompok-kelompok gaya bahasa?
 Bagaimana contoh-contoh kalimat gaya bahasa?

1.3 Tujuan

3
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini di susun dengan tujuan:

 Untuk menambah pengetahuan mengenai pengertian gaya bahasa.


 Menambah pengetahuan mengenai macam-macam gaya bahasa.
 Melaksanakan tugas mata kuliah dengan penuh tanggung jawab
 Mempererat tali silaturahmi antar anggota kelompok

1.4 Manfaat
 Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran mata kuliah bahasa
indonesia dalam forum diskusi
 Mahasiswa dapat memahami apa sebenarnya pengertian serta jenis – jenis gaya bahasa
tersebut dan kegunaan gaya bahasa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Gaya Bahasa
4
Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
maupun menulis untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Selain itu, gaya bahasa juga
berkaitan dengan situasi dan suasana dimana gaya bahasa dapat menciptakan keadaan
perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik atau  buruk, senang, tidak enak dan sebagainya
yang diterima pikiran dan perasaan melalui gambaran tempat, benda-benda, suatu keadaan
atau kondisi tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi gaya bahasa adalah
sebagai alat untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca atau pendengar.

Ada juga beberapa pengertian gaya bahasa menurut beberapa ahli, antara lain sebagai
berikut :

 Ducrot dan Todorov (1972)

Gaya bahasa menurut tataran bahasa dalam Ditionnaire encyclopédique des sciences
du langage yaitu tataran bunyi grafis (contohnya aliterasi, asonasi, dan lain-lain) tataran
sintaksis (contohnya kalimat tidak langsung yang bebas, inversi, dan lain-lain), tataran 
semantik (ironi, metafora dan lain-lain).

 Leech dan Short (1981)

Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang
tertentuk untuk mencapai tujuan tertentu.

 Keraf (1990:112)

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata
style diturunkan dari kata Latin yaitu stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada
lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan
pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk
menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau
mempergunakan kata-kata secara indah.

Karena perkembangan itu gaya bahasa meliputi semua yang berhubungan dengan
kebahasaan. Walaupun style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah mengembangkan
sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :

(a)    Platonik : menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan; menurut mereka


ada ungkapan yang memiliki style, ada yang tidak memiliki style.

5
(b)   Aristoteles : menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang inheren, yang
ada dalam setiap ungkapan.
 Guntur Tarigan (2009)
Gaya bahasa adalah bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam
berbicara maupun menulis untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca atau
penyimak. Jika dilhat dari sisi fungsi bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk
dalam fungsi puitik yakni membuat pesan lebih terasa berbobot.

Adapun pengertian gaya bahasa menurut beberapa sumber antara lain sebagai berikut:

 Kamus Linguistik (Harimurti Kridalaksana, 1982

Gaya bahasa (style) mempunyai tiga pengertian, yaitu: (1) Pemanfaatan atas kekayaan
bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; (2) Pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu; (3) Keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Gaya bahasa adalah (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam
bertutur atau menulis; (2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu;
(3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra; (4) cara khas dalam menyatakan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau lisan;

 Wikipedia

Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam


tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin
hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

2.2. Sendi Gaya Bahasa

6
Sendi gaya bahasa adalah syarat-syarat mutlak yang ada dalam sebuah karya sastra
yang menjadi unsur penilaian baik atau buruknya suatu karya sastra yang penulis buat.
Syarat-syarat manakah yang diperlukan untuk membedakan suatu gaya bahasa Indonesia
yang baik dari gaya bahasa yang buruk Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung
tiga unsur: kejujuran, sopan-santun, dan menarik.

 Kejujuran

Hidup manusia hanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi sesamanya,
kalau hidup itu dilandaskan pada sendi-sendi kejujuran. Kejujuran adalah
pengorbanan, karena kadang-kadang ia meminta kita melaksanakan sesuatu yang
tidak menyenangkan diri kita sendiri. Namun tidak ada jalan lain bagi mereka yang
ingin jujur dan bertindak jujur. Bila orang hanya mencari kesenangan dengan
mengabaikan segi kejujuran, maka akan timbullah hal-hal yang menjijikan.

Kejujuran dalam bahasa berarti: kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang


baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tidak terarah,
serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang
ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak menyampaikan isi pikirannya secara
terus terang; ia seolah-olah menyembunyikan pikirannya itu di balik rangkaian kata-
kata yang kabur dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tak menentu. Ia hanya
mengelabui pendengar atau pembaca dengan mempergunakan kata-kata yang kabur
dan “hebat” hanya agar bisa tampak lebih intelek atau lebih dalam pengetahuannya.
Di pihak lain, pemakaian bahasa Indonesia yang berbelit-belit menandakan bahwa
pembicara atau penulis tidak tahu apa yang dikatakannya. Ia mencoba
menyembunyikan kekurangannya di balik berondongan kata-kata hampa.

Bahasa adalah alat untuk kita bertemu dan berinteraksi. Sebab itu, ia harus
digunakan pula secara tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.

 Sopan-Santun

7
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau
menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa
hormat di sini tidak berarti memberikan penghargaan atau menciptakan kenikmatan
melalui kata-kata, atau mempergunakan kata-kata yang manis sesuai dengan basa-
basi dalam pergaulan masyarakat beradab. Bukan itu! Rasa hormat dalam gaya
bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan.

Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau pendengar
memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau dikatakan. Disamping itu,
pembaca atau pendengar tidak perlu membuang-buang waktu untuk mendengar
ataujmembaca sesuatu secara panjang lebar, kalau hal itu bisa diungkapkan dalam
beberapa rangkaian kata. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam beberapa
butir kaidah berikut, yaitu :

 Kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat.

 Kejelasan dalam korespodensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-


kata atau kalimat tadi.

 Kejelasan dalam pengurutan ide secara logis.

 Kejelasan dalam menggunakan kiasan dan perbandingan.

Kesingkatan sering jauh lebih efektif daripada jalinan kalimat yang berliku-liku.
Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha untuk mempergunakan kata-kata secara
efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang bersinonim secara longgar,
menghindari tautologi, atau meniadakan repetisi yang tidak perlu.

Di antara kejelasan dan kesingkatan sebagai ukuran sopan-santun, syarat kejelasan


masih jauh lebih penting daripada syarat kesingkatan.

 Menarik

Kejujuran, kejelasan, serta kesingkatan harus merupakan langkah dasar dan


langkah awal. Bila seluruh gaya bahasa hanya mengandalkan kedua (atau ketiga)
kaidah tersebut di atas, maka bahasa yang digunakan masih terasa tawar, tidak
menarik. Sebab itu, sebuah gaya bahasa harus pula menarik. Sebuah gaya yang
menarik dapat diukur melalui beberapa komponen: variasi, humor yang sehat,
pengertian yang baik, tenaga hidup atau vitalitas, penuh daya khayal (imajinasi).

8
Penggunaan variasi akan menghindari monotoni dalam nada, struktur, dan piliham
kata. Untuk itu, seorang penulis harus memiliki kekayaan dalam kosa kata, memiliki
kemauan untuk mengubah panjang-pendeknya kalimat, dan struktur-struktur
morfologis. Humor yang sehat berarti: gaya bahasa itu mengandung tenaga untuk
menciptakan rasa gembira dan nikmat. Vitalitas dan daya khayal adalah pembawaan
yang berangsur-angsur dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman.

2.3. Klasifikasi Gaya Bahasa atau Majas

Majas atau gaya bahasa dapat dibagi menjadi empat macam, bertikut penjelasan dari
keempat jenis majas tersebut.

2.3.1. Berdasarkan Pilihan Kata

1. Gaya Bahasa Resmi

Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang
dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara.
Amanat kepresidenan, berita Negara, khotbah mimbar, tajuk rencana, pidato yang penting,
dan esai yang memuat subjek-subjek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya bahasa
resmi.

2. Gaya Bahasa Tak Resmi

Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa
standar, khususnya dalam kesempatan yang tidak formal. Gaya bahasa ini biasa dipergunakan
dalam karya-karya tulis, buku pegangan atau catatan pribadi. Singkatnya, gaya ini adalah
gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.

3. Gaya Bahasa Percakapan

Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata popular dan kata-kata
percakapan. Namun disini harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis, yang secara
bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan ini. Biasanya segi-segi sintaksis tidak
terlalu diperhatikan, demikian pula segi-segi morfologis yang biasa diabaikan sering
dihilangkan.

9
2.3.2. Berdasarkan Nada

1. Gaya Sederhana

Gaya ini biasanya cocok untuk memberi instruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan
dan sejenisnya.

2. Gaya Mulia dan Bertenaga

Sesuai dengan namanya, gaya ini penuh dengan vitalitas dan energy yang biasanya
dipergunakan untuk menggerakan sesuatu. Menggerakan sesuatu juga dapat mempergunakan
nada keagungan dan kemuliaan. Nada yang agung dan mulia akan menggerakkan emosi
setiap pendengar. Dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif
meyakinkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Biasanya, khotbah tentang kegamaan,
ketuhanan, kesusilaan dan kemanusiaan disampaikan dengan nada agung dan mulia.

3. Gaya Menengah

Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan
suasana senang dan damai. Karena tujuannya adalah menciptakan suasana senang dan damai,
maka nadanya juga bersifat lembut, penuh kasih saying dan mengandung humor yang sehat.
Pada kesempatan seperti pesta pernikahan, pertemuan dan rekreasi orang lebih menginginkan
suasana tenang dan damai.

2.3.3. Berdasarkan Isi dan Struktur Kalimat

1. Majas Penegasan (Gaya Bahasa Perulangan)


 Inversi adalah gaya bahasa yang kalimat predikatnya terletak di depan subjek kalimat.

Contoh : Besar sekali kolamnya. 10


 Retoris adalah gaya bahasa dengan kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui.

Contoh : Apa itu bukti dari janji yang kamu ucapkan tadi? Mana
 Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan kata-katanya dipakai untuk penegasan
dalam bahasa puisi.
Contoh : Sudah 20 tahun aku selalu melewati siang dan malam tanpa
ada dirimu di sisisku

 Repertisi adalah gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa.

Contoh : Kita sudah berusaha, kita sudah berhasil, kita sudah

 Koreksio adalah gaya bahasa yang membenarkan kembali ucapan yang salah atau
tidak benar, baik itu secara disengaja atupun tidak.
Contoh : Tadi dia baru saja datang, oh … bukan dia baru saja pergi
lagi.
 Klimaks adalah gaya bahasa yang menguraikan suatu kejadian secara berturut-turut
dan semamkin lama maka ceritanya semakin meningkat atau memuncak.
Contoh : Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang
tua memenuhi arena pasar malam itu.

 Antiklimaks adalah gaya bahasa yang mana penguraian suatu peristiwa secara.
berturut-turut namun semakin lama ceritanya semakin menurut.
Contoh :  Dari mulai sepatu asli sampai sepatu tiruan, semua
 Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata dalam
sebuah kalimat.

Contoh :  Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.


 Pleonasme adalah gaya bahasa yang memakai kata-kata atau sepatah kata dengan
berlebihan bermaksud untuk menegaskan arti dari suatu kata.

Contoh : Semua pelajar yang berada di luar kelas segera masuk


 Asindeton dalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang
disebutkan. 

Contoh: Dan kesesakan kesedihan, kesakitin, seribu derita detik-


detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
 Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. 

11
Contoh: Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi ).
 Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. 
Contoh: Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah.
 Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. 

Contoh : Datang dari danau

2. Majas perbandingan (gaya bahasa perbandingan)


 Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan terhadap 2 hal yang maksudnya berbeda,
namun sengaja dianggap sama.
Contoh : Semangatnya seperti api yang berkobar.
Wajahnya cantik bagaikan rembulan.

 Personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat sifat atau karakteristik
manusia kepada benda mati benda tak hidup. Jadi benda mati seakan-akan bernyawa
mempunyai sifat layaknya manusia.
Contoh : Pulpen itu sedang menari-nari di atas kertas.
Daun kelapa itu seakan melambai dan mengajakku
bermain .di pantai.
 Metafora adalah gaya bahasa yang cara mengungkapkan kalimamtnya dilakukan
secara langsung yang berupa suatu perbandingan analogis. Penggunaan kata atau
kelompok kata dalam kalimat bukanlah arti yang sebenarnya, nemun sebagai lukisan
yang berdasarkan persamaan atau perbandingan saja.

Contoh : Kembang desa yang sedang mencari pasangannya.


. Si jago merah telah menghanguskan pasar dalam waktu 3
jam.di pantai.
 Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan merk, atribut, ataupun ciri untuk
menggambarkan suatu benda.
motor),: Dia sedang mengendarai supra saat pergi ke pasar (supra
Contoh
adalah merk motor),

 Simile adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lain
menggunakan kata pembanding atau penghubung pada kalimatnya. Dimana 2 hal

12
Contoh :  Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
tersebut berbeda namun memiliki karakteristik yang serupa. Kata penghubungnya
biasanya: seumpama, seperti, semisal, bagaikan, ibarat dan yang lainnya.

 Alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu menggunakan cara lain melalui
penggambaran atau kiasan. Alegori merupakan suatu perbandingan yang berkaitan
antara yang satu dengan yang lain dalam satu kesatuan yang utuh. Biasanya alegori
berbentuk sebuah cerita yang penuh dengan simbol-simbol dengan banyak muatan
moral.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup
keluargamu sebab lautan kehidupan ini penuh badai, topan
yang ganas, batu karang, dan gelombang yang setiap saat
dapat menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para
awaknya harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar dapat
mencapai pantai bahagia dengan selamat

 Simbolik adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan


binatang, tumbuhan, benda-benda sebagai simbol.
. Contoh: Keduanya hanya cinta monyet

 Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan kata dengan maksud yang
menunjukan hal lain di luar kata yang diungkapkan. Sinekdoke terbagi menjadi 2
macam yaitu:

 Pars pro tato adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari
sesuatu untuk menyatakan secara menyeluruh.
Contoh : Hari ini aku tidak melihat muka si Joni (kata “muka”
mewakili sosok Joni) Mungkin disa tak suka dengan
pekerjaannya yang menawarkan produk dari “pintu ke
 Totem pro parte  adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk
“pintu” (Kata “pintu” ke “pintu” mewakili banyak rumah
menyatakan sebagian kecil.
konsumen).
Contoh : Biduan itu terkenal sekali, sehingga tidak heran kalau
banyak “pemuda: yang mengidolakannya (kata “pemuda”
merupakan semua orang yang usianya masih muda,
walaupun dalam kenyataanya biduan tersebut tidak
diidolakan semua pemuda)

13
3. Majas Sindiran (Gaya Bahasa Sindiran)
 Ironi adalah sebuah gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan
maksud yang dipakai untuk menyindir, namun menggunakan cara halus.
Contoh : Rajin sekali kamu masuk kuliah, sampai-sampai di absensi
keterangan tidak hadirmu banyak sekali.

 Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari gaya bahasa Ironi, yaitu
dengan menyindir secara langsung kepada orang lain.
Contoh : Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
 Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang begitu kasar, kadang bisa menyakiti hati.

Contoh: Hai, binatang pergi engkau dari sini!

4. Majas Pertentangan (Gaya Bahasa Pertentangan)


 Hiperbola adalah gaya bahasa yang yang berupa pernyataan yang berlebihan dari
kenyataan yang sebenarnya ada dengan tujuan untuk memberikan suatu kesan yang
mendalam dan mendapatkan perhatian.

Contoh : Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.

 Paradoks adalah gaya bahasa yang antara pernyataan dengan fakta yang ada saling
bertentangan. Paradoks dapat juga di definisikan 2 pengertian yang saling
bertentangan sehingga seperti hal yang tidak masuk akal.
Contoh : Diriku merasa sepi di kota yang begitu ramai ini.

 Litotes adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara berlawanan arah
dengan kenyataan yang ada dengan menguranginya atau mengecilkannya.

Contoh : Aku bukanlah orang pintar karena itulah aku selalu bekerja
keras.

 Antitesis adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya berhubungan dengan


sifat, benda, ataupun situasi yang keadannya saling bertentangan dan juga
menggunakan kata-kata yang artinya berlwanan.

Contoh : Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film


tersebut.

 Okupasi adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan.


Namun bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.

Contoh: Merokok itu merusak kesehatan,


14 akan tetapi si perokok tak
dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-
pabrik rokok karena untung banyak.
 Kontradiksi Internimis adalah majas yang memperlihatkan sesuatu yang
bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan sebelumnya. 

Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang
ikut jambore.

2.4. Fungsi Gaya Bahasa

 Untuk menegaskan sesuatu dengan lebih jelas.

Contoh: 1. Semua siswa yang masih ada di  lantai dua, harap turun ke bawah
2. Silahkan maju ke depan untuk mengerjakan soal nomor 19.

 Untuk mengulang kata atau bagian, frasa ataupun bagian dari suatu kalimat yang
dirasa perlu untuk mendapat penekanan.
Contoh: 1. Engkaulah tempatku berlabuh, Engkaulah tempatku berharap,
  Engkaulah tempatku memohon.
2. Akulah pengemis itu, Akulah yang telah membocorkan aibmu ke orang itu.

 Untuk Mengungkapkan suatu maksud atau tujuan tertentu.


Contoh: 1. Jemarinya menari indah di atas tuts-tuts piano.
2. Teriknya matahari mengiringi perjalanan pria itu.

 Untuk membandingkan dua hal yang berlawanan.


Contoh: 1. Si pandai dan si bodoh memang terlihat benar perbedaan raportnya.
2. Mereka berdua seperti beuty  and the beast.

 Untuk mengumpamakan tentang sesuatu hal.


Contoh: 1. Mukamu laksana rembulan malam (pucat).
2. Engkau bagaikan pinokio tak berhidung (Penipu ulung).

15
 Untuk mengatakan suatu maksud tertentu dengan menggunakan kata yang berlainan
dengan kenyataan ataupun maksud tersebut.
Contoh: 1. Aduh, pintarnya, saking pintarnya sampai semua soal tidak dijawab.
2. Manis sekali teh buatanmu, gulanya pasti mahal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara


maupun menulis untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Sendi gaya bahasa ada tiga
yaitu kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
Gaya bahasa terbagi atas 3 yaitu :
 Berdasarkan pilihan kata terbagi atas 3 yaitu gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak
resmi dan gaya bahasa percakapan.

16
 Berdasarkan nada terbagi atas 3 yaitu gaya bahasa sederhana, gaya bahasa mulia dan
bertenaga, dan gaya bahasa menengah.
 Berdasarkan isi dan struktur kalimat terbagi atas 4 yaitu majas perbandingan, majas
pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan.
Setelah kami coba menguraikan pembahasan makalah ini. Kami dapat menyimpulkan
bahwa dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun tulisan,
adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan untuk
memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.

3.2 Saran

Dari penulisan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyaknya kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap
penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, dan apabila dalam tulisan ini terdapat
kesalahan, baik itu dari kalimat ataupun susunannya kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Majas
https://www.padamu.net/pengertian-gaya-bahasa
https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-gaya-bahasa.html
http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-gaya-bahasa-atau-majas-dan-jenisnya-serta-
contohnya.html
17
http://belajar-ngepoting.blogspot.com/2016/02/makalah-gaya-bahasa.html
https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa/
http://www.pojok.lovelybogor.com/yang-dimaksud-gaya-bahasa-dan-jenis-jenis-gaya-
bahasa/

18

Anda mungkin juga menyukai