Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………….………………1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………….…………..2

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….……….3

1.3 Tujuan…………………………………………………………………3

BAB II MEMBACA KRITIS

2.1 Definisi Membaca Kritis……………………………...........................4

2.2 Ragam Membaca Kritis……………………………….………………4

2.3 Cara Membaca Kritis Artikel Ilmiah………………….………………4

2.4 Cara Membaca Kritis Artikel Populer……………….………………..6

2.5 Cara Membaca Kritis Buku Ilmiah…………………..………………..7

2.6 Cara Membaca Kritis dalam Jaringan Internet……………………….10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………..………………12

3.2 Saran…………………………………………………..…………..…13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…………….14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan


penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan terampil berbahasa,
seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan perasaannya
kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tulisan. Keterampilan dan
kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan proses-proses berpikir
yang mendasari bahasa. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah
dan jelas pula jalan pikirannya. Salah satu cara untuk lebih membuka jalan
pikiran adalah melalui membaca kritis.

Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis dan
dengan penilaian. Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan
pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk
pengertian baru. Selain itu, dikemukakan pula bahwa membaca kritis
merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi
bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih
mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat
diandalkan. Dengan membaca kritis, pembaca dapat memahami lebih dalam
apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri
dibandingkan dengan membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena
itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang
bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.

Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk


menemukan bukan hanya mengenai keseluruhan kebenaran mengenai apa
yang ditulis, tetapi juga menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis
mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan

2
bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka
dia sudah melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. Apa definisi membaca kritis?

2. Apa itu ragam membaca kritis?

3. Bagaimana cara membaca kritis dalam artikel ilmiah?

4. Bagaimana cara membaca kritis dalam artikel populer?

5. Bagaimana cara membaca kritis dalam buku ilmiah?

6. Bagaimana cara membaca kritis dalam jaringan internet?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yakni:

1. Mengetahui definisi membaca kritis.

2. Mengetahui ragam membaca kritis.

3. Mengetahui cara membaca kritis dalam artikel ilmiah.

4. Mengetahui cara membaca kritis dalam artikel populer.

5. Mengetahui cara membaca kritis dalam buku ilmiah.

6. Mengetahui cara membaca kritis dalam jaringan internet.

3
BAB II

MEMBACA KRITIS

2.1 Definisi Membaca Kritis

Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-


fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta
itu (Agustina, 2008). Soedarsono (2016) mengatakan bahwa membaca kritis
(critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan
menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-
sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan
nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis
dan dengan penilaian.

2.2 Definisi Ragam Membaca Kritis

Ragam membaca kritis pada dasarnya merupakan keberagaman dalam


membaca yang disesuaikan dalam teknis membacanya. Dalam membaca kritis
terdapat dua teknik membaca, yaitu :

1. Membaca cepat, yang bertujuan untuk menemukan topik sumber bacaan


dan menemukan informasi khusus dari sumber bacaan.

2. Membaca intensif atau teliti, yang bertujuan untuk mencari informasi rinci
dari sumber bacaan.

2.3 Cara Membaca Kritis Artikel Ilmiah

Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan
lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi
yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang
informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan
melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang
mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah dalam
Surono dkk, (2014) yakni :

4
1. Menggali Tesis atau Pernyataan Masalah

Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau


pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya
diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya
berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang
diajukan.

2. Meringkas Butir-butir Penting Setiap Artikel

Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu


dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung
pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu
lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi
dari artikel yang bersangkutan.

3. Memahami Konsep-konsep Penting (Pandangan Ahli, Hasil Penelitian,


dan Teori)

Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu


dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan
memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga
dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam
tulisan.

4. Menentukan Bagian yang akan dikutip

Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita


lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah
juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.

5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang dikutip

Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari


implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.

6. Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip

5
Dalam mengutip pernyataan yang ada, sebuah artikel perlu secara
jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau
tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.

2.4 Cara Membaca Artikel Populer

Kegiatan membaca kritis tulisan popular sedikit berbeda dengan membaca


kritis tulisan ilmiah karna kedua jenis tulisan tersebut mempunyai sifat yang
berbeda. Artikel populer pada umumnya dimuat dalam majalah dan surat kabar,
sedangkan artikel ilmiah dimuat di jurnal ilmiah. Dari segi isinya, artikel populer
mengangkat isu hangat di masyarakat sedangkan artikel ilmiah biasa merujuk kea
rah tulisan yang bersifat metodologis. Adapun langkah-langkah dalam menulis
artikel popular menurut Surono dkk (2014) yakni :

1. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas

Biasanya isu yang dibahas dalan tulisan popular berkaitan dengan


masalah sosial yang sedang diminati masyarakat. Isu yang diangkat perlu
dikenali dan dipahami. Setelah dikenali, isu yang muncul dalam artikel
perlu dicatat dengan sumbernya.

2. Menentukan signifikasi/relenfansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan.

Isu yang dibicarakan dalam sebuah topik perlu diketahui


relevansinya. Jika isu tersebut relevan, maka isu tersebut dapat dijadikan
bahan. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak cukup relevan maka isu harus
dikesampingkan.

3. Manfaatkan isu artikel popular untuk bahan/ inspirasi dalam menulis.

Isu artikel popular biasanya membahas tentang masalah sosial


sehingga lebih menarik disbanding isu artikel ilmiah. Oleh karena itu, agar
karya ilmiah yang akan dibuat lebih aktual dan menarik, isu artikel populer
dapat dijadikan bahan inspirasi dalam menulis karya ilmiah.

4. Membedakan isi artikel popular dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah

6
Artikel popular biasanya berisi pembahasan tentang sebuah isu
yang sedang diminati masyarakat dan sering mngesampingkan teori dan
data. Oleh karena itu, sebagai pembaca sumber bacaan yang sedang
merencanakan membuat sebuah tulisan ilmiah, harus dapat membedakan
isi artikel populer dengan artikel ilmiah atau buku ilmiah.

2.5 Membaca Kritis Buku Ilmiah

Kegiatan membaca kritis adalah memahami secara mendalam dan


melakukan upaya-upaya analisis evaluatif bacaan sebagai kebutuhan untuk
menguji, apakah informasi tersebut otentik atau tidak (Jihad, 2016). Membaca
kritis merupakan tahapan lebih jauh daripada membaca intensif dan dianggap
sebagai kegiatan membaca yang bertataran lebih tinggi. Hal ini karena ide-ide
buku yang telah dipahami secara baik dan detail, perlu direspons (ditanggapi),
bahkan dianalisis. Membaca kritis buku ilmiah adalah membaca secara teliti dan
cermat mengenai tulisan ilmiah, dimana tulisan ilmiah memiliki perbedaan
dengan sebuah bacaan popular. Menurut Surono dkk (2014) menyatakan bahwa, “
Suatu bacaan ilmiah harusnya benar-benar dipahami karena terkadang memiliki
arti-arti khusus yang membutuhkan teknik membaca yang tepat seperti” :

1. Memanfaatkan Indeks untuk Menemukan Konsep Penting

Sebuah buku non-fiksi terutama buku-buku ilmu pengetahuan yang


ditulis berdasarkan ilmiah, pada bagian belakang dapat ditemukan daftar
kata, istilah atau frasa yang diurut menurut abjad. Setiap kata, istilah atau
frasa ini berisi informasi tentang nomor halaman, dan disampingnya
terdapat istilah yang menjadi pembahasan buku tersebut yang dinamakan
indeks. Sebuah indeks secara sederhana adalah sebuah daftar berisi
penunjuk (pointers). Indeks adalah sebuah daftar yang sistematis,
mengandung istilah atau frasa (menyatakan pengarang, judul, konsep, dan
sebagainya) yang dilengkapi dengan penunjuk ke isi satu atau serangkaian
dokumen, ke lokasi istilah atau frasa itu dapat ditemukan. Indeks dan
pengindeksan biasanya dikaitkan dengan pembuatan katalog dan
klasifikasi. Pengindeksan lebih terkonsentasi pada ekstraksi atau

7
pengambilan kata atau istilah yang ada di dalam dokumen di halaman
tertentu, lalu menempatkannya dalam daftar indeks secara terstruktur.
Struktur inilah yang memungkinkan sebuah buku “merujuk” pembacanya
ke bagian-bagian dari teks yang relevan untuk keperluannya.

2. Menemukan Konsep-Konsep Penting untuk Bahan Menulis

Konsep dalam menulis sangat dibutuhkan karena dengan adanya


konsep, sebuah bacaan atau karya tulis dapat dirancang dengan baik.
Dalam pencarian sebuah konsep, penulis harus mempertimbangkan
relevasinya terhadap masalah yang akan dibahas. Pokok yang akan
diangkat harus dicari data yang relevan serta sumber jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Setelah mencari sumber
hendaknya penulis dapat memilah hal apa yang penting dan
menuliskannya sehingga dapat diurutkan dari yang terpenting samapi yang
kurang penting, agar nantinya tulisan yang sudah disiapkan dapat
diminimalisir kecacatannya. Dalam menentukan konsep juga harus
meperhatikan apakah substansi buku sudah memadahi, baik dari akurasi
isi, kelengkapan isi, kemutakhiran, maupun kebermanfaatan buku. Segi
desain, secara umum juga harus sesuai, baik kebutuhan instruksi maupun
tujuan membaca kritis. Agar menjadi lebih menarik dan tampak lebih jelas
perlu dibedakannya tata letak antara teks bacaan atau teks latihan dengan
teks pengantar atau penjelasan.

3. Menentukan dan Menandai Bagian-bagian Buku yang akan Dikutip

Setelah menentukan konsep secara matang, langkah selanjutnya


yaitu menentukan dan menandai bagian buku yang akan dikutip. Alasan
dari menandai buku yaitu supaya memudahkan penulis dalam
mengaplikasikan konsep yang telah dirancang tadi, karena tidak semua
konsep penting yang tercatat tadi dapat dikutip. Agar tulisan menjadi jelas
dan dapat membantu pembaca dapat menggunakan tulisan penulis harus
memperhatikan teknis dan tata cara pengutipan yang baik dan benar.
Apakah pengutipan dari suatu sumber harus langsung atau tidak,

8
menggunakan nama pengarang atau tidak, halaman buku yang dikutip
harus dicantumkan, dan lain-lain.

4. Menentukan Implikasi dari Bagian/Sumber yang Dikutip

Bagian atau sumber yang dikutip oleh penulis tentunya harus


mempunyai implikasi dengan topik permasalahan yang diangkat. Apabila
sumber yang dikutip memiliki hubungan dengan objek tentunya akan
menambah nilai tambah bagi suatu karya tulis, sedangkan apabila tidak
ada implikasinya sumber tersebut bisa saja melemahkan tulisan yang
sudah dibuat. Oleh karena itu pemilihan sumber harus sangat diperhatikan
khususnya kaitan antara permasalahan yang diangkat dengan sumber yang
menjadi rujukan sebuah karya tulis ilmiah. Membaca kritis juga sangat
dibutuhkan dalam hal ini, dikarenakan dengan teknik membaca cepat,
sermat, dan teliti akan membantu kesempurnaan tulisan dan akan lebih
mengefisiensi waktu yang digunakan.

5. Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip

Setelah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya mengenai sumber


yang menjadi acuan sebuah karya tulis ilmiah, penulis harus mengetahui
posisi dirinya sebagai pengutip dengan cara yang benar dan sebagaimana
semestinya. Pengambilan referensi dari beberapa ahli harus disikapi
dengan baik oleh penulis seperti bersikap setuju, menolak ataupun netral
terhadap pendapat yang dikutipnya. Seorang penulis dikatakan menyutui
pendapat dari referensi yang digunakan yaitu dalam menulis kembali suatu
karya tulis ia cenderung menyetujui dan mendukung pendapat tersebut.
Sebaliknya, apabila penulis menolak sumber yang menjadi referensi yaitu
biasanya memberikan sebuah pendapat yang menurutnya benar, tidak
menyutujui analisis yang berasal dari sumberyang digunakan, bahkan
menganngap sumber yang digunakan kurang tepat. Terakhir yaitu apabila
seorang penulis bersikap netral yaitu penulis terkadang menyetujui dan
menolak sumber yang digunakan. Misalnya mengenai suatu bab peulis
menyetujui dan mendukung materi dari suatu sumber, dan di dalam bab

9
lain, penulis mencoba menolak denga cara membenarkan sumber, sesuai
apa yang ia analisis dan pikirkan.

2.6 Membaca Kritis Bahan yang Tersaji dalam Jaringan Internet

Jaringan internet adalah sebuah portal di masa kini yang sudah menjadi
kebutuhan wajib sebagian orang di jaman milenial saat ini. Didalam jaringan
internet itu sendiri seseorang dapat mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Dalam proses penulisan karya
ilmiah, penggunaan internet tentunya sangat dibutuhkan, yaitu untuk mencari
berbagai acuan menulis dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Teknik membaca kritis dalam hal ini juga sangat dibutuhkan
mengingat luasnya informasi yang dapat diakses dari sebuah jaringan internet.
Membaca cepat, tepat, cermat, dan teliti dapat membantu penulis dalam
menemukan informasi terpercaya. Sebuah sumber yang didapat dari internet
hendaknya jangan langsung digunakan, tetapi dilakukan pengecekan lebih lanjut
dan memperhatikan siapa pengarang dari sumber tersebut. Referensi yang dapat
menjadi acuan biasanya ditulis oleh para ahli bidang yang sedang menjadi topik
pembahasan yang terdapat dalam sebuah jurnal dan informasi yang diungguh oleh
berbagai lembaga pendidikan resmi atau lembaga yang berkaitan dengan
permasalan yang sedang dibicarakan. Adapun langakh langkap membaca kritis
melalui jaringan internet menurut Surono dkk (2014) yakni

1. Kiat Praktis Mencari dan Menemukan Bahan-bahan dalam Jaringan


Internet

Dalam menemukan sumber-sumber bacaan dalam internet penulis


dapat menggunakan kiat praktis yaitu dengan cara mengakses berbagai
situs terpercaya yang banyak terdapat sumber seperti karya ilmiah yang
sudah dipublikasian. Situs yang biasa dikunjungi dalam proses ini yaitu
situs yang menyajikan kajian-kajian berbagai permasalan yang ada,
analisis dari berbagai pakar mengenai sebuah permasalan, dan penelitian
yang telah dilaksanakan. Contoh situs yang dapat diakses antara lain: situs
kumpulan jurnal ilmiah dan penelitian, berbagai macam lembaga ilmu

10
pengetahuan ataupun situs resmi lembaga yang bersangkutan, lembaga
perguruan tinggi, bahkan situs resmi para pakar. Dalam proses menemukan
data yang dibutuhkan, tentunya membaca kritis sangat dibutuhkan apalagi
dalam hal berfikir kritis agar tidak melakukan hal fatal yang dapat merusak
tulisan karya ilmiah yang dibuat.

2. Memanfaatkan Bahan-bahan dalam Jaringan Internet secara Kritis

Setelah membaca berbagai referensi dari berbagai sumber yang


akan digunakan dan menentukan bagaiman konsep yang akan digunakan,
serta gagasan-gagasan apa saja yang akan menjadi sebuah acuan, pembaca
harus bersikap curuga terhadap kebenaran dari sumber yang digunakan.
Oleh karena itu, pembaca harus melakukan pengecekan dan pembandingan
dengan sumber yang didapat diluar internet. Setelah melakukan
pengecekan dan pembandingan lebih lanjut, pembaca dapat memutuskan
akan menggunakan referensi yang terdapat dalam internet atau bahkan
meninggalkannya. Langkah tersebut perlu dilakukan, karena dalam
jaringan internet, tidak semua sumber dapat dipercayai kebenarannya dan
tidak semua sumber dapat dipertanggungjawabkan keaslian datanya.
Membaca kritis dibutuhkan dalam hal menemukan dan mengidentifikasi
sumber dari sebuah karya ilmiah, karena dengan teknik membaca kritis
sebuah karya ilmiah dapat dibuat denga baik dan dapat memberikan
manfaat bagi banyak orang.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah


kami, yakni :

1. Membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber bacaan dengan


cermat dan teliti.

2. Keberagaman membaca kritis dapat dilakukan sekurang-kurangnya


dengan dua teknis membaca, yaitu membaca cepat sekilas dan
membaca intensif/teliti.

3. Dalam membaca kritis tulisan atau artikel ilmiah adapun tahap yang
harus dicermati yakni mengenali tesis, meringkas butir-butir penting,
menyitir konsep, menentukan bagian yang dikutip, menentukan
implikasi dari sumber yang dikutip, dan menentukan posisi penulis
sebagai pengutip.

4. Dalam membaca kritis artikel populer adapun tahap-tahap yang harus


dicermati yakni mengenali persoalan, menentukan relevansi isu,
memanfaatkan isu artikel populer, dan mampu membedakan isi artikel
populer dengan artikel lain.

5. Dalam membaca kritis artikel buku ilmiah adapun tahap-tahap yang


harus dicermati yakni memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep
penting, menemukan konsep untuk bahan menulis, menentukan dan
menandai bagian buku yang dikutip, menentukan implikasi dari
sumber yang dikutip, dan menentukan posisi penulis sebagai pengutip.

6. Dalam membaca kritis bahan yang tersaji dalam jaringan internet


adapun tahap-tahap yang harus dicermati yakni membaca kritis bahan

12
yang tersaji dalam internet, dan kiat praktis serta menemukan bahan-
bahan dalam jaringan internet.

3.2 Saran

Sebagaimana kita ketahui, kegiatan membaca adalah suatu


kegiatan yang sangat penting sebelum kita melakukan kegiatan menulis.
Membaca dapat menunjang pengembangan daya nalar kita dalam
membuat suatu karya ilmiah dengan membaca dari refrensi-refrensi yang
memadai. Maka dari itu setelah membaca makalah yang berjudul
“Membaca Kritis” ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan
memahami bagaimana langkah-langkah yang benar dalam menulis sebuah
karya ilmiah yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Arisanti. 2008. Bahasa Indonesia Untuk Universitas. Jember : UNEJ


Press

Jihad, Aliefatul.2014. Pengantar Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Intan


Pariwara

Soedarsono.2016. Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga

Surono,dkk.2014. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Semarang :


Fasindo Press

14

Anda mungkin juga menyukai