Di Susun Oleh :
Kelompok 12
1. Gustin Andieta /
2. Indah Praminingsih / 3415160025
3. Fatimatul Azizah / 1335160284
4. Poppy Ariestyan /
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
nikmat dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PENYUNTINGAN
Tak lupa pula kami haturkan salam serta salawat atas junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Yang telah menuntun kita kejalan benar, beserta keluarga dan sahabatnya sebagai
sumber ilmu pengetahuan dan hikmat.
Makalah ini disusun untuk memyelesaikan tugas, pada mata kuliah Bahasa Indonesia
dengan dosen ibu Aulia Rachmawati, M.Hum. di Universitas Negara Jakarta. Maka harapan
penulis kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan Ibu Dosen pada mata kuliah yang
dimaksud.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, sekali pun penulis berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya,
namum penulis tetap berkeyakinan masih banyak juga kekurangan-kekurangannya. Oleh
karna itu dengan ini pula penulis menantikan masukan berupa saran, usulan kritik dan
sebagainya dari para pembaca untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa
mendatang. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis memohon semoga tulisan
ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam Ilmu
Bahasa baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.i
BAB 1 Pendahuluan1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah..1
1.3 Tujuan2
BAB II Pembahasan3
2.1 Pembahasan...3
A. Pengertian Penyuntingan3
B. Tujuan Penyuntingan..3
C. Sasaran Penyuntingan.4
D. Teknik Penyuntingan.6
3.1 Kesimpulan.7
3.2 Saran7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan komunikasi untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Boleh dikatakan, tiada hari dalam hidup kita yang terlewat tanpa
komunikasi. Dalam berkomunikasi, terjadi penyaluran informasi dari satu pihak kepada
pihak lain melalui sarana tertentu. Sarana ini tentu saja beragam bentuknya, mulai dari
yang paling sederhana seperti bahasa tubuh, sampai yang paling canggih seperti internet.
Salah satu sarana komunikasi yang sudah akrab dengan kehidupan kita adalah media
massa, baik media cetak maupun elektronik.
Secara umum, media massa menyampaikan informasi yang ditujukan kepada
masyarakat luas. Karena ditujukan kepada masyarakat luas, maka informasi yang
disampaikan haruslah informasi yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, atau
yang menarik perhatian mereka
Agar informasi dapat sampai ke sasaran (khalayak masyarakat) sesuai yang
diharapkan, maka media massa harus mengolah informasi ini melalui proses kerja
jurnalistik. Dan informasi yang diolah oleh media massa melalui proses kerja jurnalistik
ini merupakan apa yang selama ini kita kenal sebagai berita. Secara umum, kita dapat
menyebutkan bahwa media massa merupakan sarana untuk mengolah peristiwa menjadi
berita melalui proses kerja jurnalistik.
Dengan demikian, jelaslah bahwa peristiwa memiliki perbedaan yang sangat
konseptual dengan berita. Peristiwa merupakan kejadian faktual yang sangat objektif,
sementara berita merupakan peristiwa yang telah diolah melalui bahasa-bahasa tertentu,
dan disampaikan oleh pihak tertentu kepada pihak-pihak lain yang memerlukan atau siap
untuk menerimanya.
Agar informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dengan
baik. Maka salah satu proses kerja jurnalistik adalah bagian peyuntingan. Bagian ini
bertugas khusus dalam hal yang berkaitan langsung dengan naskah yang akan
diterbitkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan cermat dan seksama oleh
penyunting adalah masalah ejaan, tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi,
gaya penulis dan konvensi penyuntingan naskah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari penyuntingan
2. Untuk mengetahui tujuan dari penyuntingan
3. Untuk mengetahui sasaran apa saja yang dapat disunting
4. Untuk mengetahui dan memahami syarat syarat penyuntingan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
A. Pengertian Penyuntingan
Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting melahirkan bentuk turunan menyunting
(kata kerja), penyunting (kata benda), dan peyuntingan (kata benda).
Kata menyunting bermakna (1) mempersiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan
memperhatikan segi istematika penyajiannya, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi,
dan struktur kalimat); mengedit; (2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat
kabar, majalah); (3) menyusun dan merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-
motong dan memasang kembali (KBBI, 2001 : 1106)
Penyuntingan adalah salah satu ilmu dalam dunia kebahasaan dan media cetak. Ketika
seseorang ingin menerbitkan tulisannya ke dalam media cetak, haruslah melalui
penyuntingan terlebih dahulu, agar tulisan yang dimuat sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan. Namun, tidak semua orang bias menyunting tulisan, karena untuk
menjadi seorang penyunting tidaklah mudah.
Menjadi seorang penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dia penuhi.
Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa
Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah
satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas, dan kepekaan bahasa.
B. Tujuan Penyuntingan
C. Sasaran Penyuntingan
1. Ejaan. Editor atau penyunting akan melihat teks tersebut menggunakan aturan ejaan yang
disempurnakan atau tidak, jika tidak maka harus disesuaikan. Contoh: mentiup merupaka
kata yang imbuhan yang salah. Dalam aturan imbuhan me-, jikan bertemu dengan huruf t,
maka t menjadi hilang. Sehingga kata mentiup disunting menjadi meniup.
2. Tanda baca. Penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda petik
(....) harus memiliki ketepatan, sehingga perlu diperhatikan juga jika sedang menyunting
teks. Contoh: penulisan Mei Rukmana SPd. Memiliki kesalahan dalam penggunaan tanda
baca. Penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD yaitu setelah nama menggunakan tanda
koma, dan penulisan gelar dipisahkan dengab tanda titik, seperti berikut Mei Rukmana, S.Pd.
3. Diksi. Pemilihan kata atau diksi juga harus diperhatikan, mengingat jenis tulisan yang
sifatnya formal atu tidak penyuntin akan menggunakan diksi yang maknanya lebih halus atau
menggunakan makna dentasi atau konotasi untuk menyampaikan maksud yang ingin
diutarakan.
5. Sistematika penulisan. Penulisan paragraf atau teks, mulai dari numerisasi atau lainnya.
Sel adalah (1) unit terkecil dari kehidupan. Sel menjalankan(2) fungsi struktural dan
funsional(3) bagi makluk(4) uniseluler maupun multiseluler. Hal ini diungkapkan oleh
schleiden dan schwann (5), ilmuwan botani dan zoologi yang melakukan penelitian secara
terpisah. Sel tersusun atas organel-organel yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu dalam
mendukung kerja sel (6). Berdasarkan(7) keberadaan membran inti, sel dibedakan menjadi
dua macam yaitu prokariot dan eukariot. Prokariot adaah(8) merupakan kelompok sel yang
tidak memiliki membran inti sedangkan(9) eukariotik merupakan kelompok sel
denganmembran inti. keberadan membran inti membedakan keduanya(9). Makhluk hidup
yang termasuk ke dalam prokariotik ialah bakteri dan alga biru yang tergolong ke dalam
kingdom monera (10) dalam sistem lima kerajaan yang dibuat oleh Whittaker. Sementra itu,
makhluk hidup lainnya yaitu jamur, tumbuhan, protozoa, ganggang, hewan, dan manusia
merupakan makhluk hidup bertipe (11) sel eukariotik.
4
Jika kita membaca dan mengamati teks di atas, akan ditemukan beberapa penulisan-penulisan
yang tidak sesuai dengan kaidah. Dalam menyunting sebuah teks atau naskah, maka
penyunting harus membaca terlebih dahulu teks tersebut dan menandai kesalahan-kesalahan
penulisan yang terjadi. Selain itu, penyunting menganalisis kalimat yang ditulis, menimbang
dan melihat keefektifan, diksi, serta konsep yang tertera dalam teks tersebut. Seperti
padacontoh paragraf di atas, kita menemukan kesalahan-kesalan yang sudah diberi tanda
underline dan juga penomoran. Berikut merupakan hasil penyuntingan berdasarkan kesalahan
yang sudah ditandai. Perhatikan perubahan yang terjadi, penyuntingan didasarkan pada
kaidah EYD.
Sel adalah (1) unit terkecil dari kehidupan. Sel menjalankan (2) fungsi struktural
dan fungsional (3) bagi makhluk(4) uniseluler maupun multiseluler. Hal ini diungkapkan
oleh Schleiden dan Schwann (5), ilmuwan botani dan zoologi yang melakukan penelitian
secara terpisah. Dalam mendukung kerja sel, sel dilengkapi dengan organel-organel yang
menjalankan fungsi-fungsi tertentu (6). Berdasarkan(7)keberadaan membran inti, sel
dibedakan menjadi dua macam yaitu prokariot dan eukariot. Prokariot adalah(8)kelompok
sel yang tidak memiliki membran inti, sedangkan (9) eukariotik merupakan kelompok sel
denganmembran inti. [kalimat ini dihilangkan,karena sudah dijelaskan di kalimat
sebelumnya, sehingga menjadi tidak efektif bila ditulis (9)]. Makhluk hidup yang termasuk
ke dalam prokariotik ialah bakteri dan alga biru yang tergolong ke dalam Kingdom
Monera (10) dalam sistem lima kerajaan yang dibuat oleh Whittaker. Sementra itu,
makhluk hidup lainnya yaitu jamur, tumbuhan, protozoa, ganggang, hewan, dan manusia
merupakan makhluk hidup yang tergolong dalam kelompok (11) sel eukariotik.
5
D. TEKNIK PENYUNTINGAN
1. Membaca ulang konsep dasar teks / karangan / naskah yang telah selesai penuh
dengan ketelitian dan kehati-hatian
3. Memperhatikan tata letak tulisan atau naskah meliputi penempatan posisi judul,
utama, judul tambahan, sub-judul, sub-sub judul, urutan penomoran, penempatan
gambar/grafik.
4. Memperhatikan identitas, spasi, dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan
paragraph.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyuntingan adalah salah satu ilmu dalam dunia kebahasaan dan media cetak. Ketika
seseorang ingin menerbitkan tulisannya ke dalam media cetak, haruslah melalui
penyuntingan terlebih dahulu, agar tulisan yang dimuat sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan. Namun, tidak semua orang bias menyunting tulisan, karena untuk menjadi
seorang penyunting tidaklah mudah.
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
https://inirumahpintar.blogspot.com/2016/09/pengertian-tujuan-teknik-
dan-contoh-penyuntingan-teks-karangan.html
8