gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam
artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah,
dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.
I. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau
simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya
ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu,
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar
dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan
ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta
umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Bersifat imajinatif,
Situasi didramatisir,
Bersifat persuasif.
Cerpen
Novel
Drama
Roman.
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan
didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga
merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah
biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui
orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal
yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian
ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan
yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas
antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah,
dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam
karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam
karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan
kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum
daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan
ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk,
karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada
karangan semiilmiah.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara
lain :
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi
2. persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
Simpulan
a. Sistematis
b. Objektif
d. Tidak persuasif
e. Tidak argumentatif
f. Tidak emotif
e. Melebihkan-lebihkan sesuatu
g. Bersifat persuasif.
f. Bersifat imajinatif
h. Bersifat persuasif.
Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan
nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi
dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh
semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.
Kata Ilmiah
Metode
Prosedur
Sahih
Fonem
Populasi
Stadium
Karbon
Produk
Volume
Makro
Paradigma
Kata Populer
Cara
Langkah-langkah
Sah
Bunyi
Penduduk
Tahapan
Orang
Hasil
Isi
Besar
Pandangan
A. Karya Ilmiah
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah, yakni :
b. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
c. Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karya
ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan
dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
d. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang
diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan
metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian,
penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang
kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang
dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan
penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan
dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah
sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian,
siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-
kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca
perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola
deduktif.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
feature
adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat
memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati
pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interestmerupakan aspek yang
paling dominan dalam sebuah produk tulisanfeature. Pengertian feature yang demikian
sebetulnya tidaklah begitu saklek karena masing-masing penulis memiliki arti tersendiri. Dalam
penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk
dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana,
penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan narasumber pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
Ciri-ciri feature
1. Lengkap
Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan
memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan
kesimpulan atau penutup (punch).
2. Melawan Kebasian
Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam.
Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.
3. Non Fiksi
Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan
memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu
objek.
4. Bagian Dari Media Massa
Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin)
maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk juga khan…?)
5. Panjang tak Tentu
Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga
tulisanfeaturesangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya
sebuah featuretergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap,
dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir.
Sifat-sifat Feature
1. Kreatif
Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang
kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap.
2. Variatif
Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan
imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan
paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif.
3. Subyektif
Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual,
ketrampilan, dan karakter penulisnya.
4. Informatif
Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari
suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda
dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih
mendalam dan lengkap.
Jenis-jenis feature
(Menurut Inna Wijaya)
Feature tokoh menarik (profil/biografi)
Feature peristiwa menarik (Human Interest and Human Touch)
Feature peninggalan sejarah (Historis)
Feature panduan wisata/perjalanan (how to do it feature)
Feature petunjuk praktis/tip (how to do it feature)
Feature ilmiah/ilmu pengetahuan (Science)
Jenis-jenis Features
Personality profiles:
Feature tentang personality profile ini ditulis untuk membuat audiens lebih dekat pada orang di
dalam berita. Wawancara dan observatsi, serta creative writing, digunakan untuk memberikan
gambaran sehidup-hidupnya tentang seseorang.
Human interest:
Ini jenis feature yang paling banyak ditulis. Feature yang human interest ini ditulis untuk
menunjukkan 'keanehan' subyek atau nilai praktisnya, emosionalnya, atau entertainment-nya.
'Aneh' dalam hal ini adalah sesuatu yang beda atau tidak lazim sehingga menarik perhatian orang
banyak.
Trend:
Feature tentang trend ini untuk menguji orang, hal, atau organisasi yang punya dampak terhadap
masyarakat. Kisah-kisan trend ini menarik karena orang cenderung suka membaca atau
mendengar tentang sesuatu yang prediktif.
Backgrounders:
Feature backgrounder ini bertujuan menambahkan makna terhadap isu-isu saat ini dengan
menjelaskannya lebih jauh mendalam. Seperti namanya, feature ini menembus batas sekadar
berita. Informasinya berisi sesuatu yang menjelaskan terjadinya persitiwa.
How-to features:
Feature ini membantu orang mempelajari suatu issue dengan cara menjelaskan mereka
bagaimana melakukan sesuatu. Misalnya; bagaimana menghindari flu babi, bagaimana memulai
program daur ulang, bagaimana memasak untuk 100 anak yatim, dan lain-lain. Pastikan
mewawancarai sejumlah "experts" dan memasukkan kutipan-kutipan menarik.
Feature sejarah:
Ini biasa digunakan untuk mengenang tanggal-tanggal penting dalam perkembangan masyarakat.
Digunakan untuk membandingkan keadaan 'dulu' versus 'kini'. Pembaca bisa diingatkan kembali
tentang beberapa tanggal atau peristiwa yang signifikan, lalu mengunjungi kembali peristiwa
atau isu itu serta yang mengelilinginya.
Tema-tema musiman:
Musim selalu memberi banyak ide untukv feature. Isu banjir, misalnya, selalu terjadi dan
membawa berbagai kisah. Bukan cuma musim yang terkait cuaca atau iklim, tema-tema serupa
bisa terjadi dalam bidang siklus bisnis, siklus mode, titik-titik tertentu kehidupan lembaga atau
kemasyarakatan, serta isu-isu yang terkait dengan tema-tema spesifik dari suatu tahun.
Penulis feature ini bisa mendapatkan kesempatan luar biasa untuk masuk ke dalam situasi
tertentu sehingga bisa memberi pembaca perasaan bisa masuk ke dalam 'inner circle' dari suatu
peristiwa. Pembaca akan merasa mendapatkan sesuatu yang sebelumnya hanya menjadi rahasia
orang-orang dalam.
PENGERTIAN FEATURE
Apa itu Feature?
Wahyu Wibowo mengatakan bahwa batasan pasti tentang feature memang sulit. Menurut Daniel
R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap
orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata-kata. Ada pula sebuah
definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat
lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual.
Untuk tidak berlama-lama dalam kebingungan melihat batasan pasti sebuah feature, ada baiknya
kita lihat definisi feature yang dikemukakan oleh Biro Pendidikan Majalah Berita Mingguan
Tempo (1979) berikut ini:
"Cerita Feature adalah artikel yang kreatif, yang kadang-kadang subjektif, yang terutama
dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu
kejadian, keadaan atau aspek kehidupan"
Bila dilihat pembagian tulisan secara global, maka feature termasuk ke dalam jenis tulisan
nonfiksi, berupa fakta yang dipaparkan secara hidup, kreatif, kadang-kadang dengan sentuhan
subjektivitas pengarang dengan penekanan kepada aspek daya pikat kepentingan manusiawi.
Tujuannya adalah: memberitahukan, menghibur, mendidik, dan meyakinkan para pembaca.
Dapat disimpulkan bahwa feature bergerak antara fakta dan sastra. Atau dengan bahasa lain,
meramu fakta dengan gaya sastra.
Sesuai dengan batasan yang dibuat majalah Tempo di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa feature memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kreatif: memungkinkan penulis "mencipta" sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun
bukan cerita fiktif
2. Subjectif: dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan
pikirannya.
3. Informatif: Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung
memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan
4. Menghibur: Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis
secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya
5. Awet: berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi.
Jenis-jenis Feature
1.Feature berita
Yaitu suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya, dan berhubungan dengan
peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Feature ini biasanya adalah merupakan
pengembangan dan pendalaman (News analisys) dari sebuah Straight News atau issue yang
masih menjadi perhatian publik.
2.Feature Opini
Feature jenis inipun biasanya terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang
masih aktual tentang sebuah peristiwa, sebuah ide/gagasan, atau sebuah statemen (pernyataan)
orang penting, dan lain-lain. Bisa juga termasuk ke dalam jenis ini adalah artikel tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena kehidupan sosial-ekonomi, politik,
kebudayaan, kesusteraan, dan lain-lain.
Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca,
seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Contohnya adalah feature tentang anak
jalanan di Jakarta, perilaku penyimpangan seksual di kalangan remaja, merebaknya perilaku
peyalahgunaan narkoba, dan sejenisnya.
5. Feature Perjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak
langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-
kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat
menonjol dengan sudut pandang "aku" atau "kami".
6. Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah
atau tempat. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI, strategi dakwah Islam
para wali songo di pulau jawa, dan lain-lain. Feature sejarah yang baik, mampu membawa
pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang
dibacanya.
7. Feature Tips
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang model pakaian, cara
membuat dan menjahitnya, tentang resep makanan, merangkai bunga, kerajinan tangan, merawat
dan mengoperasikan kamera, dan sejenisnya.
Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Menurut pengertian lain karya
ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-
katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
- Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi.
- Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
- Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- Kritik tanpa dukungan bukti.
Contoh :
Manga, merupakan sebutan untuk komik di Jepang. Tidak ada yang tahu secara
pasti kapan komik masuk pertama kali ke Jepang, tetapi pada mulanya komik
Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-
1989) dan merupakan cikal bakal dari komik Jepang modern. Beliau
mengekspresikan gerakan film-film animasi Walt Disney ke dalam komik Jepang.
Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka era baru untuk komik
Jepang.
Karya Non Ilmiah
Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subjektif,
gaya bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular. Satu
ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah
rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-
unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.
- Bersifat persuasif
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Bersifat imajinatif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Situasi didramatisir
- tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
Contoh :
karya non ilmiah diantaranya cerpen, puisi, novel, komik
3. Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta.
4. Terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama dapat dilihat dalam
bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel, puisi, komik, dan lain-lain yang
sejenisnya.
2. Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
3. Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya
menggambarkan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
5. Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memilki bagian untuk diperankan oleh aktor.