Anda di halaman 1dari 13

REVIEW ARTIKEL SEMIOTIKA

Analisis Semiotika pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra

Anggota Kelompok 3 :
1. Dwi Febtiani (2013041055)
2. Harummi Faktiah (2013041051)
3. Julia Putri Nabila (2053041005)
4. Rizki Mandela (2013041027)

Kelas : 3A
Mata Kuliah : Semiotika
Dosen Pengampu : Dr. Munaris, M. Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITASLAMPUNG

2021
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil 'Alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan
nikmatNya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, dengan
judul "Review Artikel Semiotika: Analisis Semiotika pada Puisi “Barangkali Karena
Bulan” Karya WS. Rendra" yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Semiotika yang diampu oleh bapak Dr. Munaris, M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberikan masukan terkait penulisan makalah, sehingga tugas ini selesai dengan
optimal dan tepat waktu. Semoga amal ibadahnya dibalas oleh Allah SWT dengan
ganjaran yang berlimpah, aamiin.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi ejaan, tata bahasa, pemilihan diksi, maupun isi.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk
kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna menyempurnakan makalah ini kedepannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
makalah ini.

Bandarlampung, 09 Novemver 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Tujuan Penelitian dalam Artikel .....................................................................3

2.2 Metode Penelitian ...........................................................................................3

2.3 Hasil Penelitian ...............................................................................................3

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Artikel ................................................................5

BAB III PENUTUP… ........................................................................................... 8

3.1 Simpulan .........................................................................................................7

3.2 Saran ...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sejumlah objek-objek, peristiwa-


peristiwa, dan seluruh kebudaayaan sebagai tanda secara luas. Sejalan dengan
pernyataan Ratna (2010:97) dalam jurnalnya yang berjudul Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra, bahwa "Semiotik berarti studi sistematis mengenai
produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap
kehidupan manusia". Semiotika berguna sebagai penafsir makna-makna yang
terkandung dalam sebuah tanda sehingga diketahui bagaimana seseorang
menyampaikan pesan kepada komunikan, bahkan pada nilai-nilai ideologis tertentu
serta konsep kebudayaan yang menjadi ranah pemikiran masyarakat di mana simbol
tersebut diciptakan.

Mempelajari semiotika sastra berarti kita mempelajari bahasa yang merupakan


sistem komunikasi manusia. Jadi ketika kita mempelajari bahasa, kita akan
bersinggungan dengan semiotika, begitupun sebaliknya. Selain itu, ketika kita belajar
sastra kitapun akan menemukan penanda pada karya tersebut, penanda itu bisa
berupa penciptaan makna, pergantian makna, hiprogram atau hereumatika. Penanda-
penanda tersebut bisa ditemukan pada semua karya sastra, terutama sajak atau puisi.
Dalam semiotika dibahas secara mendalam penanda dan pertanda sebuah puisi yang
ditelaah dari tataran bahasa atau maknanya. Puisi yang indah selalu meyelipkan
makna pada setiap kata, kalimat atau baitnya. Tanda-tanda itulah yang mengarahkan
pembaca menafsirkan sendiri pemaham tentang puisi yang dibacanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa tujuan dari penulisan jurnal tersebut?

2. Bagaimana metode penelitian dari jurnal tersebut?

3. Bagaimana hasil dari penelitian dari jurnal tersebut?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dalam jurnal tersebut?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk menjelaskan tujuan dari penulisan jurnal

2. Untuk menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal

3. Untuk menjelaskan bagaimana hasil penelitian dalam jurnal

4. Untuk menjelaskan apa saja kekurangan, kelebihan, dan saran yang terdapat
dalam jurnal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Penelitian


Kajian semiotika pada puisi “Barangkali Karena Bulan” karya WS. Rendra
bertujuan untuk mencari kepuasan batin dan untuk mengapresasi serta memahami gagasan
yang dituangkan pada puisi tersebut. Kajian semiotika tersebut erat kaitannya dengan
penanda dan pertanda, yang kemudian menjadi pegangan pembaca dalam menafsirkan
puisi yang dibacanya. Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menganalisis
beberapa aspek semiotika dengan alur sebagai berikut.
a) Penulis membaca keseluruhan isi puisi dan memahaminya.
b) Penulis menganalisis pembentukan makna.
c) Penulis menganalisis hipogram.
d) Penulis menganalisis pembacaan hermeneutika.
e) Adanya penciptaan makna.

2.2 Metode Penelitian


Kajian semiotika pada puisi “Barangkali Karena Bulan” karya WS. Rendra
menggunakan metode penelitian studi pustaka dengan teknik analisis data yaitu kualitatif
deskriptif. Nazir (1998) berpendapat bahwa studi pustaka adalah bagian penting yang
dilakukan seseorang setelah menetapkan subjek penelitian, seterusnya peneliti melakukan
pengkajian pada sebuah objek penelitian yang berkenaan dengan subjek penelitian yang
sebelumnya telah dirancang. Penelitian ini merujuk dari beberapa teori yang berkenaan
dengan subjek penelitian. Teori-teori tersebut bersumber dari kepustakaan yang berupa
buku, jurnal, skripsi, dan majalah sesuai dengan topik yang akan dikaji. Kualitatif deskriptif
merupakan teknik analisis data yang menganalisis objek penelitian yang tidak bisa diukur
oleh angka atau parameter lain yang bersifak eksak. Teknik ini menjabarkan dan
menjelaskan hasil penelitian dengan kata-kata.

2.3 Hasil dan Pembahasan


Secara harfiah (Ratna, 2013) semiotika merupakan kajian ilmu tentang produksi
dan menafsirkan tanda dengan fungsinya, dan manfaatnya terhadap kehidupan manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, semiotika pun mengkaji tanda-tanda dalam berbagai ranah

3
keilmuan, salah satunya adalah ranah sastra. Semiotika dalam ranah sastra dapat berupa
sebuah arti yang tersirat pada sebuah karya sastra. Pada pembahasan ini, akan dipaparkan
mengenai kajian semiotika dalam ranah sastra pada puisi “Barangkali Karena Bulan” karya
WS. Rendra berdasarkan alur pengkajian yang telah disebutkan pada bagian tujuan
penelitian di atas.

2.3.1 Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra

Barangkali Karena Bulan

Bulan menyebarkan aroma berahi dari tubuhnya


Yang lalu melekat di daun-daun pohon tanjung yang gemetaran
Seekor kucing jantan mengerang dengan suara ajaib
Mengucapkan puisi yang tak bisa ia tuliskan
Dan, Ma, aku meraih sukmamu
Yang jauh dari jangkauanku.

Aku tulis sajak cintaku ini


Karena tak bisa kubisikan kepadamu,
Rindu mengarungi senin, selasa, rabu dan seluruh minggu.
Menetes bagaikan air liur langit yang menjadi bintang-bintang.

Kristal-kristal harapan dan keinginan


berkilat-kilat hanyut di air kali
membentur batu-batu yang tidur.
Gairah kerja di siang hari
Di malam hari menjadi gelora asmara
Kerna bintang-bintang, pohon tanjung
Angin, dan serangga malam.

Ma, tubuhmu yang lelap tidur


Terbaring di atas perahu layar
Hanyut di langit

4
Mengarungi angkasa raya

2.3.2 Pergantian Makna


Pada bait pertama, diawali dengan kalimat “Bulan menyebarkan aroma berahi
dari tubuhnya”. Kalimat tersebut telah mengalami pergantian makna, yaitu jika
seorang wanita telah membuat seorang pria tergoda oleh paras cantiknya. Pada kata
bulan yang merupakan kata konkret menyimbolkan seorang wanita cantik, sedangkan
kata berahi menurut KBBI edisi ke IV (Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
memiliki pengertian perasaan cinta yang tumbuh antara pria dan wanita.
Baris ketujuh dan delapan merupakan kalimat puitis yang diungkapkan oleh
Rendra, sedangkan pada baris kesembilan dan sepuluh mengalami pembentukan
makna. Pada baris kesembilan “Rindu mengarungi senin, selasa, rabu dan seluruh
minggu”. Pada baris ini, memiliki makna bahwa setiap hari orang tersebut merasakan
rindu. Pada baris kesepuluh kita menemui frasa “air liur langit” bermakna hujan yang
terjatuh dari langit.

2.3.3 Hipogram
Secara definitif, hipogram merupakan latar yang diceritakan dalam sebuah
karya sastra. Menurut Teeuw (1983: 65) hipogram adalah sebuah penafsiran latar oleh
pembaca. Latar yang dimaksud dapat berupa sebuah peristiwa, sejarah, tempat atau
kehidupan.
Puisi karangan Rendra ini memiliki hipogram, yaitu menceritakan seorang
laki-laki yang sedang jatuh cinta, namun dia tidak bisa mengungkapkan perasaanya
pada gadis yang dia cintai. Selain itu, suasana yang dibangun dalam puisi tersebut
merupakan kesedihan yang diakibatkan oleh perasaan rindu yang sangat dalam.

2.3.4 Pembacaan Hermeneutika


Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneuein memiliki arti
‘mengartikan atau menginterpretasikan’ (Ratna, 2013). Puisi Rendra ini menceritakan
ketertarikan seorang pria kepada gadis diungkapkan lewat puisi. Adapun interpretasi
puisi “Barangkali Karena Bulan” adalah sebagai berikut.
a) Pada baris pertama bait pertama “Bulan menyebarkan aroma berahi dari tubuhnya”
dapat dimaknai bahwa gadis yang dipuja oleh penyair adalah wanita cantik yang begitu

5
menawan, sehingga seluruh pria yang meliriknya akan terkagum-kagum dan membuat
semua pria jatuh hati.

b) Pada baris dua dan ketiga sampai pada baris kesepuluh dapat ditafsirkan bahwa
seorang pria yang begitu mengagumi wanita cantik, tapi dia tidak bisa mengungkapkan
atau menyatakan perasaannya, sehingga dia mengungkapkanya lewat sajak-sajak yang
dia tulis. Perasaan cinta yang bersemi setiap hari membuat pria malang itu dihinggapi
oleh kerinduan yang setiap hari dia rasakan. Kerinduan itu beralih menjadi rasa yang
sulit dijelaskan oleh hati, sehingga pria itu mengalami kesedihan.

c) Pada baris ke-11 sampai ke-13 dapat ditafsirkan bahwa harapan dan hasrat seseorang
telah pupus seiring berjalannya waktu.

d) Pada baris ke 14 sampai 17 dapat ditafsirkan bahwa seseorang yang semangat bekerja
pada siang hari, sedangkan malam yang indah dihiasi oleh bintang, suara serangga dan
hembusan angin adalah waktu yang sesuai untuk bercinta.

e) Pada bait terakhir dapat kita tafsirkan bahwa seseorang akan tertidur nyenyak di tempat
tidur yang membuatnya nyaman, tempat tidur itu bisa membuat mimpi seseorang
menjadi indah. Oleh sebab itu, dalam mimpi hal yang paling mustahil di dunia akan
terwujud dan bisa terjadi. Perahu layar ini diibaratkan sebagai tempat tidur.

2.3.5 Penciptaan Makna


Sebuah karya sastra yang diciptakan telah melalui proses pengimajinasian
penyajak ketika proses berpikir kreatif (Purwati., Rosdiani, R., Lestari, RD., &
Firmansyah, n.d.). Pada penciptaan makna sebuah puisi akan mengubah sebuah kata
yang memiliki arti sebenarmya (denotasi) menjadi kata yang mempunyai arti yang
bukan sebenarnya (konotasi).
Pada saat Rendra menciptakan puisi ini terdapat beberapa pengulangan bunyi,
pada bait ketiga pengulangan bunyi “r”. Pengulang bunyi itu memberikan bunyi efoni.
Efoni yaitu gabungan bunyi yang merdu dan indah (Pradopo, 2012).

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Artikel


2.4.1 Kelebihan Artikel

Artikel “Analisis Semiotika pada Puisi ‘Barangkali Karena Bulan’ Karya WS.
6
Rendra” memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
1) Penulis meneguhkan pemahaman pembaca dengan menyajikan pandangan para
ahli berupa definisi dan sebagainya.

2) Hasil analisis dipaparkan secara sistematik, sehingga memudahkan pembaca dalam


memahami antarbagian pembahasan.

3) Hasil analisis disajikan secara padat dan jelas serta menghindari repetisi, sehingga
lebih efektif dan efisien.

4) Penulis menggunakan diksi sederhana tanpa mengurangi esensi formalitas.

5) Penulis memberi pembeda pada kalimat puisi dan kalimat biasa. Kalimat puisi
dicetak miring (italic), sedangkan kalimat biasa tanpa diberi tanda khusus.

2.4.2 Kekurangan Artikel


Artikel “Analisis Semiotika pada Puisi ‘Barangkali Karena Bulan’ Karya WS.
Rendra” memiliki beberapa Kekurangan sebagai berikut.
1) Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata (typo).

2) Terdapat beberapa kalimat yang tidak disertai dengan tanda baca yang sesuai, baik
tanda baca koma maupun tanda baca titik. Hal ini dapat menyebabkan
kesalahpahaman bagi pembaca.

3) Diperlukan adanya bentuk diagram atau bagan pada alur pengkajian untuk
memudahkan pemahaman pembaca yang kemudian dapat diberi penjelasan dalam
bentuk uraian.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semiotika merupakan kajian ilmu tentang produksi dan menafsirkan tanda dengan
fungsinya, dan manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut,
semiotika pun mengkaji tanda-tanda dalam berbagai ranah keilmuan, salah satunya adalah
ranah sastra. Semiotika dalam ranah sastra dapat berupa sebuah arti yang tersirat pada
sebuah karya sastra.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Puisi “Barangkali karena
bulan” KaryaW.S. Rendra, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dalam puisi tersebut
semiotika berperan dalam memberikan arti tersirat pada puisi. Dalam puisi “Barangkali
karena bulan” Karya W.S. Rendra, terdapat beberapa pergantian makna, misalnya pada
bait pertama diawali dengan kalimat “Bulan menyebarkan aroma berahi dari tubuhnya”.
Kalimat tersebut telah mengalami pergantian makna, yaitu jika seorang wanita telah
membuat seorang pria tergoda oleh paras cantiknya. Puisi karangan Rendra ini juga
memiliki hipogram, yaitu menceritakan seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta, namun
dia tidak bias mengungkapkan perasaanya pada gadis yang diacintai, sehingga
menciptakan suasana kesedihan yang diakibatkan oleh perasaan rindu yang sangat dalam.
Puisi Rendra ini juga menceritakan ketertarikan seorang pria kepada gadis diungkapkan
lewat puisi yang salah satunya diinterpretasikan pada bait pertama. Penciptaan makna pada
puisi ini mengubah sebuah kata yang memiliki arti sebenarmya (denotasi) menjadi kata
yang mempunyai arti yang bukan sebenarnya (konotasi). Pada saat Rendra menciptakan
puisi ini terdapat beberapa pengulangan bunyi, pada bait ketiga pengulangan bunyi “r”.
Pengulang bunyi itu memberikan bunyi efoni, yaitu gabungan bunyi yang merdu dan
indah. Hal ini sesuai dengan manfaat semiotika pada karya sastra.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca dan berguna untuk penerapannya. Kami harap pembaca bias memahami
pembahasan makalah ini dengan seksama agar tidak ada kekeliruan atau kesalahpahaman
dan jika dirasa kurang mengerti, diharapkan bias mencari tambahan literatur atau melalui
8
media lainnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Pribadi, Budi Setia dan Dida Firmansyah. (2019, Maret). Analisis Semiotika pada Puisi
“Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 2(2), 269-274.

10

Anda mungkin juga menyukai