Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MINI RISET

“ANALISIS STRATEGI YANG TEPAT DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN


DARING”

MINIRISET
MK. STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
PRODI S1 PGSD-FIP

SKOR NILAI:

NAMA MAHASISWA

WITA LAILA RIVANI 1191111027


ADELA CHAIRANI SYAHPUTRI 1191111040
UMMUL HUDA HARAHAP 1191111041
NUR ELITA MARDIYAH ASWAT NST 1191111046

KELAS : PGSD REGULER B 2019


DOSEN PENGAMPU : Laurensia M. Perangin Angin, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : Strategi Belajar Mengajar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas
Mini Riset ini dengan judul Analisis Strategi Yang Tepat Digunakan Dalam Pembelajaran
Daring. Laporan Mini Riset ini kami buat guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
para pembaca,

Dalam penulisan Laporan Mini Riset ini, kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan


2.Kepada Ibu dosen pengampu, Laurensia M. Perangin Angin, S.Pd., M.Pd

Kami menyadari bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Mini Riset yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, Desember 2020


Penyusun

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 1
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 2
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................................... 3
A. Uraian Permasalahan ...................................................................................................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN ...................................................................................... 5
A. Jenis Penelitian................................................................................................................ 5
B. Waktu Penelitian ............................................................................................................. 5
C. Subject Penelitian............................................................................................................ 5
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6
A. Keefektifan Pembelajaran Selama Daring ...................................................................... 6
B. Pembelajaran untuk keefektifan Pembelajaran Daring ................................................. 10
C. Solusi Untuk Strategi Pembelajaran Daring ................................................................. 12
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan
tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical
distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan
masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat
dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan
tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-
masing siswa.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease
(COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu
lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru dituntut
untuk lebih inovatif dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara
mengajar ini tentunya membuat guru dan siswa beradaptasi dari pembelajaran secara
tatap muka di kelas menjadi pembelajaran daring (Mastuti, dkk, 2020). Beberapa
penelitian sebelumnya menyatakan hasil belajar pembelajaran daring lebih baik
daripada pembelajaran tatap muka (Nira Radita, dkk, 2018; Means, dkk, 2013),
sedangkan penelitian yang lain menyebutkan bahwa hasil belajar yang menggunakan
pembelajaran tatap muka lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran daring
(Al-Qahtani & Higgins, 2013). Secara teknis dalam pembelajaran daring perangkat
pendukung seperti gawai dan koneksi internet yang keduanya harus tersedia untuk
kedua belah pihak pengajar dan siswa (Simanihuruk, dkk, 2019). Dengan bantuan
perangkat pendukung tersebut dapat memudahkan guru dalam menyiapkan media
pembelajaran dan menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang maka yang menjadi permasalahan yaitu : Bagaimana
Strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran daring di masa pandemi sekarang
ini?

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam Miniriset ini adalah sebagai berikut :

1
1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar.
2. Untuk menganalisis strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran daring.

D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitan dalam miniriset ini adalah sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan tentang strategi pembelajaran. Oleh sebab itu, mahasiswa
sebagai guru maupun calon guru serta pembaca lain akan menambah wawasan
tentang strategi pembelajara yang tepat digunakan dalam pembelajaran daring di
masa pandemi sekarang ini.
2. Manfat Secara Praktis
Manfaat yang lain adalah sebagai masukan yang dapat digunakan untuk bahan
pengajaran dalam meningkatkan pembelajaran pada masa pandemi.

2
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

A. Uraian Permasalahan
Strategi pembelajaran adalah suatu pembelajaran mengajak peserta didik untuk
belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan
otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan
atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan nyata.
Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini
biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga
hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dan tempat yang baik menurut
siasat perang. Made Wena menjelaskan strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru
maupun siswa. Bagi guru, strategi pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan
bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan
strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan
mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.
Strategi meninjau kesulitan merupakan strategi yang dirancang seperti halnya
permainan TV, jawaban diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya adalah
mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar. Format ini bias dengan mudah
digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan proses dan cara dalam belajar untuk
menghasilkan pembelajaran yang efektif, sehingga mendapatkan perubahan tingkah
laku dari proses belajar tersebut. Efek dari proses pembelajaran yang tepat tentunya
melalui strategi belajar. Strategi pembelajaran pada konsep meteri selayaknya
menggunakan strategi belajar. Pebelajaran ini diharapkan dapat membantu peserta
didik dalam memahami pokok materi yang diberikan, karena dalam pembelajaran
daring lumayan sulit dilakukan karena anak belum terbiasa dalam system pembelajaran
daring. Strategi pembelajaran pada pembelajaran daring menggunakan strategi
pembelajaran berbasis online. Pembelajaran ini digunakan dengan menggunakan
Multimedia Interaktif, bahan ajar dimasukan kedalam Learning Managemen System
Moodle, menggunakan metode e-learning dan blended learning. Strategi ini digunakan
dengan cara peserta didik belajar secara daring (online) ke web yang disediakan oleh
guru didalam MMI.Peserta didik mempelajari, memahami, dan meneliti bahan ajar
yang disediakan oleh pengajar dalam Multimedia Interaktif. Pembelajaran ini
menggabungkan antara pengetahuan pedagogis yang dipresentasikan dengan
pemanfaatan metode e-learning dan blended learning.
Metode blended learning”menggabungkan metode e-learning”dengan
classroom face to face. Sedangkan untuk sesi e-learning dilakukan oleh peserta didik
dengan cara mengakses bahan ajar secara daring pada. Peserta didik melakukan

3
pembelajaran dirumah dengan kurun waktu satu minggu sebelum tatap muka didalam
kelas. Kemudian peserta didik ditugaskan untuk merangkum konsep bahan ajar.Proses
”pembelajaran tatap muka didalam kelas” atau classroom face to face dengan durasi
waktu yang diberikan 45 menit (bobot 2 sks). Pembelajaran yang dilakukan didalam
kelas, dilakukan dengan cara peserta didik diberikan penguatan-penguatan pemahaman
materi melalui diskusi kelompok dan setiap kelompok mempersentasikanya didepan
kelas.

Penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat banyak


sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya,
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga berupaya
membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang fokus mengembangkan sistem
pendidikan daring (dalam jaringan).

Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak,
baik itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun
juga, pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang
mumpuni dan dapat diakses dengan mudah. Selain itu, para murid juga mesti siap
beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang diatur oleh sekolah. Remote learning
dapat dipandang lebih bebas dan fleksibel diakses dari rumah.

4
BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Jenis Penelitian
Mini Riset ini dibuat dengan jenis penelitian Studi Literatur. Data-data yang
dikumpulkan dalam karya tulis ini diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen serta
halaman web resmi yang diperoleh dari fasilitas internet.

B. Waktu Penelitian
Minggu, 22 November 2020, pukul 15.04 WIB. Melalui diskusi virtual yang
kami lakukan dengan menggunakan aplikasi google meet.

C. Subject Penelitian
Guru dan Siswa Sekolah Dasar.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah Studi pustaka dengan
mengumpulkan data yang relevan dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun sumber
kredibel lainnya yang terkait dengan topik penelitian.

5
BAB IV PEMBAHASAN

A. Keefektifan Pembelajaran Selama Daring


Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan
kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16
Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu,
efektifkah pembelajaran daring ini?

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun,
corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi
trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak
maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-
2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa
juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus
corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota


Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah
menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa
bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai
pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka
semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini
mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk


meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam
jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa
wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh
wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa
sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem
pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone,
laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran


tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui

6
online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar
mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut
dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media
daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC)


atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan
pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti
WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai
media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti
pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya.


Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa
yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini
merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi
hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran
secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama.
Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan,
diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di
WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang
dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media


pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi
harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring.
Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara
orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan
internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa
mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan
orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah
(kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa
yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan
internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit
untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan,
terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang
jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari

7
jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada
siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa


selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti
misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya
yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar
kembali di sekolah.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu
ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga
dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara
membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini
diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di
rumah.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran


daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring
amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap
dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti
walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak


satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia.
Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online)
perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang
stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang
user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan
integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan


dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet
dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus
mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-
sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan
daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan
media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan
peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan


edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan
demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online.
Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya
tercapai.

8
Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi
Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif
ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan
Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan
Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar
Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya
pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari
peserta didik maupun orangtua.

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif
kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi
harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan
secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman
mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan
kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk,
sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap
menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu
membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di
sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu
guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan
memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah
diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain


pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau
media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan
pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi
materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh
mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang
digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan
memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar
daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa.
Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa
menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran
daring.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru
dansiswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja.
Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap
materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak

9
efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun
jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi


Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu
materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode.
Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi
siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban
psikis.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini


tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di
sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur
sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis,
terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar
putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam


pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical
distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran
tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak
sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

B. Pembelajaran untuk keefektifan Pembelajaran Daring


Penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat banyak
sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya,
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga berupaya
membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang fokus mengembangkan sistem
pendidikan daring (dalam jaringan).

Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak,
baik itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun
juga, pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang
mumpuni dan dapat diakses dengan mudah.

Selain itu, para murid juga mesti siap beradaptasi dengan perubahan
pembelajaran yang diatur oleh sekolah. Remote learning dapat dipandang lebih bebas
dan fleksibel diakses dari rumah. Kemudian, bagaimana strategi agar pembelajaran
daring dan jarak jauh dapat dilakukan dengan efektif? Coba simak uraian di bawah ini.

1. Tetapkan manajemen waktu

Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang
dibebankan guru atau dosen. Hal ini lebih mudah dijalani jika pihak sekolah atau

10
universitas memberikan batasan jadwal akses daring kepada murid-muridnya. Hal
ini akan berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh
kepada pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka.

Bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan


mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang
ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas
di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang
melakukan remote learning.

2. Persiapkan teknologi yang dibutuhkan

Para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan


untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah
menyediakan layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya beberapa
platform belajar daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi
seperti komputer, gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga
jaringan internet yang laik.

3. Belajarlah dengan serius

Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari


Psychology Today adalah tidak fokus ketika melakukan remote learning. Selama
melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali distraksi yang
mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses
media sosial, hingga membaca-baca konten berita secara impulsif seringkali
dilakukan tanpa rencana sebelumnya.

Oleh sebab itu, penting bagi siswa untuk berusaha fokus dan konsisten
selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam distraksi yang
berpotensi mengganggu proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus
untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.

4. Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas

Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus


menyesuaikan diri untuk terus visible dan berkomunikasi tanggap dengan pengajar
atau teman kelas lain. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup khusus untuk
membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan
tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah
pahaman.

Gunakan momen-momen semacam ini untuk mengasah keterampilan


komunikasi daring yang dilakukan. Jika memang belum yakin dengan hasil tugas
yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera mungkin untuk
menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar.

11
Kendati banyak siswa merasa kesulitan melakukan remote learning, jika
sudah terbiasa, hal ini malah memberi kebebasan dan fleksibilitas tersendiri, yang
tidak ditemui pada kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Di tengah penyebaran
wabah Covid-19, pembelajaran daring semacam ini justru dapat menjadi alternatif
jitu sebagai ganti pertemuan kelas atau pembelajaran tatap muka.

C. Solusi Untuk Strategi Pembelajaran Daring


Menurut data UNICEF pandemi membuat adanya penutupan sekolah di 188
negara dengan total 91% atau 1,6 siswa. Sedangkan di Indonesia tercatat 60 juta siswa
terdampak. Rasmitadila mengaku mendapatkan keluhan dari banyak orangtua melalui
chat maupun telepon. Menurutnya keluhan tersebut disebabkan tidak siapnya mereka
dalam menghadapi fenomena baru harus mendampingi anaknya belajar, padahal
banyak ibu yang juga bekerja di luar rumah.

Tidak hanya Indonesia, negara lain juag dinilai tidak siap 100% dalam
mengontrol pendidikan di negaranya. Segala aspek pendidikan harus dirubah termasuk
sistem pembelajarannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rasmitadila dengan
sampel 451 siswa Sekolah Dasar beberapa provinsi di Indonesia ditemukan bahwa
94,5% siswa lebih mudah diajar oleh guru secara langsung.

Selain di sekolah belajar, murid-murid juga dapat bermain dengan teman-


temannya sehingga tidak bosan dibandingkan dengan belajar di rumah saja yang mudah
membuat jenuh. Sedangkan orangtua ditemukan lebih sering stress karena
mendampingi anak-anaknya belajar setiap hari di samping pekerjaannya dan juga
pusing harus sering membeli paketan. Dari sisi guru, ditemukan bahwa pembelajar
daring harus memperhatikan aspek siswa, orangtua, dan guru.

Menurut Rasmitadila, sistem pembelajaran tidak dapat hanya melihat dari satu
sisi, melainkan dari setiap sisi guru, siswa, dan orangtua. Dengan hal ini maka harus
duduk bersama tanpa saling menyalahkan. Bagi guru terdapat beberapa strategi
pembelajaran daring seperti membuat video. “Ini akan sulit bagi yang gaptek, maka
guru juga harus meningkatkan kemampuannya,” jelasnya.

Selain trategi pembelajaran, guru juga dapat membuat strategi lain yang
mempermudah siswa dan orangtua yang mendampinginya. Rasmitadila menyebutkan
terdapat dua pembelajaran jarak jauh, yakni dalam jaringan (daring) dan luar jaringan
(luring). Pemerintah juga memberikan relaksasi kurikulum bagi setiap guru dengan
dibolehkan tidak mencapai target yang dibuat sebelumnya, misal C1-C6 maka boleh
diturunkan menjadi C1-C3. “Buat konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan. Konsep
merdeka belajar juga bisa dipakai. Guru itu boleh mengganti merubah proses belajarnya
yang tidak menyusahkan guru, siswa, dan orangtuanya,” jelasnya

Dalam sekolah biasa terdapat tiga aspek penilaian, berupa afektif (sikat),
kognitif (pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan). Hasil survei Rasmitadila,
ditemukan bahwa lebih dari 50% nilai kognitif siswa dinilai palsu sebab pekerjaan

12
dikerjakan oleh orangtuanya. Yang dapat dipastikan adalah hanya nilai keterampilan,
karena hanya dapat dilakukan oleh siswa yang bersangkutan. Keterampilan ini seperti
membaca puisi dan menggambar. Meskipun begitu, Rasmitadila menganggap bahwa
ini bukan soal besar sebab penilaian dapat dimodifikasi dengan komunikasi yang baik
dengan orang tua. “Pembelajaran daring ini komunikasi efektif dari guru dan orangtua
maka harus diterapkan sehingga tidak ada miscom,” tambahnya.

Apapun model pembelajaran akan tetap dilaksanakan jika dikomunikasikan


dengan baik antar semua pihak yang terlibat. Sedangkan pembelajaran luring misal bagi
orangtua yang tidak memiliki laptop atau telepon genggam, maka dapat difleksibelkan
dengan mendownload buku pembelajaran yang telah disediakan oleh kemendikbud lalu
dicetak untuk proses belajar mandiri. “Guru dapat memetakan orangtua itu butuhnya
daring apa luring misal anaknya berapa punya laptop atau gadget tidak?” sebutnya.

Di akhir sesinya, Rasmitadila mengingatkan kembali bahwa kemendikbud


sudah memberikan kemudahan dengan target yang dapat ditambah atau dikurangi.
“Yang penting ada prosesnya ada progresnya. Pencapaian anak tidak harus kognitif,
yang penting semua harus seimbang,” tutupnya. (SF/RS)

13
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan berdasarkan penelitian miniriset ini bahwa pembelajaran
daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung),
karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu
materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa.
Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk
memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan
ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain


pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau
media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan
pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi
materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh
mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang
digunakan. Maka dari itu diperlukan adanya strategi yang tepat untuk diterapkan pada
pembelajaran daring di masa pandemi ini.

B. Saran
Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan penelitian serta kesimpulan yang
telah dipaparkan di atas, maka perlu adanya strategi atau cara pembelajaran baru yang
kreatif dan inovatif agar pembelajaran di masa pandemic ini dapat dijalankan dengan
optimal dan tetunya lebih efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://repo.undiksha.ac.id/2107/3/1613011024-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BFefektifitas-pembelajaran-berbasis-daring-e-learning-dalam-
pandangan-siswa/

https://repository.unja.ac.id/11723/4/Bab%201%20minanti.pdf

https://www.ui.ac.id/strategi-pembelajaran-daring-di-era-pandemi-covid-19/

https://www.uii.ac.id/strategi-pembelajaran-daring-selama-pandemi/

https://kaltengpos.co/berita/-51250-
kendala_yang_banyak_dihadapi_dalam_pembelajaran_daring_jaringan_internet.html

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/5-kendala-sekolah-di-rumah-6125/

15

Anda mungkin juga menyukai