Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

MK. STRATEGI
PEMBELAJARA
N
PRODI S1 PTIK- FT
Skor Nilai:

MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SAAT PANDEMI UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Disusun Oleh

Nama Mahasiswa : Farhan Maulana Harahap (5193351007)

Anastasya Aulia Fitri (5191151003)

Mhd. Ebit Taufiq (5192451006)

Yuliatri Putri Hasibuan (5193151006)

Niswan Al-Wafi (5193151003)

Kelas : PTIK A 2019

Dosen Pengampu : Uli Basa Sidabutar, S.Kom., M.Pd.

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Strategi
Pembelajaran ini yang berjudul “Model Pembelajaran yang efektif di saat Pandemi Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”. Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Medan, 11 November 2020


Penulis,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar..................................................................................................................3

2.2 Prestasi Belajar....................................................................................................4

2.3 Pandemi Covid-19................................................................................................5

2.4 Model Pembelajaran.............................................................................................6

2.5 Model Pembelajaran Berbasis Web ( E-Learning ).............................................6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Masalah Pembelajaran.........................................................................................8

3.2 Upaya Mengatasi Masalah Pembelajaran.............................................................8

3.3 Ide Model Pembelajaran Yang Paling Tepat Digunakan Di


Saat Pandemi Covid-19........................................................................................9

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................10

5.2 Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

i
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang Masalah


Adanya pandemi Covid-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia termasuk Indonesia.
Sesuai data terbaru dari World Health Organization (WHO) tanggal 24 April 2020, sebanyak
213 negara telah terjangkit Covid-19, 2.631.839 diantaranya terkonfirmasi positif dan
182.100 meninggal dunia. Covid-19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat
menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain.
Kondisi ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Rumitnya penanganan wabah, belum ditemukannya vaksin dan obat untuk penyembuhan
pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan membuat
pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan
melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical
distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat menghambat laju
pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu saja
pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan
proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work
From Home (WFH) membuat resah banyak pihak.
WFH adalah singkatan dari work from home yang berarti bekerja dari rumah. Kebijakan
WFH tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN & RB) Nomor 50/2020 tentang Perubahan Kedua atas Surat Edaran Menteri
PAN & RB Nomor 19/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah. Sebagai ASN,
guru dalam upaya melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan secara online atau
dalam jaringan (daring). Namun, pelaksanaan proses pembelajaran secara online memiliki
beberapa kendala. Salah satu kendala terberat dalam pembelajaran daring adalah sulitnya
siswa dalam memahami pelajaran.
Penggunaan media online atau media berbasis multimedia merupakan salah satu solusi
untuk membuat peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Ibrahim & Suardiman (2014) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
1
Pembelajaran daring menggunakan media online telah diterapkan oleh banyak sekolah di
Indonesia sejak mulai diberlakukannya work from home pada 16 Maret 2020 selama masa
pandemi covid-19. Media online yang digunakan seperti youtube, whatsapp group, google
classroom, dan quizzes. Materi diberikan dalam bentuk powerpoint, video singkat, dan bahan
bacaan. Hal itulah yang mendasari penulis untuk mengetahui gambaran model pembelajaran
yang tepat dimasa pandemi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
2. Model pembelajaran yang seperti apa yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
3. Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam belajar

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Agar meningkatkan prestasi belajar siswa dalam masa Pandemi Covid 19
2. Mengetahui Model pembelajaran yang paling tepat digunakan di saat Pandemi Covid-
19
3. Mengetahui cara-cara untuk memecahkan permasalahan yang biasa terjadi pada siswa
dalam proses pembelajaran.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar
Menurut seorang ahli pendidikan, Dimyati X–lalimud, bahwa belajar adalah suatu
perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengala- man. Dalam hal ini juga
ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak. Pengertian belajar menurut Ernest H. Hilgard adalah dapat melakukan sesuatu
yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya
menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak
akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi
sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Pengertian lain menurut Oemar Hamalik bahwa belajar adalah bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperi laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan. Adapun Winkel menyatakansebagai semua aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus da respon. Stimulus
yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thurndike perubahan tingkah
laku akibat dari kegiatan belajar ini dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau
tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati
Secara umum Imron (1996:2), belajar adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk
menguasai/mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru atau sumber-sumber lain
karena guru sekarang ini bukan merupakan satu-satunya sumber belajar .Dalam belajar,
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak.
Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,
sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit
belajar dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.
Orang

3
dikatakan belajar manakala, sedang membaca bacaan, membaca buku pelajaran, mengerjakan
tugas-tugas dan lain-lain.
Menurut psikologi belajar, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Contoh: belajar
membaca berarti individu mendapat pengalaman, dan terjadi perubahan dalam 3 ranah yaitu:
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pakar psikologi menjelaskan bahwa
perilaku belajar sebagai proses psikologis, individu dalam interaksinya dengan lingkungan
secara alami (Imron, 1996:3).

2.2 Presatasi Belajar


Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, yang mana
pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang telah dilakukan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak peserta didik.
Sutratinah Tirtonegoro mengartikan prestasi belajar sebagai penilaian hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.5
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam
kurun waktu tertentu. Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka,
huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses
pembelajaran. Menurut Muhibbin Syah, prestasi belajar diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran.
Indikator prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah yang
dimaksud antara lain ranah cipta, rasa dan karsa
Prestasi belajar bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal

4
yang dipelajari di

5
sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.
Prestasi belajar seorang murid dapat diketahui dengan mengadakan proses penilaian atau
pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam pengukuran prestasi belajar
adalah tes yang telah disusun dengan baik supaya hasilnya benar-benar dapat mengukur
kemampuan seorang murid. Prestasi belajar yang dimaksudkan ialah hasil (penguasaan) yang
dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar di
suatu sekolah.

2.3 Pandemi Covid-19


Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona
2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina
pada Desember 2019 (WHO, 2020d).
Saat ini, kekhawatiran meningkat sejalan dengan meluasnya penularan COVID-19 di
beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk menurunkan tingkat penurunan di sejumlah
negara lainnya. Pemerintah, pengusaha dan pekerja dan organisasi-organisasi mereka
menghadapi tantangan besar dalam upaya mereka memerangi pandemi COVID-19 dan
melindungi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Di luar krisis yang sedang
berlangsung ini, ada kekhawatiran dalam mengembalikan kegiatan yang mampu
mempertahankan kemajuan yang sudah dicapai dalam menekan penyebarluasan.
Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar dirumah secara daring, maka peran
yang biasanya dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sekarang telah berganti fungsi di satuan
keluarga. Artinya saat ini rumah menjadi pusat kegiatan bagi semua anggota keluarga. Hal ini
bisa jadi berdampak positif, karena pusat kegiatan kembali keasalnya, yaitu rumah. Akan
tetapi jika semua kegiatan hanya dilakukan dirumah saja, hal juga akan bisa menimbulkan
Psikosomatis, yaitu gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor kejiwaan dan tumpukan
emosi yang dapat menimbulkan guncangan dalam diri seseorang dimasyarakat, seperti
kecemasan, stress, lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi pikiran negatif, seperti
karena berita hoax dan lain sebagainnya (Sari et al., 2021).

6
2.4 Model Pembelajaran
Istilah model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan (Winaputra, 2005:3). Model dapat juga
dimaksudkan bahwa benda tiruan dari benda yang sesungguhnya. Misalnya, mobil mainan,
rumah mainan atau senjata mainan. Model kaitannya dengan pembelajaran yang biasa disebut
dengan model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajar dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Winaputra,
2005:3). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan dan
bertahap.
Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelasSedangkan metode pembelajaran menurut Djamarah, SB. (2006: 46) ”suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan’. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa
model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman
untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan,
media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau
tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode
pembelajaran.

2.5 Model Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning)


Model pembelajaran E-learning (Electronic Learning) merupakan salah satu sistem
pembelajaran yang tepat bagi siswa karena e-learning membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis. E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
7
bantuan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. E-learning memang merupakan suatu
teknologi pembelajaran yang relatif baru di Indonesia.
Model E-learning sangat dibutuhkan di sekolah karena sekolah merasa kesulitan dalam
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir. Dengan fasilitas yang mampu dari
segi SDM dan saran maka model pembelajaran e-learning ini cocok untuk dikembangkan.
Disamping itu pula, dampak yang dirasakan jika tidak adanya model e-leraning ini
informasi- informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik sulit untuk disampaikan. Jadi,
dengan model e- learning ini mampu memudahkan peserta didik dalam mengakses
informasi yang dibutuhkan. Dengan kehadiran model e-learning ini sungguh memberi efek
dampak positif, seiring dengan berkembangnya era globalisasi di negara kita (Indonesia)
untuk meningkatkan dan memeratakan dunia pendidikan.
Menurut Jaya Kumar C. Koran (dalam Rusman, 2012:346), e-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Sedangkan Dong
mendefenisikan e-learning sebagai kegiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer
yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Masalah Pembelajaran

Saat ini, kekhawatiran meningkat sejalan dengan meluasnya penularan COVID-19 di


beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk menurunkan tingkat penurunan di sejumlah
negara lainnya. Akaibat dari bahayanya Covid-19 ini juga berpengaruh kepada sektor
Pendidikan. Pendidikan yang seharusnya dilaksanakan dengan tatap muka sekarang
dilaksanakan secara daring dari rumah. Hal hasil prestasi belajaryang dilakukan menjadi
menurun karena beberapa faktor.

Salah satu faktor menurunnya prestasi yaitu hilangnya konsentrasi belajar siswa
dikarenakan pembelajaran daring membuat bosan. Faktor ini membuat siswa malas untuk
belajar yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif.

3.2 Upaya Mengatasi Masalah Pembelajaran

Upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran agar


pembelajaran menjadi efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain :

a. Memanfaatkan Teknologi Dengan Baik

pembelajaran yang dilakukan melalui e-learning bukan hanya guru mendeskripsikan


tugas saja yang membuat siswa menjadi bosen. Dengan teknologi guru dapat memadukan
pembelajaran yang menarik seperti membuat materi pembelajaran dengan video, animasi
atau menggunakan beberapa cara seperti membuat kuis seperti game. Hal ini tentu
membangkitkan semangat siswa untuk belajar sehingga materi yang disampaikan oleh
guru dapat diserap dengan baik.

b. Fleksibel

Pembelajaran yang efektif yaitu salah satunya fleksibel. Pembelajaran yang dilakukan
sesuai jadwal. Jika pembelajaran secara daring dilakukan dengan mengulur-ngulur waktu
tentu membuat semangat belajar siswa akan menurun. Mengatur waktu dalam
pembelajaran juga sangat penting agar pembelajaran berjalan secara baik. Pembelajaran
daring dapat
9
dilakukan kapan saja namun harus memperhatikan waktu yang baik untuk belajar agar
disaat pembelajaran siswa masih memiliki semangat belajar.

c. Komunikasi yang baik

kemajuan teknologi tentu dapat dimanfaatkan dengan baik. Dalam proses pembelajaran
agar pembelajaran menjadi efektif diperlukan komunikasi yang baik. Guru dapat
memanfaatkan aplikasi e-learning yang dapat dimengerti semua siswa dan dapat
dipergunakan dengan baik, sehingga saat proses pembelajaran dilakukan interaksi dan
komuikasi dapat berjalan dengan baik. Sehingga guru dapat meneransfer ilmu dengan
efektif.

3.3 Ide Model pembelajaran yang paling tepat digunakan di saat Pandemi Covid-19

Ide model pembelajaran yang paling tepat digunakan disaat pandemic covid-19 yaitu
model pembelajaran berbasis web ( E-learning ). Seperti yang kita ketahui dampak dari
covid-19 ini sangat berbahaya sehingga pembelajaran yang paling tepat yaitu dilakukan
secara individu dirumah masing-masing ( daring ). Dengan pembelajaran secara daring
maka siswa dan guru tetap bisa melakukan interaksi menggunakan berbagai media seperti
E-learning.
Model pembelajaran E-learning (Electronic Learning) merupakan salah satu sistem
pembelajaran yang tepat bagi siswa karena e-learning membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis. E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi
masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang.
Guru dapat memanfaatkaan teknologi secara baik untuk membuat pelajaran menjadi
efektif dan tidak membosankan. Dengan teknologi guru tidak hanya menjelaskan secara
teks saja namun guru dapat memadukannya dengan berbagai media seperti membuat
animasi, video dan gambar. Guru menggunakan aplikasi E-learning yang mampu
dimanfaatkan oleh siswa sehingga interaksi dan komunikasi akan berjalan dengan baik.
Tentunya ini akan mampu membuat daya Tarik siswa untuk belajar. Hal ini tentu membuat
proses pembelajaran akan menjadi baik sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.

1
BAB IV
PENUTU
P

4.1 Kesimpulan
Dampak yang dihasilkan oleh pandemic covid-19 ini sangat besar salah satunya
berdampak ke bidang Pendidikan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang
tepat dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dirumah. Model pembelajaran
yang tepat dan cara guru memanfaatkan teknologi akan membuat proses pembelajaran
tidak menjadi bosan dan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.

4.2 Saran
Pada masa seperti ini anak membutuhkan dukungan lingkungan sekitarnya untuk
mengoptimalkan belajar. Dalam hal ini, yang berperan penting yang paling utama adalah
dukungan orang tua. Lalu, kekreatifan guru dalam mengolah kelas pembelajaran jarak-jauh.
Jika murid senang dalam belajar tanpa tertekan , murid akan lebih efektif belajarnya dan
mengurangi kebosanan dalam belajar.

1
DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad. 2018. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta :


PRENADAMEDIA GROUP.
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.

Budiningsih, Asri. 2005, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005

Fithri, Rizma. 2014, Psikologi Belajar. Surabaya : Digilib UIN Surabaya

Sukadi, Progressive Learning(Bandung: Niaga Qolbun Salim),hal. 99

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta : PrestasiPustaka.

Tayeb, Thamrin. 2017. Analisis Dan Manfaat Model Pembelajaran Analysis And
Benefits Of Learning Models. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam,
Vol. 4 No. 2,

Mustakim, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online


Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al asma:
Journal of Islamic Education, Vol. 2, No. 1

Rusman. (2011). Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Ibrahim, D. S., & Suardiman, S. P. (2014). Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap
Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Sd Negeri Tahunan
Yogyakarta. Jurnal Prima Edukasia, 2(1), 66.
Djamarah, Syaiful Bakhri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional.
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya,
Jakarta: Bina Aksara
Syah, Muhibbin . 1995. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Anda mungkin juga menyukai