Anda di halaman 1dari 18

REKAYASA IDE

UPAYA PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGELOLAAN GURU DALAM


PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI
Oleh:
Nailatul Khalisya
(2192431002)

Dosen Pengampu:
Dr. Irwandy, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nyala h,
sehingga saya mampu menyelesaikan laporan Rekayasa Ide (RI) dengan judul “Upaya
Pengembangan Manajemen Pengelolaan Guru dalam Pembelajaran Daring di Masa
Pandemi” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam hasil laporan yang sudah saya buat ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
rekayasa ide ini.
Semoga laporan rekayasa ide yang telah saya buat ini mampu menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca.

Medan, 20 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 1
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 3
2.1. Pengertian Manajemen............................................................................. 3
2.2. Pembelajaran Daring................................................................................ 3
2.3. Ciri-ciri Pembelajaran Online ................................................................. 5
2.4. Ciri Siswa dalam Pembelajaran Online ................................................... 6
2.5. Ciri Guru dalam Pembelajaran Online .................................................... 7
BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................................ 9
3.1. Pembahasan.............................................................................................. 9
3.2. Solusi........................................................................................................ 11
BAB IV. PENUTUP...................................................................................................... 14
4.1 Simpulan................................................................................................... 14
4.2 Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di
dunia, termasuk negara Indonesia. Hal ini akan memberikan dampak yang menjadi
tantangan sendiri terutama bagi lembaga pendidikan, khususnya untuk semua tingkata n
pendidikan. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun,
pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing),
memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanaka n
perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggaraka n
perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1
tahun 2020).
Mengenai dampak yang dirasakan terutama dalam ranah pendidikan karena dampak
Covid-19 ini adalah keharusan peserta didik melakukan segala pembelajaran di rumah
masing- masing (study from home). Salah satu alternatif agar pembelajaran tetap
berjalan yaitu dengan pembelajaran dalam jaringan secara online. Moore et al (dalam
Firman dan Sari, 2020) menyebutkan bahwa pembelajaran online merupakan suatu
kegiatan belajar yang membutuhkan jaringan internet dengan konektivitas,
aksesibilitas, fleksibilitas, serta kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran.
Dalam hal ini sehubungan dengan penelitian yang berjudul “Analisis Manajemen
Dalam Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IX SMPN 1
Sidamanik” penulis mengetahui beberapa kendala yang terjadi dalam pembelajaran
daring. Untuk itu dalam makalah ini penulis ingin memberikan sebuah ide dan upaya
untuk menanggulangi permasalahan dan kendala yang dialami para guru dan siswa
dalam pembelajaran daring agar dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
terutama guru dan calon guru dalam menggunakan media dan metode yang mendukung
dalam pembelajaran jarak jauh.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang pentingnya rekayasa ide diatas, maka dapat dikemukakan
hasil identifikasi masalah tersebut.

1
 Kendala yang Dialami Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Daring di Masa
Pandemi

1.3. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah
1. Bagaimana permasalahan dan kendala yang dialami guru dalam proses
pembelajaran daring di masa pandemi?
2. Bagaimana permasalahan dan kendala yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran daring di masa pandemi?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan
kendala dalam pembelajaran daring?

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan diadakannya penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang dialami guru dalam proses
pembelajaran daring di masa pandemi.
2. Untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran daring di masa pandemi.
3. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalaha n
dan kendala dalam pembelajaran daring.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari rekayasa ide ini adalah untuk membantu para guru dan siswa
untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala dalam pembelajaran daring di masa
pandemi. Sebagai calon guru perlu mengetahui permasalahan yang dialami dunia
pendidikan dari masa ke masa agar lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan wawasan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Rohiat (2010:14) menyatakan “manajemen merupakan alat untuk mengelola sumber
daya yang dimiliki secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan harus benar-benar
dipahami oleh kepala sekolah”. Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien. Sedangkan, manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/
madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/ madrasah, pelaksanaan program
sekolah/ madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah, pengawas/ evaluasi, dan
sistem informasi sekolah/ madrasah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu mengembangkan seluruh


potensi yang dimiliki oleh peserrta didik. Potensi tersebut meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Me-manage atau mengelola sekolah artinya mengatur agar seluruh
potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Proses pengelolaan sekolah mencakup empat tahap, yaitu perencanaan, pengorganisas ia n,
pengerahan, dan pengawasan. Proses penyusunan rencana di sekolah meliputi tujuh tahap
yaitu, mengkaji kebijakan yang relevan, menganalisis kondisi sekolah, merumuska n
tujuan, mengumpulkan data dan informasi, menganalisi data dan informasi, merumuska n
alternatif dan memilih alternatif program, menetapkan langkah-langkah kegiatan
pelaksanaan.

2.2 Pembelajaran Daring


Menurut Handarini dan Siti di dalam artikelnya (2020: 498) menjelaskan pembelajar an
daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka
langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar
yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas
(Sofyana & Abdul, 2019:82).
Menurut yakni Sadikin & Afreni (2020: 216) menjelaskan tentang pembelajaran dar ing
sebagai pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilita s,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaks i
pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemuka n

3
mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet
(Kuntarto, E. (2017).
Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari perkembangan
pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan oleh Universitas Illio nis
melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Hardiayanto). Online learning
merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak,
dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar
kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajara n
yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih
bervariasi seperti visual, audio, dan gerak.
Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran secara
konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian siswa
dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Menurut Bonk
Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei Online Training in an Online World
bahwa konsep pembelajaran online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report
of the Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002,
hlm. 29) defines e-learning as “instructional content or learning experiences delivered or
enabled by electronic technology”. Transkrip percakapan, contoh-contoh informasi, dan
dokumen-dokumen tertulis yang menghubungkan pada online learning atau pembelajara n
melalui Web yang menunjukkan contoh-contoh penuh teks adalah cara-cara tipikal bahwa
pentingnya materi pembelajaran didokumentasi secara online.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang dilakukan dari jarak jauh atau rumah dengan bantuan sarana dan
prasarana seperti komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Proses
pembelajaran daring selama ini banyak dilakukan pemberian tugas melalui Whatsapp,
Video Conference, Google Form, Zoom, Web Blog, Edmodo, dan lain-lain ataupun melalui
aplikasi khusus yang tersedia. Biasanya pemberian penugasan dilakukan melalui
whatsapp, lalu ditulis di buku dan difotokan untuk dikirim ke guru. Untuk kegiatan video
conferencce juga dilakukan terjadwal, satu minggu dua kali untuk melakukan diskus i.
Penugasan melalui aplikasi google form juga dilakukan, dimana setelah selesai
mengerjakan tugas akan langsung muncul nilainya. Namun pembelajaran daring juga
memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketersediaan jaringan internet.
Beberapa mengaku kesulitan untuk mengikuti pembelajaran online karena tidak semua
wilayah mendapatkan jaringan internet dengan akses lancar (Hasanah dkk, 2020).

4
2.3 Ciri-ciri Pembelajaran Online
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran online sangat luas, tetapi secara garis besar
didapatkan bahwa ciri-ciri dari pembelajaran online menurut Flinders University, yaitu
personal, structurd, active dan Connective.
1. Pembelajaran Individu
Pengalaman belajar pada pembelajaran online diciptakan oleh siswa itu sendiri.
Salah satu keuntungan dari pembelajaran online yaitu, siswa dapat menciptakan sendiri
suasana belajar yang nyaman dan sesuai keinginan. Anda tidak perlu sibuk-sibuk
berangkat ke sekolah, memakai seragam, dan waktu yang telah ditentukan. Semua
proses belajar Anda yang menentukan, mulai dari waktu, tempat, suasana, dan lain-la in.
Siswa dalam proses pembelajaran online akan belajar secara sendiri dan mandiri. Ada
beberapa faktor internal maupun eksternal yang akan memengaruhi keberhasilan dari
pembelajaran online yang dilakukan oleh siswa. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi yaitu kecerdasan, rasa ingin tahu yang tinggi, motivasi, kepribadian, dan
lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran
online yaitu teknologi yang dipakai, lingkungan sekitar, kecepatan akses internet dan
lain sebagainya.
2. Terstruktur dan Sistematis
Sama seperti pembelajaran konvensional, pembelajaran online dilakukan secara
terstruktur. Sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar secara online, terlebih
dahulu guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan sumber belajar. Semua
kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur. Selain terstruktur secara teknis, materi
perlajaran pun diatur sedemikian rupa agar dapat terstruktur sesuai tingkata n
kemampuan. Materi yang lebih mudah akan diberikan di awal pertemuan, dan materi
yang sulit akan diberikan di akhir pertemuan. Selain itu materi-materi yang dirasa sulit
akan diberikan penjelasan dan contoh.
3. Mengutamakan Keaktifan Siswa
Proses belajar terjadi akibat adanya proses aktif dari siswa. Proses aktif ini
sangat diperlukan dalam pembelajaran konvensional maupun pembelajaran online.
Pada pembelajaran online memerlukan kegiatan aktif dari siswa. Di zaman yang
secanggih ini, dan dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, akan ada banyak
hal yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan siswa. Dalam pembelajaran online, cara
mengaktifkan siswa dapat menggunakan teknologi. Teknologi dipilih, karena dapat
memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat mengaktifkan siswa. Dengan

5
menggunakan teknologi, guru dapat merancang beberapa akifitas yang dapat membuat
siswa aktif, baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialisasi maupun aktif dalam hal
lainnya.
4. Keterhubungan
Pembelajaran online dikenal sebagai pembelajaran mandiri. Apakah ketika
siswa melakukan pembelajaran online, siswa tidak dapat berinteraksi dengan siswa
lainnya?. Pastinya pertanyaan seperti itu akan terbesit dibenak Anda. Perlu diketahui
bahwa pembelajaran online masih memungkinkan adanya pertemuan antar siswa,
bedanya pertemuan dilakukan secara online. Pembelajaran online tidak merubah
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti adanya
pertemanan, ataupun interaksi dengan guru. Salah satu karakteristik dari pembelajaran
online yatu adanya konektivitas. Aktivitas pembelajaran online menghubungkan antara
siswa dan guru, siswa yang satu dan lainnya, menghubungkan antara tim pengajar
ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya.

2.4 Ciri Siswa dalam Pembelajaran Online


Menurut Dabbagh, N. (2007) ada beberapa ciri-ciri siswa dalam pembelajaran online
yaitu, sebagai berikut:
1. Spirit Belajar
Siswa dalam pembelajaran harus memiliki semangat yang kuat untuk
pembelajaran secara mandiri. Dalam pembelajaran online ketuntasan belajar dan
pemahaman materi ditentukan oleh siswa itu sendiri.
2. Literacy terhadap Teknologi
Selain dari kemandirian belajar, keberhasilan dari pembelajaran online ditentukan dari
sejauh mana siswa memahami teknologi yang dipakai untuk pembelajaran online.
Sebelum melakukan pembelajaran online, siswa harus terlebih dahulu menguasai atau
memahami mengenai teknologi yang akan dipakai sebagai alat untuk pembelajaran
online.
3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal
Siswa yang ingin berhasil dalam pembelajaran online harus memilik i
kemampua interpersonal dan kemamuan komunikasi yang baik. Kemampuan
interpersonal diperlukan untuk tetap menjalin interaksi atau hubungan dengan siswa
yang lainnya. Walaupun pembelajaran online dilakukan secara mandiri, tetapi tetap saja
manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain. Oleh karena itu

6
kemampuan interpersonal dan kemampuan komunikasi harus tetap dilatih untuk
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi
Memahami dan menggunakan pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran
dilakukan secara mandiri oleh siswa, maka siswa harus pandai berinteraksi dengan
siswa lainnya ataupun dengan guru di dalam forum yang telah disediakan. Interaksi
tersebut sangat diperlukan, terutama ketika siswa mengalami kesulitan mengenai satu
materi pelajaran. Selain itu siswa dengan pembelajaran online perlu tetap menjala ni
interaksi untuk melatih jiwa sosial yang ada.
5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri
Salah satu dari karakteristik pebelajar online adalah memiliki kemampuan
belajar secara mandiri. Belajar secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran
online. Karena dalam proses belajar, siswa akan mencari, menemukan dan
menyimpulkan dari apa yang dipelajarinya secara mandiri. Pada belajar mandiri, faktor
motivasi menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

2.5 Ciri Guru dalam Pembelajaran Online


Pada pembelajara online, guru berperan sebagai fasilitator. Menurut Robin M dan Frank
R (2010: 14) bahwa dalam pembelajaran online, guru, dosen, tutor, instruktur menjadi
seorang fasilitator, pemandu, atau bahkan narasumber ahli, dan bukan lagi menjadi satu-
satunya penentu bagi pengalaman pembelajaran siswa. Ketika menjadi fasilitator, sudah
pasti tugas-tugas dari guru pun berubah. Guru yang pada awalnya menjadi sumber belajar
utama, pada pembelajaran online sumber belajar dapat dari mana saja. Lalu apa saja tugas
guru sebagai fasilitator?. Sebenarnya tugas guru dalam pembelajara online tidak berbeda
jauh dengan guru pada proses pembelajaran konvensional. Guru sebagai fasilita tor
menjembantani dan memfasitasi kegiatan belajar siswa. Dimana guru bertugas untuk
mempersiapkan segala hal yang dapat merangsang siswa untuk dapat belajar secara
mandiri.
Menurut Hardianto, terdapat 8 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembelajaran
online, yaitu sebagai berikut:
a. Menguasai dan update
b. Lebih menguasai ilmu pengetahuan pokok dan pendamping
c. Kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
d. Mampu memotivasi siswa

7
e. Kemampuan dalam desain pembelajaran online
f. Kemampuan mengelola sistem pembelajaran online
g. Ketepatan dalam pemilihan bahan ajar online learning
h. Kemampuan dalam mengontrol proses pembelajaran

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan
Pembelajaran daring bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan, melainka n
suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya perkembangan dunia teknologi. Dunia
boleh saja berbicara bahwa semua lini kehidupan telah diwarnai dan harus beradaptasi
dengan teknologi. Akan tetapi, fakta di lapangan berbicara lain. Salah satunya adalah
sistem pendidikan yang dianjurkan dan diharapkan dengan media digital atau daring masih
sangat minimalis di Indonesia. Pembelajaran daring tidak hanya memvirtualkan bahan
pengajaran, tetapi juga soal fasilitas dan penetrasi jaringan internet. Selain itu, kemampua n
para guru dalam memberikan materinya dan daya tangkap siswa lewat daring.
Pembelajaran daring menjadi alternatif yang kian membias di tengah merebaknya virus
corona. Pandemi ini menuntut semua lembaga, tanpa pengecualian untuk menggunaka n
sarana media digital dalam kegiatan belajarnya semaksimal mungkin. Berbagai sekolah
berlomba-lomba menelisik cara-cara yang efektif dalam mentransmisikan sistem
pengajarannya. Perkembangan teknologi yang kian canggih mengakomodasi dan
memobilisasi sistem pembelajaran daring ini.
Akan tetapi, ada saja kerentanan dalam penerapan sistem pembelajaran daring darurat
yang ada. Penetrasi jaringan internet yang belum merata ke semua daerah. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik tahun 2019, tingkat penetrasi internet di pedesaan rata-rata
51,91 persen, di perkotaan pun rata 78,08 persen.1 Hal ini menunjukkan kualitas jaringa n
yang rendah dan berdampak pada proses pembelajaran daring yang “lola” (loading
lambat). Efektivitas dan mutu perkuliahan menjadi rendah dan sukar untuk dipahami
dengan cepat.
Belajar online dinilai masih sangat remaja sekali diterapkan untuk sekarang ini. Masih
banyak fasilitas dan sarana yang belum mumpuni dalam mendukung kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Banyak asumsi yang menyatakan bahwasanya belajar jarak jauh
sangat tidak efektif dilaksanakan siswa bukannya belajar malah bermain. Namun di satu
sisi mereka hanya diberi tugas yang sangat banyak tetapi guru kurang memberika n
penjelasan materi kepada siswa. Keadaan seperti itu tentu menjadi masalah yang luma ya n
besar dalam dunia pendidikan saat ini. siswa dibuat candu dengan gadget tetapi
pembelajarannya dan pendidikannya kurang.
Seperti penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya di MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd.
Hatta yang meneliti sistem pembelajaran daring pada mata pelajaran bahasa Indonesia di

9
kelas IX B peneliti mendapatkan banyak hasil dan pandangan terkait pembelajaran yang
dilakukan sekolah sejauh ini. Penulis dapat mengetahui kendala dan permasalahan yang
dialami siswa juga pada para guru.
a. Permasalahan dan Kendala yang dialami Guru dalam Pembelajaran
Daring
Permasalahan yang dialami guru adalah masih kebingungan untuk menggunakan media
yang mana untuk mendukung sistem pembelajaran. Guru juga belum berinovasi dengan
metode yang cocok untuk melakukan pembelajaran daring. Guru dan pihak sekolah tidak
memberikan kesempatan untuk belajar bertatap muka sesekali kepada siswa. Guru juga
mengeluhkan siswa kurang disiplin dalam kegiatan pembelajaran, juga mereka sering
tidak mengikuti dan tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Guru juga tidak bisa
menjelaskan materi dengan luwes seperti pembelajaran luring. Selain permasalahan teknis
saat pembelajaran berlangsung guru juga harus menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan versi daring dan mencari lagi metode yang cocok digunakan saat
daring. Guru juga menilai pembelajaran daring belum dapat efeftif dilaksanakan karena
guru lebih bisa mengajarkan apabila berinteraksi langsung dengan muridnya.
b. Permasalahan dan Kendala yang dialami Siswa dalam Pembelajaran
Daring
Sedangkan dari kacamata para siswa, yang paling utama menjadi masalah adalah siswa
kurang memahami penjelasan dari guru dan pembelajaran tidak efektif. Guru masih
banyak yang tidak mengoptimalkan keadaan ketika mengajar, metode dan media yang
digunakan membuat siswa mengeluh masih kurang memahami pembelajaran yang
dilakukan. Siswa juga mengeluh karena hanya diberikan tugas yang terlalu banyak.
Beberapa dari siswa juga masih didapati belum memiliki gadget sebagai alat yang
membantu kegiatan belajar jarak jauh. Siswa juga mengalami kendala pada jaringa n
karena letak rumah yang berada di pedesaan yang kurang mendapatkan jaringan internet.
Maka kendala dan permasalahan yang dialami para guru dan siswa secara umum dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
 Sarana dan Prasarana yang belum memadai
 Metode dan media pembelajaran yang belum inovatif
 Kendala-kendala teknis lainnya

10
3.2 Solusi
Berdasarkan hasil temuan permasalahan dari pembelajaran daring yang dilakukan di
MTSs. Ypp. Prof. Dr. H. Mohd. Hatta pada kelas IX B terdapat beberapa masalah dan
kendala yang dialami baik dari guru maupun siswa. Untuk itu penulis memiliki beberapa
ide dan masukan yang bisa menjadi inovasi ataupun solusi dalam mengatasi berbagai
permasalahan dan kendala yang terjadi.
Untuk sarana dan prasarana, apabila masih ditemukan kendala karena masih terdapat
beberapa siswa yang tidak memiliki gadget ataupun alat yang membantu pembelajara n
daring, disini perlu perhatian dari pemerintah namun atas dasar pengajuan pihak sekolah.
Sekolah harus dengan sejujurnya mengatakan hal-hal yang diperlukan. Karena
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyalurkan dana bantuan untuk
pembelajaran daring, termasuk kuota internet untuk pelajar mulai dari SD, SMP, dan
SMA. Pihak sekolah perlu mengelola dan mengarahkan para guru dan siswa untuk
menggunakannya secara optimal. Setiap sekolah harus memiliki operator atau orang yang
mengendalikan sistem informasi secara digital. Juga dalam pembelajaran daring perlu
melakukan administrasi kesiswaan secara digital pula. Maka sangat diperlukan sarana dan
prasarana yang bisa dikelola dari bantuan dana BOS maupun dana lainnya dari pemerinta h.
Maka dibutuhkan manajemen dan pengelolaan dari pihak sekolah untuk mengarahkan dan
mengontrol kegiatan pembelajaran daring.
Kemudian terkait media dan metode pembelajaran, karena pembelajaran daring yang
selama ini dilaksanakan masih kurang efektif. Tentu guru harus pandai dalam
menyelaraskan materi yang dibahas dengan penyampaiannya dengan media atau metode
yang digunakan. Selama ini masih memanfaatkan Whatsapp saja, sebaiknya sudah bisa
memanfaatkan aplikasi yang mendukung video conference karena dengan menggunaka n
video conference pembelajaran daring lebih terkendali, siswa terpantau, dan penjelasan
materi lebih mudah dipahami. Banyak aplikasi yang mendukung kegiatan pertemuan
virtual seperti Google Meet, Zoom, Webex, dan lainnya. Aplikasi tersebut juga didukung
dengan pemerintah yang menyediakan kuota gratis yang bisa mengakses aplikasi tersebut.
Jadi sudah tidak ada masalah mengenai media yang digunakan sebagai alat pembantu
kegiatan belajar secara daring.
Dalam mengatasi metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan terutama siswa
yang masih berada di bangku sekolah yang masih memerlukan pengajaran konvensio na l
yang lebih mendominasi ditambah lagi sikap siswa yang belum dewasa yang harus

11
dipantau oleh guru maka pembelajaran daring memang belum efektif namun ada beberapa
metode yang bisa diterapkan dalam pembelajaran daring.
Sekolah perlu menerapkan model pembelajaran baru agar pembelajaran daring tetap
berjalan optimal seperti Blended Learning. Blended learning merupakan perpaduan antara
bentuk pembelajaran online dan konvensional (tatap muka). Model ini banyak
mengkombinasikan metode pembelajaran konvensional (ceramah dan tatap muka) dengan
metode belajar mandiri (proyek, penugasan, dan lab) dan belajar secara online seperti E-
learning, ICT (Information and Communication Technology) dan Multimedia. Model
pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transisi menuju
pembelajaran online yang seutuhnya.
Blended learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan blended learning, para siswa bisa memanfaatkan aplikasi dan
sarana yang disediakan oleh aplikasi online yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada siswa. Peran guru yang
semula sebagai "pemberi ceramah" akan berubah menjadi seorang fasilitator, pendamping,
pembimbing, sekaligus partner bagi siswa untuk mengembangkan skill dan
pengetahuannya.
Jadi pada masa pandemi yang sudah kembali normal ini model pembelajaran blended
learning sudah bisa diterapkan, jadi tidak sepenuhnya pembelajaran dilakukan daring
namun bisa bertatap muka seminggu sekali misalnya. Solusi ini bisa membantu para orang
tua yang juga semakin stress melihat anaknya hanya belajar dari rumah saja. Bukan hanya
itu, para guru tentu lebih mudah mengetahui kondisi dan keluh kesah siswanya dalam
pembelajaran daring. Begitu juga dengan para siswa yang senang bertemu dengan guru,
teman, dan suasana sekolah. Kegiatan tersebut hanya bisa dilakukan di daerah yang tidak
zona merah seperti zona hijau dan kuning. Juga ketika mengikuti tatap muka para guru dan
siswa harus mengikuti protokol kesehatan dan pihak sekolah menyediakan tempat cuci
tangan, handsanitizer, dan yang lainnya.
Sedangkan dalam metode pembelajaran yang bisa dilakukan guru adalah menggunaka n
pertemuan virtual (video conference). Metode pembelajaran yang digunakan juga bisa
menerapkan pendekatan saintifik yang lebih berpusat pada keaktifan siswa, berdiskusi
seperti metode inkuiri, discovery learning, problem based learning. Kemudian
menggunakan media yang mendukung siswa untuk memahami dan tertarik untuk
mengikuti pembelajaran. Memang dibutuhkan usaha yang cukup besar bagi seorang guru
seperti menyediakan power point interaktif, video pembelajaran, juga bisa diselingi games.

12
Siswa akan lebih tertarik melihat media yang menggunakan audiovisual ketika
pembelajaran daring. Karena siswa lebih mudah menerimanya sesuai dengan media
bantuannya yang menggunakan gadget. Dan masih banyak lagi model, metode, dan media
yang bisa digunakan guru karena sekarang juga sudah banyak inovasi yang ditemuka n
untuk mendukung pembelajaran daring, hanya memerlukan usaha dari para guru dan siswa
untuk saling mendukung.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IX B MTSs. Ypp. Prof. Dr. H.
Mohd. Hatta, peneliti dapat mengetahui bahwa pembelajaran daring belum sepenuhnya
berjalan dengan baik dan efektif. Masih banyak kekurangan baik dari sarana dan prasarana,
tenaga pendidik, dan manajemennya. Banyak inovasi yang dapat mendukung dan
mengatasi permasalahan baik dari sarana prasarana serta media dan metode pembelajaran
yang efektif digunakan seperti penerapan pembelajaran blended learning yang
menggabungkan pembelajaran daring dengan pembelajaran luring (konvensiona l).
Pembelajaran tersebut dapat mengatasi kejenuhan siswa dan guru ketika melakukan
pembelajaran daring.
4.2 Saran
Semoga kedepananya penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasannya
agar dapat menuangkan ide dan solusi yang lebih baik dan inovatif. Dan semoga makalah
ini dapat dikembangkan lagi dan menjadi bermanfaat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik. Bandung : Refika Aditama
Handarini, Oktafia Ika. & Siti Sri Wulandari. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 8(3), 496-503.
Hasanah, dkk. (2020). Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi COVID-
19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3).
Sadikin, Ali. & Afreni Hamidah. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19
(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi, 6(2), 214-224.

15

Anda mungkin juga menyukai