Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN 1

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH


PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
MELALUI PROGRAM LITERASI DIGITAL(LIDI)
DI KELAS VI SDN JAYASAKTI 02

ADE SUSILAWATI, S.Pd.SD


NIM. 201502074972

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PURWAKARTA
MEI, 2023

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas hidayah dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Masalah yang berjudul
“Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran Melalui Program Literasi Digital
(LIDI) di Kelas VI SDN Jayasakti 02”. Sebagai bagian aksi nyata kegiatan mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak Kabupaten Bekasi angkatan 5.
Shalawat dan salam tidak lupa kami sanjungkan untuk junjungan nabi kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, dan para sahabatnya hingga akhir zaman, yang telah
menyampaikan ajarannya untuk kita semua sebagai petunjuk yang paling benar dan
sempurna bagi seluruh alam semesta.
Laporan Analisis Materi Berbasis Masalah ini diajukan untuk mengikuti program
kegiatan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan 2023 (PPG), pada Universitas
Pendidikan Indonesia.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan
kolaborasinya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Bekasi, Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….... 2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... 3
RINGKASAN ………………………………………………………………………......4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 5
1.2 Tujuan Kegiatan …………………………………………………………….. 6
1.3 Manfaat Kegiatan……………………………………………………………..6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi ......7
2.2 Program Pendidikan Guru Penggerak ……………………………..................8
2.3 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Kihajar Dewantara ………………......8
2.4 Nilai dan Peran Guru Penggerak ……………………………………………..9
2.5 Visi Guru Penggerak ………………………………………………………..10
2.6 Budaya Positif …………………………………………………………….....11
BAB III
3.1 Refleksi ……………………………………………………………………...13
3.2 Rencana Tindak Lnjut ………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................16
LAMPIRAN ...................................................................................................................17

3
RINGKASAN
Program Literasi Digital (LIDI) merupakan program pembelajaran yang
menggunakan media teknologi dalam penyampaiannya, yang tujuannya dapat
memberikan pembelajaran tentang penggunaan alat teknologi sebagai media
pembelajaran kepada murid di kelas, hal ini sesuai dengan filosofi pendidikan nasional
Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa sebagai pendidik atau guru kita harus
dapat membimbing dan menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Perkembangan zaman saat ini sudah sangat canggih hampir semua kegiatan
menggunakan alat atau media teknologi sebagai penyampaiannya.
Program literasi digital ini dapat memberikan pemahaman kepada murid bahwa
kita dapat menggunakan gawai yang kita miliki sebagai media pembelajaran, dengan
cara mencari informasi secara mandiri melalui akses internet yang tersedia, hal tersebut
sesuai dengan profil pelajar pancasila yaitu mandiri dan kreatif. Program LIDI sejalan
dengan nilai dan peran guru penggerak yaitu berpihak pada murid, inovatif, dan dapat
menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid.
Visi merupakan bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai
tujuannya atau gambaran murid dimasa yang akan datang atau yang diimpikan oleh
seorang guru, dengan memberikan pembelajaran literasi digital sesuai dengan
perkembangan zaman kepada murid-muridnya adalah bukti bahwa guru tersebut
memiliki fleksibelitas atau daya lentur terhadap perkembangan zaman.
Dalam membangun budaya positif di sekolah, melalui program literasi digital
(LIDI) guru dapat berkolaborasi dengan rekan sejawat lainnya untuk menggunakan
program ini dikelas lainnya, sehingga program LIDI dapat dirasakan manfaatnya oleh
semua murid di sekolah. Berkolaborasi dengan semua rekan guru dapat meningkatkan
hubungan erat sebagai sesama komunitas praktisi di sekolah. Menciptakan budaya
positif di kelas atau sekolah dapat dimulai dengan memikirkan kembali kebutuhan-
kebutuhan dasar murid, dengan memposisikan diri sebagai posisi manajer, membuat
keyakinan kelas bersama untuk mendapatkan kesepakatan. Budaya positif di sekolah
dapat dilakukan dengan menggunakan dan menerapkan segitiga restitusi, yaitu:
menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu visi SDN Jayasakti 02 adalah ingin membentuk murid yang memiliki
wawasan global sesuai dengan perkembangan zaman, namun di sisi lain masih banyak
murid di SDN Jayasakti 02 yang belum memahami tentang penggunaan media digital
khususnya di kelas enam, di mana kelas yang berada pada tingkatan paling akhir di
sekolah dasar, untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan media digital dalam
pembelajaran di sekolah atau kelas, sebagai pengetahuan dasar ke jenjang pendidikan
berikutnya. Literasi digital sangat penting untuk diperkenalkan dan digunakan dalam
pembelajaran di kelas, agar murid-murid bisa mengikuti perkembangan zaman.
Menyikapi permasalahan tersebut, saya sebagai guru penggerak sekaligus guru di
kelas enam, saya membuat program pengenalan pembelajaran menggunakan media
digital, dengan akronim program LIDI (Literasi Digital). Program LIDI merupakan
program yang dapat memberikan edukasi dasar tentang penggunakan digital untuk
pembelajaran di kelas sesuai dengan kodrat zaman.
Secara umum, pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar atau tenaga
kependidikan sebagai abdi negara yang harus memiliki kompetensi dalam mencetak
generasi penerus bangsa. Tenaga guru merupakan profesi yang bergelut dibidang
pendidkan, yaitu kegiatan belajar mengajar di sekolah atau KBM. Selain profesi guru,
sebutan lain pendidk yaitu, dosen, konselor, pamong belajar, widyasuara, tutor,
instruktur dan fasilitator. (Adminitrasi dan Supervisi Pendidkan, 2022).
Program literasi digital (LIDI), yang diberikan oleh guru sangat dibutuhkan dalam
menuntun segala bakat dan minat yang dimiliki oleh murid sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zaman yang sejalan dengan nilai-nilai filosofi pendidikan nasional Ki Hajar
Dewantara. Selain itu pendidik (guru) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah yang berpusat pada murid untuk mewujudkan murid yang merdeka belajar
untuk mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing)
(Petrus Rafael Simon, 2022)
Profil Pelajar Pancasila mengandung enam dimensi yang kesemuanya berakar pada

5
falsafah Pancasila : salah satunya yaitu mandiri, dan kreatif. yaitu murid-murid mampu
memanfaatkan digital untuk hal yang positif, seperti menggunakan gawai atau handpone
untuk kepentingan pembelajaran mencari informasi yang diperlukan. Kreatif, yaitu
memberikan ruang bagi murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
membangun kemampuan literasi digital seperti membuat poster di salah satu aplikasi.
(Aditya Dharma, 2022).
Program literasi digital atau LIDI, dapat memberikan pemahaman lebih, dalam
penggunaan teknologi di era globalisasi ini sesuai dengan perkembangan zaman saat ini
dan yang akan datang.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini memiliki dampak positif, baik sekolah, maupun bagi murid-
murid, diantaranya sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman tentang penggunaan media digital dalam pembelajaran.
Contohnya melalui program Literasi Digital (LIDI), guru menuntun murid untuk
mengenalkan media digital dalam pembelajaran.
2. Membuka ruang dan kesempatan bagi murid untuk berkreasi membuat karya (desain)
sederhana dengan media digital, seperti membuat poster secara berkelompok
menggunakan media digital.
3. Murid dapat mengikuti perkembangan teknologi sesuai perkembangan zaman.
Contohnya penggunakan google form dalam proses evaluasi.
4. Murid dapat menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi online untuk kegiatan
pembelajaran di luar kelas, contohnya melakukan komunikasi via whatsapp, zoom
meeting dan google meet
1.3 Manfaat Kegiatan
1. Murid dapat mengetahui penggunaan gawai untuk pembelajaran, seperti penggunaan
google classroom, google form, dan media quiziz.
2. Murid dapat meningkatkan kemampuan dirinya dalam menambah wawasan
pengetahuan.
3. Murid dapat memperluas informasi secara mandiri melalui gawai yang dimilikinya
4. Murid mengenal media pembelajaran lainya seperti leptop dan in fokus.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Pendidikan Guru Penggerak
diterbitkan dengan pertimbangan antar lain : a) bahwa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan proses dan hasil belajar peserta didik,
diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
pembelajaran bagi guru; b) bahwa untuk mewujudkan peningkatan kemampuan
kepemimpinan pembelajaran bagi guru, diperlukan pendidikan guru penggerak; c) bahwa
belum terdapat pengaturan mengenai pendidikan guru penggerak, sehingga perlu diatur
dengan peraturan menteri.
https://www.ainamulyana.com/2022/06/permendikbudristek-nomor-26-tahun-2022.html
Program Guru Penggerak menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid,
salah satunya yaitu bagaimana mewujudkan peserta didik yang berwawasan global.
Program ini sejalan dengan dengan program Literasi Digital (LIDI). Pemanfaatn rogram
Literasi Digital (LIDI) akan menyiapkan murid-murid sebagai pioner menuju era
ditgitalisasi ini. Guru penggerak akan terus mengembangkan dan memimpin upaya
mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan
komunitas di sekitar sekolah saat ini dan yang akan datang. Dengan adanya program
pendidikan guru penggerak sebagai pioner dan pilar dunia pendidikan yang berorientasi
merdeka belajar. dalam pembelajaran di sekolah.
Definisi pendidikan menurut EI Khuluqo suatu proses pertumbuhan di mana
seseorang dapat menumbuhkan potensi atau kemampuannya. Kemampuan seseorang atau
individu berkaitan dengan pengetahuan atau kognitif, perubahan sikap atau afektif, dan
keterampilan dalam olah gerak untuk bekal hidup seseorang di masa yang akan datang.
(El Khuluqo Ihsana, 2021, hal.77)
Pendidikan merupakan proses pertumbuhan seseorang dari segala potensi yang
dimilikinya baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Program Literasi Digital (LIDI) akan
mengembangkan kemampuan ketiga ranah ini untuk terus bergerak sesuai dengan
perkembangan teknologi.

7
2.2 Program Pendidikan Guru Penggerak
Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan langkah strategis dari
pemerinrah Republik Indonesia dengan mewujudkan guru yang berdaya dan
memberdayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Program Literasi Digital
(LIDI) akan mewarnai kegiatan pembelajaran program guru penggerak yang berorientasi
pada merdeka belajar murid saat ini sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
(Kemendikbudristek, 2022)
Program guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru.
Program Pendidikan Guru Penggerak dilaksanakan selama enam bulan. Program ini
bertujuan pada individu dan menghasilkan pemimpin pembelajaran yang menerapkan
konsep merdeka belajar. Pada program guru penggeraka ini dengan kurun waktu enam
bulan, akan menjadi wadah program LIDI (Literasi Digital), sebagai wujud aksi nayata
saya dalam mengikuti program guru penggerak, yang meliputi pelatihan daring yaitu
melalui zoom dan pengisisna LMS. Kemudian pendampingan individu, pendampingan
kelompok dan kegiatan lokakarya. Setelah melaksanakan serangkaian lokakarya satu
hingga lokakarya enam dan ditutup dengan panen karya.
2.3 Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara mengelaborasi pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat
zaman. Kodrat alam adalah bahwa peserta didik lahir sesuai dengan latar belakang sosial
dan budaya. Indonesia adalah negara yang beraneka ragam, baik daerah, suku, bahasa,
dan budaya akan mempengaruhi tatanan nilai-nilai kehidupan mereka, yang pada intinya
pembelajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan daerahnya. Kodrat zaman
artinya pembelajaran pada murid sesuai dengan zamannya, yaitu membekali murid-murid
dengan berbagai keterampilan ilmu dan teknologi, sesuai dengan program Literasi Digital
(LIDI) dewasa ini. (Simon Fetrus Rafael, 2022)
Dasar pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara merupakan refleksi filosofi
sebagai titik awal agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam transformasi
pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara menegaskan didiklah anak-anak sesuai
dengan tuntutan alam dan zamannya yang terus berkembang dinamis mengikuti
perkembangan teknologi saat ini. Sebagai guru penggerak program Literasi Digital

8
(LIDI) dapat memberikan tuntunan kepada murid dalam menemukan kemerdekaan dalam
belajarnya sesuai dengan kodrat keadaan, baik alam maupun zaman.
Menurut Ki Hajar Dewantara, dalam pendidikan perlu ditanamkan sejak dini bahwa keberadaan
seorang pribadi, jauh lebih penting dan tentu tidak persis sama dengan apa yang menjadi miliknya
dan apa yang telah dilakukannya. Sebab manusia tidak sekedar pemilik kekayaan dan juga
melakukan suatu fungsi tertentu. Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian
eksistensi manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai
manusia yang utuh berkembang. Inilah yang menurut Ki Hajar Dewantara harus dikembangkan
karena pendidikan juga menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa
(konatif).
(Dwiarsio Priyo, 2010 hal.34)
Sebagai murid, manusia yang utuh dan berkembang, upaya guru penggerak dalam
menerapkan literasi sebagai pengembangan daya cipta, rasa dan karsa dalam peserta didik.
Dengan pengembangan ini akan memberikan dampak yang lebih baik bagi murid, untuk terus
berliterasi di era digilisasi ini. Guru juga sebagai pamong memberikan teladan yang baik serta
tuntunan dan arahan kepada murid agar mereka tidak kehilangan arah, sehingga dapat berdampak
dalam pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab, guru harus mengambil
keputusan yang berpihak kepada murid, sehingga selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara.
2.1 Nilai-Nilai Guru Penggerak
Melihat peranan nilai sangat penting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari,
maka rasanya penting bagi seorang guru penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai
nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Guru Penggerak diharapkan untuk memimpin
dan mengelola perubahan dan mengelola perubahan. Program Literasi Digital (LIDI)
sejalan dengan nilai-nilai guru penggerak, yaitu berpihak pada murid dan inovatif yang
memiliki daya lentur atau fleksibelitas pada perkembangan. Guru Penggerak
membiasakan pola pikir “berpikir sistem” dengan pendekatan holistik. (Dharma, Aditya,
20210)
Nilai-nilai guru penggerak di antaranya yaitu :
- Berpihak kepada murid, dengan adanya program Literasi Digital (LIDI) segala hal yang
dilakukan semua menuju kepada kepentingan pembelajaran murid,

9
- Mandiri, artinya memiliki daya lenting dan dapat mengembangkan diri tanpa harus
menunggu adanya pelatihan atau perintah, salah satunya yaitu adanya program Literasi
Digital (LIDI) di SDN Jayasakti 02.
- Reflektif, dapat memaknai pengalaman yang terjadi dan menjelawantahkan dalam
tindakan aksi nyata pada program Literasi Digital (LIDI)
- Kolaboratif, senantiasa membangun daya sanding dan saling memiliki ketergantungan
kepada semua pihak di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
- Inovatif, artinya memiliki gagasan segar dan tepat guna dalam mengembangkan kekuatan
aset yang ada di sekolah, hal ini sejalan dengan program Literasi Digital (LIDI)
Dalam membawakan perubahan seorang guru penggerak dapat beranjak dari
keadaan diri yang kurang kesadaran menuju ke diri yang berkesadaran penuh. Sebagai
guru penggerak harus bisa memahami dan menjiwai nilai dan peran dari seorang guru
penggerak. Guru Penggerak diharapkan untuk memimpin dan mengelola perubahan dan
dapat menjadi bagian dari transformasi dalam dunia pendidikan di Inodonesia.
2.2 Visi Guru Penggerak
Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Visi guru penggerak yaitu
mewujudkan pembelajaran yang merdeka belajar pada murid. Era globalisasi ini
pentingnya program Literasi Digital (LIDI), untuk menuntun murid-murid saat ini untuk
mencapai visi murid impian di masa sekarang dan yang akan datang. Target pertumbuhan
itu adalah pertumbuhan manusia demi manusia. Hasil pekerjaan kita baru akan terlihat
saat manusia itu berkarya di masa depan nanti. (Aditya Dharma, 2022)
Visi adalah tujuan yang ingin dicapai dan diibaratkan sebagai bintang petunjuk arah
yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi guru penggerak yaitu
mewujudkan murid yang kreatif dan mandiri, dengan program Literasi Digital (LIDI),
akan menyeiapkan ke depan generasi-generasi yang berwawasan ilmu dan teknologi.
Dalam mengimplementasikan visi guru penggerak di sekolah, saya melakukan
kegiatan sosialisasi tentang visi sekolah yang dapat berpihak kepada murid dan sesuai
dengan perkembangan zaman, yaitu berkolaborasi dengan kepala sekolah dan teman
sejawat untuk melakukan penyegaran visi sekolah yang sudah lama belum mengalami
revisi. Penyegaran visi yang dilakukan menggunakan metode pendekatan inkuiri

10
apresiatif melalui langkah-langkah tahapan BAGJA, yaitu Buat pertanyaan utama, Ambil
pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi.
2.3 Budaya Positif
Budaya positif adalah suatu proses perjalanan pendidikan yang harus kita jalani,
karena ini merupakan tanggung jawab kita sebagai seorang pendidik, sebagai seorang
pemimpin pembelajaran. Program Literasi Digital (LIDI), merupakan budaya positif
yang sangat diperlukan saat ini dan yang akan datang, karena program ini merupakan
program yang dapat menuntun murid sesuai dengan perkembangan zaman. Lingkungan
yang aman dan nyaman akan memberikan murid kesempatan dan kebebasan untuk
berproses, belajar, membuat kesalahan, belajar lagi sehingga mampu menerima dan
menyerap suatu pembelajaran. (Andri Nurcahyani, 2022)
Penanaman budaya positif di sekolah sangat penting dilakukan terutama tentang
konsep-konsep inti yang ada di dalam budaya positif seperti membuat keyakinan
sekolah atau kelas, memahami kebutuhan dasar manusia, dunia berkualitas, posisi
kontrol sebagai guru dan menerapkan segitiga restitusi. Semua itu dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik dalam diri murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan
berbudi pekerti luhur serta akhlak yang mulia.
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat. (Andri Nurcahyani, 2022, hal,17)
Terdapat tiga langkah dalam segitiga restitusi yaitu : menstabilkan identitas,
validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Sebagai seorang guru kita
harus memposisikan diri kita sebagai manajer, dan dengan restitusi kita mengajarkan
anak untu bisa memilih sikap positif yang akan diambilnya dalam membuat keputusan.
Melalui restitusi kita dapat membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, serta
dapat memulihkan dirinya setelah berbuat salah, karena restitusi memberikan
penawaran yang positif bukan memberikan paksaan sehingga murid dapat bertindak
lebih baik lagi.
Wujud nyata budaya budaya positif yang sudah saya lakukan di sekolah, yaitu:
- Membuat dan melaksanakan kesepakatan kelas .

11
- Melaksanakan segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah pada murid.
- Memposisikan diri pada posisi manajer untuk membimbing murid di sekolah.
- Membuat program Literasi Digital (LIDI), dalam kegiatan pembelajaran.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Refleksi
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangat penting bagi guru untuk memahami
filosofis pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara untuk mewujudkan sekolah sebagai
pengembangan pendidikan karakter dan merdeka belajar yang berpihak dan berpusat
pada murid, sehingga murid dapat berkembang sesuai dengannya masing-masing yaitu
kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam di mana murid-murid disesuaikan dengan latar atau tempat sosial
budayanya masing-masing, sedangkan kodrat zaman yaitu membekali murid-murid
dengan berbagai ilmu dan teknologi serta keterampilan guna mengikuti proses digitalisasi
saat ini. Sebagai guru kita dapat menuntun bakat dan minat murid-murid agar menemukan
kekuatan kodratnya, dan zamannya sendiri. Program Literasi Digital (LIDI), tidak harus
menyalahi kodrat alam mereka, namun pada dasarnya pemberdayaan program Literasi
Digital (LIDI), tetap mengikuti kearifan lokal daerah mereka masing-masing.
Refleksi pelaksanaan program Literasi Digital (LIDI), di SDN Jayasakti 02, perlu
adanya analisis yang sesuai agar program Literasi Digital (LIDI) bisa berjalan dengan
baik.
Hasil refleksi dari pelaksanaan kegiatan program Literasi Digital (LIDI), yaitu sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan program Literasi Digital (LIDI), yang sudah dilakukan di kelas enam, dapat
berjalan lancar.
2. Program Literasi Digital (LIDI), memberikan suasana baru yang menyenangkan pada
pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran.
3. Program Literasi Digital (LIDI), dapat digunakan sebagai salah satu proses penilaian di
sekolah.
4. Pelaksanaan program Literasi Digital (LIDI), banyak mengalami hambatan, seperti
adanya beberapa murid yang tidak memilki gawai dan kurangnya sinyal, karena di

13
daerah saya masih daerah pedesaan.
5. Program Literasi Digital (LIDI), di sekolah saya kurang mendapat respon positif dari
warga sekolah, karena kurangnya wawasan yang mereka miliki.
6. Program Literasi Digital (LIDI), akan mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat
karena pembelian pulza dan media lainnya.
Pemanfaatan Program Literasi Digital (LIDI), sebagai pilar untuk mencapai
profil pelajar pancasila dari dimensi mandiri dan kreatif. Murid-murid diharapkan
menjalankan program Literasi Digital (LIDI), sebagai budaya positif yang progesif
menuju arah dan bakat mereka masing-masing. Program Literasi Digital (LIDI),
disiapkan buakn hanya saat ini saja, melainkan sebagai regenerasi berikutnya, untuk itu
diperlukan kerjasama atau kolaborasi dari kepala sekolah, teman sejawat, dan tenaga
kependidikan lainnya untuk membangun murid ke digitalisasi.
3.2 Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil refleksi di atas, Rencana tindak lanjut setelah adanya program
LIDI (Literasi Digital) adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program Literasi Digital (LIDI), dilakukan bukan hanya di kelas enam
saja, melainkan akan ada upaya pelaksanaan Literasi Digital (LIDI) pada kelas-kelas
lainnya.
2. Program Literasi Digital (LIDI), akan digunakan sebagai alat penilaian dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
3. Berkolaborasi dengan kepala sekolah untuk penyediakan sarana dan prasarana
dalam menggunakan media digital, berupa pemasangan jaringan internet dengan
daya kuat guna mendukung program Literasi Digital (LIDI) di SDN Jayasakti 02.
4. Berkolaborasi dengan warga sekolah, mengenai pentingnya pemahaman Literasi
Digital (LIDI), untuk semua murid dalam kegiatan pembelajaran berbasis digital.
5. Memberdayakan aset-aset yang ada di lingkungan sekitar, guna membantu kegiatan
pembelajaran yang ada pada program Literasi Digital (LIDI) tersebut.
6. Bekerja sama dengan pihak lain, seperti kerjasama dengan kampus atau mahasiswa
di bidang teknologi dan informatika guna membantu pelaksanaan program Literasi

14
Digital (LIDI) pada SDN Jayasakti 02.
7. Mensosialasikan kepada warga sekolah (wali murid), tentang program Literasi
Digital (LIDI), dampak positif dan negatifnya sesuai perkembangan zaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fetrus Rafael Simon, (2022)


Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara Paket Modul 1.1 Program
Pendidikan Guru Pengerak. Kemendikbudristek

Dharma Aditya, (2022)


Nilai dan Peran Guru Penggerak Paket Modul 1.2 Program Pendidikan Guru
Pengerak
Kemendikbudristek

Dharma Aditya, (2022)


Visi Guru Penggerak Paket Modul 1.3 Program Pendidikan Guru Pengerak
Kemendikbudristek

Nurcahyani Andri, dkk. (2022)


Budaya Positif Paket Modul 1.4 Program Pendidikan Guru Pengerak
Kemendikbudristek

El Khuluqo Ihsana, (2021)


Problematika dan Inovasi Pendidikan Dasar Pustaka Pelajar
.(Dwiarsio Priyo, Napak Tilas Ajaran Ki Hadjar Dewantara, Yogyakarta, Majeli Luhur
Persatuan : 2010 hal.34

16
Lampiran 1. Rancangan Tindakan Aksi Nyata

Program : Program Literasi Digital (LIDI) di Kelas VI


SDN Jayasakti 02
Nama Guru Penggerak : ADE SUSILAWATI

Latar Belakang
Salah satu visi SDN Jayasakti 02 adalah ingin membentuk peserta didik yang
memiliki wawasan global sesuai dengan perkembangan zaman, namun disisi lain masih
banyak murid di SDN Jayasakti 02 yang belum memahami tentang penggunaan media
digital khususnya di kelas enam, di mana kelas yang berada pada tingkatan paling akhir
di sekolah dasar, untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan media digital dalam
pembelajaran di sekolah atau kelas, sebagai pengetahuan dasar ke jenjang pendidikan
berikutnya.
Tujuan
1. Memberikan pemahaman tentang penggunaan media digital dalam
pembelajaran.
2. Membuka ruang dan kesempatan bagi murid untuk berkreasi membuat karya
(desain) sederhana dengan media digital.
3. Murid dapat mengikuti perkembangan teknologi sesuai perkembangan zaman.
4. Murid dapat menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi online untuk
kegiatan pembelajaran di luar kelas.
Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
- 1. Berkomunikasi dengan kepala sekolah untuk menyampaikan program Literasi
- Digital (LIDI).
- 2. Menerapkan pembelajaran berbasis digital pada murid kelas VI SDN Jayasakti 02
- 3. Melakukan refleksi hasil kegiatan program Literasi Digital (LIDI), sebagai
- perbaikan hasil kegiatan.
- Tolak Ukur
- Murid dapat menerapkan program Literasi Digital (LIDI), dan menggunakan media
- digital sebagai pembelajaran
Dukungan yang dibutuhkan
- Kepala Sekolah, rekan sejawat dan
- Lingkungan masyarakat sekitar
-
17
Lampiran 2. DOKUMENTASI KEGIATAN PROGRAM LITERASI DIGITAL

Gambar 1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN Jayasakti 02

Gambar 2 Gambar 3
Komunikasi dengan Kepala Sekolah berkaitan Penyampaian program Literasi Digital
Program Literasi Digital pada rekan sejawat

18
Gambar 4 Gambar 5
Penerapan Program Literasi Digital Penerapan Program Literasi Digital

Gambar 6 Gambar 7
Penjelasan media pembelajaran berbasis penggunaan media google Form
dalam Media digital dalam penilaian

19
Gambar 8 Gambar 9
penggunaan media quiziz penggunaan media quiziz
dalam kegiatan evaluasi murid Kegiatan Evaluasi murid

Gambar 10 Gambar 11
Nilai-nilai Guru Penggerak Refleksi pelaksanaan
program Literasi Digital program Literasi Digital

20

Anda mungkin juga menyukai