Proposal
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
B. Rumusam Masalah.................................................................................. 7
C. Kajian Pustaka......................................................................................... 7
A. Aplikasi Quizizz...................................................................................... 12
B. Minat Belajar........................................................................................... 15
C. Pendekatan Penelitian............................................................................. 30
ii
iii
F. Instrument Penelitian.............................................................................. 33
PENDAHULUAN
pendidikan pula tidak tergantikan dalam segala aspek kehidupan guna mencetak
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
rantai penyebaran virus. Guru dan siswa harus melakukan pembelajaran secara
online atautidak tatap muka di kelas seperti biasanya. Sehingga, hal ini menuntut
siswa dan guru harus belajar dan melakukan pembelajaran secara online atau
1
Muhammad Takdir Ilhai, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral (Cet. 1; Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media, 2016), h. 37
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3
3
Pandemi Covid-19, https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi COVID-19 di Indonesia
diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 20.00 WIB
1
2
generasi emas tidak ketinggalan dalam proses usaha kemajuan belajar dan tetap
melakukan pembelajaran.
Tentunya hal tersebut bukanlah persoalan yang mudah dihadapi. Hal ini
tentu dirasa berat oleh pendidik, peserta didik dan juga orang tua. Terutama bagi
pendidik (guru), disini peran pendidik (guru) dituntut lebih kreatif dalam
evaluasi. Menimbang salah satu faktor utama dari keberhasilan pendidikan adalah
19 ini, ada banyak problematika yang dirasakan oleh pendidik (guru). dimana
metode, gaya dan startegi pendidik dalam mengajar harus berubah dan
pendidik haruslah dipilih secara maksimal sehingga dapat diserap oleh peserta
“Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa”
pandemic covid-19, yang biasanya guru berkomunikasi satu arah dan biasanya
terjadi diskusi dengan peserta didik, pada pandemi covid-19 sekarang ini
membuat peserta didik kurang aktif dan kurang termotivasi dalam berdiskusi
secara online. maka dari itu, guru harus sigap dan mampu membangun semnagat
4
Masturan dan Rustan Santaria, “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran
bagi Guru dan Siwa” Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, (Vol. 3, No. 2, Agustus 2020), h. 293.
3
dengan baik karena akan mempengaruhi hasil belajarnya. Tentunya hal tersebut
tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab seorang pendidik dalam proses
pembelajaran. Belajar dengan sistem online seperti ini dirasa sulit oleh pendidik
untuk mengontrol kehadiran peserta didik ketika KBM, sehingga yang dapat
mengikuti KBM adalah peserta didik dengan minat dan motivasi yang baik saja.
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah minimnya jam belajar yang
diberikan untuk mata pelajaran tersebut. Abd. Rouf dalam jurnalnya yang berjudul
keprihatinan itu, antara lain pertama, dari segi jam pelajaran yang disediakan oleh
pelajaran per minggu untuk mendidik agama. Jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya, dapat kita lihat bisa mencapai 4–6 jam per minggu. Hal ini tentu
berpengaruh pada implikasinya bagi peserta didik adalah hasil belajar yang
dimasa ini dituntut lebih kreatif dalam mengolah pembelajaran. Salah satu upaya
penggunaan media belajar maupun lebih kreatif dalam memilih media dalam
mengajar. Hal-hal tersebut dapat terbantu apabila pendidik dapat lebih bijak dalam
5
Abd. Rouf, “Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum” Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Vol. 03, No. 01, 2015), h. 202.
4
memilah media belajar. Karena hal tersebut merupakan faktor penting dalam
pembelajaran.
Bicara mengenai media belajar, media belajar adalah alat bantu pada
proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media belajar digunakan dalam
rangka komunikasi dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses
memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik atau mampu
materi pelajaran yang tentunya sudah terencana sehingga peserta didik dapat
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemillihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklmi,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.6
dibutuhkan media belajar yang tepat agar dapat membantu peserta didik dalam
tentunya seorang pendidik haruslah jeli dan paham bahwa mata pelajaran tersebut
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 15.
5
selain memberikan teori-teori yang akurat juga membutuhkan media belajar yang
pendidik haruslah cerdas dalam memilah media belajar yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran karna media belajar memiliki peran besar terhadap
timbulnya minat belajar pada diri peserta didik. Minat belajar tersebut yang
nantinya akan melahirkan sebuah motivasi atau penggerak belajar pada diri
digunakan oleh guru, maka akan semakin besar pula minat belajar dalam diri
peserta didik.
pihak swasta juga menyuguhkan media belajar online seperti aplikasi ruang guru,
dimaksud untuk mengatasi dan membantu permasalahan peserta didik yang dilihat
sekarang ini kurang minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) selama masa pandemi ini. Minimnya minat peserta didik di SMA 1
sebuah solusi dari minimnya minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) bagi peserta didik di sekolah ini selama masa pandemic
pengaruh pada minat belajar peserta didik di SMAN 1 Pangkep. Untuk itu dalam
hal ini peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media
Aplikasi Quizizz Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
B. Rumusan Masalah
minat belajar peerta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
C. Kajian Pustaka
pada penelusuran kajian pustaka maka peneliti menemukan hasil penelitian yang
hampir sama dengan judul peneliti atau ada beberapa kaitannya dengan hasil
pustaka sangat penting dalam suatu penelitian karena melalui kajian pustaka,
peneliti dapat mengetahui sejauh mana fokus masalah yang akan diteliti, dan tidak
ada duplikasi atau mengulang kembali penelitian yang telah diteliti, akan tetapi
terdahulu:
7
1. Skripsi yang ditulis oleh Magfiratul Jannah Rasyid yang berjudul “Improving
digunakan hanya meneliti satu kelas dari siswa kelas sepuluh di satu sekolah
kosa kata).
pengumpulan data observasi dan studi kepustakaan atau library research, yaitu
didik dalam memahami soal secara mandiri terlihat dari hasil pre-test, post-
test, latihan soal, dan penguatan materi; (3) Siswa berpartisipasi secara aktif
ketelitian manajemen waktu bagi peserta didik dalam mengerjakan soal; (5)
pembelajaran.
3. Jurnal Pendidikan yang ditulis oleh Dhian Nuri Rahmawati, Ana Fitrotun
dalam hal ini menggunakan aplikasi Quizizz mampu menumbuhkan minat dan
macam fitur lain yang tersedia dalam aplikasi Quizizz, yang bisa
Quizizz tidak hanya sebagai media penilaian namun juga sebagai media
yang baik, maka penelitian ini tidak disarankan bagi sekolah/peserta didik
yang berada didaerah pelosok kecuali memang sudah tersedia jaringan wifi
4. Skripsi yang ditulis oleh Atika Qutrotun Nada Rohmatin yang berjudul
“Pengaruh Game Kuis Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqh Kelas VII Di MTs Nurul Huda Sedati Siduarjo”. Dalam
android (aplikasi quizizz) pada mata pelajaran Fiqh kelas VII di MTs Nurul
9
Huda Sedati Siduarjo adalah “signifikan” dan dengan klasifikasi nilai Rxy
5. Skripsi yang ditulis oleh Intan Julia Viani yang berjudul “Hubungan
Mata Pelajaran PAI di SMP Kharisma Bangsa Selama Masa Pandemi Covid-
19, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
aplikasi quizizz dengan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di
SMP Kharisma Bangsa selama masa pandemi covid-19, dan seberapa besar
1. Tujuan Penelitian
Pangkep
2. Kegunaan Penelitian
10
a. Bagi Peneliti
belajar mengajar.
b. Bagi Guru
c. Bagi Siswa
TINJAUAN TEORETIS
A. Aplikasi Quizizz
Aplikasi Quizizz ini dibuat oleh seorang guru bernama Ankit dan
Deepak. Mereka membuat aplikasi ini pada tahun 2015 sambil mengajar
Aplikasi Quizizz telah digunakan lebih dari 10 juta siswa di 100 negara, 500
juta kuis dalam setiap bulannya dan beberapa sekolah di Amerika telah
dengan seluruh pendidik didunia dan dapat mengakses quiz daring yang
dibuat oleh pendidik lainnya secara cuma-cuma. Oleh karena itu, pendidik
(di dalam kelas) ataupun secara jarak jauh (secara online). Hal ini sangat
mungkin karena Quizizz menyediakan timer, kapan kuis akan dibuka dan
kapan kuis akan berakhir. Peserta didik hanya perlu diberikan game pin atau
kode dan mereka akan tetap dapat belajar dimana pun mereka berada. peserta
didik pun dapat mengerjakan kuis ini baik dalam bentuk kelompok maupun
tugas individu.
7
Quizizz, Sejarah Aplikasi Quizizz. www.Quizizz.com diakses pada 10 Oktober 2020
pukul 20.00 WIB.
12
13
with email” atau “sign up with google”. Lalu Klik “Teacher” jika ingin
2) Jika sudah masuk, buatlah kuis dengan cara mengklik “create new quiz”
pada bagian kanan atas. Lalu masukkan nama kuis, pilih bahasa lalu klik
bagian kolom jawaban yang benar, atur durasi pengerjaan dalam satu
soal, lalu klik “save”. Jika sudah menulis semua kuis, klik “ Finish Quiz”
permainan.
1) Solo Game, yakni jika kita ingin mencoba sendiri tanpa kode.
3) Live Game, yakni kita akan mencoba sendiri dengan kode tertentu live
pada saat itu. Cara ini yang biasanya dilakukan didalam kelas bersama
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
lain-lain.10
didik.
B. Minat Belajar
10
Nana Sudjana dan Moh. Rivai, Media Pengajaran (Cet. 14; Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2019), h. 2
15
sesuatu yang akan dipelajari itu dirasa berarti bagi dirinya. Kemudian seseorang
secara bahasa yaitu perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pelajaran
atau objek itu berharga atau berarti bagi individu 11. Sedangkan secara istilah, ada
kesadaran seseorang bahwa suatu objek, suatu soal, atau situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya.12 Maksudnya adalah minat akan timbul apabila
untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa
senang untuk mempelajari materi itu.13 Maksudnya disini adalah ketika seseorang
telah merasa cenderung terhadap suatu materi dan merasa senang mempelajari
Selain itu, Alisuf Sabri mengatakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat
ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang. Karena itu dapat
dikatakan bahwa minta itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang
yang berminat terhadap sesuatu berarti sikapnya senang terhadap sesuatu itu.
11
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h. 255.
12
H.C Whiterington, Psikologi Pendidikan (Cet. 1; Bandung: Aksara Baru, 1978), h. 12.
13
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Cet. 4; Jakarta: Gransindo, 1996), h. 188.
16
Maka kita dapat melihat bahwa peserta diidk yang berminat terhadap suatu
Crow and Crow sebagaimana dikutip Abd. Rachman Abror dalam bukunya
dengan daya gerak yang mendorong cenderungan dan merasa tertarik pada orang,
benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang
oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab
(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi, yaitu minat
didahului pengalaman dan informasi mengenal objek yang dituju oleh minat
tersebut.14
Menurut Bimo Walgito, minat adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang
kecenderungan dan ketertarikan terhadap sesuatu secara terus menerus. Minat pun
berkaitan erat dengan adanya perasaan senang terhadap sesuatu. Oleh karena itu,
tersebut akan mempunyai minat untuk memperoleh sesuatu itu dengan usahanya
perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Belajar sesungguhnya ialah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan
binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya,
Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang
pengalaman.
lainnya.
16
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Cet. 1;
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.154.
18
belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar melalui latihan
kemampuan.
ketertarikan yang berasal dari dalam diri siswa secara terus menerus yang
tercapai.
17
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),
h. 17-18
18
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.174.
19
Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan
oleh factor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi
dari dalam diri (faktor internal) dan yang bersumber dari luar diri (faktor
eksternal). Adapun yang bersumber dari faktor internal meliputi: niat, rajin,
motivasi dan perhatian. Sedangkan yang bersumber dari faktor eksternal meliputi:
keluarga, guru dan fasilitas sekolah, teman sepergaulan dan media masa. Berikut
1) Faktor internal:
a) Niat, niat merupakan titik sentral yang pokok dari segala bentuk perbuatan
seseorang.
d) Perhatian, minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat
19
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, h. 175.
20
pengarahan tenaga jiwa yang ditunjukkan kepada suatu obyek yang akan
2) Faktor Eksternal
khususnya orang tua akan memebrikan dorongan yang sangat baik, bagi
b) Guru dan fasilitas sekolah, faktor guru merupakan faktor yang penting
pada proses belajar mengajar, cara guru menyajikan pelajaran dikelas dan
sebaliknya.
belajar anak. Sebaliknya bila teman bergaulnya tidak ada yang bersekolah
atau malas sekolah maka minat belajar anak akan berkurang atau malas.
d) Media masa, kemajuan teknologi sepeti VCD, telepon, HP, televisi dan
media cetak lainnya seperti buku bacaan, majalah dan surat kabar,
20
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengatar dalam
Persfektif Islam (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2003), h. 265-268.
21
dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar adalah perhatian,
untuk minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI adalah:
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
negara.22 Amanat yang dapat kita petik dari Undang-undang Republik Indonesia
21
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.174.
22
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 Tahun
2003, Pasal 1 ayat (1)
22
Salah satu langkah yang ditempuh dalam mencapai tujuan itu adalah dengan
“Pendidikan Agama”. Peserta didik akan diberi muatan pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya. Dalam kasus ini, peserta didik penganut agama
Islam, tentu saja akan diberikan pemahaman dan pendidikan agama Islam.
Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab salima, yang bermakna
terpelihara, terjaga, tidak celaka. Derivasi kata salima, salah satunya adalah
aslama yang berarti pengabdian, kembali ke jalan yang lurus, dan kembali
mengikuti kehendak Tuhan. Dari kata aslama ini memiliki masdar Islam.
23
Adapun menurut istilah, peneliti mengemukakan beberapa pendapat dari para
23
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Cet. 2; Jakarta: Kencana, 2011), h. 20.
24
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknnya: Jilid I (Cet. 1; Jakarta: UI
Press, 1985), h. 17.
25
Aminuddin dkk., Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam (Cet. 1; Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 37.
23
3) Moh. Rifai menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw. dari Allah swt. dan dipelihara serta
dipahamkan dengan rapi dan teliti sekali oleh para sahabatnya dan
(delapan) aspek yang dibahas dalam agama Islam, di antaranya: (1) Aspek
ibadah, (2) Aspek sejarah dan kebudayaan, (3) Aspek politik, (4) Aspek
hukum, (5) Aspek teologi, (6) Aspek falsafat, (7) Aspek mistisisme, dan
“Pendidikan Agama” (dalam hal ini agama Islam) sebagai mata pelajaran
agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
26
Moh. Rifai, Perbandingan Agama (Cet. 4; Semarang: Wicaksana, 1984), h. 135.
27
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1 dan 2 (Cet. 9; Jakarta:
UI Press, 2011), h. 5-9.
28
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 14; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 39.
24
Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Hadis, melalui
tak lepas dari regulasi yang berlaku. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dasar
pelaksanaan pendidikan agama Islam mengacu pada sila pertama dari Pancasila
29
Ditjen Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004
SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PAI (Jakarta:
Depdiknas), h. 3.
30
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 392-393.
25
lokal.
pasal 6 ayat (1) juga memberikan penjelasan tentang isi kurikulum pendidikan
dasar dan menengah. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok
bagian dari dasar dan inti kurikulum pendidikan nasional, dan dengannya berarti
pendidikan agama Islam terpadu dalam Sistem Pendidikan Nasional. Dengan kata
lain, dengan hadirnya UU No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005 ini menerangkan bahwa status pendidikan agama
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai
1) Menjadi hamba Allah. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan pencipta
Zariyat/51:56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
rahmat bagi alam sekitarnya sesuai dengan tujuan penciptaannya, dan sebagai
dalam QS al-Anbiya/21:107
33
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran (Cet. 1; Jakarta: Almahira, 2012), h. 523.
34
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran, h. 331.
35
Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Cet. 4; Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.
30.
27
berjalan konsisten meski banyak kendalanya yang juga menjadi pekerjaan rumah
ke depannya.
36
Abd. Rouf, “Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum” Jurnal Pendidikan
Agama Islam( Vol. 03, No. 01, 2015), h. 202.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan
ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak. Bila
dan, sebaliknya, bila tidak mendukung teori yang diajukan tersebut ditolak
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang
program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau yang telah terjadi. 38
2. Lokasi Penelitian
37
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 1996), h. 34.
38
\Asep Saepul Hamdi E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 8.
28
29
1. Variabel Penelitian
dependent (variable akibat) , dan diduga terjadi terlebih dahulu. Variable terikat
a) Variable Bebas.
b) Variable Terikat.
39
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2016), h. 60.
40
Sulaiman Saat Dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Pendidikan Panduan Bagi
Peneliti Pemula (Gowa; pusaka Almaida, 2020), h. 57-58.
30
2. Desain Penelitian
Paradigma sederhana adalah paradigma dimana penelitian terdiri atas satu variable
X Y
Keterangan :
Tidak.
C. Pendekatan Penelitian
Pendidikan agar baik secara jasmani dan rohani. Dalam penelitian ini,
1. Populasi
menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
42
dipelajari kemudian di Tarik kesimpulannya. populasi adalah hal yang sangat
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,
h. 61.
42
Sugiono, Metode penelitian pedidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, h.
112.
31
penting dalam subject penelitian43 populasi adalah sekumpulan objek yang akan
sama.44
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah kela X SMAN 1 Pangkep yang
Table 3.1
Kelas Jumlah
MIA 1 26
MIA 2 26
MIA 3 26
IIS 1 27
2. Sampel
Sampel merupakan setengah dari jumlah populasi yang akan diteliti. Dengan
demikian, sampel bukan populasi tetapi perkiraan atas populasi. Dengan kata lain,
Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data dalam sampel itu. Sampel yang
43
Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar statistika (Cet. 3; Makassar: Andira publisher,
2015), h. 3.
44
Andi Supangat, Statistika dalam kajian Deskriptive, inforensi dan non parametrik (Cet.
4; Jakarta: Prenandamedia Group, 2014), h. 3.
45
Endah Saptutyningsih dan Estu Setyaningrum, Penelitian Kuantitatif Metode dan Alat
Analisis (Yogyakarta: Goysen Publishing, 2019), h. 128.
32
merupakan alat atau media untuk mengkaji sifat-sifat populasi. 46 Teknik yang
digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari jumlah
jika populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil 10%-15%, 20%-25% atau
30%-35% atau lebih.47 Diketahui jumlah populasi yang cukup banyak yaitu 150,
maka penetapan sampel yaitu 30% x 105 = 32 Oleh karena itu dalam penelitian
ini dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik kelas X dari SMAN 1 Pangkep
salah satu syarat keberhasilan dalam penelitian, karena kualitas dari suatu
hasil penelitian tergantung pada kualitas dari data yang diperoleh. Teknik
ini adalah:
1. Angket (Kuesioner)
46
Nursalam, Statistik Untuk Penelitian (Cet. I; Makassar, Alauddin University Press,
2017), h. 15-16.
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. 7; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 109.
48
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. 3; Jakarta: Rineka Cipta, 2016), h.
134.
49
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula, h. 90.
33
merupakan Teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu lebih
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.50
Angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup
dengan cara menyertakan tanda check list pada kolom yang disiapkan dan
pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dibuat berdasarkan indikator dari
2. Dokumentasi
mengumpulkan data yang didasarkan atas tiga maca sumber, yaitu tulisan (paper),
tempat (place) dan kertas atau orang (people).52 Dokumentasi digunakan untuk
mengetahui tentang data peserta didik, data sarana pembelajaran dan data lainnya
F. Instrumen Penelitian
merupakan alat bantu yang digunakan pada saat mengumpulkan data di lapangan.
atau sifat data yang dikumpulkan. Jika penggunaan instrumen salah, maka data
50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h. 199.
51
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Cet. 4; Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 44.
52
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 201.
53
Hartono, Analisis Item Instrumen (Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing, 2015), h. 74.
34
yang dikumpulkan juga akan salah. Jika data salah, maka hasil penelitianpun
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. Angket (Kuesioner)
sebagai alat dalam mengumpulkan data. Kedua variabel yang akan diukur sama-
kuesioner tertutup. Dimana alat ukur yang digunakan adalah skala psikologi.
Sebagaimana variabel yang akan diteliti menyangkut tentang aspek personal atau
persetujuan atau ketidak setujuan dengan butir pertanyaan tersebut. Skala ini
dimaksudkan untuk mengukur sikap individu dalam dimensi yang sama dan
Skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yaitu diukur
dan dijabarkan ke dalam indikator variabel. Indikator ini digunakan sebagai titik
pertanyaan.56
Skala ini menilai sikap atau perilaku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara
kategori jawaban yang akan dipilih oleh responden untuk dilihat keaktifan
54
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula, h.100-101.
55
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Cet.
I; Jakarta: Presadamedia Group, 2014), h. 222.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h. 134-135.
35
mengikuti pengajian kitab kuning terhadap kecerdasan spiritual peserta didik pada
skala pengukuran yang telah disediakan, misalnya sangat sesuai (SS), sesuai (S),
tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) dengan memberikan tanda
checklist (√).
2. Format Dokumentasi
format wawancara serta format observasi hanya sebagai alat bantu dalam
pengumpulan data.
penggunaan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak
reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti,
mengumpulkan data.57
Langkah awal dalam menganalisis data yang akan diperoleh dari penelitian
adalah melakukan uji validasi dan uji reliabilitas terhadap kumpulan data yang
diperoleh, dalam hal ini adalah hasil jawaban pertanyaan yang disebarkan.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 122.
36
1. Uji Validitas
ukur yang melakukan fungsinya. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji validitas
dan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor positif dan
besarnya 0,3, maka dapat disimpulkan instrumen tersebut valid. 58 Adapun rumus
n = Responden
dikatakan valid bila nilai t-hitung ≥ t-tabel pada a= 5%. Sebaliknya apabila
nilai t-hitung < t-tabel, maka butir pertanyaan/pernyataan tidak valid dan
harus diganti.59
2. Uji Reliabilitas
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 114.
59
Arat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif (Cet. I; Sleman: Deepublish, 2018), h.
7-8.
37
didapatkan dianalisis dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman
dengan atau lebih dari 0.3 (≥ 0.3) sebagaimana pada pengujian validitas,
tanpa dilakukan dua hal, pertama disusun dengan baik dan menganalisis
1. Statistik Deskriptif
menganalisis data pada satu variabel penelitian tanpa menarik kesimpulan atau
R=X t −X r
60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 131.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D (Cet. 19;
Bandung: Alfabeta, 2011), h. 143-144.
62
Fajri Ismail, Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial (Cet. I; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), h. 11.
38
Keterangan:
R = Rentang
X t = Data tertinggi
X r = Data terendah.63
K = 1 + 3,3 log N
Keterangan:
K = Jumlah kelas
P = Panjang kelas
R = Rentang
K = Jumlah kelas.64
x
∑ fi . xi
∑ fi
Keterangan:
x = Rata-rata
∑ fi = Jumlah frekuensi
63
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XIV; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 55.
64
Fajri Ismail, Statistik untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial, h. 19.
39
Keterangan:
N = Jumlah responden
f. Standar deviasi:
SD=
∑ fi ( xi−x ) 2
N −1
Keterangan:
SD = Standar deviasi
x = Rata-rata
N = Jumlah Populasi.66
g. Kategori
Untuk mengetahui kategorisasi sangat baik, baik, dan kurang baik maka
a) Rendah : x ¿(μ−1 , 0 ( σ ) )
2. Statistik Inferensial
sebagai perkiraan nilai dari populasi yang diwakili oleh sampel, hipotesis
65
Khalifah Mustamin dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 57.
66
Nana Sudjana, Statistik Pendidikan (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 97.
67
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999), h.
109.
40
membuat suatu kesimpulan atau prediksi dari dua variabel atau lebih. 68
a. Analisis Regresi
tujuan untuk memperkirakan nilai rata-rata dari variabel (Y) apabila nilai
Y = a + bX
Keterangan:
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
b=¿ ¿
Keterangan:
n = jumlah sampel
68
Fajri Ismail, Statistik untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial, h. 12.
41
b. Uji Normalitas
berikut:
X hitung=∑ ¿ ¿ ¿
2
Keterangan:
2
X = Chi Kuadrat
c. Uji Linearitas
(Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X) jika nilai variabel X linear dengan
nilai variabel Y. Oleh karena itu, sebelum data diolah dengan regresi harus
dipastikan nilai tersebut merupakan data yang linear dengan melakukan uji
serta derajat kebebasan penyebut n-1, maka jika diperoleh F hitung≤ F tabel
d. Uji hipotesis
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 102.
70
Syafril, Statistik Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2019), h. 126.
71
Syafril, Statistik Pendidikan, h. 183.
72
Ridwan, Dasar-dasar Statistika (Cet. 8; Bandung: Alpabeta, 2010), h. 205.
42
¿=
√r n−2
√1−¿¿ ¿
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Keterangan:
Penentuan nilai kritis dari nilai Uji F hitung dilanjutkan dengan nilai F tabel
untuk derajat bebas (DK) pembilang 2 dan derajat kebebasan penyebut (n-k-1)
73
Arat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif, h. 34.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rouf, Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Jurnal Pendidikan
Agama Islam.Vol, 03. 2015
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya. 1993
Agustin, Mubiar. Model Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Menangani
Kejenuhan Belajar Mahasiswa. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.
Tanggal 20 Oktober 2020
Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. 1999
Aminuddin, dkk. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Graha Ilmu. 2006
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta. 2002
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2011
Atsani, Lalu Gede Muhammad Zainuddin. Transformasi Media pembelajaran
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Al-Hikmah Studi Islam. Vol. 1.
No.1. Tahun 2020
Chaeruman, Pembelajaran Abad 21. Disampaikan pada Seminar Nasional
Pembelajaran Abad 21. Pusdiklat Kemedikbud. Sawangan. Depok, 27
April 2018
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran. Jakarta: Almahira, 2012.
Ditjen Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman
Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PAI.
Jakarta: Depdiknas. 2004
Efendi, Sofia dan Tukira. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Anggota
Ikapi.2012
Faturrohman & Sulistyorini 2012
Hadjar, Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1996
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005
Ilahi, Muhammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta :
Ar Ruzz Media. 2016
Iskandar. Koran Digital Liputan 6. m.liputan6.com Tanggal 20 september 2020
Makarim , Nadiem. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran. Disampaikan
pada Acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional melalui live streaming
youtube. Tanggal 2 Mei 2020
43
44