Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI QUIZIZZ TERHADAP

MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS
X DI SMAN 1 PANGKEP

Proposal
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

AHMAD MUSLIM RASYID


NIM: 20100119082

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1-11

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Rumusam Masalah.................................................................................. 7

C. Kajian Pustaka......................................................................................... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................ 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS..................................................................... 12-17

A. Aplikasi Quizizz...................................................................................... 12

B. Minat Belajar........................................................................................... 15

C. Indikator Minat Belajar Pendidikan Agama Islam.................................. 21

D. Pendidikan Agama Islam........................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 28-42

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................... 28

B. Variabel dan Desain Penelitian............................................................... 28

C. Pendekatan Penelitian............................................................................. 30

D. Populasi dan Sampel............................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 32

ii
iii

F. Instrument Penelitian.............................................................................. 33

G. Validitas dan Reabilitas Instrument........................................................ 35

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 43-44


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam merealisasikan agenda yang

diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak didik. Peran

pendidikan pula tidak tergantikan dalam segala aspek kehidupan guna mencetak

manusia Indonesia yang dapat diandalkan untuk pembangunan bangsa ke depan.

Begitu besarnya peran pendidikan dalam kehidupan sehingga ia menempati posisi

paling strategis dalam bidang keilmuan1

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Namun saat ini, Indonesia sedang dihadapkan dengan tantangan besar

yaitu dengan adanya pandemi Covid-19.3 Pandemi virus covid-19 ini

mengharuskan siswa untuk belajar di rumah, guna menghindari dan memutus

rantai penyebaran virus. Guru dan siswa harus melakukan pembelajaran secara

online atautidak tatap muka di kelas seperti biasanya. Sehingga, hal ini menuntut

siswa dan guru harus belajar dan melakukan pembelajaran secara online atau

daring. Pembelajaran tetap harus berlangsung dengan maksimal, meski keadaan

sedang mengalami transisi besar-besaran di tengah pendemi covid-19 agar

1
Muhammad Takdir Ilhai, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral (Cet. 1; Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media, 2016), h. 37
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3
3
Pandemi Covid-19, https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi COVID-19 di Indonesia
diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 20.00 WIB

1
2

generasi emas tidak ketinggalan dalam proses usaha kemajuan belajar dan tetap

melakukan pembelajaran.

Tentunya hal tersebut bukanlah persoalan yang mudah dihadapi. Hal ini

tentu dirasa berat oleh pendidik, peserta didik dan juga orang tua. Terutama bagi

pendidik (guru), disini peran pendidik (guru) dituntut lebih kreatif dalam

penyampaian materi dari awal memulai pembelajaran hingga pada proses

evaluasi. Menimbang salah satu faktor utama dari keberhasilan pendidikan adalah

kemampuan guru dalam mengolah proses pembelajaran.

Namun dalam menjalankan proses pembelajaran selama pandemic covid-

19 ini, ada banyak problematika yang dirasakan oleh pendidik (guru). dimana

metode, gaya dan startegi pendidik dalam mengajar harus berubah dan

disesuaikan dengan pembelajaran secara online. Metode yang digunakan oleh

pendidik haruslah dipilih secara maksimal sehingga dapat diserap oleh peserta

didik. Salah satu aspek penting dalam metode pembelajaran terutama

pembelajaran secara online yaitu komunikasi.

Menurut Mastura dan Rustan Santaria dalam jurnalnya yang berjudul

“Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa”

mengatakan bahwa “guru harus mampu merubah gaya komunikasi di era

pandemic covid-19, yang biasanya guru berkomunikasi satu arah dan biasanya

terjadi diskusi dengan peserta didik, pada pandemi covid-19 sekarang ini

membuat peserta didik kurang aktif dan kurang termotivasi dalam berdiskusi

secara online. maka dari itu, guru harus sigap dan mampu membangun semnagat

peserta didik melalui komunikasi yang baik.4

4
Masturan dan Rustan Santaria, “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran
bagi Guru dan Siwa” Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, (Vol. 3, No. 2, Agustus 2020), h. 293.
3

Masalah kejenuhan belajar pada peserta didik harus segera ditangani

dengan baik karena akan mempengaruhi hasil belajarnya. Tentunya hal tersebut

tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab seorang pendidik dalam proses

pembelajaran. Belajar dengan sistem online seperti ini dirasa sulit oleh pendidik

untuk mengontrol kehadiran peserta didik ketika KBM, sehingga yang dapat

mengikuti KBM adalah peserta didik dengan minat dan motivasi yang baik saja.

Pada akhirnya pembelajaran tidak tersalurkan dengan baik.

Selain itu, problematika yang dirasakan seorang pendidik pada proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah minimnya jam belajar yang

diberikan untuk mata pelajaran tersebut. Abd. Rouf dalam jurnalnya yang berjudul

Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum mengatakan bahwa dalam

kenyataannya, proses pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah masih

menunjukkan keadaan yang memprihatinkan. Banyak faktor yang menyebabkan

keprihatinan itu, antara lain pertama, dari segi jam pelajaran yang disediakan oleh

sekolah secara formal, peserta didik dikalkulasikan waktunya hanya 2 jam

pelajaran per minggu untuk mendidik agama. Jika dibandingkan dengan mata

pelajaran lainnya, dapat kita lihat bisa mencapai 4–6 jam per minggu. Hal ini tentu

berpengaruh pada implikasinya bagi peserta didik adalah hasil belajar yang

diperolehnya sangat terbatas.5

Untuk dapat menanggulangi problematika-problematika tersebut, pendidik

dimasa ini dituntut lebih kreatif dalam mengolah pembelajaran. Salah satu upaya

yang mungkin dapat dilakukan oleh pendidik adalah mematangkan konsep

penggunaan media belajar maupun lebih kreatif dalam memilih media dalam

mengajar. Hal-hal tersebut dapat terbantu apabila pendidik dapat lebih bijak dalam

5
Abd. Rouf, “Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum” Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Vol. 03, No. 01, 2015), h. 202.
4

memilah media belajar. Karena hal tersebut merupakan faktor penting dalam

pembelajaran.

Bicara mengenai media belajar, media belajar adalah alat bantu pada

proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media belajar digunakan dalam

rangka komunikasi dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Dengan begitu, berarti pendidik dituntut untuk benar-benar mampu

memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik atau mampu

memanfaatkan media apapun yang bisa digunakan untuk menyampaikan sebuah

materi pelajaran yang tentunya sudah terencana sehingga peserta didik dapat

menerima pembelajaran secara efisien dan efektif.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemillihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas

dan respon yang diharapkan peserta didik kuasai setelah pembelajaran

berlangsung, Dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik.

Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklmi,

kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.6

Banyaknya hambatan yang dirasakan oleh pendidik ketika menyampaikan

pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), tentunya

dibutuhkan media belajar yang tepat agar dapat membantu peserta didik dalam

memahami materi pelajaran yang dianggap membosankan. Dengan begitu,

tentunya seorang pendidik haruslah jeli dan paham bahwa mata pelajaran tersebut

6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 15.
5

selain memberikan teori-teori yang akurat juga membutuhkan media belajar yang

menarik agar pembelajaran tidak terasa membosankan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang

pendidik haruslah cerdas dalam memilah media belajar yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran karna media belajar memiliki peran besar terhadap

timbulnya minat belajar pada diri peserta didik. Minat belajar tersebut yang

nantinya akan melahirkan sebuah motivasi atau penggerak belajar pada diri

peserta didik. Sehingga semakin menariknya sebuah media belajar yang

digunakan oleh guru, maka akan semakin besar pula minat belajar dalam diri

peserta didik.

Akhir-akhir ini berbagai aplikasi media pembelajaran pun sudah tersedia,

baik dari pemerintah maupun swasta. Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran

Nomor 15 Tahun 2020 tentang “Pedoman Penyelengaraan Belajar Dari Rumah

Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19” merekomendasikan media

pembelajaran berupa pemanfaatan aplikasi Rumah Belajar yang dikeluarkan oleh

Pusdatin Kemendikbud, TV edukasi Kemedikbud, dan lain sebagainya. Sementara

pihak swasta juga menyuguhkan media belajar online seperti aplikasi ruang guru,

aplikasi Kahoot, aplikasi Quizizz, aplikasi Zenius dan lain sebagainya.

Berdasarkan pemaparan awal calon peneliti aplikasi Quizziz tersebut

dimaksud untuk mengatasi dan membantu permasalahan peserta didik yang dilihat

sekarang ini kurang minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) selama masa pandemi ini. Minimnya minat peserta didik di SMA 1

Pangkep terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) membuat

pendidik pada sekolah tersebut menggunakan media belajar berupa aplikasi

Quizziz sebagai acuan semangat dalam belajar.


6

Kehadiran media belajar berupa aplikasi Quizizz ini dikatakan sebagai

sebuah solusi dari minimnya minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) bagi peserta didik di sekolah ini selama masa pandemic

Covid-19. Dengan kata lain pemanfaatan aplikasi Quizizz ini memberikan

pengaruh pada minat belajar peserta didik di SMAN 1 Pangkep. Untuk itu dalam

hal ini peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media

Aplikasi Quizizz Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMAN 1 Pangkep”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunakan media aplikasi Quizizz peserta didik kelas X ?

2. Bagaimana minat belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan

agama islam kelas X ?

3. Apakah ada pengaruh penggunaan media aplikasi Quizizz terhadap

minat belajar peerta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam

kelas X di SMAN 1 Pangkep?

C. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang dijadikan peneliti

sebagai rujukan serta perbandingan terhadap penelitian sebelumnya, berdasarkan

pada penelusuran kajian pustaka maka peneliti menemukan hasil penelitian yang

hampir sama dengan judul peneliti atau ada beberapa kaitannya dengan hasil

penelitian terdahulu yang mengenai kelebihan maupun kekurangan. Kajian

pustaka sangat penting dalam suatu penelitian karena melalui kajian pustaka,

peneliti dapat mengetahui sejauh mana fokus masalah yang akan diteliti, dan tidak

ada duplikasi atau mengulang kembali penelitian yang telah diteliti, akan tetapi

dapat melanjutkan penelitian tersebut. Berikut ini hasil penelusuran pustaka

terdahulu:
7

1. Skripsi yang ditulis oleh Magfiratul Jannah Rasyid yang berjudul “Improving

Students’ Reading Skill Through Quizizz Application of the Tenth Grade

Student of SMA Negeri 1 Pangkep” dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam penggunaan aplikasi Quizizz dapat meningkatkan

keterampilan membaca siswa. Sebuah desain pra-eksperimental yang

digunakan hanya meneliti satu kelas dari siswa kelas sepuluh di satu sekolah

Kabupaten Pangkep dipilih dengan total sampling sebagai sampel.Data

diperolehmelalui pre-test dan post-test. Pemahaman bacaan meliputi

pemahaman literal (gagasan utama) dan pemahaman interpretatif (pemahaman

kosa kata).

2. Jurnal penelitian yang ditulis oleh M. Andra Aditiyawarman WD, Meini


Sondang, Lilik Hanifah dan Lusiana Dewi Kusumayati dengan judul

“Penggunaan Aplikasi Quizizz Sebagai Media Untuk Melaksanakan Evaluasi

Pembelajaran” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan media Quizizz

sebagai aplikasi evaluasi pembelajaran kelas. Quiziz merupakan aplikasi

permainan pendidikan yang sifatnya naratif dan fleksibel yang bisa

dimanfaatkan sebagai sarana menyampaikan materi maupun sebagai media

evaluasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan metode

pengumpulan data observasi dan studi kepustakaan atau library research, yaitu

membaca, menelaah, dan mengkaji buku-buku maupun tulisan-tulisan yang

berkaitan dengan pembahasan. Berdasarkan penelitian hasil yang dapat

dicapai dalam aplikasi Quizizz sebagai media pembelajaran, yakni :

(1)Meningkatnya antusiasme peserta didik selama proses pembelajaran

meningkat karena quiziz merupakan salah satu media pembelajaran online

yang berisikan game (kuis interaktif); (2)Meningkatnya kemampuan peserta


8

didik dalam memahami soal secara mandiri terlihat dari hasil pre-test, post-

test, latihan soal, dan penguatan materi; (3) Siswa berpartisipasi secara aktif

selama proses pembelajaran; (4)Penggunaan aplikasi quiziz dapat melatih

ketelitian manajemen waktu bagi peserta didik dalam mengerjakan soal; (5)

Penggunaan aplikasi quiziz dapat melatih ketenangan peserta didik untuk

mengerjakan soal atau kuis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

media aplikasi Quizizz sangat efektif digunakan dalam proses evaluasi

pembelajaran.

3. Jurnal Pendidikan yang ditulis oleh Dhian Nuri Rahmawati, Ana Fitrotun

Nisa, Dwi Astuti, Fajariyani, & Suliyanti yang berjudul “Pemanfaatan

Aplikasi Quizizz sebagai Media Penilaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam” dengan hasil penelitian bahwa perangkat penilaian berbasis digital

dalam hal ini menggunakan aplikasi Quizizz mampu menumbuhkan minat dan

konsentrasi belajar siswa kelas VI di SDN Banjarharjo. Terdapat berbagai

macam fitur lain yang tersedia dalam aplikasi Quizizz, yang bisa

dimanfaatkan. Sehingga peneliti selanjunya dapat memanafaatkan apliaksi

Quizizz tidak hanya sebagai media penilaian namun juga sebagai media

pembelajaran interaktif. Penggunaan Quizizz membutuhkan jaringan internet

yang baik, maka penelitian ini tidak disarankan bagi sekolah/peserta didik

yang berada didaerah pelosok kecuali memang sudah tersedia jaringan wifi

(internet) yang cukup baik dan stabil.

4. Skripsi yang ditulis oleh Atika Qutrotun Nada Rohmatin yang berjudul

“Pengaruh Game Kuis Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Fiqh Kelas VII Di MTs Nurul Huda Sedati Siduarjo”. Dalam

penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh game kuis berbasis

android (aplikasi quizizz) pada mata pelajaran Fiqh kelas VII di MTs Nurul
9

Huda Sedati Siduarjo adalah “signifikan” dan dengan klasifikasi nilai Rxy

sebesar 0,756 yang berada diantara 0,700–0,900 yang berarti memiliki

pengaruh yang kuat atau tinggi.

5. Skripsi yang ditulis oleh Intan Julia Viani yang berjudul “Hubungan

Pemanfaatan Aplikasi Quizizz Dengan Minat Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran PAI di SMP Kharisma Bangsa Selama Masa Pandemi Covid-

19, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemanfaatan

aplikasi quizizz dengan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di

SMP Kharisma Bangsa selama masa pandemi covid-19, dan seberapa besar

kontribusi yang diberikan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan penggunaan media aplikasi Quizizz

terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran

pendidikan agama islam X di SMAN 1 Pangkep.

b. Untuk menegetahui gambaran minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran Pendidikan agama Islam kelas X di SMAN 1

Pangkep

c. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan media aplikasi Quizizz

terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran

pendidikan agama islam signifikan atau tidak?

2. Kegunaan Penelitian
10

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan

penelitian ini berguna untuk:

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam proses belajar

mengajar, khususnya dalam pengajaran pendidikan agama islam

dengan menggunakan aplikasi Quizizz. Hal ini juga dapat

digunakan sebagai referensi baru tentang media dalam proses

belajar mengajar.

b. Bagi Guru

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sisi positif

bagi guru untuk mengenal pembelajaran terbaru melalui aplikasi

dan juga dapat memotivasi siswa dengan memberikan

pembelajaran yang bervariasi khususnya dalam mata pelajaran

pendidikan agama islam.

c. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

mengenal pembelajaran terbaru dengan menggunakan aplikasi

Quizizz atau aplikasi lainnya dan juga siswa diharapkan dengan

adanya penelitian ini dapat termotivasi dalam belajar.

d. Bagi SMAN 1 PANGKEP

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan positif untuk mengenal pembelajaran terbaru melalui

aplikasi dan juga dapat memotivasi siswa dengan memberikan

pembelajaran yang bervariasi khususnya dalam mata pelajaran

pendidikan agama islam di SMAN 1 PANGKEP.


11

e. Manfaat Bagi UIN Alauddin Makassar

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu

bahan referensi dan pijakan untuk penelitian selanjutnya, serta

untuk menambah wawasan tentang peranan pendidik dalam

peningkatan hasil belajar.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Aplikasi Quizizz

1. Pengertian Aplikasi Quizizz

Aplikasi Quizizz ini dibuat oleh seorang guru bernama Ankit dan

Deepak. Mereka membuat aplikasi ini pada tahun 2015 sambil mengajar

remedial matematika di sebuah sekolah di kota Bengaluru, India. Hingga kini,

Aplikasi Quizizz telah digunakan lebih dari 10 juta siswa di 100 negara, 500

juta kuis dalam setiap bulannya dan beberapa sekolah di Amerika telah

menggunakan aplikasi ini. Aplikasi Quizizz memiliki kantor pusat di Santa

Monica, California dan di Bengaluru, Karnataka, India.7

Quizizz adalah aplikasi gamifikasi berbasis daring gratis yang dapat

dibuka melalui browser web. Melalui aplikasi ini, pendidik dapat

menggabungkan intruksi, review dan evaluasi. Pendidik dapat terkoneksi

dengan seluruh pendidik didunia dan dapat mengakses quiz daring yang

dibuat oleh pendidik lainnya secara cuma-cuma. Oleh karena itu, pendidik

dapat menjadi se-kreatif mungkin dan tidak akan kehabisan ide.

Pembelajaran berbasis permainan ini dapat dikerjakan dalam secara dekat

(di dalam kelas) ataupun secara jarak jauh (secara online). Hal ini sangat

mungkin karena Quizizz menyediakan timer, kapan kuis akan dibuka dan

kapan kuis akan berakhir. Peserta didik hanya perlu diberikan game pin atau

kode dan mereka akan tetap dapat belajar dimana pun mereka berada. peserta

didik pun dapat mengerjakan kuis ini baik dalam bentuk kelompok maupun

tugas individu.

7
Quizizz, Sejarah Aplikasi Quizizz. www.Quizizz.com diakses pada 10 Oktober 2020
pukul 20.00 WIB.

12
13

2. Cara Membuat Aplikasi Quizizz

Adapun cara membuat kuisnya sebagai berikut:8

1) Masuk ke www.quizizz.com lalu klik “Sign Up”, kemudian pilih “sign up

with email” atau “sign up with google”. Lalu Klik “Teacher” jika ingin

login sebagai guru.

2) Jika sudah masuk, buatlah kuis dengan cara mengklik “create new quiz”

pada bagian kanan atas. Lalu masukkan nama kuis, pilih bahasa lalu klik

“save”. Lalu selanjutnya akan muncul tampilan selanjutnya lalu klik

“Create new question”

3) Masukkan pertanyaan pada kolom “Write your question here” lalu

masukkan opsi jawaban ( jika menggunakan pilihan ganda) pada kolom

“Answer option 1, answer option 2, dan seterusnya”. Beri centang pada

bagian kolom jawaban yang benar, atur durasi pengerjaan dalam satu

soal, lalu klik “save”. Jika sudah menulis semua kuis, klik “ Finish Quiz”

4) Kuis sudah selesai dibuat. Langkah berikutnya adalah memulai

permainan.

3. Cara Memainkan Aplikasi Quizizz

Kuis dalam Aplikasi Quizizz ini dapat dimainkan dengan menggunakan 3

pilihan cara, yaitu: 9

1) Solo Game, yakni jika kita ingin mencoba sendiri tanpa kode.

2) Homework Game, yakni jika kita ingin mencoba membagikan ke orang

lain dengan memberikan waktu dan kode tertentu

3) Live Game, yakni kita akan mencoba sendiri dengan kode tertentu live

pada saat itu. Cara ini yang biasanya dilakukan didalam kelas bersama

guru dan teman-teman.


8
Akhmad Sugiarto, Mudahnya membuat soal online dengan Quizizz (Cet. 1; Jawa Timur:
Kun Fayakun Corp, 2018), h. 9-14.
9
Akhmad Sugiarto, Mudahnya membuat soal online dengan Quizizz, h. 15-17.
14

4. Indikator Pemanfaatan Aplikasi Quiziz

Adanya manfaat media dalam proses belajar antara lain:

a) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pengajaran.

c) metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar

pada setiap jam pelajaran.

d) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan dan

lain-lain.10

Dengan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa indikator

pemanfaatan aplikasi quizizz yang merupakan sebuah media belajar adalah:

Kemudahan dalam penggunaan, kebergunaan dalam proses pembelajaran ,

adanya motivasi dalam mengikuti pembelajaran, adanya respon dari peserta

didik.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

10
Nana Sudjana dan Moh. Rivai, Media Pengajaran (Cet. 14; Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2019), h. 2
15

Minat timbul apabila seseorang tertarik terhadap sesuatu. Dimana sesuatu

tersebut sesuai dengan kebutuhannya atau karena seseorang merasakan bahwa

sesuatu yang akan dipelajari itu dirasa berarti bagi dirinya. Kemudian seseorang

akan merasakan timbulnya niat untuk mempelajarinya dan seseorang akan

merasakan sesuatu itu memberikan kesenangan kepada dirinya.

J.P Chaplin dalam bukunya Kamus Lengkap Psikologi mengartikan minat

secara bahasa yaitu perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pelajaran

atau objek itu berharga atau berarti bagi individu 11. Sedangkan secara istilah, ada

beberapa pendapat ahli yang menjelaskan pengertian minat.

Menurut H.C Whiterington dalam bukunya Psikologi Pendidikan minat adalah

kesadaran seseorang bahwa suatu objek, suatu soal, atau situasi mengandung

sangkut paut dengan dirinya.12 Maksudnya adalah minat akan timbul apabila

seseorang menyadari bahwa suatu objek merupakan kebutuhan hidupnya.

Pendapat lain, dikemukakan oleh W.S. Winkel dalam bukunya Psikologi

Pengajaran, bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap,

untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa

senang untuk mempelajari materi itu.13 Maksudnya disini adalah ketika seseorang

telah merasa cenderung terhadap suatu materi dan merasa senang mempelajari

materi yang diberikan maka hal tersebut adalah adanya minat.

Selain itu, Alisuf Sabri mengatakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan

untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat

ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang. Karena itu dapat

dikatakan bahwa minta itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang

yang berminat terhadap sesuatu berarti sikapnya senang terhadap sesuatu itu.

11
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h. 255.
12
H.C Whiterington, Psikologi Pendidikan (Cet. 1; Bandung: Aksara Baru, 1978), h. 12.
13
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Cet. 4; Jakarta: Gransindo, 1996), h. 188.
16

Maka kita dapat melihat bahwa peserta diidk yang berminat terhadap suatu

pelajaran maka akan tampak terus tekun belajar.

Crow and Crow sebagaimana dikutip Abd. Rachman Abror dalam bukunya

Psikologi Pendidikan, mengatakan bahwa minat atau interest bisa berhubungan

dengan daya gerak yang mendorong cenderungan dan merasa tertarik pada orang,

benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang

oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab

kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi

(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi, yaitu minat

didahului pengalaman dan informasi mengenal objek yang dituju oleh minat

tersebut.14

Menurut Bimo Walgito, minat adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan

mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut dengan apa yang menjadi

perhatiannya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih15.

Dari beberapa teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan dan ketertarikan terhadap sesuatu secara terus menerus. Minat pun

berkaitan erat dengan adanya perasaan senang terhadap sesuatu. Oleh karena itu,

jika seseorang mempunyai perasaan senang terhadap sesuatu maka seseorang

tersebut akan mempunyai minat untuk memperoleh sesuatu itu dengan usahanya

agar keinginannya dapat terpenuhi. Setelah mengetahui pengertian minat, maka

untuk lebih jelasnya akan di paparkan beberapa pengertian mengenai belajar.

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Perencanaan

Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem mengatakan bahwa ”belajar adalah


14
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan (Cet. 4; Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya, 1993), h. 112.
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 2; Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h. 175.
17

perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.

Belajar sesungguhnya ialah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan

binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya,

berlangsung seumur hidup, kapan saja dan di mana saja.” 16

Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang

masalah belajar ini, antara lain:

1) Menurut O. Whittaker, belajar adalah sebagai proses dimana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2) Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman.

3) Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

4) Munurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

5) Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang

dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,

yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh

lainnya.

6) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perolehan

kebiasaan, pengetahuan dan sikap termasuk cara baru untuk melakukan

sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau

16
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Cet. 1;
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.154.
18

menyesuaikan situasi yang baru. Belajar menggambarkan perubahan

progresif perilaku seseorang ketika bereaksi terhadap tuntunan-

tuntunan yang dihadapkan pada dirinya. Belajar memungkinkan

seseorang memuaskan perhatian atau mencapai tujuan.17

Dari beberapa pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar melalui latihan

maupun pengalaman untuk dapat menghasilkan berbagai pengetahuan dan

kemampuan.

Setelah dipaparkan pengertian dari minat dan belajar dapat

disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan atau

ketertarikan yang berasal dari dalam diri siswa secara terus menerus yang

dapat mengarahkan peserta didik melakukan tingkah laku atau aktivitas-

aktivitas tertentu dalam proses belajar sehingga tujuan belajar dapat

tercapai.

Hal tersebut juga sejalan dengan pendapatnya Fathurrahman dan

sulistyorini dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran

Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional

mengatakan bahwa minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan

seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,

partisipasi dan keaktifan dalam belajar.18

17
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),
h. 17-18
18
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.174.
19

2. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Minat Belajar

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan

terasa menjemukkan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong

oleh factor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi

pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya.19

Menurut pendapat ahli lain, secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi minat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersumber

dari dalam diri (faktor internal) dan yang bersumber dari luar diri (faktor

eksternal). Adapun yang bersumber dari faktor internal meliputi: niat, rajin,

motivasi dan perhatian. Sedangkan yang bersumber dari faktor eksternal meliputi:

keluarga, guru dan fasilitas sekolah, teman sepergaulan dan media masa. Berikut

ini akan dipaparkan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut.

1) Faktor internal:

a) Niat, niat merupakan titik sentral yang pokok dari segala bentuk perbuatan

seseorang.

b) Rajin dan kesungguhan dalam belajar seseorang akan memperoleh sesuatu

yang dikehendaki dengan cara maksimal dalam menuntut ilmu tentunya

dibutuhkan kesungguhan belajar yang matang dan ketekunan yang intensif

pada diri orang tersebut.

c) Motivasi, motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat

seseorang karena adanya dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.

d) Perhatian, minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat

merupakan sebab akibat dari perhatian, karena perhatian itu merupakan

19
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, h. 175.
20

pengarahan tenaga jiwa yang ditunjukkan kepada suatu obyek yang akan

menimbulkan perasaan suka.

2) Faktor Eksternal

a) Keluarga, adanya perhatian, dukungan dan bimbingan dari keluarga

khususnya orang tua akan memebrikan dorongan yang sangat baik, bagi

perkembangan minat anak.

b) Guru dan fasilitas sekolah, faktor guru merupakan faktor yang penting

pada proses belajar mengajar, cara guru menyajikan pelajaran dikelas dan

penguasaan materi pelajaran yang tidak membuat siswa malas, akan

mempengaruhi minat belajar siswa. demikian pula sarana dan fasilitas

yang kurang mendukung seperti buku pelajaran, ruang kelas, laboratorium

yang tidak lengkap dapat mempengaruhi minat siswa begitu juga

sebaliknya.

c) Teman sepergaulan, sesuai dengan masa perkembangan siswa yang senang

membuat kelompok dan banyak bergaul dengan kelompok yang diminati,

teman sepergaulan yang ada disekelilingnya berpengaruh terhadap minat

belajar anak. Sebaliknya bila teman bergaulnya tidak ada yang bersekolah

atau malas sekolah maka minat belajar anak akan berkurang atau malas.

d) Media masa, kemajuan teknologi sepeti VCD, telepon, HP, televisi dan

media cetak lainnya seperti buku bacaan, majalah dan surat kabar,

semuanya itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa. jika siswa

menggunakan media tersebut untuk membantu proses belajar mengajar

maka akan berkembang, tetapi bila waktu belajarnya dipakai untuk

menonton TV atau digunakan untuk yang lain yang tidak semestinya

tentunya akan berdampak negatif. 20

20
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengatar dalam
Persfektif Islam (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2003), h. 265-268.
21

C. Indikator Minat Belajar Pendidikan Agama Islam

Minat Belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri

dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan

proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari

pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar adalah perhatian,

rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan

melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.21

Berdasarkan pemahaman diatas, peneliti menyimpulkan bahwa indikator

untuk minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI adalah:

a) Adanya keinginan untuk mempelajari PAI.

b) Perhatian yang tinggi dalam mempelajari PAI.

c) Rasa suka ketika pelajaran PAI

d) Antusias dalam mengikuti pelajaran PAI

e) Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran PAI.

D. Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana yang sudah dipaparkan sebelumnya, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.22 Amanat yang dapat kita petik dari Undang-undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah bagaimana

pendidikan hendaknya menjadi solusi untuk meningkatkan dan menumbuhkan

21
Faturrohman & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.174.
22
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 Tahun
2003, Pasal 1 ayat (1)
22

daya afeksi peserta didik sehingga ke depannya mampu memiliki kepribadian

dengan disertai kecerdasan (kognitif) yang baik.

Salah satu langkah yang ditempuh dalam mencapai tujuan itu adalah dengan

memberikan pengajaran spiritual keagamaan melalui suatu mata pelajaran

“Pendidikan Agama”. Peserta didik akan diberi muatan pendidikan agama sesuai

dengan agama yang dianutnya. Dalam kasus ini, peserta didik penganut agama

Islam, tentu saja akan diberikan pemahaman dan pendidikan agama Islam.

a) Pengertian Pendidikan Agama Islam

Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab salima, yang bermakna

terpelihara, terjaga, tidak celaka. Derivasi kata salima, salah satunya adalah

aslama yang berarti pengabdian, kembali ke jalan yang lurus, dan kembali

mengikuti kehendak Tuhan. Dari kata aslama ini memiliki masdar Islam.
23
Adapun menurut istilah, peneliti mengemukakan beberapa pendapat dari para

ahli sebagaimana berikut:

1) Harun Nasution mendefinisikan bahwa Islam yaitu agama yang ajaran-

ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi

Muhammad saw. sebagai Rasul.24

2) A. Hasan berpandangan bahwa agama Islam adalah kepercayaan buat

keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang diwahyukan Allah

kepada manusia dengan perantaraan Rasul. Atau agama yang dibawa

oleh Nabi Muhammad yang diturunkan dalam Alquran dan tertera di

dalam sunnah, berupa perintah, larangan, dan petunjuk untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat.25

23
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Cet. 2; Jakarta: Kencana, 2011), h. 20.
24
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknnya: Jilid I (Cet. 1; Jakarta: UI
Press, 1985), h. 17.
25
Aminuddin dkk., Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam (Cet. 1; Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 37.
23

3) Moh. Rifai menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang dibawa

oleh Nabi Muhammad saw. dari Allah swt. dan dipelihara serta

dipahamkan dengan rapi dan teliti sekali oleh para sahabatnya dan

orang-orang pada zaman itu.26

Dari definisi yang peneliti paparkan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa agama Islam adalah agama yang diturunkan, diwahyukan oleh

Tuhan kepada manusia seluruhnya, melalui perantara seorang nabi/rasul

Muhammad saw., yang berupa petunjuk agar manusia mendapatkan suatu

keselamatan dan kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Mengenai isi dari ajaran Islam, Harun Nasution menjelaskan ada 8

(delapan) aspek yang dibahas dalam agama Islam, di antaranya: (1) Aspek

ibadah, (2) Aspek sejarah dan kebudayaan, (3) Aspek politik, (4) Aspek

hukum, (5) Aspek teologi, (6) Aspek falsafat, (7) Aspek mistisisme, dan

(8) Aspek pembaharuan dalam Islam.27

Sebagai upaya untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik di

sekolah, kurikulum pendidikan di Indonesia memasukkan mata pelajaran

“Pendidikan Agama” (dalam hal ini agama Islam) sebagai mata pelajaran

wajib dalam kurikulum. Hal ini didasarkan pada Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 37 ayat (1). Zakiyah Drajat menuturkan bahwa pendidikan

agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan

hidup (way of life).28

26
Moh. Rifai, Perbandingan Agama (Cet. 4; Semarang: Wicaksana, 1984), h. 135.
27
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1 dan 2 (Cet. 9; Jakarta:
UI Press, 2011), h. 5-9.
28
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 14; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 39.
24

Selanjutnya, Ditjen Pendidikan Dasar Menengah Departemen

Pendidikan Nasional mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan

pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Hadis, melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman,

dibarengi tuntunan untuk menghormati pemeluk agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.29

b) Pendidikan Dasar di Sekolah atau di Madrasah

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah di Indonesia

tak lepas dari regulasi yang berlaku. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dasar

pelaksanaan pendidikan agama Islam mengacu pada sila pertama dari Pancasila

yang merupakan falsafah negara, Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia, dan Undang-Undang terkait lainnya.

Regulasi yang dipegang dalam penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam

di sekolah adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Keberadaan UU ini pada hakikatnya memperkuat kedudukan/posisi

Pendidikan Agama Islam.30

Hal ini dapat dilihat dari kurikulum sekolah/madrasah, sebagaimana

disebutkan di dalam pasal 37 ayat (1) bahwa:

a. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib memuat: 1)

Pendidikan Agama, 2) Pendidikan Kewarganegaraan, 3) Bahasa, 4) Matematika,

29
Ditjen Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004
SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PAI (Jakarta:
Depdiknas), h. 3.
30
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 392-393.
25

5) Ilmu Pengetahuan Alam, 6) Ilmu Pengetahuan Sosial, 7) Seni dan Budaya, 8)

Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 9) Keterampilan/Kejuruan, dan 10) Muatan

lokal.

b. Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat: 1) Pendidikan Agama, 2)

Pendidikan Kewarganegaraan, 3) Bahasa31

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

pasal 6 ayat (1) juga memberikan penjelasan tentang isi kurikulum pendidikan

dasar dan menengah. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan

khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, b) kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi, d) kelompok mata pelajaran estetika, e) kelompok mata pelajaran

jasmani, olah raga, dan kesehatan.32

Berdasarkan kurikulum tersebut, pendidikan agama termasuk ke dalam

bagian dari dasar dan inti kurikulum pendidikan nasional, dan dengannya berarti

pendidikan agama Islam terpadu dalam Sistem Pendidikan Nasional. Dengan kata

lain, dengan hadirnya UU No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 19 Tahun 2005 ini menerangkan bahwa status pendidikan agama

sama kuatnya dengan pendidikan umum.

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi.


31
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 37 Ayat (1).
32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 pasal 6 ayat (1)
26

Dalam tujuan pembelajaran pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir

ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai

makhluk ciptaan Allah, yaitu:

1) Menjadi hamba Allah. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan pencipta

manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana QS al-

Zariyat/51:56

      


Terjemahnya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku. :33

2) Mengantarkan peserta didik menjadi khalifah fi al-Ardh, yang mampu

memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi, mewujudkan

rahmat bagi alam sekitarnya sesuai dengan tujuan penciptaannya, dan sebagai

konsekuensi setelah menerima Islam sebagai pedoman hidup. Allah berfirman

dalam QS al-Anbiya/21:107

     


Terjemahnya:

Dan tiadaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi semesta alam.34

3) Untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat,

baik individu maupun masyarakat.35

Pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan agama Islam berorientasi pada

penerapan Standar Nasional Pendidikan. Untuk itu idealnya dilakukan kegiatan-

kegiatan seperti pengembangan metode pembelajaran pendidikan agama Islam,

33
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran (Cet. 1; Jakarta: Almahira, 2012), h. 523.
34
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran, h. 331.
35
Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Cet. 4; Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.
30.
27

pengembangan kultur budaya Islami dalam proses pembelajaran di kelas, dan

adapun pengembangan kegiatan-kegiatan kerohanian Islam melalui kegiatan

ekstrakurikuler.36 Pendidikan Agama Islam di sekolah maupun madrasah masih

berjalan konsisten meski banyak kendalanya yang juga menjadi pekerjaan rumah

ke depannya.

36
Abd. Rouf, “Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum” Jurnal Pendidikan
Agama Islam( Vol. 03, No. 01, 2015), h. 202.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan

untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan

sosial. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang

ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak. Bila

bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung, maka teori tersebut dapat diterima

dan, sebaliknya, bila tidak mendukung teori yang diajukan tersebut ditolak

sehingga perlu diuji kembali atau direvisi.37

Jenis penelitian yang digunakan adalah ex-post facto yang meneliti

hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang

atau dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian sebab akibat dilakukan terhadap

program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau yang telah terjadi. 38

Selanjutnya untuk memudahkan data dan informasi yang dapat mengungkapkan

dan menjelaskan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Deskriptif

Analisis melalui penelitian survey (Survei Research) dengan teknik korelasional.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil objek penelitian di SMA Negeri 1 PANGKEP. SMA

Negeri 1 PANGKEP merupakan sekolah menengah atas di kab. Pangkep. Sekolah

ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang

37
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 1996), h. 34.
38
\Asep Saepul Hamdi E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 8.

28
29

berlokasikan di Jl. Andi Mauraga , kecamatan Pangkaje’ne, kabupaten Pangkep,

provinsi Sulawesi Selatan.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian di Tarik kesimpulannya.39

Variable bebas (independent variable) atau variable pengaruh atau variable

penyebab atau menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variable

dependent (variable akibat) , dan diduga terjadi terlebih dahulu. Variable terikat

atau variable terpengaruh (dependent variable), adalah variable akibat yang

diduga terjadi kemudian.40 Jadi dapat disimpulkan variable bebas (independent

variable) adalah variable yang memengaruhi veriabel terikat (dependent variable).

Sedangkan variable terikat (dependent variable) adalah variable yang dipengaruhi

atau terjadi karena adanya variable bebas.

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variable yang

akan dianalisa, Yaitu :

a) Variable Bebas.

Variable bebas adalah pengaruh penggunaan media aplikasi Quizizz variable

ini dilambangkan dengan “X”

b) Variable Terikat.

Variable terikat adalah apakah berpengaruh signifikan atau tidak dalam

penggunaan aplikasi Quizizz dilambangkan dengan “Y”.

39
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2016), h. 60.
40
Sulaiman Saat Dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Pendidikan Panduan Bagi
Peneliti Pemula (Gowa; pusaka Almaida, 2020), h. 57-58.
30

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah paradigma sederhana.

Paradigma sederhana adalah paradigma dimana penelitian terdiri atas satu variable

bebas dan satu variable terikat.41

X Y
Keterangan :

X = Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Aplikasi Quizizz

Y = Apakah Pengaruh Penggunaan Media Aplikasi Quizizz Signifikan Atau

Tidak.

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

pedagogis yang bermakna bahwa setiap peserta didik adalah makhluk

Tuhan yang membutuhkan bimbingan dan didikan melalui proses

Pendidikan agar baik secara jasmani dan rohani. Dalam penelitian ini,

pendekatan pedagogis digunakan sebagai suatu cara untuk mengamati

pengaruh dalam penggunaan aplikasi Quizizz didalam pembelajaran dan

penilaian peserta didik kelas X di SMAN 1 Pangkep.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obejek/subject yang

menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
42
dipelajari kemudian di Tarik kesimpulannya. populasi adalah hal yang sangat

41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,
h. 61.
42
Sugiono, Metode penelitian pedidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, h.
112.
31

penting dalam subject penelitian43 populasi adalah sekumpulan objek yang akan

dijadikan sebagai bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang

sama.44

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah kela X SMAN 1 Pangkep yang

berjumlah 105 Peserta didik.

Table 3.1

Jumlah populasi peserta didik kelas X SMAN 1 Pangkep.

Kelas Jumlah

MIA 1 26

MIA 2 26

MIA 3 26

IIS 1 27

Jumlah peserta didik 105

Sumber data: Ruang tata usaha Sman 1 pangkep.

2. Sampel

Sampel merupakan setengah dari jumlah populasi yang akan diteliti. Dengan

demikian, sampel bukan populasi tetapi perkiraan atas populasi. Dengan kata lain,

sampel adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian elemen

anggota populasi untuk diselidiki atau pengumpulan data melalui sampel.45

Sampel adalah sejumlah anggota yang diambil/dipilih dari suatu populasi.

Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data dalam sampel itu. Sampel yang

dipilih harus mewakili (reoresentative) terhadap populasi karena sampel

43
Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar statistika (Cet. 3; Makassar: Andira publisher,
2015), h. 3.
44
Andi Supangat, Statistika dalam kajian Deskriptive, inforensi dan non parametrik (Cet.
4; Jakarta: Prenandamedia Group, 2014), h. 3.
45
Endah Saptutyningsih dan Estu Setyaningrum, Penelitian Kuantitatif Metode dan Alat
Analisis (Yogyakarta: Goysen Publishing, 2019), h. 128.
32

merupakan alat atau media untuk mengkaji sifat-sifat populasi. 46 Teknik yang

digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari jumlah

populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan.

Arikunto menyarankan mengambil semua sampel apabila subjeknya

kurang dari 100, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi

jika populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil 10%-15%, 20%-25% atau

30%-35% atau lebih.47 Diketahui jumlah populasi yang cukup banyak yaitu 150,

maka penetapan sampel yaitu 30% x 105 = 32 Oleh karena itu dalam penelitian

ini dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik kelas X dari SMAN 1 Pangkep

menjadi sebanyak 32 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

Ketepatan dalam menentukan teknik pengumpulan data merupakan

salah satu syarat keberhasilan dalam penelitian, karena kualitas dari suatu

hasil penelitian tergantung pada kualitas dari data yang diperoleh. Teknik

pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah.48

Teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian

ini adalah:

1. Angket (Kuesioner)

Angket atau yang biasa disebut dengan kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 49Kuesioner

46
Nursalam, Statistik Untuk Penelitian (Cet. I; Makassar, Alauddin University Press,
2017), h. 15-16.
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. 7; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 109.
48
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. 3; Jakarta: Rineka Cipta, 2016), h.
134.
49
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula, h. 90.
33

merupakan Teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu lebih

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.50

Angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup

dalam bentuk check list. Pernyataan-pernyataan yang akan diberikan kepada

responden sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

dengan cara menyertakan tanda check list pada kolom yang disiapkan dan

sesuai.51Angket terdiri dari pernyataan bersifat terbuka dan tertutup atau

pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dibuat berdasarkan indikator dari

penggunaan media aplikasi Quizizz.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang didasarkan atas tiga maca sumber, yaitu tulisan (paper),

tempat (place) dan kertas atau orang (people).52 Dokumentasi digunakan untuk

mengetahui tentang data peserta didik, data sarana pembelajaran dan data lainnya

yang menunjang penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data

atau informasi yang berhubungan dengan penelitian.53 Instrumen penelitian

merupakan alat bantu yang digunakan pada saat mengumpulkan data di lapangan.

Instrumen pengumpulan data harus disesuaikan dengan teknik pengumpulan data.

Penggunaan instrumen dalam pengumpulan data, harus disesuaikan dengan jenis

atau sifat data yang dikumpulkan. Jika penggunaan instrumen salah, maka data

50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h. 199.
51
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Cet. 4; Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 44.
52
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 201.
53
Hartono, Analisis Item Instrumen (Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing, 2015), h. 74.
34

yang dikumpulkan juga akan salah. Jika data salah, maka hasil penelitianpun

secara keseluruhan menjadi salah, walaupun diolah dengan teknik apapun. 54

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

angket (kuesioner) dengan bentuk skala likert dan format dokumentasi.

1. Angket (Kuesioner)

Kuesioner atau angket merupakan instrumen yang akan peneliti gunakan

sebagai alat dalam mengumpulkan data. Kedua variabel yang akan diukur sama-

sama menggunakan kuesioner (angket). Jenis kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup. Dimana alat ukur yang digunakan adalah skala psikologi.

Sebagaimana variabel yang akan diteliti menyangkut tentang aspek personal atau

psikologis seseorang, maka peneliti menggunakan skala likert. Skala likert

merupakan rangkaian item (butir pertanyaan). Responden hanya saja memberikan

persetujuan atau ketidak setujuan dengan butir pertanyaan tersebut. Skala ini

dimaksudkan untuk mengukur sikap individu dalam dimensi yang sama dan

individu menempatkan dirinya ke arah satu komunitas dari butir soal.55

Skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yaitu diukur

dan dijabarkan ke dalam indikator variabel. Indikator ini digunakan sebagai titik

patokan untuk menyusun item instrumen yang berupa pernyataan dan

pertanyaan.56

Skala ini menilai sikap atau perilaku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan dengan pilihan alternatif empat

kategori jawaban yang akan dipilih oleh responden untuk dilihat keaktifan

54
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula, h.100-101.
55
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Cet.
I; Jakarta: Presadamedia Group, 2014), h. 222.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h. 134-135.
35

mengikuti pengajian kitab kuning terhadap kecerdasan spiritual peserta didik pada

skala pengukuran yang telah disediakan, misalnya sangat sesuai (SS), sesuai (S),

tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) dengan memberikan tanda

checklist (√).

2. Format Dokumentasi

Format dokumentasi dalam penelitian ini juga digunakan oleh peneliti

mengumpulkan data, akan tetapi format dokumentasi hanyalah instrumen / alat

bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai penguat dalam

pengambilam data. Karena dalam penelitian kuantitatif format dokumentasi,

format wawancara serta format observasi hanya sebagai alat bantu dalam

pengumpulan data.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

penggunaan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak

untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak

berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas

dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan

reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti,

dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data.57

Langkah awal dalam menganalisis data yang akan diperoleh dari penelitian

adalah melakukan uji validasi dan uji reliabilitas terhadap kumpulan data yang

diperoleh, dalam hal ini adalah hasil jawaban pertanyaan yang disebarkan.

57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 122.
36

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan merupakan seberapa besar ketetapan suatu alat

ukur yang melakukan fungsinya. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji validitas

terhadap instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

Menurut Sugiyono, pengujian instrumen dapat dilakukan analisis faktor,

dan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor positif dan

besarnya 0,3, maka dapat disimpulkan instrumen tersebut valid. 58 Adapun rumus

validasi menggunakan teknik korelasi product moment sebagai berikut:


n . ∑ xy−∑ x . ∑ y
r xy =
√n ∑ x 2−¿ ¿
Keterangan:

r = Koefisien validitas butir pertanyaan/pernyataan yang dicari

X = Skor butir pertanyaan/pernyataan

Y = Skor total pertanyaan/pernyataan

n = Responden

Langkah berikutnya adalah menentukan nilai t-hitung dengan rumus:


r √ (n−2)
t hitung
√ 1−r 2
Kriteria keputusannya adalah butir pertanyaan/pernyataan tertentu

dikatakan valid bila nilai t-hitung ≥ t-tabel pada a= 5%. Sebaliknya apabila

nilai t-hitung < t-tabel, maka butir pertanyaan/pernyataan tidak valid dan

harus diganti.59

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kemampuan instrumen penelitian untuk

58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 114.
59
Arat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif (Cet. I; Sleman: Deepublish, 2018), h.
7-8.
37

mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas dengan

internal consistency, dilakukan dengan percobaan sekali saja. Data yang

didapatkan dianalisis dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman

Brown setelah diuji korelasinya sesuai rumus, sebagai berikut:


2 rb
r i=
1+r b
Keterangan:
r i = reliabilitas internal seluruh instrumen

r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.60

Berdasarkan ketentuan bahwa apabila koefisien korelasi sama

dengan atau lebih dari 0.3 (≥ 0.3) sebagaimana pada pengujian validitas,

maka seluruh butir instrumen dinyatakan variabel.61

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tidak memberikan informasi apapun

tanpa dilakukan dua hal, pertama disusun dengan baik dan menganalisis

menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan jenis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data pada satu variabel penelitian tanpa menarik kesimpulan atau

prediksi.62 Adapun analisis data deskriptif, sebagai berikut:

a. Menghitung rentang kelas:

R=X t −X r

60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h. 131.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D (Cet. 19;
Bandung: Alfabeta, 2011), h. 143-144.
62
Fajri Ismail, Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial (Cet. I; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), h. 11.
38

Keterangan:

R = Rentang
X t = Data tertinggi
X r = Data terendah.63

b. Menghitung Jumlah kelas dengan menggunakan rumus sturges:

K = 1 + 3,3 log N

Keterangan:

K = Jumlah kelas

N = Jumlah data atau Jumlah sampel

3,3 = Bilangan konstan.

c. Menghitung panjang kelas interval:


R
P=
K
Keterangan:

P = Panjang kelas

R = Rentang

K = Jumlah kelas.64

d. Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus:

x
∑ fi . xi
∑ fi
Keterangan:

x = Rata-rata
∑ fi = Jumlah frekuensi

xi = Batas kelas interval

e. Menghitung persentase frekuensi:


f
P x 100 %
N

63
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XIV; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 55.
64
Fajri Ismail, Statistik untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial, h. 19.
39

Keterangan:

P = Persentase yang dicari

f = Frekuensi jawaban untuk setiap alternatif

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap.65

f. Standar deviasi:

SD=
∑ fi ( xi−x ) 2
N −1
Keterangan:

SD = Standar deviasi

fi = Frekuensi untuk variabel

x = Rata-rata

N = Jumlah Populasi.66

g. Kategori

Untuk mengetahui kategorisasi sangat baik, baik, dan kurang baik maka

menggunakan rumus, sebagai berikut:

a) Rendah : x ¿(μ−1 , 0 ( σ ) )

b) Sedang : ( μ−1 ,0 ( σ ) ) ≤ x < ( μ+1 , 0 ( σ ) )

c) Tinggi : x ≥ ( μ+1 , 0 ( σ ) ).67

2. Statistik Inferensial

Statistik Inferensial merupakan statistik yang memiliki estimasi

sebagai perkiraan nilai dari populasi yang diwakili oleh sampel, hipotesis

sebagai dugaan atau jawaban awal penelitian serta bertujuan untuk

65
Khalifah Mustamin dkk., Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 57.
66
Nana Sudjana, Statistik Pendidikan (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 97.
67
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999), h.
109.
40

membuat suatu kesimpulan atau prediksi dari dua variabel atau lebih. 68

Adapun langkah-langkah statistik inferensial, sebagai berikut:

a. Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan alat statistik yang digunakan untuk

menerangkan ketergantungan variabel (Y) dengan variabel (X) dengan

tujuan untuk memperkirakan nilai rata-rata dari variabel (Y) apabila nilai

variabel yang menerangkan sudah diketahui.

Bentuk prediksi dalam analisis regresi, ditulis dalam persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

a = konstanta, (nilai Y apabila X = 0)

b = koefisien regresi: apabila ada kenaikan memiliki tanda + atau penurunan

– terhadap nilai Y apabila X berubah 1 unit

Y = variabel terikat

X = variabel bebas

Adapun untuk mencari persamaan a dan b rumus yang digunakan adalah:


a=¿ ¿

b=¿ ¿

Keterangan:

n = jumlah sampel

x = hasil variabel x independen

y = hasil belajar y variabel dependen

68
Fajri Ismail, Statistik untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu Sosial, h. 12.
41

a = konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan).69

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti untuk dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Teknik menguji

normalitas dengan menggunakan Chi Kuadrat yang dirumuskan sebagai

berikut:
X hitung=∑ ¿ ¿ ¿
2

Keterangan:
2
X = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan.70

c. Uji Linearitas

Regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel terikat

(Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X) jika nilai variabel X linear dengan

nilai variabel Y. Oleh karena itu, sebelum data diolah dengan regresi harus

dipastikan nilai tersebut merupakan data yang linear dengan melakukan uji

linearitas.71Adapun rumus yang digunakan adalah:


RJK (TC)
F hitung
RJK ( E)
Dengan taraf signifikan 0,5 dan derajat kebebasan pembilang n-1

serta derajat kebebasan penyebut n-1, maka jika diperoleh F hitung≤ F tabel

berarti data linear.72

d. Uji hipotesis

69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 102.
70
Syafril, Statistik Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2019), h. 126.
71
Syafril, Statistik Pendidikan, h. 183.
72
Ridwan, Dasar-dasar Statistika (Cet. 8; Bandung: Alpabeta, 2010), h. 205.
42

1) Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel X

terhadap variabel Y yakni pengaruh media sosial instagram terhadap

perilaku keagamaan peserta didik SMK Negeri 1 Bantaeng. Penggunaan uji

dilakukan dengan menggunakan uji parsial dengan rumus sebagai berikut:

¿=
√r n−2
√1−¿¿ ¿
Keterangan:

R = Nilai korelasi parsial

N = Jumlah sampel

Apabila t hitung>t tabel maka Ho ditolak ada pengaruh signifikan, sebaliknya

apabila t hitung<t tabel maka Ho diterima tidak ada pengaruh.

2) Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel X

secara simultan terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus:


2
R 1k
Fh=
¿¿

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi Ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Ho = diterima apabila F hitung> dari F tabel ada pengaruh signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya Ho = ditolak apabila


F hitung< dari F tabel tidak ada pengaruh signifikan.

Penentuan nilai kritis dari nilai Uji F hitung dilanjutkan dengan nilai F tabel

untuk derajat bebas (DK) pembilang 2 dan derajat kebebasan penyebut (n-k-1)

tingkat signifikansinya 5% maupun 1%.73

73
Arat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif, h. 34.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rouf, Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Jurnal Pendidikan
Agama Islam.Vol, 03. 2015
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya. 1993
Agustin, Mubiar. Model Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Menangani
Kejenuhan Belajar Mahasiswa. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.
Tanggal 20 Oktober 2020
Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. 1999
Aminuddin, dkk. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Graha Ilmu. 2006
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta. 2002
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2011
Atsani, Lalu Gede Muhammad Zainuddin. Transformasi Media pembelajaran
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Al-Hikmah Studi Islam. Vol. 1.
No.1. Tahun 2020
Chaeruman, Pembelajaran Abad 21. Disampaikan pada Seminar Nasional
Pembelajaran Abad 21. Pusdiklat Kemedikbud. Sawangan. Depok, 27
April 2018
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Quran. Jakarta: Almahira, 2012.
Ditjen Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman
Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PAI.
Jakarta: Depdiknas. 2004
Efendi, Sofia dan Tukira. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Anggota
Ikapi.2012
Faturrohman & Sulistyorini 2012
Hadjar, Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1996
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005
Ilahi, Muhammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta :
Ar Ruzz Media. 2016
Iskandar. Koran Digital Liputan 6. m.liputan6.com Tanggal 20 september 2020
Makarim , Nadiem. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran. Disampaikan
pada Acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional melalui live streaming
youtube. Tanggal 2 Mei 2020

43
44

Masturan dan Rustan Santaria. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses


Pengajaran bagi Guru dan Siswa. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran.
Vol, 3. 2020
Munadi, yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Pers. 2010
Murdiyatmoko, Janu dan Citra Handayani. Advanced Learning Sociology 3 for
Grade XII Senior High School. Bandung: Grafindo Media Pratama. 2011
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknnya: Jilid I. Jakarta: UI
Press. 1985
Rukajat, Arat. Pendekatan Penelitian Kuantitatif, Sleman:Deepublish, 2018.

Anda mungkin juga menyukai