NIM: 20100119034
RESUME
Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaan, atau tingkah laku yang nyata. Obyek kajian psikologi adalah tingkah laku
(perilaku) nyata yang dapat diobservasi secara langsung, bukan sesuatu yang bersifat ruhaniah
(kejiwaan) dan abstrak. Oleh karena itu obyek kajian psikologi bersifat obyektif empiris.
Agama secara harfiah adalah (Sanskerta, a = tidak; gama = kacau) artinya tidak kacau;
atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio dari
religere dalam bahasa latin, artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi
agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya
dengan Ilahi.
Jadi, psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari psikis manusia dalam kaitanya
pengalaman agama (religious experience) (Zakiah Daradjat: 1970, 3). Kesadaran agama, hadir
dalam pikiran dan dapat dikaji dengan introspeksi. Pengalaman agama, perasaan yang hadir
dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan zikir, shalat, doa, dan
sebagainya. Jadi, obyek studinya dapat berupa: (1) Gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan
dengan tingkah laku keagamaan; dan (2) Proses hubungan antara psikis manusia dan tingkah
laku keagamaannya
perkembangan psikologi modern, pada tahun 1890-an, psikologi berkemang pesat. Tetapi pada
tahun 1930- 1950 Psikologi Agama mengalami penurunan. Setelah itu meningkat lagi, bahkan
berkembang pesat pada tahun 1970 sampai sekarang. Menurut Thouless, sejak terbitnya buku
The Varietes of Religion Experience tahun 1903, sebagai kumpulan kuliah William James di
empat Universitas di Skotlandia, maka langkah awal kajian Psikologi Agama mulai diakui oleh
para ahli psikologi dan dalam jangka waktu tiga puluh tahun kemudian, banyak buku-buku lain
diterbitkan dengan konsep-konsep yang serupa. Di antara buku-buku tersebut adalah The
Psychology of Religion karangan Edwind Diller Starbuck, yang mendahului karangan Wlilliam
James. Buku E. D. Starbuck yang terbit tahun 1899 ini kemudian disusul sejumlah buku lainnya
seperti The Spiritual Life oleh George Albert Coe, tahun 1900, kemudian The Belief in God and
Immortality (1921) oleh H. J. Leubadan oleh Robert H. Thouless dengan judul An Introduction
on thr Psycology of Religion tahun 1923 serta R.A. Nicholson yang khususnya mempelajari
mengenai aliran Sufisme dalam Islam dengan bukunya Studies in Islamic mysticism, tahun 1921.
2. Perkembangan di Timur
memuat kajian tentang hal serupa belum sempat dimasukkan. Padahal, tulisan Muhammad Ishaq
ibn Yasar diabad ke-7 masehi berjudul Al-Siyar wa al-Maghazi memuat berbagai fragmen dari
biografi Nabi Muhammad SAW, ataupun Risalah Hayy Ibn Yaqzan fi Asrar al-Hikmat al-
Masyriqiyyat yang juga ditulis oleh Abu Bark Muhammad ibn Abd Al-Malin ibn Tufai (1106-
1185 M) juga memuat masalah yang erat kaitannya dengan materi psikologi agama.
3. Perkembangan di Indonesia
Adapun ditanah air perkembangan Psikologi Agama dipelopori oleh tokoh-tokoh yang
memiliki latar belakang profesi ilmuwan, agamawan, dan bidang kedokteran. di antara karya-
karya awal yang berkaitan dengan Psikologi Agama adalah buku Agama dan Kesehatan
Badan/Jiwa (1965), tulisan H. Aulia. Kemudian Tahun 1975, Djam’an menulis buku Islam dan
Psikosomatik. Nici Syukur Lister, menulis buku Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar
Psikologi Agama.
Yang menjadi objek kajian psikologi adalah pertama kesadaran beragama (relegious
counsciousness) yaitu bagian pengakuan dan kesaksian atau segi yang hadir (terasa) dalam
pikiran dan dapat terlihat dari gejalanya melalui instrospeksi. Ada tiga aspek di dalam kesadaran
Kedua, pengalaman agama (relegious experience) adalah unsur pengakuan dan kesadaran
beragama, yaitu perasaan membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah).
Atau lebih jelasnya bisa kita katakan perasaan yang muncul dalam diri manusia setelah
Untuk itu yang menjadi objek dan lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala-
gejala kejiwaan dalam kaitannya pada realisasi keagamaan (amaliah) dan mekanisme antara
keduannya. Dengan kata lain, meminjam istilah Zakiah Daradjat, psikologi agama membahas
experience).
didukung oleh motif-motif tertentu. Sehingga kita dapat membimbing orang yang
pemeluk agama sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama dan antar umat
seagama.