Dosen Pengampu
Uswatun Khasanah, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Ramadhan Ika Saputra (182746)
2. Rahmatul Aisyah (182747)
3. Ramsi Sidik (182748)
4. Rika Karina (182749)
5. Rina Rahmawati (182750)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2019
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
BAB IIIPENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu cabang dari psikologi, metode yang digunakan dalam mengkaji
psikologi agama tidak berbeda dengan metode psikologi pada umumnya. Psikologi
agama berusaha untuk menjelaskan pekerjaan pikiran dan perasaan seseorang
terhadap agama, baik ia orang yang tahu beragama, acuh tak acuh maupun yang anti
agama
Ini berarti bahwa yang diungkap dan dijelaskan dalam psikologi agama adalah
proses mental orang tersebut bagaimana dalam psikologi pada umumnya. Ahli
psikologi agama tidak perlu meneliti apakah keyakinan beragama tersebut berasal dari
pengaruh luar atau dari dalam dirinya. Hal ini perlu ditekankan, oleh karna itu
tidaklah mudah mengkaji proses mental yang berupa kesadaran beragama dan
pengalaman beragama seseorang yang sifatnya subjektif dan individual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikologi agama?
2. Bagaimana sejarah psikologi agama?
3. Bagaimanakah pendekatan yang digunakan dalam penelitian psikologi agama?
4. Apakah metode-metode yang digunakan dalam psikologi agama?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa tahu pengertian psikologi agama.
2. Untuk mengetahui sejarah psikologi agama.
3. Agar dapat mengetahui pendekatan yang digunakan dalam psikologi agama.
4. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam psikologi agama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi secara etimologi mengandung arti ilmu tentang jiwa. Dalam islam
kata jiwa disamakan dengan “an-nafsu” namun ada juga yang menyamakan dengan
istilah“ar-ruh”. Tetapi istilah “an-nafsu” lebih populer dari pada istilah “ar-ruh”,
karena psikologi dalam bahasa arab lebih populer diterjemahkan dengan ilmu an-
nafsu dari pada ilmu ar-ruh. Dalam al-quran surat al-fajr ayat 27-30 disebutkan, kata
an-nafsu berarti jiwa.
“Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhoinya. Maka masuklah kedalam jama’ah hamba-hambaku, masuklah kedalam
surgaku.” (QS. Al-Fajr 27-30)
4
kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya tersebut dilakukan
melalui pendekatan psikologi, jadi merupakan kajian empiris”.
Jadi Psikologi Agama adalah suatu cabang dari ilmu psikologi yang
membahas pengaruh keagamaan terhadap jiwa individu.
5
kegelisahan tersebut, ia bertaubat kepada Allah dan taubatnya diterima, sehingga ia
merasa lega kembali. Firman Allah:
فتلقى ادم من ربه كلمات فتاب عليه انه هو التواب الرحيم
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat (untuk bertaubat) dari Tuhannya, maka
Allah menerima tau-batnya. Sesungguhnya Allah Maha Menerima taubat lagi Maha
Penyayang. (Q.S. al-Baqarah (2): 37)
Pengertian psikologi agama sebelum abad 19 telah ada dalam karya-karya ilmuwan
muslim. Dapat disebut sebagai contoh adalah tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar, pada
abad 7 M, yang berjudul al-Sujar wa al-Maghazi, memuat berbagai fragmen dari biografi
Nabi Muhammad SAW, atau risalah Hayy ibn Yaqzan fi Asrar al-Hikmah al-Misyriqiyyat
yang ditulis oleh Ibn Thufail (1106 - 1185 M) yang membahas tentang proses keagamaan
seseorang. Karya agung yang dapat ditampilkan adalah Ihya' Ulum al-Din dan al-Munqid
min al-Dhalal yang ditulis oleh Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (1059 - 1111 M)
yang memuat permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi kajian psikologi
agama. Meski demikian, penelitian secara modern baru dilakukan pada abad ke 19.
Psikologi agama bukanlah ilmu yang pertama meneliti aspek-aspek agama secara
objektif. Sebelumnya telah ada ilmu perbandingan agama yang dipelopori oleh Max
Muller. Dalam kenyataannya setiap orang mempunyai tata nilai yang tersusun secara
sistematis. Tata nilai tersebut menyangkut nilai-nilai keagamaan dan nilai iman yang
mempengaruhi hidup, pribadi maupun struktur serta budaya hidup kemasyarakatan. Dari
sini kemudian muncul apa yang dinamakan dengan sosiologi agama (The Sosiology of
Religion) yang menbahas tentang struktur dan kultur masyarakat dan sejauh mana dia
tertumpu pada penghayatan dan pengalaman hidup beragama. Di antara tokohnya adalah:
Ibnu Khaldun, Max Weber (1684 - 1920) dan sebagainya. Baru kemudian muncul
psikologi agama (The Psichology of Religion) yang mengkaji pengalaman-pengalaman
agama dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia.
6
terutama apabila objek yang diteliti itu mempunyai kaitan dengan kepercayaan yang
dianut oleh peneliti. Hal ini diperlukan keberanian dan keteguhan hati peneliti untuk
memisahkan antara objek penelitian dengan keyakinan yang dianutnya. Pendekatan dan
sikap ini dimaksudkan dengan pengertian yang sama yaitu cara mendekati kajian
Psikologi Agama (Hayati Nizar, 2003:33-34).
Pendekatan Psikologi merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-
aspek batin pengalaman keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar
ada dan bahwa dengan suatu esensi, Akan tetapi, usaha untuk menemukan esensi dan
menentukannya sebagai suatu pemahaman sering kali sia-sia. Sentimen-sentimen individu
dan kelompok berikut gerak dinamisnya, harus pula diteliti dan inilah yang menjadi tugas
interpretasi psikologis.
Interpretasi agama melalui pendekatan psikologis ini memang berkembang dan
dijadikan sebagai cabang dari psikologi dengan nama psikologi agama. Objek ilmu ini
adalah manusia, dalam pengertian tingkah laku manusia yang beragama, gejala-gejala
empiris dari keagamaannya. Karena ilmu ini tidak berhak mempelajari betul tidaknya
suatu agama, metodenya pun tidak berhak untuk menilai atau mempelajari apakah agama
itu diwahyukan Tuhan atau tidak, dan juga tidak berhak mempelajari masalah-masalah
yang tidak empiris lainnya
Menurut Zakiyah Darajat perilaku seseorang yang tampak lahiriyah terjadi karena
dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Dalam ajaran agama banyak kita jumpai
istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang. Misalnya sikap beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, sebagai orang yang shaleh, orang yang berbuat baik, orang
yang shidiq (jujur), dan sebagainya. Semua itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang
berkaitan dengan agama. Dalam ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat
keagamaan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan nilai-nilai
agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usianya.
Menurut Zakiat Darajat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama
meliputi kajian mengenai :
1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai
kehidupan beragama orang umum. Misalnya : rasa lega dan tentram sehabis
sembahyang.
2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya,
seperti, rasa tentram dan kelegaan hati.
7
3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup
sesudah mati (sesudah akhirat) pada tiap-tiap orang.
4. Meneliti dan mempelajari kesadaran serta perasaan orang terhadap kepercayaan yang
berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi
pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5. Pendekatan psikologi tidak untuk membuktikan benar tidaknya suatu agama tetapi
hakikat agama dalam hubungan manusia dengan kejiwaannya, bagaimana perilaku
dan kepribadiannya mencerminkan kepercayaannya. Mengapa manusia ada yang
percaya Tuhan dan ada yang tidak, apakah kepercayaan ini timbul akibat pemikiran
yang ilmiah atau sekedar naluri akibat terjangan cobaan hidup dan pengalaman
hidupnya.
Ada tiga pendekatan yang digunakan orang dalam menyelidiki suatu masalah
keagamaan sebagai berikut :
1. Mendekati dengan sikap simpati yaitu memihak pada masa yang diselidiki,
penyelidik tidak mengambil jarak dengan yang diselidiki, tetapi dia segera
membenarkan.dalam hal ini pengkaji psikologi Agama sering mengalaminya,
terutama dia menganut agama yang sama dengan agama objek yang ditelitinya.
Sikap demikian disebut dengan simpati.
2. Mendekati dengan sikap antipati yaitu dimana penyelidik mendekati masalah dengan
perasaan tidak setuju. Hal ini biasanya terjadi pada penyelidik yang bersebrangan
dengan masalah yang sedang dikaji. Sikap pertama dan kedua biasanya lebih bersifat
subjektif dan kurang memberikan ruang objektif terhadap masalah. Peneliti sudah
mempunyai praduga terhadap objek yang dikajinya sebelum ia mengadakan
penyelidikan. Peneliti yang membawa sikap demikian ke dalam penelitiannya,
dikhawatirkan akan melihat masalah tidak dengan sebenarnya. Ini yang dinamakan
dengan bias dalam pengkajian.
3. Sikap empati yaitu mengosongkan diri dari berbagai anggapan, tanpa memihak atau
praduga sebelumnya. Seorang peneliti perlu mengosongkan dirinya dari berbagai
anggapan dan praduga atau sebaliknya memihak pada masalah. Dengan empati,
seorang peneliti akan dapat jarak antara keyakinannya dengan objek atau masalah
yang diteliti. Ia dapat melihat masalah secara jernih dan tidak terpengaruh oleh
dugaan-dugaan yang bersifat subjektif.
Agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan batin ynag sangat
mendalam, maka masalah agama sulit untuk diteliti secara seksama, terlepas dari
8
pengaruh subjektifitas. Namun demikian, agar penelitian mengenai agama dapat
dilakukan lebih netral, dalam arti tidak memihak kepada suatu keyakinan atau
menentangnya, masih diperlukan adanya sikap yang objektif. Makanya dalam
penelitian psikologi agama perlu diperhatikan antara lain :
Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran batin manusia.
1. Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara
empiris.
2. Dalam penelitian harus bersikap filosofis-spiritualistis.
3. Tidak mencampuradukkan antara fakta dengan angan-angan atau perkiraan
khayal.
4. Mengenal dengan baik masalah-masalah psikologi dan metodenya.
5. Memilki konsep mengenai agama serta mengetahui metode-metodenya.
6. Menyadari tentang adannya perbedaan antara ilmu dan agama.
9
Dalam meneliti ilmu jiwa agama sejumlah metode dapat digunakan antara lain
sebagai berikut :
1. Dokumen pribadi (personal document)
Metode ini di gunakan untuk mempelajari bagaimana pengalaman dan
kehidupan batin seseorang dalam keberagamaanya. Cara yang dapat ditempuh oleh
peneliti adalah mengumpulkan dokumen pribadi orang per orang, baik dalam bentuk
otobiografi, tulisan, ataupun catatan yang dibuatnya.
Dikarenakan agama merupakan pengalaman batin yang bersifat individual dikala
seorang merasakan sesuatu yang gaib, dokumen pribadi inilah yang dapat
memberikan informasi yang lengkap dan akurat selain catatan atau tulisan juga
digunakan daftar pertanyaan kepada orang-orang yang akan diteliti. Jawaban yang
diberikan secara bebas memberi kemungkinan pada responden untuk menyampaikan
kesah-kesah batin dalam keberagamaan yang diyakininya.
Dalam penerapanya, metode dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara atau
tehnik, antara lain sebagai berikut :
a. Teknik nomatitik
Nomatatik merupakan pendekatan psikologi yang digunakan untuk memahami
tabiat atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara mencoba menetapkan ketentuan
umum dari hubungan antara sikap dan kondisi yang di anggap sebagai penyebab
terjadinya sikap tersebut.
Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari perbedaan-perbedaan individu.
Penerapannya, nomatik ini mengasumsikan bahwa pada diri manusia terdapat suatu
lapisan dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang merupakan
ciri umum kepribadian manusia. Ternyata dalam kajian ini manusia memiliki sifat
dasar yang secara umum sama, perbedaan masing-masing hanya dalam derajat atau
tingkatan saja.
b. Teknik Analisis nilai (Value Analysis)
Teknik ini di gunakan dengan dukungan analisis stastistik data yang terkumpul
di klasifikasikan menurut teknik statistik dan di analisis untuk di jadikan penelitian
terhadap individu yang di teliti.
10
c. Teknik Idiography
Merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami sifat-sifat
dasar manusia. Berbeda dengan Nomatik Idiografi lebih dipusatkan pada hubungan
antara sifat-sifat yang dimaksud dengan keadaan tertentu dan aspek-aspek
kepribadian yang menjadi ciri khas masing-masing individu dalam upaya
memahami seseorang.
d. Teknik Penilaian Terhadap Sikap (Evaluation Attitudes Technique)
Digunakan untuk penelitian terhadap biografi, tulisan atau dokumen yang ada
hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan
kesadaran agama.
2. Kuestoner dan Wawancara
Metode koestoner dan wawancara digunakan untuk menyimpulkan data dan informasi
yang lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada responden.
Dalam penerapan metode kuestoner dan wawancara dilakukan dalam berbagai bentuk,
antara lain :
a. Mengumpulkan pendapat masyarakat (Publik Opinion Polls).
Teknik ini merupakan gabungan antara kuestoner dan wawancara, cara
mendapatkan data adalah melalui pengumpulan pendapat khalayak ramai.
b. Skala Penelitian (Ratting Csale)
Digunakan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan khas dalam diri seseorang berdasarkan pengeruh tempat dan keolmpok.
3. Tes (Test)
Tes digunakan untuk mempelajari tingkah laku keagamaan seseorang dalam kondisi
tertentu untuk memperoleh gambaran yang diinginkan biasanya diperlukan bentuk tes
yang sudah disusun secara sistematis.
4. Eksperimen
Teknik ini digunakan sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui perlakuan
khusus yang sengaja dibuat.
5. Observasi Melalui Pendekatan Sosiologi dan Antropologi
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan mempelajari
sifat-sifat manusiawi orang per-orang atau kelompok.
11
6. Studi agama berdasarkan pendekatan Antropologi budaya
Cara ini digunakan dengan membandingkan antara tindak keagamaan dengan
menggunakan pendekatan psikologi.
7. Pendekatan terhadap perkembangan
Digunakan untuk meneliti mengenai asal-usul dan perkembangan aspek psikologi
manusia dalam hubungan dengan agama yang dianutnya.
8. Metode klinis dan Proyektivitas
Metode ini memanfaatkan cara kerja klinis, penyembuhan dilakukan dengan cara
menyelaraskan hubungan antara jiwa dan agama.
9. Metode umum proyektivitas
Metode ini berupa penelitian dengan cara menyadarkan sejumlah masalah yang
mengandung makna tertentu. Selanjutnya penelitian pemperhatikan reaksi-reaksi yang
muncul dari responden.
10. Apersepsi Nomotatik
Caranya dengan menggunakan gambar-gambar yang samar. Melalui gambar-gambar
yang diberikan, orang-orang yang diteliti, diharapkan dapat mengenal dirinya.
11. Studi kasus
Studi khasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen catatan hasil
wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Juga bisa dilakukan berbagai
teknik.
12. Survei
Biasanya digunakan dalam penelitian sosial dan dapat digunakan untuk tujuan
penggolongan manusia dalam hubungannya dengan Organisasi dalam masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Psikologi Agama menurut Etimologi : Psikologi Agama merupakan bagian
dari psikologi yang mempelajari masalah-masalah yang ada sangkut pautnya dengan
kajian beragama. Psikologi Agama menurut Terminilogi : Psikologi Agama adalah
suatu cabang dari ilmu psikologi yang membahas pengaruh keagamaan terhadap jiwa
individu.
2. Ada tiga pendekatan yang digunakan orang dalam menyelidiki suatu masalah
keagamaan sebagai berikut :
a. Mendekati dengan sikap simpati yaitu memihak pada masa yang diselidiki.
b. Mendekati dengan sikap antipati yaitu dimana penyelidik mendekati masalah
dengan perasaan tidak setuju.
c. Sikap empati yaitu mengosongkan diri dari berbagai anggapan, tanpa memihak
atau praduga sebelumnya.
3. Metode-metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji Psikologi Agama adalah:
a. Dokumen pribadi (personal document)
b. Kuestoner dan Wawancara
c. Tes (Test)
d. Eksperimen
e. Observasi Melalui Pendekatan Sosiologi dan Antropologi
f. Studi agama berdasarkan pendekatan Antropologi budaya
g. Pendekatan terhadap perkembangan
h. Metode klinis dan Proyektivitas
i. Metode umum proyektivitas
j. Apersepsi Nomotatik
k. Studi kasus
l. Survei
13
DAFTAR PUSTAKA
Djamaludin Ancok Fuat Nashori Suroso. Psikologi Islami Solusi Islam Atas Problem-
problem Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 1994.
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, cet. XIII, 1991)
Walter Houston Clark, The Psychology of Religion, (New York: The Mac Milan
Company,cet. I, 1958)
Yahya Jaya, Paranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Ruhama, cet. II,
1992)
Nizar,hayati.2003. Psikologi Agama. Padang: IAIN IB Press
Drajat, Zakiah, dkk. Metode Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
14