Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN AGAMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Dr. Ade Pifianti, M.SI

Disusun Oleh:

Asyiqatul Lillah (21.01.00.050)

Fathur Muhammad (21.01.00.060)

Muhammad Febiansyah (21.01.00.076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIKMAH
JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat serta anugerah-Nya kepada kita semua, sehingga kita semua
masih bisa merasakan nikmat-Nya yang luar biasa ini. Sholawat dan salam tak lupa
kita haturkan kepada junjungan nabi kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang
benderang.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Ade Pifianti, M.SI selaku dosen
dari mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami, sehingga dengan diberikannya tugas ini, kami dapat menambah pengetahuan
serta wawasan kami terhadap mata kuliah Psikologi Perkembangan . Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah mendukung kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini sesuai batas waktu yang telah
ditentukan.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penyusunannya, bahasa, kata, maupun
penulisannya. Oleh karena itu kami sangat terbuka bila ada yang ingin memberikan
saran dan kritik dari semua pihak, agar pembuatan makalah ini lebih baik lagi
kedepannya.

Jakarta, 21 Desember 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Psikologi Agama ................................................................... 3
B. Sejarah Perkembangan Psikologi Agama ............................................... 4
C. Objek Kajian Psikologi Agama ............................................................... 7
D. Metode Kajian Psikologi Agama ............................................................ 8
E. Psikologi Agama dalam Islam .............................................................. 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan


tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan
oleh manusia lainnya. Manusia selalu membutuhkan pegangan-pegangan
hidup yang disebut disebut agama. karena manusia merasa bahwa
dalam jiwanya jiwanya ada suatu perasaan perasaan yang mengakui mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon
pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama.
Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan
beragama tertanam dalam dirinya.

Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku


keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. Adanya perubahan itu
terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan
mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa
memiliki persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Ketika mengkaji psiklogi agama, seseorang dihadapkan pada dua hal


yakni “psikologi” dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian
dan penggunaan yang berbeda, meskipun penggunaan yang berbeda,
meskipun keduanya mempuny keduanya mempunyai kajian aspek yang ai
kajian aspek yang sama yaitu aspek batin manusia. Memang, manusia mungkin
saja memanipulasi apa yang dialaminya secara kejiwaan, hingga terlihat
berbeda dalam sikap dan tingkah lakunya, bahkan mungkin bertentangan
dengan keadaan yang sebenarnya.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari psikologi agama?


2. Bagaimanakah sejarah perkembangan psikologi agama?
3. Apa objek kajian dari psikologi agama?
4. Bagaimana metode kajian dalam psikologi agama?
5. Bagaimana psikologi agama dalam islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian psikologi agama.


2. Untuk memahami sejarah perkembangan psikologi agama.
3. Untuk memahami objek kajian psikologi agama
4. Untuk memahami metode kajian psikologi agama.
5. Untuk memahami psikologi agama dalam islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Agama


Psikologi agama merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh
keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan
pengaruh usia masing-masing. Tegasnya psikologi agama mempelajari dan
meneliti fungsi-fungsi jiwa yang memantul dan memperlihatkan diri dalam
perilaku dan kaitannya dengan kesadaran dan pengalaman agama manusia.

Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu "psikologi" dan


"agama". Kata Psikologi (ilmu jiwa) dipergunakan secara umum untuk ilmu
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Psikologi secara umum
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal,
dewasa dan beradab. Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk
manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan
membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.

Berikut ini akan dikemukakan pula definisi psikologi agama


menurut beberapa beberapa ahli. Menurut Menurut Zakiah Drajat psikologi
agama adalah ilmu yang mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang
pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu.
Sementara Thouless menyatakan bahwa persoalan pokok dalam psikologi
agama adalah kajian terhadap kesadaran agama dan tingkah laku agama, atau
kajian terhadap tingkah laku agama dan kesadaran agama.1

Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa psikologi


agama yakni ilmu pengetahuan yang membahas pengaruh agama dalam diri
seseorang dalam kehidupannya yaitu dalam berinteraksi dengan
Tuhan/Pencipta, sesama manusia dan lingkungannya.

1
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008). h. 16

3
4

B. Sejarah Perkembangan Psikologi Agama


Berdasarkan sumber barat, para ahli Psikologi Agama menilai bahwa
kajian mengenai Psikologi Agama populer sekitar abad ke-19. Sekitar masa itu
psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagi alat untuk kajian
agama. Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara
bertingkah laku, berpikir, dan mengemukakan perasaan keagamaan.

Menurut Touless, sejak terbitnya buku The Varieties of Religious


Eksperoence tahun 1903 bahwa langkah awal dari kajian Psikologi Agama
mulai diakui para ahli psikologi dan dalam jangka waktu tiga puluh tahun
kemudian. Sejak saat itu, kajian-kajian tentang Psikologi Agama tampaknya
tidak hanya terbatas pada masalah-masalah yang menyangkut kehidupan
keagamaan secara umum, melainkan juga masalah-masalah khusus. Di tanah
air sendiri tulisan mengenai Psikologi Agama ini baru dikenal sekitar tahun
1970, yaitu oleh Zakiah Daradjat.2

Perkembangan Psikologi Agama yang cukup pesat ini antara lain


ditandai dengan terbitnya berbagai karya tulis, baik berupa buku maupun
artikel dan jurnal yang memuat kajian tentangbagaimana peran agama dan
kehidupan manusia. Dengan demikian, Psikologi Agama kini telah memasuki
bidang kehidupan manusia, sejak dari rumah tangga, sekolah, institusi
keagamaan, rumah-rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, dan bahkan ke
lembaga kemasyrakatan. Berdasarkan pemaparan di atas, sejarah
perkembangan Psikologi Agama dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perkembangan di Barat
Perkembangan psikologi agama di Barat mengalami pasang surut.
Bersamaan dengan perkembangan psikologi modern, pada tahun 1890- an,
psikologi berkembang pesat. Tetapi pada tahun 1930-1950 psikologi agama
mengalami penurunan. Setelah itu meningkat lagi, bahkan berkembang

2
Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000). h.1
5

pesat pada tahun 1970 sampai sekarang. 3 Menurut Thouless, sejak terbitnya
buku The Varietes of Religion Experience tahun 1903, sebagai kumpulan
kuliah William James di empat Universitas di Skotlandia, maka langkah
awal kajian psikologi agama mulai diakui oleh para ahli psikologi dan dalam
jangka waktu tiga puluh tahun kemudian, banyak buku-buku lain diterbitkan
dengan konsep-konsep yang serupa.
Di antara buku-buku tersebut adalah The Psychology of Religion
karangan Edwind Diller Starbuck, yang mendahului karangan Wlilliam
James. Buku E.D. Starbuck yang terbit tahun 1899 ini kemudian disusul
sejumlah buku lainnya seperti The Spiritual Life oleh George Albert Coe,
tahun 1900, kemudian The Belief in God and Immortality (1921) oleh H.J.
Leuba dan oleh Robert H. Thouless dengan judul An Introduction on the
Psycology of Religion tahun 1923 serta R.A. Nicholson yang khususnya
mempelajari mengenai aliran Sufisme dalam Islam dengan bukunya Studies
in Islamic Mysticism, tahun 1921.
2. Perkembangan di Timur
Didunia Timur, khususnya diwilayah-wilayah kekuasaan Islam,
tulisan-tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa belum sempat
dimasukkan. Padahal, tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar diabat ke-7
masehi berjudul Al-Siyar wa al-Maghazi memuat berbagai fragmen dari
biografi Nabi Muhammad SAW, atau pun Risalah Hayy Ibn Yaqzan fi Asrar
al-Hikmat al-Masyriqiyyat yang juga ditulis oleh Abu Bark Muhammad ibn
Abd Al-Malin ibn Tufai (1106-1185 M) juga memuat masalah yang erat
kaitannya dengan materi psikologi agama.4
Demikian pula karya besar Abu Hamid Muhammad al-ghazali
(1059-1111 M) berjudul Ihya' 'Ulum al-Din, dan juga bukunya AlMunqidz
min al-Dhalal (Penyelamat dari Kesesatan) yang sebenarnya, kaya akan
muatan permasalahan yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama.

3
Heny Narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama. cet-1. (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007). h.1
4
Prof. Dr. H. Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Rajagrafindo Perasada, 2007). h.10
6

Diperkirakan masih banyak tulisantulisan ilmuwan Muslim yang berisi


kajian mengenai permasalah serupa, namun sayangnya karya-karya tersebut
tidak dapat dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri, yaitu Psikologi
Agama seperti halnya yang dilakukan oleh kalangan ilmuwan Barat.
3. Perkembangan di Indonesia
Adapun ditanah air perkembangan Psikologi Agama dipelopori oleh
tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang profesi ilmuwan, agamawan, dan
bidang kedokteran. di antara karya-karya awal yang berkaitan dengan
Psikologi Agama adalah buku Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa (1965),
tulisan H. Aulia. Kemudian Tahun 1975, Djam’an menulis buku Islam dan
Psikosomatik. Nici Syukur Lister, menulis buku Pengalaman dan Motivasi
Beragama: Pengantar Psikologi Agama.
Adapun pengenalan Psikologi Agama di lingkungan perguruan
tinggi dilakukan oleh H. A Mukti Ali dan Zakiah Darajat. Buku-buku yang
khusus mengenai Psikologi Agama banyak dihasilkan oleh Zakiah Darajat,
antara lain: Ilmu Jiwa Agama (1970), Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental (1970), dan Kesehatan Mental. Hasan Langgulung juga menulis
buku Teori-teori Kesehatan Mental yang juga ikut memperkaya khazanah
bagi perkembangan Psikologi Agama di Indonesia.
Pesatnya perkembangan Psikologi Agama pada era dewasa ini
ditunjang oleh kajiannya yang mencakup kehidupan pribadi dan kelompok
maupun perkembangan usia manusia, juga mengarah menjadi Psikologi
Terapan yang banyak manfaatnya. Selain itu, perubahan pola pikir manusia
moderen yang mulai mengalami kejenuhan hidup dan berusaha mencari
ketenangan hidup dengan cara kembali kepada ajaran-ajaran agama juga
turut mempengaruhi perkembangan ilmu Psikologi Agama itu sendiri.
Terapi yang dilakukan dengan berdasarkan pada ajaran-ajaran agama
banyak diminati orang, karena dianggap efektif dalam membentuk
ketenangan jiwa
7

C. Objek Kajian Psikologi Agama


Berangkat dari beberpa pengertian tentang psikologi agama yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti Robert H. Thouless berpendapat
bahwa psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan
mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap
perilaku bukan kagamaan. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, psikologi
agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan
tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di samping itu juga psikologi
agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada
seseorang, serta faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.5

Psikologi yang merupakan bidang ilmu yang mempelajari jiwa


seseorang melalui gejalah perilaku yang dapat diamati. Menurut Zakiah
Daradjat perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi
oleh keyakinan yang dianutnya. Seseorang ketika berjumpa saling
mengucapkan salam, hormat kepada kedua orang tua, rela berkorban demi
kebenaran, dan sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat
dijelaskan melalui ilmu jiwa agama.

Karena pengalaman agama setidaknya menjadi fase pengembangan


mulai dari anak-anak dari berbagai problem yang kompleks yang kemudian
membebaskan, karena eksistensi individu mampu merasakan sesuatu yang ada
di luar dirinya, sehingga memunculkan pengalaman yang mampu memberikan
kebahagiaan, walaupun ada perbedaan manifestasi pengalaman agama. Dari
beberapa penjelasan di atas, dapat di klasifikasikan ada beberap objek kajian
psikologi agama antara lain:

1. Psikologi Agama (Psycohology of Religion) yang objek pembahasannya,


yaitu bagaimana perkembangan kpercayaan kepada tuhan dari masa anak-

5
Ibid. h. 15
8

anak samapai dewasa, dan kapan terjadi kematangan hidup beragama


seseorang, serta bagaimana perbedaan tingkah laku orang yang telah
beragama dengan yang tidak beragama.
2. Kesadaran yang merupakan suatu yang ada di dalam pikiran, muncul dalam
hati dan termanifestasi dalam tindakan, seperti ibadah. Kemudian
munculnya pengalaman agama yaitu munculnya aspek perasaan (damai,
tenang dan sebagainya). Dengan demikian maka muncul proses beragama,
yaitu proses psikologis terjadinya perilaku keagamaan, dan terakhir
tejadinya pengaruh agama terhadap perilaku.
3. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut
menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan
tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah
berdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan
menyerahkan diri kepada Tuhannya ketika dalam keadaan sedik ataupun
kecewa.
4. Mengkaji, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan yang akan
adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
5. Bagaimana perasaan dan pengelaman seseorang secara individu terhadap
Tuhannya, misalnya rasa tenang dan kelegaan batin.

D. Metode Kajian Psikologi Agama


Psikologi yang merupakan bidang ilmu yang mempelajari jiwa
seseorang melalui gejalah perilaku yang dapat diamati. Menurut Zakiah
Daradjat perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi
oleh keyakinan yang dianutnya. Seseorang ketika berjumpa saling
mengucapkan salam, hormat kepada kedua orang tua, rela berkorban demi
kebenaran, dan sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat
dijelaskan melalui ilmu jiwa agama. Ilmu jiwa agam tidak mempersoalkan
benar atau salahnya suatu agama yang dianut, namun yang penting dalam
pendekatan ini adalah melihat gejala- gejala keagamaan yang dapat dijelaskan
9

melalui ilmu jiwa, seperti bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat


pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.6

Dalam kajian psikologi agama ada beberapa metode yang dapat


digunakan dalam penelitian, antara lain:

1. Dokumen pribadi (personal document), metode ini digunakan untuk


mempelajari tentang bagaimana pengelaman batin seseorang dalam
hubungannya dengan agama. Untuk memperoleh informasi mengenai hal
tersebut maka cara yang ditempuh adalah mengumpulkan dokumen pribadi
seseorang. Dokumen tersebut mungkin berupa autobiografi, biografi atau
tulisan yang dibuatnya.
2. Kuesioner dan Wawancara.
Metode kuesioner dan wawancara digunakan untuk meneliti proses
jiwa beragama pada orang yang masih hidup. Metode ini misalnya, dapat
digunakan untuk mengetahui prosentase tentang apa yang diyakini orang
pada umumnya tentang sikap beragama, ketekunan beragama dan
sebagainya. Dalam penerapannya, metode kuesioner dan wawancara
dilakukan dalam berbagai bentuk. Di antara cara yang digunakan adalah
teknik pengumpulan data melalui:
a. Pengumpulan Pendapat Masyarakat (Public Opinion Polls)
Teknik ini merupakan gabungan antara kuesioner dan wawancara.
Cara mendapatkan data adalah melalui pengumpulan pendapat
khalayak ramai. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai
dengan klasifikasi yang sudah dibuat berdasarkan kepentingan
penelitian.
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktorfaktor
yang menyebabkan perbedaan khas dalam diri seseorang berdasarkan
pengaruh tempat dan kelompok

6
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers., 2006). h.50
10

c. Tes (Test)
Tes digunakan dalam upaya untuk mempelajari tingkah laku
keagamaan seseorang dalam kondisi tertentu. Untuk memperoleh
gambaran yang diinginkan, biasanya diperlukan bentuk tes yang sudah
disusun secara sistematis.
d. Eksperimen
Teknik Eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah
laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja
dibuat.
e. Observasi melalui Pendekatan Sosiologi dan Antropologi
(Sociological And Anthropological Observation)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan
mempelajari sifat-sifat manusiawi orang per orang atau kelompok.
Selain itu juga menjadikan unsur-unsur budaya yang bersifat materi
(benda budaya) dan yang bersifat spiritual (mantra, ritus) yang dinilai
ada hubungannya dengan agama.
f. Studi Kasus. Studi Kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan
dokumen, catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus
tertentu.
g. Survei. Metode ini biasanya digunakan untuk penelitian sosial yang
bertujuan untuk penggolongan manusia dalam hubungannya dengan
pembentukan organisasi dalam masyarakat. Karena survey yang
dilakukan dilakukan dengan berbagai metode , termasuk studi kasus
maka hasil yang diperoleh biasanya lebih baik dan dapat
menggambarkan hasil pengamatan lebih teliti.
11

E. Psikologi Agama dalam Islam


Secara terminologi, memang psikologi agama tidak dijumpai dalam
kepustakaan Islam klasik, karena latar belakang sejarah perkembangannya
bersumber dari literatur barat dan di kalangan ilmuan barat yang mula-mula
menggunakan sebutan psikologi agama adalah Edwin Diller Starbuck, melalui
karangannya Psycholigy of Religion yang terbit tahun 1899. Namun hal ini
tidak berarti bahwa di luar itu studi yang berkaitan dengan psikologi agama
belum pernah dilakukan oleh para ilmuan non barat.

Meskipun di kalangan ilmuan muslim kajian-kajian dalam psikologi


agama mulai dilakukan secara khusus sekitar pertengahan abad ke-20, namun
permasalahan yang ada sangkut pautnya dengan kajian ini sudah berlangsung
sejak awal perkembangan Islam. Kenyataan ini dapat dilihat dari berbagai
konsep ajaran Islam yang dapat dijadikan acuan dalam studi psikologi agama.

Sudah sejak lama Alquran menginformasikan bahwa manusia sebagai


makhluk ciptaan tuhan memiliki sosok diri yang terbentuk dari unsur fisik dan
non fisik. Secar anatomis, pemahaman unsur fisik tak jauh berbeda dari konsep
manusia menurut pandangan ilmuan barat, meskipun dalam pengertian khusus
konsep Islam tentang manusia lebih rinci.

Dalam pengertian umum, Alquran menyebut manusia sebagai bani


adam. Konsep ini untuk menggambarkan nilai-nilai universal yang ada pada
diri setiap manusia tanpa melihat latar belakang perbedaan jenis kelamin, ras,
dan suku bangsa ataupun aliran kepercayaan masing-masing. Bani adam
menggambarkan tentang kesamaan dan persamaan manusia yang tampak lebih
ditekankan pada aspek fisik.

Selanjutnya manusia menurut pandangan Islam juga dipandang sebagai


makhluk psikis. Dari sudut pandang ini, pemahaman manusia berdasarkan
aspek psikis ini sama sekali berbeda dengan pandangan ilmuan barat.
Umumnya, pemahaman barat tentang aspek psikis manusia terbatas pada
unsur-unsur kognisi ruh dan akal merupakan potensi manusia yang dapat
12

dikembangkan. Tetapi yang jelas unsur-unsur psikis manusia itu menurut


konsep Islam senantiasa dihubungkan dengan nila-inilai agama.

Meskipun unsur ruh yang menjadi bagian dari psikis hanya dijelaskan
melalui informasi yang sangat terbatas, namun ruh dapat diartikan sebagai
unsur psikis yang mengisyaratkan manusia mempunyai kecenderungan yang
berbeda-beda. Kemudian unsur akal merupakan unsur psikis manusia yang
mencakup dorongan moral untuk melakukan kebaikan dan menghindarkan
kesalahan karena adanya kemampuan manusia untuk berpikir dan memahami
persoalan.

Beranjak dari pendekatan konsep Islam tentang manusia, terungkap


bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang memiliki hubungan makhluk-
khalik secara fitrah. Untuk menjadikan hubungan tersebut berjalan normal
maka manusia dianugerahkan berbagai potensi yang dipersiapkan untuk
kepentingan pengaturan hubungan tersebut.

Jika dikaji secara cermat sebenarnya permasalahan yang berkaitan


dengan psikologi agama memang sudah ada sejak permulaan pengembangan
Islam. Tetapi karena ajaran agama Islam merupakan ajaran yang berpusat pada
upaya pembentukan akhlak yang mulia dalam upaya memenuhi tuntutan agar
dapat menjadi pengabdi Allah yang patuh, maka Islam cenderung dilihat dari
aspek ajaran yang tunggal, yaitu agama.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Zakiah Daradjat, psikologi agama adalah meneliti dan


menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar
pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan
hidup pada umumnya. Secara umum onjek kajian psikologi agama adalah
bagaimana perkembangan kepercayaan kepada tuhan dari masa anak- anak
sampai dewasa, dan kapan terjadi kematangan hidup beragama seseorang, serta
bagaimana perbedaan tingkah laku orang yang telah beragama dengan yang
tidak beragama. Adapun metode kajian yang dapat digunakan dalam psikologi
agama adalah dokumen pribadi, kuesioner dan wawancara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers., 2006.

Bambang Syamsul Arifin. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Heny Narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro. Psikologi Agama. cet-1. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007.

Prof. Dr. H. Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Rajagrafindo Perasada,


2007.

Robert H. Thouless. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2000.

14

Anda mungkin juga menyukai