Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Psikologi Agama/Ilmu Jiwa Agama
Dosen Pengampu : Muhammad Feri Fernadi M.Pd

Disusun Oleh :

FAHMI ROSIDI
NIM : 2127101010904

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FALKULTAS AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM ANNUR LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Psikologi Agama ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah Psikologi Agama ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Psikologi Agama ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Psikologi Agama
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Batam, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Rumusan Masalah …………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………...

A. Definisi Psikologi Agama ..............................................................

B. Ruang Lingkup Psikologi Agama ...................................................

C. Peran Psikologi Agama dalam kehidupan ………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi,
kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama
karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.
Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa
dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam
dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan
seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses
pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang
ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan
atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Ketika mengkaji psikologi agama, seseorang dihadapkan pada dua hal yakni
“psikologi” dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian dan penggunaan
yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kajian aspek yang sama yaitu aspek
batin manusia. Memang, manusia mungkin saja memanipulasi apa yang dialaminya
secara kejiwaan, hingga terlihat berbeda dalam sikap dan tingkah lakunya, bahkan
mungkin bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk membahas lebih lanjut
mengenai psikologi agama, maka dalam makalah berikut akan diuraikan tentang
pengertian, sejarah, metode, dan psikologi agama dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah
sederhana sebagai berikut:

1. Apa pengertian psikologi agama?


2. Apa saja Ruanglingkup Psikologi Agama?
3. Bagaimana peran Psikologi Agama dalam kehidupan manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Psikologi Agama


Psikologi agama merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing. Upaya
untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan
psikologi. Tegasnya psikologi agama mempelajari dan meneliti fungsi-fungsi jiwa yang
memantul dan memperlihatkan diri dalam perilaku dan kaitannya dengan kesadaran dan
pengalaman agama manusia. Psikologi agama berbeda dari cabang-cabang psikologi
yang lainya, karena dihubungkan dengan dua bidang pengetahuan yang berlainan.
Sebagian harus tunduk kepada agama dan sebagian lainnya tunduk kepada ilmu jiwa
(psikologi). Sebagaimana telah diketahui bahwa psikologi agama sebagai salah-satu
cabang dari psikologi, merupakan ilmu terapan.

Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu “psikologi” dan “agama”. Kedua
kata tersebut memiliki pengertian dan penggunaan yang berbeda, meskipun keduanya
memiliki aspek kajian yang sama yaitu aspek batin manusia. Kata psikologi (ilmu jiwa)
dipergunakan secara umum untuk ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.

1. Pengertian Psikologi
Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa
manusia yang normal, dewasa, dan beradab. Menurut Robert H. Thouless,
mendefinisikan psikologi sebagai ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia.
Menurut Plato dan Aristoteles psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat
manusia. Secara umum psikologi adalah sebuah ilmu yang meneliti dan mempelajari
sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yang
berada di belakangnya.

2. Pengertian Agama
Berikutnya kata agama juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan
kehidupan batiniah manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur
secara tepat dan terperinci. Hal ini pula yang menyulitkan para ahli untuk
mendefinisikan yang tepat tentang agama. J.H. Leube dalam bukunya A Psychological
Study of Religion telah memasukkan lampiran yang berisi 48 definisi agama, tampaknya
juga belum memuaskan. Max Muller berpendapat bahwa definisi agama secara lengkap
belum tercapai kerena penelitian terhadap agama terus dilakukan dan para ahli masih
menyelidiki asal-usul agama. Edward Burnett Tylor berpendapat bahwa definisi
minimal agama adalah “kepercayaan kepada wujud spiritual” (the belief in spiritual
beings).

Agama berasal dari bahasa Sanskirit. Harun Nasution merunut pengertian agama
berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-
Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab kata ini
mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religi atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Emile
Durkheim berpendapat agama adalah alam gaib yang tidak dapat diketahui dan tidak
dapat dipikirkan oleh akal manusia sendiri.

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana agama adalah suatu sistem kelakuan dan
perhubungan manusia yang berpokok pada perhubungan manusia dengan rahasia
kekuatan dan kegaiban yang tidak berhingga luas, mendalam dan mesranya, sehingga
memberi arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya. Agama
adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah
memberikan orientasi, motivasi, dan membantu manusia untuk mengenal dan
menghayati sesuatu yang sakral.

3. Pengertian Psikologi Agama


Psikologi Agama menurut Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat ialah meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisme yang bekerja dalam diri
seseorang. Karena cara seseorang berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku tidak
dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan masuk ke dalam kontribusi
kepribadiannya. Dr. Nico Syukur Dister berpendapat psikologi agama adalah ilmu yang
menyelidiki pendorong tindakan-tindakan manusia, baik yang sadar maupun yang tidak
sadar, yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap ajaran/wahyu “Nan Illahi”
(segala sesuatu yang bersifat dewa-dewa) yang juga tidak terlepas dari pembahasan
hubungan manusia dengan lingkungannya.

Dari pendapat para ahli tersebut tentang psikologi agama dapat diambil pengertian
secara umum, psikologi agama yaitu ilmu pengetahuan yang membahas pengaruh
agama dalam diri (kognitif = pengetahuan, afektif = perasaan/sikap, behavior = perilaku
atau tindakan) seseorang dalam kehidupannya yaitu dalam berinteraksi dengan
Tuhan/Pencipta, sesama manusia dan lingkungannya.

B. Ruang lingkup Psikologi Agama

Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup
pemabahasannya tersendiri.

Ruang lingkup psikologi agama menurut Daradjat dalam Saifuddin (2019: 15 –


16) pada buku yang berjudul Psikologi Agama: Implementasi Psikologi untuk
Memahami Perilaku Agama.

1. Kesadaran agama, yakni setiap bagian dari agama yang hadir dan dirasakan
dalam pikiran dan jiwa individu yang merupakan aspek mental dari aktivitas
beragama.
2. Pengalaman agama, yaitu unsur perasaan atau afeksi dalam kesadaran agama
yang membawa individu pada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan.

Adapun ruang lingkup psikologi agama menurut Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor
adalah:

1. Kegiatan ibadah seseorang, meliputi ubudiyah dan maumalah.


2. Gerakan-gerakan kemasyarakatan yang muncul dari masyarakat yang
beragama.
3. Budaya-budaya yang ada dalam masyarakat, akibat pengalaman agama.
4. Suasana keagamaan dalam lingkungan hidup, seiring dengan kesadaran
beragama yang ada dalam masyarakat

Prof Dr. Zakiah Daradjat mengkaji ruang lingkup psikologi agama sebagai berikut:

Perubahan Emosional

Pergantian emosi dalam diri manusia ikut serta mencapuri kehidupan, seperti
misalnya rasa lega, bahagia, rasa tenang, rasa pasrah sesudah melakukan ibadah
menurut kepercayaan orang tersebut. Rasa tersebut sangat bergelut dalam melakukan
kegiatan yang bertentangan dengan ajaran agama atau meninggalkan ibadah karena
termasuk hal yang berdosa.
Perubahan ini juga berpengaruh pada sisi afeksi dan kondisi manusia. Hal
tersebut dapat dinilai dari bagaimana pengalaman dan perasaan yang telah dialami
individu ketika menjalankan agamanya atau ibadahnya.
Mempelajari serta meneliti pengaruh kepercayaan dunia dan akhirat, bahwa
masih ada kehidupan yang kekal setelah kematian. Pengaruh terhadap keyakinan itu
termasuk ketaatan yang lebih tinggi untuk mencapai kedamaian dunia yang
sesungguhnya di akhirat, serta keyakinan terhadap adanya hari pembalasan terhadap
kesalahan yang telah dikerjakan di dunia yang fana. Pembalasan atas apa yang
dilakukan di dunia akan mendapatkan tempat di akhirat yaitu surga atau neraka.

Kepercayaan dan Pengaruhnya

Mempelajari kepercayaan manusia terkait surga dan neraka dan dosa serta
pahala yang diyakini membawa mereka pada tempat tersebut. Dengan keyakinan
bahwa perbuatan dosa atau pahala akan menuntun manusia untuk berbuat baik dan
menjauhi larangannya. Mempelajari dan mengkaji bagaimana pengaruh
kepercayaan serta penghayatan manusia terhadap ayat- ayat suci dalam kitab
keagamaannya masing-masing dengan kedamaian hati.

C. Peran Psikologi Agama Dalam Kehidupan

Psikologi agama memiliki peran yang erat dengan kebaikan dan keburukan
seseorang dalam keseharian, banyak tindakan yang berdasar karena keyakinan atau
karena agama. Dalam kesempatan kali ini penulis akan menguraikan lebih lanjut
mengenai 13 peran psikologi agama dalam kehidupan, yuk simak selengkapnya
berikut.

1. Hubungan Keluarga
Psikologi agama dalam kehidupan sehari hari akan mempengaruhi bagaimana
seseorang memperlakukan keluarganya, bagaimana ia mengajarkan pendidikan
dan kebaikan pada anak anaknya, agama berhubungan erat dengan cara
memperlakukan orang lain, bagaimana ia bersikap dan memperlakukan
keluarganya, dipengaruhi dari apa yang diajarkan pada agamanya. (Baca juga
mengenai cara mengatasi emosi dalam keluarga).
2. Karakter Seseorang
Bagaimana karakter seseorang terbentuk juga merupakan pengaruh kuat dari
psikologi agama yang dimilikinya. Apa yang diajarkan orang tua dan
lingkungannya sejak kecil serta apa yang ia pelajari sendiri dalam hatinya
mengenai kebaikan yang ditanamkan agamanya, misalnya ialah seseorang yang
terbiasa belajar untuk berbuat baik sejak kecil seperti sikap tolong menolong dsb
yang berhubungan dengan karakter, hal itulah yang akan menjadi kebiasaannya
hingga ia dewasa.

3. Pandangan Umum
Pandangan umum ialah sesuatu yang menjadi titik sudut mengenai apa saja
hal yang berada di lingkungannya, sering kita melihat orang yang begitu mudah
berprasangka buruk pada sekitarnya dan orang yang begitu mudah untuk
berprasangka baik sekalipun terhadap orang yang pernah berbuat buruk padanya,
hal itu diperoleh dari apa yang ia miliki dari keyakinannya dalam beragama.

4. Hubungan Masyarakat
Yaitu cara ia bersosialisasi dengan masyarakat, ada berbagai keyakinan yang
berpengaruh, seperti agama yang mengajarkan toleransi dan pemeluknya
memahami dan melaksanakan dengan kesunggguhan, ada pula yang memiliki
pandangan agama yang sempit sehingga ia hanya berhubungan dengan
masyarakat yang memiliki keyakinan sama dengannya, hubungan dengan
masyarakat tersebut didapat karena ajaran agama yang ia yakini.

5. Respon Terhadap Masalah


Peran psikoloi agama dalam kehidupan akan mempengaruhi bagaimana
seseorang bersikap dan memberi respon terhadap maslaah yang dihadapi, ada
orang yang tenang dan ada pula yang memiliki karakter menggebu gebu ketika
menerima atau ketika mengerti suatu permasalahan, hal itu terjadi karena
kebiasaan yang ia terima dan dibiasakan oleh orang tuanya sejak kecil.
6. Cara Berfikir
Ialah cara seseorang untuk memahami kondisi sekitar dan berfikir mengenai
apa yang terjadi pada lingkungannya, bagaimana ia mengambil kesimpulan dan
bagaimana ia memahami sesuatu. Cara berfikir tentang diri sendiri dan orang lain
terjadi karena adanya peran psikologi agama dalam kehidupan yang ia jalani,
yakni tentang pandangan positif dan negatif yang melekat dalam hatinya.

7. Kecerdasan Spiritual
Ialah hal yang berhubungan dengan cara seseorang membawa diri
sehubungan dengan agama, banyak orang yang melakukan kesalahan dengan
alasan karena agama yang ia anut, padahal tentunya tidak ada agama yang
mengajarkan keburukan jika pemeluknya memahami dengan sungguh sungguh.
Kecerdasan spiritual itu terbentuk karena peran psikologi agama yang ia terima
yang berhubungan dengan pendidikannya.

8. Emosi
Ialah cara seseorang ketika berada dalam situasi terdesak atau ketika dalam
situasi yang bisa menimbulkan kemarahan, emosi timbul karena kebiasaan
penenangan diri yang dimilikinya yang dikontrol dari kecerdasan spiritualnya,
seringkali orang yang tidak memiliki ketenangan dan pemahaman agama
mendalam memiliki emosi yang mudah timbul dan mudah disesali oleh dirinya
sendiri dalam kehidupan sehari hari.

9. Kasih Sayang
Ialah bagaimana seseorang memiliki empati dan perasaan terhadap orang
lain, cara ia memperlakukan orang lain dan cara ia mengasihi sesama, kasih
sayang bisa timbul karena kebiasaan agama yang ia terima sejak kecil dan
bagaimana ia melihat orang orang di sekitarnya memperlakukan sesama, dari hal
itu timbul rasa kasih sayang dan cinta terhadap sesama.

10. Cara Menjalin Hubungan dengan Sesama


Peran psikologi agama dalam kehidupan ialah bagaimana ia menjalin
hubungan dengan sesama, ia menjadi orang yang terbuka atau menjadi orang yang
tertutup, ia menjadi orang yang suka bersosialisasi atau suka menyendiri, hal itu
terjadi karena ajaran agama yang dimilikinya, yakni yang juga mengajarkan
bagaimana berhubungan dan berbuat dengan orang lain.

11. Solidaritas
Peran selanjutnya ialah solidaritas yaitu perasaan empati terhadap sesama,
misanya ialah umat agama tertentu yang memiliki solidaritas kuat, jika di suatu
daerah atau tempat lain terdapat masalah atau terdapat pihak yang mengganggu
kaum tersebut maka ia juga akan turut berperan untuk menghilangkan gangguan
yang terjadi karena ia merasa sebagai satu kesatuan dalam keyakinan tersebut.

12. Perdamaian
Ialah peran yang terjadi karena cinta terhadap sesama dan keinginan untuk
menciptakan kerukunan baik itu pada keyakinan atau umat yang sama ataupun
dengan umat yang berbeda, keyakinan yang dalam akan membuat seseorang ingin
memiliki rasa damai dengan sekitar dan memiliki rasa untuk memperluas
kebaikan dengan sesama karena tidak menginginkan adanya masalah dengan
orang lain.

13. Hubungan dengan Lawan Jenis


Peran psikologi agama dalam kehidupan ialah bagaimana ia berhubungan
dengan lawan jenis, ada berbagai agama di dunia ini, ada yang memperbolehkan
untuk berhubungan atau bersentuhan secara wajar, ada pula yang melarang sebuah
hubungan walaupun itu hanya berpegangan atau bersentuhan kulit jika belum
memiliki hubungan yang resmi secara agama.

Hal itu akan mempengaruhi hubungan seseorang dengan lawan jenis, orang
yang memiliki pendalaman agama yang kuat tentunya tidak akan melakukan
hubungan dengan lawan jenis dengan bebas dan memperlakukan lawan jenisnya
dengan baik, yakni bersungguh sungguh untuk menjalin hubungan dan menjalin
hubungan dengan serius karena ia memiliki keyakinan hubungan dengan lawan
jenis juga akan menjadi nilai dalam agama yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran Psikologi Agama dalam kehidupan manusia bias dikatakan hampir
mencakup segala aspek kehidupan. Mulai dari cara berfikiri, tingkah laku
perbuatan dan juga masuk dalam ranah kejiwaan atau mental seseorang. Dengan
berlandaskan agama yang kuat, kepedulian terhadap agama, maka tentu akan
mampu menumbuhkan karakter manusia yang baik, sebagaimana yang
diharapkan oleh setiap orang atau bahkan setiap kelompok.
Memahami dasar-dasar ilmu Psikologi Agama akan memeberikan
wawasan dan keterampilan dalam menangani permasalahan yang terjadi pada
setiap orang baik secara individu maupun kelompok. Krisis moral dan adab
yang terjadi zaman ini adalah salah satu akibat ketidak fahaman terhadap ilmu
Psikologi Agama yang mencakup setiap karakter diri seseorang baik individu
maupun berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai