Disusun Oleh:
Ro'aeni (2008302127)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan Taufiq-Nya.
Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Sholawat beserta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammmad SAW. Semoga kita diberi rasa cinta
kepada beliau dengan Istiqomah melaksanakan sunnah Beliau sehingga karena itu kita mendapat
syafaat Beliau di Yaumul Qiyamah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eha Julaeha S.Ag. selaku Dosen Pengampu
pada Mata Kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Selanjutnya, kami
berharap semoga dengan adanya makalah ini, kami dapat memberikan gambaran tentang
pemahaman yang dapat saya simpulkan dari berbagai referensi, sehingga mendapatkan predikat
nilai tertinggi, menjadi ilmu yang bermanfaat serta Barokah.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi
menunjang pengembangan keilmuan kami. Semoga makalah yang kami sajikan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Hormat kami,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. LatarBelakang.................................................................................................1
B. RumusanMasalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran danHarapan..........................................................................................14
C. Kata Penutup..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan
manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena
manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa
bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat
mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi
kepercayan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan
akan beragama tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan
tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. Adanya perubahan itu
terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena
kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas
didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
Ketika mengkaji psiklogi agama, seseorang dihadapkan pada dua hal yakni “psikologi”
dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian dan penggunaan yang berbeda, meskipun
keduanya mempunyai kajian aspek yang sama yaitu aspek batin manusia. Memang, manusia
mungkin saja memanipulasi apa yang dialaminya secara kejiwaan, hingga terlihat berbeda dalam
sikap dan tingkah lakunya, bahkan mungkin bertentangan dengan keadaan yang
sebenarnya. Untuk membahas lebih lanjut mengenai psikologi agama, maka dalam makalah
berikut akan diuraikan tentang Pengertian dan Sejarah Perkembangan Psikologi Agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah pengertian dari psikologi agama?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan psikologi agama?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari psikologi agama.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan psikologi agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama merupakan gabungan dari dua kata yaitu psikologi dan agama. Kedua kata
ini memiliki pengertian yang berbeda.
1. Pengertian Psikologi.
Psikologi berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya
ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (ilmu jiwa).[1]
Psikologi Menurut Beberapa Ahli:
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku mansia.
Menurut plato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teentang
hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
Menurut Clifford T. Morgan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hewan.
Menurut H. Sumardi, MSI Psikologi adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari sikap serta
tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala jiwa yang berada di belakangnya.
Menurut Ricard H. Thouless Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku pengalaman manusia.
Menurut Jalaluddin Psikologi adalah imu yang mempalajari gejala jiwa manusia yanng normal,
dewasa, dan beradab.[2].
Barangkali masih banyak lagi definisi yang dikemukakan para ahli tentang psikologi. Tetapi
dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas secara umum psikologi mencoba meneliti
dan mempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan
yang berada dibelakangnya. Karena jiwa itu sendiri bersifat abstrak, maka untuk mempelajari
kehidupan kejiwaan manusia hanya mungkin dilihat dari gejala yang tampak, yaitu pada sikap
dan tingkah laku yang ditampilkannya.
Memang manusia mungkin saja memanipulasi apa yang dialaminya secara kejiwaan, hingga
dalam sikap dan tingkah laku terlihat berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan keadaan
yang sebenarnya. Mereka yang sebenarnya sedih, dapat berpura-pura tertawa. Ataupun karena
perasaan yang sangat gembira, dapat membuat sesorang menangis. Namun secara umum, sikap
dan perilaku yang terlihat adalah gambaran dari gejala jiwa seseorang. Sikap dan perilaku baik
yang tampak dalam perbuatan maupun mimik (air muka) umumnya tak jauh berbeda dari gejolak
batinnya, baik cipta, rasa dan karsanya.
2. Pengertian Agama.
Di dalam Agama menyangkut juga masalah yang berhubungan dengan batin manusia.
Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Banyak para ahli
yang berpendapat tentang arti agama, diantaranya :
Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau
Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan ( keyakinan tentang
dunia lain ). Ia mendefinisikan agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia
yang mencangkup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas dari pada dunia fisik yang
terikat ruang dan waktu -the spatio-temporal physical world ( dunia spiritual ).[3]
Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-
din, religi (relege, religare) dan agama. Dalam bahasa semit al-Din berarti undang-undang atau
hukum. Dalam bahasa Arab, kata Al-din (Agama) mengandung arti mengusai, menundukkan,
patuh, utang, balasan, kebiasaan. Dalam bahasa latin kata religi (relegere) berarti mengumpulkan
dan membaca ;yang kemudian menjadi kata religare yang berarti mengikat. Adapun kata Agama
(terdiri dari a=tidak dan gam=pergi) mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi
turun menurun.[4]
Bertitik tolak dari pengertian agama berdasarkan asal katanya tersebut menurut Harun
Nasution, intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksudkan berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Secara definitif,
menurut Harun Nasution, agama adalah[5] :
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengusai manusia.
3. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang
berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan
gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap
kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Selanjutnya, Harun Nasution merumuskan ada empat unsur yang terdapat dalam agama,
yaitu[6]:
a) Kekuatan gaib, yang diyakini berada di atas kekuatan manusia. Didorong oleh kelemahan dan
keterbatasannya, manusia merasa berhajat akan pertolongan dengan cara menjaga dan membina
hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. sebagai realisasinya adalah sikap patuh terhadap
perintah dan larangan kekuatan gaib itu.
b) Keyakinan terhadap kekuatan gaib sebagai penentu nasib baik dan nasib buruk manusia. Dengan
demikian manusia berusaha untuk menjaga hubungan baik ini agar kesejahteraan dan
kebahagiaannya terpelihara.
c) Respon yang bersifat emosionil dari manusia. Respon ini dalam realisasinya terlihat dalam
bentuk penyembahan karemna didorong oleh perasaan takut (agama primitif) atau pemujaan
yang didorong oleh perasaan cinta (monoteisme), serta bentuk cara hidup tertentu bagi
penganutnya.
d) Paham akan adanya yang kudus (sacred) dan suci. Sesuatu yang kudus dan suci ini ada kalanya
berupa kekuatan gaib, kitab yang berisi ajaran agama, maupun tempat-tempat tertentu.
B. SARAN
Sebelum membaca makalah ini, penulis menyarankan supaya pembaca memahami lebih
dahulu apa itu pengertian Psikologi Agama dan Sejarah Perkembangan Psikologi Agama .
Penulis berharap, setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami dan mengerti apa itu
pengertian Psikologi Agama dan Sejarah Perkembangan Psikologi Agama.
C. KATA PENUTUP
Demikian makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan,kita pelajari
mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal
alamin.
DAFTAR PUSTAKA
[13] Ibid., hlm. 58
[14] Jalaluddin, Lok.cit., hlm. 34
[15] Ibid., hlm. 35
[16] Ibid.,