Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aliffiyah Puteri Rahmayani

Nim: 2008302122
Kelas: KPI 3D
UTS MANAJEMEN DAKWAH
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam proses manajemen dakwah agar tujuan tercapai
dengan baik?
2. Bagaimana cara penyampaian dakwah kepada orang-orang yang memiliki perbedaan latar
belakang ?
3. Bentuk manajemen pemerintahan dan manajemen dakwah pada masa khulafaur Rasyidin
terdapat beberapa lembaga yang sangat berkontribusi dalam penembangan islam, apa saja
lembaga-lembaga tersebut!
4. Seperti kita ketahui bahwasanya manajemen sangat diperlukan dalam kegiatan dakwah, sebut
dan jelaskan fungsi-fungsi dari manajemen itu sendiri!
5. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas dan daya inovasi da'i dikalangan mahasiswa?
6. Dalam organisasi dakwah diperlukan kerjasam tim yang benar-benar kuat dan mengakar. Oleh
karena itu upaya apa yang harus dilakukan untuk memperkuat kerjasama dalam organisasi
dakwah? Jelas kan sesuai dengan materi yang sudah kita pelajari!
7. Struktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dakwah dalam
mencapaisasaran,karena sasaran dakwah itu dirumuskan dar istrategi organisasi.Lalu Apa saja
unsur unsur untuk memfokuskan struktur dan strategi organisasi dakwah?
8. Mengapa dalam penggerakan dakwah itu harus ada pemberian motivasi dan apakah pemberian
motivasi itu hal yang paling utama? Jelaskan
9. Struktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dakwah dalam
mencapaisasaran,karena sasaran dakwah itu dirumuskan dar istrategi organisasi.Lalu Apa saja
unsur unsur untuk memfokuskan struktur dan strategi organisasi dakwah?
10. Seperti apa contoh riel perencanaan dakwah jangka pendek dan jangka panjang dikalangan
mahasiswa serta sasarannya apa?
Jawaban :
1. Dalam kontek kegiatan dakwah, bahwa dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah
dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi, sebab dengan pemikiran secara masak
mengenai hal-hal apa yang harus dilaksanakan dan bagaimana cara melakukannya dalam
rangka dakwah itu, maka dapatlah dipertimbangkan kegiatankegiatan apa yang harus
mendapatkan prioritas dan didahulukan dan mana kegiatankegiatan yang harus
dikemudiankan. Atas dasar inilah maka kegiatan-kegiatan dakwah itu dapat diurutkan
dan diatur sedemikian rupa, tahap demi tahap yang mengarah pada pencapaian sasaran-
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Identik dengan istilah 'pluralisme' yang berarti 'beragam', pendapat orang tentang istilah
ini juga beraneka ragam pula. Secara harfiah pluralisme berarti jamak, beberapa berbagai
hal. keberbagaian atau banyak. Oleh karenanya sesuatu dikatakan plural pasti terdiri dari
banyak hal jenis, berbagai sudut pandang serta latar belakang.
Demikian juga dalam menyikapi pluralisme beragama. Sikap yang seyogyanya dilakukan
seseorang adalah dengan memahami dan menilai "agama" lain berdasarkan standar
mereka sendiri serta memberi peluang bagi mereka untuk mengartikulasikan
keyakinannya secara bebas. Alwi Shihab memberi gambaran cukup baik dalam
mengartikulasikan pluralisme agama. Menurutnya, "Pluralisme agama adalah bahwa tiap
pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak orang lain”, tetapi juga
terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan, guna tercapainya kerukunan
dalam kebhinekaan. 7 Melalui pemahaman tentang pluralisme yang benar dengan diikuti
upaya mewujudkan kehidupan yang damai seperti inilah akan tercipta toleransi antar
umat beragama di Indonesia. Toleransi yang dimaksud tentu saja bukan toleransi negatif
(negatif tolerance) sebagaimana yang dulu-dulu sering terjadi, tetapi toleransi yang benar
adalah toleransi positif (positive tolerance). Sikap toleran yang disebut pertama adalah
sikap toleransi semu dan penuh dengan kepura-puraan. Toleransi jenis pertama ini
menganjurkan seseorang untuk tidak menonjolkan agamanya di hadapan orang yang
beragama lain.

3. Era Khulafaurrasyidin diawali oleh Abu Bakr al-Shiddiq yang memerintah selama dua
tahun (632-634 M), dilanjutkan oleh Umar bin aKhattab selama sepuluh tahun (634-644
M), Utsman bin Affan selama dua belas tahun (644-656 M) dan Ali bin Abi Thalib
selama lebih empat tahun (656-661 M). Kondisi di zaman Khulafaurrasyidin tidak jauh
berbeda dengan di zaman Nabi saw. Para khalifah pada umumnya hanya mengikut apa
yang ditinggalkan oleh Nabi Saw, sehingga masa pemerintahan mereka juga dinamakan
khilāfah ‘alā minhaj al-Nubuwwah (pemerintahan yang tegak di atas manhaj kenabian).
Para masa Khulafaurrasyidin, wilayah Islam semakin luas. Meliputi seluruh jazirah Arab,
wilayah Syam, sebagian Afrika dan Eropa. Wilayah yang luas itu diorganisasi menjadi
beberapa wilayah dan dipimpin oleh seorang wali, baik wāli shalat (memimpin shalat dan
sebagai simbol tugas mengurusi kepemimpinan/pemerintahan) maupun wāli māl (hanya
mengurusi zakat dan urusan harta lainnya).

4. Fungsi Perencanaan dakwah adalah suatu proses penetapan tujuan dan sasaran dakwah
serta cara mencapainya melalui pelbagai kegiatan dakwah dengan memperhitungkan
kemungkinankemungkinan yang akan terjadi, serta melibatkan semua sumber daya yang
dapat mendukung keberhasilan dakwah. Eksistensi perencanaan dalam melakukan
dakwah menjadi aspek yang sangat penting dan deterministik dalam upaya mencapai
tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Begitu pentingnya perencanaan, sehingga muncul
ungkapan Dean R. Sprizer, yaitu Those who fail to plain, plain to fail ( siapa yang gagal
dalam membuat rencana, sesungguhnya ia sedang merencanakan sebuah kegagalan ).
Sebaliknya dapat dikatakan bahwa siapa yang berhasil membuat rencana, sebagai contoh
adalah perencanaan dakwah, maka sesungguhnya ia sedang merencanakan sebuah
keberhasilan dakwah. Ini berarti bahwa menyusun perencanaan sebelum melakukan
dakwah adalah sangat urgen.

5. Kreativitas merupakan bagian tak terpisahkan dari pemikiran sivitas akademika kampus
terutama mahasiswa, dimana kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan hal
baru yang belum pernah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru tersebut
dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sendiri, dapat juga berasal dari
informasi dan pengalaman sebelumnya mengenai hal yang akan diciptakan, kemudian
pencipta melakukan penggabungan dan pembaharuan dari karya maupun gagasan yang
pernah ada untuk menghasilkan karya maupun gagasan yang baru, dan berbeda dengan
karya yang telah ada sebelumnya. Kreativitas sebagai sebuah proses atau kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berpikir,
serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)
suatu gagasan. Pengertian ini lebih menekankan aspek proses perubahan (inovasi dan
variasi). Menemukan cara di luar hal yang biasa atau Thinking out of the box, sangat di
tuntut oleh semua pihak sehingga muncul istilah pemikiran “antimeanstream”. Sebagai
mahasiswa kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Kreatif dalam menemukan ide
baru dan inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk mensiasati permasalahan yang ada.
Menurut para ahli, seseorang yang kreatif bukanlah selalu menemukan hal baru, namun ia
selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat
oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan
sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang berbeda dari cara-cara
yang biasa. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, bermanfaat, meskipun
kadang tidak dapat diimplementasikan. 

6. Salah satu cara untuk memperkuat kerjasama dalam organisasi dakwah adalah
membangun kepercayaan  dalam organisasi. Kondisi saling memercayai harus dibangun
walaupun memerlukan waktu. Ini penting karena kepercayaan (trust) yang bijak dan
cerdas adalah hal yang dapat mengubah sesuatu atau mewujudkan dinamika menuju
perubahan yang diharapkan.
Dalam organisasi, kemampuan untuk membangun, menumbuhkan, menjaga dan
mengembalikan semua kepercayaan para pemangku kepentingan maupun rekan kerja
merupakan kunci sinergi.Membangun trust berarti memikirkan suatu kepercayaan dalam
cara yang positif, membangun langkah demi langkah, komitmen demi komitmen.
Jika trust dianggap sebagai sebuah bentuk resiko dan penuh ancaman, maka tidak ada hal
positif yang bisa kita dapatkan. Memang trust selalu berdampingan dengan
ketidakpastian, tapi kita harus berusaha membuat diri kita sendiri untuk berpikir bahwa
ketidakpastian tersebut sebagai sebuah kemungkinan dan kesempatan, bukan sebagai
halangan.
Trust merupakan sesuatu hal yang penting bagi sebuah hubungan karena di dalamnya
terdapat kesempatan untuk melakukan aktivitas yang kooperatif, pengetahuan, self-
respect, dan nilai moral lainnya.

7. Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini,
yaitu: Pertama, Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan.
Dengan demikian, starategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai
pada tindakan. Kedua, Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur
keberhasilannya.

8. Bukan paling utama namun Motivasi dalam dakwah adalah untuk dorongan dalam diri


seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam
mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di
akhirat.

9. Dalam organisasi terdapat sejumlah orang, adanya tujuan bersama, interaksi setiap orang
dalam organisasi mempunyai tujuan pribadi dan interaksi itu selalu diarahkan untuk
tujuan bersama. manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan. Pengorganisasian
dalam proses dakwah sangatlah penting sebab pada proses pengorganisasian ini akan
menghasilkan sebuah rumusan struktur organisasi dakwah dan pendelegasian wewenang
serta tanggung jawab. Dengan empat langkah yang telah dikemukakan sebelumnya dalam
rangka pengorganisasian tersebut, maka tersusunlah suatu pola atau bentuk kerjasama
dakwah, dimana masing-masing orang yang mendukung usaha kerjasama itu mengetahui
pekerjaan apa yang harus dilaksanakan, sampai sejauh mana wewenang masing-masing
serta jalinan hubungan antara satu dengan yang lain dalam rangka usaha kerjasama itu.

10. Rencana jangka pendek adalah rencana dengan asumsi kerangka waktu paling tidak
selama satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang adalah rencana dengan kerangka
waktu tiga tahun keatas. Untuk jangka menengah adalah periode waktu diantara
keduanya.

Dalam program organisasi dakwah klasifikasi waktu ini biasa berlangsung sangat
fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan umat atau kondisi yang berlaku dalam hal ini
sebuah organisasi dapat merancang batas waktu berapa saja yang diinginkan untuk
tujuan-tujuan perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai