Anda di halaman 1dari 3

A.

Identitas

1. Nama dai/ daiyah : Kyai Haji Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)
2. Judul video : Orang Berilmu Banyak, Tapi yang Mengamalkan Sedikit
3. Durasi vidio : 17.06 menit
4. Metode dakwah yang digunakan : Dakwah Bil Lisan
5. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
6. Sasaran dakwah (Mad’u) : Bertujuan untuk meningkatkan keilmuan agama
7. Media dakwah : Youtube
8. Tema dakwah : Menyampaikan dauh Rasullullah SAW
9. Pesan dakwah : “jangan menangisi kepergian kyai maymun saja tetapi berdoalah karena
sebentar lagi kiamat ” di menit 11.58
10. Kelebihan dai dalam berdakwah : Menyampaikan Hadist Mutaffaqun alaih
11. Kekurangan dai dalam berdakwah : Tidak ada
12. Kritik dan saran : Tidak Ada
13. Alamat url/ link : https://youtu.be/W58h0ecaftQ
B. Analisis
Analisis saya terhadap ceramah gus mus diatas bahwa beliau menyampaikan dauh
rasulullah melalui hadist :

‫ من ال ِعبا ِد ولَ ِك ْن يَ ْقبِضُ ال ِع ْل َم‬Sُ‫ إِ َّن هللا ال يَ ْقبِضُ ال ِع ْل َم ا ْنتِزَا َعا ً يَ ْنت َِز ُعه‬:‫ وسلم‬S‫قال رسول هللا صلى هللا عليه‬
-‫ضلُّوا‬ َ َ‫ضلُّوا َوأ‬َ َ‫ فَ ُسئِلوا فَأ َ ْفتَوْ ا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ف‬، ً‫ْق عَالِ ٌم اتَّ َخ َذ الناس رؤ َسا ً ُجهَّاال‬
ِ ‫ْض ال ُعلَ َما ِء حتَّى إذا لَ ْم يُب‬
ِ ‫بِقَب‬
‫البخاري‬
 

Artinya :
Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggengam ilmu dengan sekali pencabutan
mencabutnya dari para hamba-Nya. Namun Dia menggengam ilmu dengan mewafatkan para
ulama. Sehingga, jika tidak disisakan seorang ulama, manusia merujuk kepada orang-orang
bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Maka
mereka tersesat dan menyesatkan. (HR Bukhari).
Beliau melanjutkan perkataanya seusai membacakan hadist “ kalau sudah habis
diambili semua ulama ulama maka orang-orang bingung ingin bertanya kepada siapa,
mengangkat pemimpin siapa, mau bertanya kepada siapa, mencari pedoman siapa. Karena
sudah langka.
Maka orang-orang bodoh dimintai fatwa, orang bodoh dirinya mudah bertakwa. Dan
tentu saja ketika ditanya menjawabnya tidak pakai ilmu, begitu lanjutnya.” Dan beliau
mengatakan bahwa saat ini apa yang dikatakan baginda nabi sudah terjadi contohnya sudah
langka ulama ulama sudah langka tuntunan, orang alim dan yang ada orang-orang bodoh yang
mulia mulutnya, mulia tulisanya tetapi tidak mulia perilakunya.
Kalau orang alim ngerti hadist, bisa baca quran itu banyak. Tetapi yang mengamalkanya
sedikit sekali yang berarti sia- sia ilmunya jika tidak diamalkan.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad memberikan nasihat kepada muridnya. Ia juga
menyampaikan sabda  Nabi Muhammad SAW tentang ancaman bagi orang berilmu yang
ilmunya tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.

‫اس َع َذابًا يَوْ َم القِيَا َم ِة عَالِ ٌم اَل يَ ْنفَ ُعهُ هللاُ ِب ِع ْل ِمه‬
ِ َّ‫أَ َش ُّد الن‬

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari
kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya."

Imam Al Ghazali kepada muridnya menyampaikan bahwa memberi nasihat itu mudah, yang
sulit adalah menerima nasihat. Karena nasihat bagi orang yang menuruti hawa nafsunya terasa
pahit, karena hal-hal yang dilarang dicintai oleh hatinya.

Orang-orang yang mencari ilmu hanya untuk pengetahuan, sementara mereka sibuk
mementingkan diri sendiri, nafsunya dan keindahan dunia. Mereka mengira ilmu tanpa amal
akan bisa menyelematkan dan mendatangkan kebahagiaan. Bahkan menyangka ilmu itu tidak
butuh diamalkan. Yang demikian itu adalah keyakinan para filsuf (yang keliru).

Mereka tidak tahu saat mereka mendapatkan ilmu tanpa diamalkan akan membahayakan
dirinya.
Karena pada dasarnya Aafatul ‘ilmi nis-yaan, begitulah bunyi sepenggal kata mutiara yang
cukup terkenal di kalangan bangsa Arab. “Bencana ilmu adalah lupa”, artinya.
Kesimpulan :
1. Urgensi mengmalkan ilmu Mengamalkan ilmu merupakan fardhu ‘ain bagi setiap
Muslim. Mengingat adanya ancaman-ancaman di dalam al-Qur’an bagi orang-orang yang
tidak mengamalkan ilmunya padahal ia mengetahui ilmu tersebut.
2. Ayat-Ayat yang Menyatakan Pentingnya Mengamalkan Ilmu
ِ ‫ص ٰ َرطَ ٱلَّ ِذينَ أَ ۡن َعمۡ تَ َعلَ ۡي ِهمۡ غ َۡي ِر ۡٱل َم ۡغضُو‬
a. Surat Al-Fatihah ayat 7 ٧ َ‫ب َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل ٱلضَّٓالِّين‬ ِ “(yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”
b. Qur’an surat At-Taubah ayat 122 ‫ة‬ٞ َ‫طٓائِف‬ َ ۡ‫ُوا كَٓافَّ ٗۚة فَلَ ۡواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ۡرقَ ٖة ِّم ۡنهُم‬
ْ ‫َو َما َكانَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ لِيَنفِر‬
١٢٢ َ‫ُوا قَ ۡو َمهُمۡ إِ َذا َر َجع ُٓو ْا إِلَ ۡي ِهمۡ لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡح َذرُون‬
ْ ‫ِّين َولِيُن ِذر‬
ِ ‫ُوا فِي ٱلد‬ ْ ‫“ لِّيَتَفَقَّه‬Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
c. Al-Qur’an surat Al-‘Ashr ayat 3 ‫اص ۡو ْا بِٱلص َّۡب ِر‬ ِّ ‫اص ۡو ْا بِ ۡٱل َح‬
َ ‫ق َوت ََو‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
َ ‫ت َوت ََو‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ْ ُ‫إِاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
٣ “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.”
3. Hukun orang yang tidak mengamalkan ilmu Meninggalkannya memilki konsekuensi yang
beragam, tergantung hukum dari amalan yang ditinggalkan, hukumnya bisa jadi kufur,
maksiat, makruh, atau mubah.

Anda mungkin juga menyukai