Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

URGENSI ILMU DAN ILMU YANG BERMANFAAT


DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH HADITS 2

Dr. H. Encep, MA

Di susun oleh :
Muhammad Raffie Jordiyanto
Diaz Saryani

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH


TINGGI AGAMA ISLAM AL KARIMIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami karunia nikmat dan
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ URGENSI ILMU DAN
ILMU YANG BERMANFAAT” dengan tepat pada waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Dr. H.
Encep, MA. Pada mata kuliah HADITS II, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sejarah, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi Agama, Bangsa
dan Negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang
sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

PEMAKALAH

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………….1
B. Rumus Masalah……………………………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………1

BAB II……………………………………………………………………………………………………………….. 2

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………2

A. Urgensi Ilmu ………………………………………………………………………………………….2


B. Ilmu yang Bermanfaat…………………………………………………………………………… 5

BAB III ...................................................................................................................... 8

PENUTUP ................................................................................................................. 8

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 8
B. SARAN…..……………………………………………………………………………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum merupakan bagian
dari ciri khas manusia. Dengan ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
akal manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga dapat
mengarahkan makhluk lain dan menjadi pemimpin diataas muka bumi.
Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak diimbangi
dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapa menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT.
Ilmu ulama sebagai control terhadap perkembangan ilmu sehingga kemajuan
sains dan tekhnologi tidak akan membawa manusia menjadi asing dan jauh dari
Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama dalam kehidupan masyarakat untuk
mencapai kemajuan dan kesejahteraan dan kebahagiaan dimuka bumi ini terlebihnya di
akhirat. Pada bab ini akan dibahas beberapa hadits yang menjelaskan tentang urgensi
ilmu dan ulama yang meliputi kemanfaatan ilmu, bahaya krisis ilmu agama dan ulama,
dan kewajiban mencari ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian urgensi ilmu
2. Apa hadist tentang ilmu bermanfaat

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hadist tentang urgensi ilmu
2. Mengetahui hadist tentang keutamaan orang menuntut ilmu dan kewajiban
menunutut ilmu

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Urgensi ilmu

‫ سمعت رسول هللا صلى‬:‫ قال‬، ‫عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما‬
ِ َّ‫ض ال ِع ْل َم ا ْنتِ َزاعا ً يَ ْنتَزعهُ ِم َن الن‬
‫ َول ِك ْن‬،‫اس‬ ُ ِ‫إن هللاَ الَ يَ ْقب‬
َّ :‫هللا عليه وسلم يقول‬
ُ َّ‫ ات َّ َخذَ الن‬،ً‫ق عَا ِلما‬
،ً‫اس ُرؤُوسا ً ُج َّهاال‬ ِ ‫ َحتَّى ِإذَا لَ ْم يُ ْب‬،‫اء‬ ِ ‫ض ال ِع ْل َم ِبقَ ْب‬
ِ ‫ض العُلَ َم‬ ُ ‫يَ ْق ِب‬
‫ضلُّوا‬ َ َ‫ ف‬،‫س ِئلُوا فَأ ْفتوا ِبغَ ْي ِر ِع ْل ٍم‬
َ ‫ضلُّوا َوأ‬ ُ َ‫ف‬

Terjemah Mufrodat
Mencabut ُ‫يَ ْق ِبض‬
Orang bodoh ‫ج َّها ُلا‬
Sesat َ َ‫ف‬
‫ضلُّوا‬

 Terjemah Hadits
Abdullah bin Amru bin al-Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu secara langsung dari semua
hamba. Ia mengambil ilmu dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga
apabila ulama habis, manusia akan mengangkat orang bodoh menjadi
pemimpin. Mereka ditanya (oleh umat) lalu berfatwa tanpa ilmu. Akibatnya,
mereka sesat dan menyesatkan (umat). .” (HR. Bukhari dan Muslim).

 Penjelasan Hadist
Ilmu berasal dari ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang artinya pengetahuan.
Istilahnya menurut KBBI ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang

2
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat di
tentukan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan
tersebut.
Ulama’ berasal dari kata jama’ ‘alim artinya orang yang memiliki ilmu
luas dan mendalam . secara istilah menurut Dr. Wahbah Zuhaili, ‘’secara
naluri’ ulama adalah orang yang mampu menganalisa fenomena alam untuk
untuk kepentingan hidup id dunia dan di akhirat dan takut kepada Allah SWT
jika jatuh ke dalam kenistaan.
Ulama’ adalah pewaris nabi, sabda rasulullah, ulama adalah pewaris
para nabi (HR. Abu Dawud, al-Turmidzy dan ibnu hibban)
peran ulama’ tidak hanya sekedar menguasai khazanah
pemikiran islam, baik aqidah ataupun syari’ah, namun juga mengajak,
membimbing, dan menjaga ummat untuk berupaya menerapkan,
memperjuangkan, serta menyebarkan risalah Allah SWT.

Hadist di atas memberikan paling tidak empat Informasi:


(1) Allah akan mencabut ilmu dari hamba-Nya dengan cara
mewafatkan ulama,
(2) Setelah ulama tidak ada lagi, orang akan mengangkat si bodoh
menjadi pemimpin,
(3) Pemimpin yang bodoh akan berfatwa tanpa ilmu, dan
(4) Fatwa pemimpin yang bodoh akan membawa kepada kesesatan.
Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Abu Umamah bahwa saat haji
Wada’ Nabi SAW bersabda, “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya
ilmu tersebut.” Arabi berkata, “Bagaimanakah cara ilmu diangkat atau
dipunahkan? Beliau bersabda, “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para
ulama (orang yang menguasai ilmu tersebut.)”
Menurut Ibnu Hajar, hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan
bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan
fatwa adalah pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi
orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan merupakan syarat mutlak bagi seorang
pemimpin dan ulama. Tanpa ilmu pengetahuan, seseorang tidak berhak
menjadi pemimpin dan tidak boleh memberikan fatwa tentang apa pun. Bila

3
hal itu terjadi juga, maka pemimpin dan rakyat banyak akan mengalami
kesesatan.
Pada zamannya nanti, ilmu dan ulama sudah tiada lagi di bumi
ini. Ilmu yang tadi merupakan cahaya kini menjadi kegelapan dan
para ulama’ orang yang dianggap benar, yang mampu mempraktikkan
ilmu Agama yang ia dapat dan mengajarkannya akan diangkat oleh
Allah dan tiadalah lagi ilmu dan ulama’ di dunia ini. Dunia akan
penuh kehancuran dan kebatilan karena pengemban dakwah, penyebar
ilmu Agama telah Allah tiadakan.

Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW. tidak menggunakan kata


perintah untuk mencari ilmu tetapi menjelaskan urgensi ilmu itu sendiri.
Ungkapan ini berisi motivasi yang sangat keras agar umatnya menuntut ilmu
sebanyak-banyaknya. Memang kadang-kadang, motivasi seperti itu lebih
efektif dari penggunaan kata perintah. Dengan demikian, Rasulullah SAW.
menggunakan motivasi untuk menimbulkan semangat para sahabat dalam
belajar.

 Biografi

Nama lengkap Imam Al-Bukhari adalah Abu Abdillah Muhammad bin


Ismail al-Bukhari. Ia lahir di Bukhara, Uzbekistan, pada 21 Juli 810. Tidak
lama setelah lahir, ia harus kehilangan penglihatan. Beruntung, berkat doa
sang ibu dan izin dari Allah, ia sembuh dari kebutaan. Sedari kecil, Bukhari
telah dididik oleh ayahnya, Ismail bin Ibrahim, yang merupakan seorang
ulama dan juga murid Imam Malik bin Anas, untuk selalu taat beragama.
Ayahnya dikenal sebagai orang yang sangat berhati-hati, terutama dalam hal
yang bersifat tidak pasti hukumnya, terlebih lagi yang haram. Karena sang
ayah meninggal saat ia masih kecil, Bukhari menimba ilmu dengan berguru
kepada ulama ahli hadis terkenal di Bukhara, Syekh Ad-Dakhili. Ia mulai
belajar ilmu hadis pada usia 11 tahun. Bahkan, saat masih anak-anak, Bukhari
telah menghafal karya-karya Abdullah bin al-Mubarak.

4
B. Ilmu yang bermanfaat

َ ‫سانُ ا ْنقَ َط َع‬


ُ‫ع َملُه‬ ِ ْ َ‫ " ِإذَا َمات‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
َ ‫اْل ْن‬
َ ‫ أ َ ْو َولَ ٍد‬،‫ أ َ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،ٍ‫ص َدقَ ٍة َج ِاريَة‬
)‫صا ِلحٍ َي ْدعُو لَهُ’’(رواه مسلم‬ َ :ٍ‫إِ َّال ِم ْن ثَ ََلث‬

Terjemah Mufrodat
Terputus, hilang ‫انقطع‬

Bermanfaat ‫ينتفع‬
Saleh, Baik ‫صالح‬

 Terjemah Hadist
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:” apabila
manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga:
yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang
mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim)
 Penjelasan Hadist
Pada hadits diatas Rasulullah saw memberikan pelajaran tentang
perlunya manusia mencari amal yang berkualitas, kekal, bermanfaat dalam
kehidupan dunia maupun setelah meninggal dunia kelak. Kualitas amal itu tidak
teputus pahalanya sekalipun ia telah meninggal dunia, selama amalnya
dimanfaatkan oleh manusia. Beliau menyatakan dalam hadits diatas.

Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Tidak bisa


bekerja, tidak bisa beramal tidak bisa berkarya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika
propesi seseorang terputus maka secara sendirinya upah,honor, gaji akan terputus,
itu artinya tidak ada pekerjaan tidak ada gaji seperti itu juga dengan amalan, tidak
ada amal maka tidak ada pahala. Kecuali tiga perkara yang tidak terputus pahalanya,
sebagai berikut :

5
1. Sedekah jariah

Sedekah jariah artinya sedekah yang mengalir. Yakni pahalanya mengalir terus-
menerus sekalipun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Misalnya bersedakah
sajadah, bahan bangunan untuk mesjid, musalla dan sarana iadah lainnya. Sedekah
jariah atau wakaf seperti ini tidak akan habis dan terus mengalir pahalanya selama
benda-benda tersebut masih dimanfaatkan orang banyak sekalipun orang yang
bersedekah meninggal dunia.

2. Ilmu yang bermanfaat

Ilmu dimaksud disini adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang
lain. Sesorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain, kemudian diamalkan dan
diajarkan lagi kepada orang lain, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang
yang mengamalkan dan mengajarkannya sampai ia meninggal dunia bahkan sampai
ke akhirat.

Mengenai ilmu pengetahuan yang bermanfaaat disisni adalah segala ilmu yang
bisa membawakan manfaat kepada orang lain dan dapat menambah ketakwaan
kepada Allah SWT. Selama ilmu itu masih dipelajari, selama itu pilihlah orang yang
mengajarkannya mendapatkan pahala terus menerus yang akan dimaksukkan
kedalam catatan amal kebaikannya

Dalam islam ilmu dikategoriakan kedalam dua bagian :

a) Ilmu fardhu ain seperti ilmu tauhid (akidah) ilmu fiqih dan ilmu tasauf, fara’id, Al-
qur’an ,dan lain sebaginya
b) Ilmu fardhu kifayah, seperti ilmu sains, kesustraaan, kedokteran.

3. Anak shaleh
Anak saleh yakni anak yang baik. Menurut ibn Hajar Almakki maksud shaleh
disini adalah anak beriman kepada Allah. Anak shaleh yang mau mendo’akan
kesemua orang tuanya. Do’a adalah kemauan hati anak yang baik yang
menginginkan orangtuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan

6
akhirat. Hadits ini memberikan motivasi kepada anak agar selalu mendo’akan
orangtuanya sekalipun orang lainpun bisa mendo’kannya. Hadits ini juga
mendorong kepada orang tua untuk berusaha mendidik anaknya agar menjadi anak
yang saleh dan bermanfaat bagi keduanya umumnya bagi khalayak umum,
demikian juga do’a anak sangat bermanfaat bagi orang tua meskipun telah
meninggal dunia.

 Biografi
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-
Naisaburi, atau sering dikenal sebagai Imam Muslim adalah seorang ulama
ahli hadits yang hidup di abad-3 Hijriah yang merupakan abad keemasan
bagi sejarah Islam dalam hal penulisan karya-karya ilmiyah terutama di
bidang hadits. Imam Muslim termasuk diantara sederetan para ulama di
zaman itu yang memiliki saham besar dalam pengembangan bidang disiplin
ilmu hadits dan itu dibuktikan dengan hasil karya dalam bidang ilmu hadits
yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya ada yang sampai kepada kita
dan sebagian lagi ada yang tidak atau belum sampai.
Imam Muslim lahir dan tumbuh di lingkungan yang memberikannya
peluang yang sangat luas untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, karena
Naisabur pada saat itu merupakan negeri yang penuh dengan peninggalan
ilmu-ilmu sunnah. Semua itu terjadi karena banyaknya orang-orang yang giat
untuk memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu, maka besar kemungkinan bagi
orang yang terlahir di lingkungan masyarakat seperti ini akan tumbuh dengan
ilmu juga. Kesempatan yang terhampar luas di hadapan Imam Muslim kecil
ini tidak di sia-siakannya untuk memetik dan menikmati buah-buah ilmu
syariat.
Saat masih berusia dua belas atau empat belas tahun, beliau
mendengar hadits di negerinya sendiri pada tahun 218 Hijriah dari gurunya
Yahya bin Yahya At Tamimi. Para ulama telah menceritakan bahwa ayah
beliau yang bernama Al Hajjaj termasuk dari kalangan orang yang memiliki
perhatian terhadap ilmu syar’i.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.urgensi ilmu berisi motivasi yang sangat keras untuk menuntut ilmu sebanyak-
banyaknya, agar tercegahnya pembodohan publik dari pemimpin yang bodoh, Sebenarnya
tidak berhak orang bodoh untuk menjadi pemimpin ,Jika hal itu terjadi maka terjadilah
kesesatan pada zaman sekarang yakni sedikitnya pemimpin yang jujur dan berilmu, lebih lagi
pada zaman sekarang mulai tercabutnya ilmu melalui wafatnya para alim ulama, Jika ulama
telah tiada maka ilmu di dunia ini juga tidak ada.
2. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dan diamalkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat juga akan bermanfaat baik didunia
maupun diakhirat, ada 3 hal yakni : (1). Shodaqoh Jariyah (2). Ilmu yang bermanfaat (3).
Anak yang Sholeh. Karena ilmu yang bermanfaat di dunia selama ilmu itu terpakai maka akan
terus mengalir meskipun kita wafat yang dapat bermanfaat untuk kita di akhirat kelak.

B. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi


kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman dan dosen pembimbing sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Khon, Abdul Majid. Hadits Tarbawi. Jakarta, Kencana Pena Media Group, 2012

Yaqub, Ali Musthofa. Hadis-Hadis Bermasalah. Jakarta. Pustaka Firdaus, 2003

Tori, 2011, Keutamaan Ilmu Ulama Perspektif Hadis. Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah.

Rasyid, Ainur. Hadis-Hadis Tarbawi. Yogyakarta. Difa Press, 2015.

Anda mungkin juga menyukai