Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

AYAT-AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN


(Q.S AL-MUJADALAH [58]: 11)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TAFSIR TARBAWI

DOSEN PEMBIMBING: M. AIDIL NUR, LC. MA.

DISUSUN OLEH KELOMPOK ENAM:

HILYATI

KARTIKA ARIYANTI

KHAIRIANI

SEMESTER: III (TIGA) PAI UNGGULAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah ini tentang ayat-ayat mengenai ilmu pengetahuan.
Sholawat dan salam senantiasa diucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi
besar kita, Nabi Muhammad saw yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua yakni syariah agama islam yang sempurna dan satu-satunya
karunia paling besar kepada seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi yang berjudul ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan sesuai tafsir dari
surat Al-Mujadalah ayat 11. Didalam makalah ini akan membahas tentang arti
penting ilmu pengetahuan bagi manusia, tafsir Q.S. AL-Mujadalah ayat 11, Ayat-
ayat yang berkaitan dengan surah Al-Mujadalah:11, dan hikmah dari surah Al-
Mujadalah ayat 11

Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan.
Oleh karna itu kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak.

Tanjung Pura, 10 November 2018

Kelompok Enam

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2

A. Arti penting ilmu pengetahuan bagi manusia................................ 2


B. Tafsir Q.S. AL-Mujadalah ayat 11 ................................................ 3
C. Ayat-ayat yang berkaitan dengan surah Al-Mujadalah:11............ 6
D. Hikmah dari surah Al-Mujadalah ayat 11 ..................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Ilmu merupakan sesuatu yang amat penting bagi manusia. Dimana


dengan ilmu manusia dapat melakukan sesuatu hal atau kegiatan dengan
maksimal dan sukses, baik hal yang bersifat duniawi maupun akhirat.
Berbicara mengenai ilmu maka tak lepas dari seorang ‘alim (orang yang
berilmu) dimana kedudukan orang berilmu dalam kehidupan sangat
dibutuhkan, maka perlu bagi kita memahami kedudukan atau nilai orang
berilmu karena sangat jelas perbedaan orang-orang yang berilmu dengan
orang bodoh (tidak berilmu)
Maka didalam surah Al-Mujadalah: 11 ini akan dijelaskan kedudukan
dan derajat orang-orang yang memliki ilmu karena begitu pentingnya untuk
menuntut ilmu itu. Jadi pemakalah akan menjelaskan tafsir surat Al-
Mujadalah ayat 11 ini dari buku-buku tafsir yang ada yang akan memaparkan
arti oarng yang berilmu dan derajat bagi orang yang berilmu, serta ayat-ayat
yang berkaitan dengan surat Al-Mujadalah:11 dan hikmahnya.

B. Rumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan pentingnya ilmu bagi manusia.


2. Bagaimana tafir-tafsir dari surah Al-Mujadalah: 11.
3. Apa-apa saja ayat yang berkaitan dengan surah Al-Mujadalah: 11.
4. Bagaimana hikmah dari surah Al-mujadalah: 11.

C. Tujuan Makalah.

1. Untuk mengetahui pentingnya ilmu bagi manusia.


2. Untuk mengetahui tafsir dari surah Al-Mujadalah: 11.
3. Untuk mengetahui ayat yang berkaitan dengan surah Al-Mujadalah: 11.
4. Untuk mengetahui hikmah dari surah Al-mujadalah: 11.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Penting Ilmu Pengetahuan bagi Mannusia.


Pada dasarnya makna ilmu dalam terminologi bahasa Arab berarti
pengetahuan yang mendalam atau pengetahuan tentang hakikat sesuatu.
Pengetahuan tersebut bisa melalui proses pencarian yaitu belajar, meneliti,
maupun memahami. Pengetahuan yang didapatkan melalui belajar secara formal,
informal maupun nonformal memliki tujuan yaitu menjadikan manusia
mempunyai derajat yang tinggi (iman dan ilmu) baik disisi manusia maupun di
sisi Allah SWT. Pengetahuan secara formal didapatkan dari lemabaga-lebaga
pendidikan seperti madrasah dan majelis-majelis. Pengetahuan informal
didapatkan dari keluarga maupun dalam pergaulan sehari-hari. Pengetahuan
nonformal didapatkan seseorang dari lingkungan masyarakatnya.
Al-‘alim (orang yang tahu) adalah orang yang telah berhasil menyerap
hakikat sesuatu itu. Dalam pandangan Al-Qur’an, ilmu tersebut dapat membentuk
sikap atau sifat-sifat dasar manusia. Atau dengan kata lain, sikap atau karakter
seseorang merupakan gambaran pengetahuan yang dimilikinya. Maka perbedaan
sikap dan pola pikir antara seseorang dengan lainnya dilatar belakangi oleh
perbedaan pengetahuan mereka. Bahkan ilmu pengetahuan tidak hanya
membentuk pola pikir, sifat dan karakter seeorang, tetapi juga dapat membentuk
perilaku.
Oleh sebab itu Al-Quran memerintahkan umat ini agar banyak belajar,
meneliti, dan mengamati fenomena alam guna mendapatkan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya pengetahuan itu dapat membentuk kesadaran dan sikap, kemudian
dapat pula melahirkan perilaku berdasarkan kesadaran atau sikap yang telah
terbentuk itu.1

1
Federspiel Howard M, Kajian al-Qur’an di Indonesia (Bandung: Mizan, 1996), h. 55.

2
B. Tafsir Q.S. AL-Mujadalah Ayat 11

‫َّللاُ لَ ُك ْم َۖو ِإ َذا‬ َ ‫س ُحوا يَ ْف‬


َّ ِ‫سح‬ َ ‫س ُحوا فِي ْال َم َجا ِل ِس فَا ْف‬ َّ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
ُ‫َّللا‬
َّ ‫ت َۚو‬ ٍ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
َّ ِ‫ش ُزوا يَ ْر َفع‬ ُ ‫ش ُزوا فَا ْن‬ُ ‫قِي َل ا ْن‬
‫بِ َما تَ ْع َملُونَ َخ ِبير‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Q.S. Al-Mujadalah:11)

1. Asbabun Nuzul
Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil
bin Habban. Ayat ini turun pada hari Jum’at. Ketika itu Rasulullah SAW duduk di
ruang Shuffah, (yaitu ruang tempat berkumpul dan tempat tinggal dari sahabat-
sahabat Rasulullah SAW yang tidak mempunyai rumah). Tempat itu agak sempit
dan sahabat-sahabat dari Muhajirin dan Anshar telah berkumpul. Beberapa orang
sahabat yang turut dalam peperangan Badar itu terlambat datang diantaranya
Tsabit bin Qais. Para pahlawan Badar itu berdiri diluar yang kelihatan oleh
Rasulullah, mereka mengucapkan salam “Assalamualaikum Ayyuhan Nabi
Wabarakatuh”, Nabi SAW. menjawab salam. Dan mereka mengucapkan salam
kepada orang-orang yang hadir lebih dahulu, salam mereka pun dijawab orang
yang telah hadir, tetapi mereka tidak bergeser dari tempat duduk mereka, sehingga
orang-orang yang baru datang itu terpaksa berdiri terus. Melihat hal itu Rasulullah
merasa kecewa, terutama karena di antara yang baru datang itu adalah sahabat-
sahabat yang mendapat penghargaan istimewa dari Allah, karena mereka turut
dalam peperangan Badar.
Akhirnya berkatalah Rasulullah SAW kepada orang-orang yang berada
disekitarnya, “ berdirilah, berdirilah ”. Tetapi yang disuruh berdiri itu ada yang

3
wajahnya terbayang rasa enggan atas hal demikian dan orang munafik yang turut
hadir mulailah membisikkan celaannya atas yang demikian seraya berkata “Demi
Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang dahulu datang dengan maksud
memperoleh tempat duduk didekatnya, tetapi disuruh berdiri agar tempat itu
diberikan pada orang yang terlambat datang”. Melihat yang demikian bersabdalah
Rasulullah SAW “Dirahmati Allah seseorang yang melapangkan tempat buat
saudaranya”. Maka turunlah ayat ini.2

2. Tafsir Ibnu Katsir


Allah Ta’ala berfirman guna mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman
dan memerintahkan kepada mereka agar satu sama lain saling bersikap baik di
majelis, “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berlapang-
lapanglah dalam majelis maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu”. Banyak sekali pemberian pahala dengan yang seperti ini.
Itulah sebabnya Allah berfirman, “Maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu.” Qatadah mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan
dengan majelis-majelis dzikir. Yaitu, bahwa apabila mereka melihat salah seorang
datang menuju tempat mereka, mereka mempersempit tempat duduk di samping
Rasulullah saw, kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk
melapangkan tempat duduk satu sama lain.
Selanjutnya Allah Ta’ala berfirman, “niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. Yaitu, janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan
kepada saudaramu yang datang atau bila dia diperintahkan untuk keluar, lalu dia
keluar, akan mengurangi haknya. Bahkan itu merupakan ketinggian dan perolehan
martabat disisi Allah. Sedangkan Allah tidak akan menyia-nyiakan hal itu, bahkan
Dia akan memberikan balasan kepadanya di dunia dan di akhirat. Karena orang
yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: CV Ferlia Citra Utama,
1994), h.23-24.

4
dan akan mempopulerkan namanya.”Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. Yaitu, maha mengetahui orang yang yang berhak untuk mendapatkan
hal itu dan orang yang tidak berhak untuk mendapatkannya.3

3. Tafsir Al-Maragi
Tafsir surah Al-Mujadalah (58):11

‫ٱَّللُ لَ ُكم‬
َّ ِ‫سح‬ َ ‫س ُحواْ فِي ۡٱل َم َٰ َج ِل ِس فَ ۡٱف‬
َ ‫س ُحواْ يَ ۡف‬ َّ َ‫يَا َأَيُّ َهاٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ إِذَا قِي َل َل ُك ۡم تَف‬
Memberi kelapangan kepada sesama muslim dalam pergaulan dan usaha
mencari kebajikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan hati saudara-
saudaranya, memberi pertolongan dan sebagainya termasuk dianjurkan Rasulullah
SAW. Beliau bersabda:
“Allah selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.”
(H.R Muslim no: 2699)
ْ‫ش ُزوا‬
ُ ‫ش ُزواْ فَٱن‬
ُ ‫َو ِإذَا ِقي َل ٱن‬
Ayat ini menerangkan bahwa jika kamu disuruh Rasulullah SAW berdiri
untuk memberi kesempatan kepada orang tertentu agar ia dapat duduk atau kamu
disuruh pergi dahulu hendaklah kamu berdiri atau pergi, karena ia ingin memberi
penghormatan kepada orang-orang itu. Berdasarkan ayat ini para ulama
berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam suatu majelis hendaklah
mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majelis itu atau mematuhi
perintah orang-orang yang mengatur majelis itu.

ٍ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوت ُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬


‫ت‬ َّ ِ‫يَ ْرفَع‬
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman, yang taat dan patuh kepada-Nya, berusaha menciptakan suasana
damai, aman dan tenteram dalam masyarakat. Demikian pula orang-orang yang
berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah.

3
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.125-
128.

5
Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang
paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman, berilmu dan ilmunya itu
diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

‫ٱَّللُ ِب َما ت َعۡ َملُونَ َخ ِبير‬


َّ ‫َو‬
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Dia maha mengetahui semua
yang dilakukan manusia, tidak ada yang samar bagi-Nya, siapa yang taat dan
siapa yang durhaka di antara kamu. Dia akan membalas kamu semua dengan amal
perbuatan. Orang yang berbuat baik dibalas dengan kebaikan, dan orang yang
berbuat buruk akan dibalas-Nya dengan apa yang pantas baginya, atau diampuni-
Nya.
Tafsir ayat ini mengajarkan kita untuk beriman, ikhlas dan berlapang dada
serta patuh terhadap aturan Allah, serta giat dalam belajar dan mengamalkan ilmu
karena Allah akan meninggikan beberapa derajat untuk orang yang berilmu baik
di dunia maupun di akhirat.4

C. Ayat-Ayat yang Berkaitan dengan Surah Al-Mujadalah: 11.

Dalam surat Al-Hajj ayat 54. Allah SWT berfirman :

َّ ‫ت لَ ۥهُ قُلُوبُ ُه ْم َو ِإ َّن‬


َ‫ٱَّلل‬ َ ‫وا ِبِۦه فَت ُ ْخ ِب‬ ۟ ُ ‫َو ِل َي ْعلَ َم ٱلَّذِينَ أُوت‬
۟ ُ‫وا ْٱل ِع ْل َم أَنَّهُ ْٱل َح ُّق ِمن َّر ِب َك َفيُؤْ ِمن‬
‫ص ٰ َرطٍ ُّم ْست َ ِقيم‬ ِ ‫لَ َها ِد ٱلَّذِينَ ا َ َمنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى‬

Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al Qur’an) itu
benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya.
Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus. (Q.S Al-Hajj: 54)

4
Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al-Maragi (Semarang: PT Karya Toha, 1987), h. 78-
80.

6
Dalam surat Thaha ayat 75. Allah SWT berfirman :

‫ت فَأ ُ ْولَئِ َك لَ ُه ُم الد ََّر َجاتُ ْالعُلَى‬


ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ْ‫َو َم ْن يَأْتِ ِه ُمؤْ ِمنا ً قَد‬
َّ ‫ع ِم َل ال‬

“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi


sungguh-sungguh beramal salih, maka mereka itulah orang-orang yang
memperoleh derajat yang tinggi (mulia) “ ( Q.S Thaha : 75)

Dalam surat An Nisaa’ ayat 95-96. Allah Ta’ala berfirman :

َ ً ‫علَى ْالقَا ِعدِينَ أ َ ْجرا‬


ً‫ دَ َر َجات ِم ْنه ُ َو َم ْغ ِف َرة ً َو َر ْح َمة‬,ً ‫ع ِظيما‬ َ َ‫ض َل ّللا ُ ْال ُم َجا ِهدِين‬
َّ َ‫َوف‬
ً ‫غفُورا ً َّر ِحيما‬
َ ُ ‫َو َكانَ ّللا‬

“… dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar, (yaitu) kedudukan beberapa derajat dari pada-Nya,
ampunan, serta rahmat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Q.S An Nisaa’ : 95-96).

Ayat-ayat diatas menjelaskan tentang terangkatnya derajat bagi ahli


iman, yaitu yang memiliki ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Sedangkan
ayat yang ketiga adalah penyebutan pengangkatan derajat dengan melakukan
jihad. Dengan demikian seluruh pengangkatan derajat seorang hamba yang
disebutkan di dalam Al Qur’an kembalinya kepada masalah ilmu dan jihad, yang
dengan dua hal tersebut agama ini akan tegak. Maka barangsiapa
menggabungkan iman dan ilmu niscaya Allah akan mengangkatnya beberapa
derajat dengan imannya dan mengangkat pula beberapa derajat dengan ilmunya. 5

Iman memberi cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral, sedang ilmu
pengetahuan dapat memperkuat imannya. Iman dan Ilmu membuat orang jadi
mantap, agung, walau tidak ada pangkat dan jabatan yang disandangnya, sebab
cahaya itu datang dari dalam dirinya sendiri.

5
Federspiel Howard M, Kajian al-Qur’an di Indonesia (Bandung: Mizan, 1996), h. 57.

7
Pokok hidup utama adalah Iman dan pokok pengirimnya adalah Ilmu. Ilmu
tidak disertai iman dapat memberikan kerugian pada dirinya, ilmu yang dimiliki
akan sia-sia jika tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Ilmu yang
bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan dengan
tujuan untuk membangun agama dan meningkatkan keimanan. Dicontohkan yaitu
orang-orang kafir berilmu, maka tidak akan diangkat derajatnya oleh Allah dan
tidak akan masuk surga.6

D. Hikmah dari Surah Al-Mujadalah Ayat 11.


Dari penjelasan-penjelasan di atas maka dapat diambil hikmah pendidikan
yang ada di dalamnya, antara lain:
1. Hendaklah setiap manusia memiliki jiwa rendah hati dan berlapang dada
dimanapun ia berada terhadap orang-orang di sekitar kita, baik di majlis
maupun di selainnya.
2. Patuhlah kepada orang-orang yang memimpinmu yaitu orang yang
mengetahui aturan Allah dan ikutilah perkataan orang yang mempunyai
hak dari tempat yang kamu singgahi, apabila dikatakan berdiri, maka
berdirilah, diperintahkan duduk maka duduklah dan sebagainya, selagi itu
adalah baik.
3. Orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan beberapa derajat Allah
dari yang lain, oleh karena itu berlomba-lombalah dan bersemangatlah
dalam belajar dan mengamalkan ilmu yang tentunya disertai dengan
iman.7

6
Ibid, h. 58.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: CV Ferlia Citra Utama,
1994), h 26.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan dari beberapa tafsir di atas maka


dapat diambil kesimpulan ialah hendaknya ketika kita ada di dalam majlis di
sunahkan untuk memperbaiku tempat duduk dan mempersilahkan orang yang
baru hadir dengan memberikan tempat yang kiranya cukup untuk orang itu duduk.
Tafsir ayat ini juga mengajarkan kita untuk beriman, ikhlas dan berlapang dada
serta patuh terhadap aturan Allah, serta giat dalam belajar dan mengamalkan ilmu
karena Allah akan meninggikan beberapa derajat untuk orang yang berilmu baik
di dunia maupun di akhirat.

B. Saran.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran
yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: CV Ferlia Citra Utama,
1994.
Howard M, Federspiel. Kajian al-Qur’an di Indonesia, Bandung: Mizan, 1996.
Mustafa Al Maragi, Ahmad. Tafsir Al-Maragi, Semarang: PT Karya Toha, 1987.
Nasib Ar Rifa’i, Muhammad. Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani, 2001.

10

Anda mungkin juga menyukai