Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HADITS TARBAWI

HADITS TENTANG ILMU PENGETAHUAN


DAN
KEUTAMAAN ORANG BERILMU

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi


Dosen pengampu :
H. AHMAD MUNADIRIN, M.Pd.I

Di Susun Oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN 1. Mulyono
AGAMA ISLAM SEKOLAH
TINGGI ISLAM KENDAL 2. Nur Khozin

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kendal, 13 Maret 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang
memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi
dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Dalam QS. al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT. berfirman:

)11 :‫َيْرَفِع اُهلل اَّلِذيَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َواَّلِذيَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت َواُهلل َمِبا َتْع َم ُلوَن َخ ِبٌري (اجملادلة‬
“Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan). dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-
Mujadilah : 11).
Ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan memperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan
hal-hal yang dilarangnya.
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting. Perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat.
Menurut al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan,
pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan
hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia,
karena ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa
tergantung kemajuan ilmu pengetahuan yang melingkupi

A. Rumusan Masalah A. Tujuan Masalah

1. Apakah definisi ilmu? 1. Mengetahui definisi Ilmu.

2. Adakah dalil tentang ilmu? 2. Mengetahui beberapa dalil tentang ilmu.

3. Bagaimana pentingnya ilmu? 3. Mengetahui pentingnya ilmu.

4. Apa keutamaan orang yang berilmu? 4. Mengetahui keutamaan orang yang berilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ILMU

Berdasarkan sabda Rosullah SAW :


‫طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
“ Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim “
Dapat diketahui bahwa ilmu itu sangatlah penting didalam kehidupan manusia sehingga Rosullah mewajibkan
manusia untuk menuntut ilmu

Sedangkan pengertian Ilmu dalam bahasa Arab berasal kata kerja (fi’il) ‘alima ( ‫) َع ِلَم‬, bentuk mashdar )bentuk kata
benda abstrak) (‫)ِعْلٌم‬yang berarti tahu atau mengetahui, Dalam bahasa Inggris Ilmu biasanya dipadankan dengan
kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan
Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang
sama. Sedangkan menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segala
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan, dalam arti ini ilmu mengacu pada ilmu pada umumnya
(sience in general)
Dalam tinjauan Islam, pengertian ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan yang
mempelajari pokok persoalan tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus, seperti ilmu
tauhid, ilmu fiqih, ilmu tafsir dan lain sebagainya. Ilmu dalam pengertian yang seluas-luasnya menurut
Imam al-Ghazali mencakup, ilmu Syar‘iyyah dan ilmu Ghairu Syar‘iyyah. Ilmu Syar‘iyyah adalah ilmu
yang berasal dari para Nabi dan wajib dutuntut dan dipelajari oleh setiap Muslim.

Di luar ilmu-ilmu yang bersumber dari para Nabi tersebut, al-Ghazali mengelompokkan ke dalam kategori
ghairu syar‘iyyah. Imam al-Ghazali juga mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu: (1) Ilmu
Fardu A’in, dan (2) Ilmu Fardu Kifayah. Ilmu Fardu A’in adalah ilmu tentang cara amal perbuatan sesuai
syari’at, dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam. Sedangkan Ilmu Fardu
Kifayah ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi, yang
mencakup: ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu
menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan
urusan dunia.
B. DALIL – DALIL TENTANG ILMU

Mencari dan menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim baik laki-laki maupun
perempuan. Rasulullah SAW. menjadikan kegiatan menuntut ilmu dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh
kaum Muslimin untuk menegakkan urusan-urusan agamanya, sebagai kewajiban yang Fardlu ‘Ain bagi
setiap Muslim. Ilmu yang Fardlu Ain yaitu ilmu yang setiap orang yang sudah berumur aqil baligh wajib
mengamalkannya yang mencakup; ilmu aqidah, mengerjakan perintah Allah, dan meninggalkan
laranganNya. Sabda Rosulullah SAW :

‫عن انس بن مال ك ق ال رض ي اهلل عن ه ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم طلب العلم فريض ة على ك ل مس لم‬
)‫َوَواِض ُع اْلِعْلِم ِع ْنَد َغْيِر َأْه ِلِه َك ُم َق ِّلِد اْلَخ َناِزيِر اْلَجْو َه َر َوالُّلْؤ ُلَؤ َوالَّذ َه َب (رواه ابن ماجه‬

Artinya: “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu
kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di
sekitar leher hewan.” (HR Ibnu Majah)
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan, derajat
manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman:

(11 :‫َيْرَفِع اُهلل اَّلِذ يَن آَمُنوا ِم ْنُك ْم َواَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت َواُهلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر (المجادلة‬
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al-Mujadalah: 11)

Rasulullah SAW juga memotivasi kepada para sahabatnya tidak hanya terbatas pada menuntut ilmu agama
yang terkait dengan syari’ah. Beliau juga menyeru mereka menuntut ilmu dan keahlian lain yang
bermanfaat bagi kaum Muslimin seperti memanah sebagai pertahanan dan keamanan, Rosullah SAW
bersabda :

‫ من تعلم الرمي ثم‬: ‫ سمعت رسول اهلل علي و سلم يقول‬: ‫عن عقبة بن عامرالجهنى رضي اهلل عنه يقول‬
)‫تركه فقد عصانى (رواه ابن ماجه‬
Artinya: Bersumber dari ‘Uqbah bin ‘Amir al- Juhani ra, berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Barangsiapa belajar memanah kemudian meninggalkannya, maka ia telah durhaka
kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah SAW juga menyampaikan pesan penting mengenai nilai dan keutamaan ilmu dalam hadits
lainnya, seperti:

)‫َتَعَّلُمْوا َو َعِّلُمْوا َو َتَواَض ُعْوا ِلُم َعِّلِم ْيُك ْم َو َلَيَلْوا ِلُم َعِّلِم ْيُك ْم ( َرواُه الَّطْبَراْيِن‬
Artinya "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku
baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR Tabrani).

‫ِه‬ ‫ىِف‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫ِد‬


‫ْش‬ ‫ْل‬ ‫ِن‬
‫ْي َو ُي ْم ُه ُر َد ُه‬ ‫الِّد‬ ‫َمْن ُيِر ُهلل َخ ْيًر ُي ْهُه‬
‫ِّق‬ ‫َف‬ ‫ا‬ ‫ا‬
Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam
agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).
C. Hadits-Hadits yang Menjelaskan Pentingnya Ilmu
Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu sangat banyak, dan tidak mungkin disebutkan semuanya
dalam makalah ini. Para ulama ahli hadits pada umumnya menuliskan bab tersendiri yang menjelaskan
pentingnya ilmu. Mereka bahkan menulis sebuah kitab yang khusus menjelaskan betapa pentingnya ilmu
bagi seluruh sendi kehidupan, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Diantara Hadits yang
menjelaskan pentingnya ilmu adalah sabda nabi yang menerangkan bahwa orang yang berilmu atau Ulama’
adalah pewaris para nabi, sabda Rosullah SAW :

)‫َاْلُعَلَم اُء َوَرَثُة اَأْلْنِبَياِء (رواه أبو داود والرتمذي وابن ماجه وابن حبان‬
Artinya: “Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban)

Terkait ilmu, umat Islam hanya memiliki empat pilihan terbaik. Sabda Nabi Muhammad SAW :

‫ِم ا َأ ِحُم ًّبا اَل َتُك ِن ا اِم َة أي ِغ ا ِل‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ِّل‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ُك اِل‬
‫ُمْب ًض َفَتْه َك‬ ‫َخل َس‬ ‫ْن َع ًم ْو ُمَتَع ًم ْو ُمْس َت ًع ْو َو‬
Artinya, “Jadilah kamu seorang alim, pelajar, pendengar, atau pecinta (ilmu). Jangan kamu menjadi
yang kelima, yaitu pembenci (ilmu), maka binasalah kamu,” (HR Al-Bazzar, At-Thabarani, Al-Baihaki).
Rosullah juga menyatakan bahwa Miskin harta berbahaya, tetapi miskin ilmu lebih berbahaya.
Sabda Rosul :

‫اَل َفْق َر َأَش ُّد ِم َن الَج ْه ِل‬


Artinya, “Tidak ada kefakiran yang lebih (parah) dari kebodohan,” (HR Abu Bakar bin Kamil
pada Mu’jamnya, Ibnun Najjar, Ibnu Hibban, dan Al-Qudha’i).

Anti-ilmu dan gila harta bibit kerusakan umat Nabi Muhammad saw. sabda Nabi Muhammad
SAW :
‫َش ِنْي ِك الِعْلِم ْمَجِع ا اِل‬ ‫َه اَل ُك ُأَّم‬
‫َمل‬ ‫َو‬ ‫َت‬
‫ْر‬ ‫َئ‬ ‫ْي‬ ‫ْيِف‬ ‫ْيِت‬
Artinya, “Kebinasaan umatku terletak pada dua hal, yaitu (1) meninggalkan ilmu, dan (2)
menumpuk harta.”
Rosullah SAW juga menyatakan Tinta pada karya tulis ulama dan tetesan darah pejuang sangat
penting. Tetapi bobot ganjaran tinta ulama kelak melebihi bobot tetesan darah syuhada. Sabda Rosul :

‫ُن الِق ا ِة ِم َد ا ال َل اِء ِبَد ِم الُّش َد اِء‬


‫َه‬ ‫ُيْو َز َيْوَم َي َم ُد ُع َم‬
Artinya, “Pada hari kiamat tinta (karya tulis) ulama ditimbang bersama tetesan darah syuhada.
(Hasilnya lebih berat nilai tetsan tinta ulama sebagaimana riwayat lain),” (HR Ibnu Abdil Barr,
Ibnun Najjar, Ibnul Jauzi, As-Syairazi, Al-Marhabi, dan Ad-Dailami).

Satu orang alim merupakan seorang warga yang berkualitas karena tingkat literasinya, sehingga
setara dengan sekelompok warga tanpa kualitas. Rosullah bersabda :

‫َلَم ْو ُت َقِبيَلٍة َأْيَسُر ِم ْن َمْو ِت َعاِلٍم‬


Artinya, “Kematian satu kabilah lebih ringan daripada kematian seorang alim,” (HR At-Thabarani,
Al-Baihaki, Abu Ya’la, dan Ibnu Asakir).

Sumber: https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/keutamaan-ilmu-dan-ulama-dalam-hadits-nabi-JMzPd
D. Keutamaan Orang Yang Berilmu
Keutamaan orang-orang yang berilmu dalam hadits Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

1. Orang berilmu lebih utama dari pada orang yang beribadah;

‫فض ل الع الم على العاب د‬: ‫عن أبي أمام ة الباهلي رض ي اهلل عن ه أن الن بي ص لى اهلل علي ه وس لم ق ال‬
‫إن اهلل ومالئكت ه وأهل الس ماوات‬: ‫ ثم ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم‬،‫كفض لي على أدن اكم‬
( ‫واألرض حتى النملة في جحرها وحتى الحوت ليصلون على معلم الناس الخير) رواه الترمذي‬

Dari abu umamah r.a bahwasannya Raulullah SAW bersabda: kelebihan ahli ilmu (‘alim)
terhadap ahli ibadah (‘abid) adalah kelebihanku terhadap orang yang paling rendah
diantara kamu sekalian kemudian Rasulullah SAW meneruskan sabdanya:”
sesungguhnya,Allah, para malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi sampai semut yang
berada di sarangnya dan juga ikan senantiasa memintakan rahmat kepada orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. al-Turmudzi).
2. Mendapatkan kebaikan dari Allah SWT, Sabda Nabi Muhammad SAW :

‫ ِإَّن ا َأَنا َقاِس‬، ‫ ِرِد الَّلُه ِبِه َخ ا َف ِّق ْهُه ِفي الِّد يِن‬: ‫ ِم ُت الَّنِبَّي َّلى الَّلُه َعَل ِه َّل ُقوُل‬: ‫َع اِو َة َقاَل‬
‫ٌم‬ ‫َو َم‬ ‫ْيًر ُي‬ ‫َمْن ُي‬ ‫ْي َو َس َم َي‬ ‫َص‬ ‫َس ْع‬ ‫ْن ُمَع َي‬
‫ َح َّتى َيْأِتَي َأْم ُر الَّلِه ( رواه البخارى‬، ‫ َو َلْن َتَزاَل َه ِذِه اُألَّمُة َقاِئَم ًة َعَلى َأْم ِر الَّلِه َال َيُضُّرُه ْم َمْن َخ اَلَف ُه ْم‬،‫َوالَّلُه ُيْع ِط ي‬
"Dari Muawiyah mengatakan aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang Allah)
kehendaki kebaikan padanya maka Dia akan menjadikannya mendalami agama. Aku hanya
berbagi dan Allah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok dari umat ini yang tegak di
atas perintah Allah, orang yang menyelisihi mereka tidak akan membahayakan mereka hingga
datang hari Kiamat." (HR. Al-Bukhari)

3. Orang yang berilmu pahalanya tidak akan pernah terputus, Rosullah SAW Bersabda :

‫ َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َي ْد ُع و َلُه‬،‫ َأْو ِع ْلٍم ُيْنَت َف ُع ِبِه‬،‫ َص َد َق ٍة َج اِر َي ٍة‬:‫ِإَذ ا َم اَت اِإْلْن َس اُن اْن َقَط َع َع َم ُلُه ِإاَّل ِمْن َث اَل ٍث‬

"Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang berdoa untuknya." (HR. Muslim).
4. Orang alim adalah orang beriman yang bermanfaat melalui ilmunya baik untuk orang
lain maupun untuk dirinya sendiri. Sabda Nabi :

‫ وإن اْس ُتْغِنَي عنه أْغَنى َنْف َس ه‬، ‫َأْفَض ُل الَّناِس الُم ْؤ ِم ُن الَعاِلُم الِذ ي ِإَذا اْح ِتْيَج إليه َنَف َع‬
Artinya, “Orang paling utama adalah seorang mukmin alim yang bermanfaat bila
dibutuhkan dan mencukupi dirinya bila ‘tidak diperlukan,’” (HR Ibnu Asakir).

5. Diangkat derajatnya oleh Allah SWT, Allah SWT berfirman:

:‫َيْر َفِع اُهلل اَّلِذ يَن آَمُنوا ِم ْنُك ْم َواَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت َواُهلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر (المجادلة‬
11
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujadalah: 11)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segala pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai
satu kebulatan, dalam arti ini ilmu mengacu pada ilmu pada umumnya (sience in general). Sedangkan dalam
tinjauan Islam, pengertian ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan yang mempelajari pokok
persoalan tertentu.
Dalil tentang Ilmu sangatlah banyak baik sifatnya umum maupun yang khusus dan yang paling popular adalah
sabda Rosul SAW :
‫طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
Artinya: “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim “
Dalam hadits tersebut mendasari betapa sangat pentingnya suatu ilmu dalam kehidupan manusia sehingga
Rosullah SAW mewajibkan individu untuk menuntut ilmu.
Dalam mendasari pentingnya ilmu Rosullah juga mengumpamakan ilmu itu seperti Hujan yang dapat
menyuburkan bumi :
‫ِث‬ ‫ِب‬ ‫ِئ‬ ‫ِم‬ ‫ٍث‬ ‫ِع ِم‬
‫ َواْلُعْش َب اْلَك َري‬, ‫ َفَأْنَبَتْت اْلَك َاَل‬, ‫َواْل ْل َك َم َثِل َغْي َأَص اَب َأْرًض ا َفَك اَنْت ْنَه ا َطا َف ٌة َطِّيَبٌة َق َلْت اْلَم اَء‬
dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gemburyang dapat
menerima air lalutumbuhlah padang rumput yang banyak.
Kemudian Keutamaan orang yang berilmu sangatlah banyak diantaranya : Orang berilmu lebih utama dari
pada orang yang beribadah, Mendapatkan kebaikan dari Allah SWT dan Diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
B. Saran-Saran

Seperti yang telah disampaikan dimuka bahwa semua orang harus menyadari dan
meyakini akan keutamaan dan pentingnya ilmu, terutama bagi kalangan pendidik. Untuk
selanjutnya penulis merumuskan saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya kita lebih mendalam di dalam mempelajari keutamaan dan pentingnya ilmu,
baik yang bersumber dari al-Qur’an, hadits, kitab-kitab para ulama islam, maupun para
cendekiawan yang lain.

2. Hendaknya kita mengembangkan sikap bangga akan ilmu yang telah kita raih, agar
keutamaannya tampak menghiasi diri kita dan orang-orang di sekitar kita.

3. Karena begitu besar keutamaan dan pentingnya ilmu, maka hendaknya kita tidak berhenti
begitu saja dalam menuntut ilmu. Sesuai dengan sabda Rasulullah bahwa menuntut ilmu
tetap diharuskan sampai tubuh kita terkubur dalam liang lahat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Makhmudah, Siti. “Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Modern Dan Islam.” AL-
MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman 4, no. 2 (2017): 202–217.
2. Manurung. “Mimbar Kampius : Jurnal Pendidikan Dan Agama Islam Mimbar Kampius : Jurnal
Pendidikan Dan Agama Islam” 20, no. 1 (2021): 13–23.
3. Pohan, Siti Aisyah. “Kandungan Hadis Tentang Ilmu Pengetahuan Dan Keutamaan Orang ِ no. 2
(2024).
4. Puyu, Darsul S, Mukhlis Muhtar, and Abd Hafidz. “Etika Ilmu Dalam Perspektif Hadis.”
Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah 1, no. 1 (2021): 1–14.
5. Sarifandi, Suja’i. “Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadis Nabi.” Jurnal Ushuluddin 21, no. 1
(2014): 62–82. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/download/
727/678.
6. Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (23rd
Ed.).” Penerbit Alfabeta 6, no. 2 (2019): 73–89. https://ejournal.stital.ac.id.
7. Suriyati, Suriyati. “Islam Dan Ilmu Pengetahuan.” Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam &
Pendidikan 8, no. 2 (2020): 102–118.
8. https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/keutamaan-ilmu-dan-ulama-dalam-hadits-nabi-JMzPd

Anda mungkin juga menyukai