MAKALAH
Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Studi Hadis
Dosen pengampu :
Dwi Hariono
DISUSUN OLEH :
Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala yang
dihadapi teratasi.
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada dosen mata kuliah Studi
Hadis yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis sehingga dapat
termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi mapun cara penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1. Mengetahui maksud landasan filosofis hadis
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dalil dalil Al-Qur’an dan hadis
3. Dapat mengetahui apa saja dan bagaimana pendapat para ulama
BAB II
PEMBAHASAN
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224,
dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani
dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913).
Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim maupun muslimah. Ketika sudah
turun perintah Allah SWT yang mewajibkan suatu hal, yang harus
dilakukan setiap Muslim adalah sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami
taat).
Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda,
)اضعُوْ الِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم َولَيَلَوْ ا لِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم ( َرواهُ الطَّب َْرانِ ْي َ ْتَ َعلَّ ُمو
َ او َعلِّ ُموْ ا َوت ََو
Ilmu agama menjadi yang prioritas untuk dipelajari. Namun bukan berarti
ilmu-ilmu lain bisa diabaikan. Apalagi, ada juga dalam satu hadist
disebutkan bahwa menuntut ilmu juga merupakan jihad di jalan Allah SWT.
"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan
Allah sampai ia kembali."
Para ulama bersepakat bahwa diantara syarat mujtahid baik dari qadli
maupun mufti adalah berilmu tentang hadits-hadits hukum. Maka menjadi
jelas bahwa menyibukkan diri dengan hadits adalah kebaikan yang paling
utama dan taqorrub yang paling agung…”.[1]
BAB III
PENUTUP
Imam Asy Syafi'I berkata, “Kalau bukan karena adanya ahli hadits, tentu orang-
orang zindiq berani berkhutbah di mimbar-mimbar”.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amoehirata/filosofi-ilmu-
hadits_552a606ef17e619602d623b7
https://kumparan.com/berita-hari-ini/hadist-menuntut-ilmu-perintah-dan-
keutamaannya-bagi-umat-islam-1ughI7xmK2J
https://cintasunnah.com/keutamaan-belajar-hadits/