Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HADITS TENTANG URGENSI ILMU DAN ULAMA’


Dosen pengampu:
Muhammad Arif Nasruddin M.Pd

Di susun oleh :
1. Izatun Ni’mah (201964010114)
2. Mazidatul Imamiyah (201964010165)
3. Nur Azizah (201964010162)
4. Nur Fadhila (201964010163)
5. Suryatul Hisni (201964010135)
6. Zulfatus Saidah (201964010026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS RADEN RAHMAT
KEPANJEN-MALANG
2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah yang telah memeberikan taufiq dan inayah nya sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas Mata kuliah Hadits Tarbawi yang diampu langsung dosen kami
Bapak Muhammad Arif Nasruddin, M. Pd.
Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada baginda nabi Muhammad
shollallahu ‘alaihi wasallam yang dengan lantaran Nya lah kita bisa merasakan kenikmatan
dalam menimba ilmu Allah yang tidak dapat diukur dengan apapun.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan Hadits Tentang Urgensi Ilmu dan Ulama’.
Maka dari itu apabila ada kata dan terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah kami,
kritik dan saran sangat kami harapkan agar bisa lebih memberikan pengalaman keilmuan
yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

                                                               

Malang, 23 Mei 2021


                                              

              
                                                                     Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
                  A.    LatarBelakang
                  B.     Rumusan Masalah
                  C.     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu dan Urgensinya
B. Pengertian Ulama’dan Urgensiya
C. Hadits Tentang Urgensi Ilmu dan Ulama’
BAB III PENUTUP
                  A.    Kesimpulan
      DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Ilmu Pengetahuan agama maupun illmu pengetahuan umum merupakan bagian dari
ciri khas manusia. Dari sekian banyak makhluk Allah di jagat raya ini tidak ada yang
diberikan ilmu dan mampu mengembangkannya selain manusia, sifat-sifat lain seperti
keberanian, kekuatan kasih sayang kemurahan  Dapat dimiliki manusia dan makhuk lain
seperti binatang. Tetapi binatang tidak memiliki ilmu pengetahuan dan tidak mampu
mengembangkannya. Dengan ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dengan akal
manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga dapat mengarahkan
makhluk lain dan menjadi pemimpin diataas muka ibu.

Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak diimbangi
dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapat menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT. Ilmu ulama sebagai control terhadap perkembangan ilmu sehingga
kemajuan sains dan tekhnologi tidak akan membawa manusia menjadi asing dan jauh dari
Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan dan kebahagiaan dimuka bumi ini terlebihnya di akhirat. Pada
bab ini akan dibahas beberapa hadits yang menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ilmu dan Urgensinya


2. Apa pengertian Ulama’ dan Urgensinya
3. Bagaimana penjelasan hadits tentang Urgensi Ilmu dan Ulama’

C.Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu dan Urgensinya


2. Untuk mengetahui pengertian Ulama’ dan Urgensinya
3. Untuk mengetahui penjelasan Hadits tentang Urgensi Ilmu dan Ulama’
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu dan Urgensinya


Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab ‫علم‬, masdar dari ‫ عَـلِ َم – يَـعْـلَ ُم‬yang
berarti tahu atau mengetahui. Secara bahasa ilmu adalah lawan kata bodoh/jahl. Secara istilah
ilmu berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkap secara sempurna segala hakikat yang
dibutuhkan.

Ilmu berfungsi sebagai cahaya yang menerangi bagi setiap orang. Dengan ilmu, jalan
hidup ini akan menjadi terang. Sebaliknya tanpa ilmu, orang akan merasa hidup ini dalam
keadaan gelap gulita. Karenanya orang bisa saja tersesat bila tidak memiliki ilmu
pengetahuan yang memadai. Dengan demikian,  ilmu merupakan syarat mutlak bagi seorang
pemimpin dan ulama.

Al-Ghazali menulis bahwa Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi Sulaiman bin Nabi
Daud as. telah disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan. Ia memilih ilmu. Lalu, ia
dianugerahi harta dan kerajaan bersama dengan ilmu. Dengan ilmu, seseorang dapat memiliki
harta yang banyak dan dapat pula melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehingga
mendapat kepercayaan untuk menjadi pemimpin. Jadi, ilmulah sebenarnya yang paling
penting.

Sehubungan dengan perbandingan ilmu dengan harta, Ali bin Abi Thalib berkata:

Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu dapat menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang
menjaganya. Ilmu berkuasa sedangkan harta dikuasai. Harta itu berkurang bila dibelanjakan,
sedangkan ilmu itu bertambah bila disiarkan. Orang berilmu lebih utama dari orang yang
hanya berpuasa, bersembahyang dan berjihad. Bila seorang berilmu meninggal, terdapatlah
suatu lowongan dalam Islam yang hanya dapat diisi oleh penggantinya.

B. Pengertian Ulama’ dan urgensinya

Ulama adalah waratsatul anbiya’. Penting bagi ulama dan umat ini membangun
kembali kesadaran ideologis dan politis Islam. Tentu peran ulama sangatlah besar. Jika ulama
sukses menanamkan kesadaran ideologis dan politis Islam pada diri umat, tanpa dikomando
ulama pun, umat pasti akan selalu menjatuhkan pilihannya pada Islam, partai Islam maupun
syariah Islam.
Peran ulama bukan hanya sekadar menguasai khazanah pemikiran Islam. Lebih dari
itu, bersama umat ulama harus berupaya menerapkan akidah dan syariah Islam secara total
dalam seluruh aspek kehidupan (ekonomi, politik/pemerintahan, pendidikan, sosial,
hukum/peradilan, politik luar negeri dll); bukan hanya dalam tataran spiritual, moral dan
ritual belaka.

Karena itu ulama harus selalu terlibat dalam perjuangan untuk mengubah realitas
rusak yang bertentangan dengan warisan Nabi Saw. Hal itu tidak mungkin terjadi jika syariah
Islam tidak diterapkan oleh negara. Negara pasti mau menerapkan syariah Islam jika ada
dukungan dan dorongan kuat dari para ulama.

Ulama hendaknya menjadi pengontrol penguasa. Peran dan fungsi ini hanya bisa
berjalan jika ulama mampu memahami konstelasi politik global dan regional. Ulama juga
harus mampu menyingkap makar dan permusuhan kaum kafir dalam memerangi Islam dan
kaum Muslim. Dengan ungkapan lain, ulama harus memiliki visi politis-ideologis yang kuat
hingga fatwa-fatwa yang ia keluarkan tidak hanya beranjak dari tinjauan normatif belaka,
tetapi juga bertumpu pada ideologi-politik. Dengan demikian, fatwa-fatwa ulama mampu
menjaga umat Islam dari kebinasaan dan kehancuran, bukan malah menjadi sebab malapetaka
bagi kaum Muslim.

C. Hadits Tentang Urgensi Ilmu dan Ulama’


Berikut beberapa hadits yang menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama yang
meliputi kemanfaatan ilmu, bahaya krisis ilmu agama dan ulama, dan kewajiban mencari
ilmu.
 Ilmu yang bermanfaat

‫ صدق‬: ‫ "إذا مات اإلنسان إنقطع عمله إال بثالث‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫ أو ولد صا لح يدعو له’’(رواه مسلم‬,‫جارية ’ أو علم ينتفع به‬
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:” apabila manusia itu
meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim)
 Penjelasan Hadits
Pada hadits diatas Rasulullah saw memberikan pelajaran tentang perlunya manusia
mencari amal yang berkualitas, kekal,  bermanfaat dalam kehidupan dunia maupun setelah
meninggal dunia kelak. Kualitas amal itu tidak teputus pahalanya sekalipun ia telah
meninnagl dunia, selama amalnya dimanfaatkan oleh manusia. Beliau menyatakan dalam
hadits diatas:
Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Tidak tidak bias bekerja,
tidak bisa beramal tidak bisa berkarya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika propesi seseorang
terputus maka secara sendirinya upah,honor, gaji akan terputus, itu artinya tidak ada
pekerjaan tidak ada gaji seperti itu juga dengan amalan, tidak ada amal maka tidak ada
pahala. Kecuali tiga perkara yang tidak terputus baik pekerjaabnnya maupun upah atau
pahalanya, sebagai berikut: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh.
 Pelajaran yang dipetik dari hadits                            
a.       Motivasi meningkatka amal saleh yang bermanfaat dalam berbagai sector ,baik
dalam diri, keluarga dan sosial masyarakat.
b.      Keutmaan menuntut dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, baik bermanfaat
didunia maupun diakhirat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dan
diamalka untuk mendekatkan diri kepada Allah.
c.       Anjuran menyebarkan ilmu pengetahuan baik secara langsung dalam proses
belajar mengajar maupun melalui tulisan, seperti karya ilmiah, menulis buku.dll
d.      Anjuran sedekah,wakap dan amal jariah.
 Keutamaan orang berilmu
 "‫عن أبى أمامة رضي اللة عنة أن رسول اللة صلى اللة عليه وسلم " فضل العلم على العا بد كفضل على أدنا كم‬
‫ حتى النملة فى‬, ‫ثم قال رسول اللة صلى اللة عليه وسلم " إن اللة ومال ئكته و أهل السموات واالرض‬
)‫ وقال حديث حسن‬, ‫ ليصلّون على معلّم الناس الخير "( رواه الترمذى‬, ‫ليصلّون‬, ‫وحتى الحوت‬, ‫جحرها‬

“Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: kelebihan ahli ilmu
terhadap ahli ibadah adalah “kelebihanku terhadap orang yang paling rendah diantara kamu
sekalian “ kemudian Rasullah melanjutan sabdanya “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-
Nya serta penghuni langit dan  bumi sampai semut yang berada di sarahngnya dan juga ikan
senantiasa meminta rahmad kepada orang yang mengajarkan kenaikan kepaa manusia .”(H.R.
al-Tusmizi)
 Penjelasan Hadits.
Pada hadits ini Rasululah SAW menjelaskan keutamaan orang alim atau abid, Alim
artinya orang yang berilmu pengetahuan terutama dalam ilmu syara’, sedangkan abid adalah
ahli ibadah saja, keduanya diperlakukan dalam beragama orang alim harus beribadah sebagai
manifestasi ilmunya yakni pengamalan ilmu. Demikain juga abid harus berilmu karena
ibadah tidak dapat diterima kalau tidak didasari ilmu. Rasulullah memberikan perum tentang
keutamaan kedua orang tersebab.

 ‫فضل العلم على العا بد كفضل على أدنا كم‬


“Kelebihan ahli ilmu (‘alim) adalah seperti kelebihanku diantara orang yang paling
rendah diantara kamu sekalian”
Maksud orang alim disini adalah orang yang banyak mengetahui ilmu syara’ dan
sudah melaksanakan ibadah-ibadah yang wajib saja. Sedangkan ‘abid disini  adalah orang
ahli ibadah setelah memperoleh ilmu-ilmu yang wajib. Keutamaan orang alim seperti itu
lebih utama dibandingkan dengan orang yang terendah diantara sahabat  alangkah jauhnya
perbedaan keutamaan keduanya, keutamaan Nabi dinbandingkan sahabat yang paling agung
saja tidak ada taranya, bagaimana jika dibandingkan dengan sahabat. Al-Qary
mengatakan”perumpamaan ini bersifat MUBALAQAH (berlebihan) andaikata keutamaan
Nabi yang paling agung saja sudah cukup.
Keutamaan ilmu rasul jelaskan secara terperinci seperti pada hadits berikut.
‫ ليصلّون على‬, ‫ليصلّون‬, ‫وحتى الحوت‬, ‫ حتى النملة فى جحرها‬, ‫إن اللة ومال ئكته و أهل السموات واالرض‬
‫معلّم الناس الخير‬

Artinya : Sesungguhnya Allah, para Malaikatnya serta penghuni langit serta penghuni
langit dan bumi sampai semt yangberada disarangnya dan ikan senantiasa meminta rahmat
kepada orang yang mengajarkan kebaikan orang lain.

Nabi menyebutkan kemuliaaan orang alim didoakan oleh Tuhan dan seluruh makhluk
yang ad dilangit dan dibumi. Mulai makhluk yang paling agung yakni para malaikat sampai
makhluk yang terendah dan terkecil seperti semut dan ikan.

 Pelajaran yang di petik dari hadits :


1. Keharusan orang yang berilmu beribadah dan keharusan orang abid berilmu, ilmu tak ada
manfaatnya  tanpa ibadah dan ibadah tidak diterima tanpa ilmu
2. Proses belajar mengajar ilmu lebih diutamakan daripada melaksanakan ibadah yang
sunnah, karena ibadah itu memberikan manfaat hanya epada yang mengerjakaannya saja,
sedangkan ilmu selain bermanfaat bagi dirinya juga bermanfaat bagi orang lain.
3.  Anjuran untuk menghormati ulama dan para penuntut ilamu serta mendoakan mereka.
4.  Anjuran agar melakukan hal-hal yang bermanfaat  baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
arang lain.
 Kewajiban menuntut ilmu
ّ ‫عن أنس بن ملك قال قال رسول اللة صلى اللة عليه وسلم اطلبوا العلم ولو بال‬
‫صين فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
)‫ عبدالبر‬ ‫إن المألئكة تضع أجنحتها لطا لب العلم رضا بما يطلب (أخرجه ابن‬

‫وفى رواية "طلبالعلم على كل مسلم وإن طلب العلم يستغفر له كل شئ حتى الحيتان فى البحر(إبن عبد البر فى العلم عن‬
) ‫إنس حديث صحيح‬

“Dari Anas bin Malik berkata: Rasululah SAW bersabda:” carilah ilmu walaupun ke
negeri Cina. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim. Sesungguhnya
malaikat meletakkan sayapnya  bagi pencari ilmu karena ridho dengan apa yang dicari”.
(H.R. Ibnu Abd Albarr)
 Penjelasan kandungan hadits
Ada beberapa pokok pesan dalam hadits diatas sebagaii berikut
‫اطلبوا العلم ولو بالصّين‬
“Carilah ilmu walaupun dinegeri Cina”
Mencari ilmu suatu kewajiban sekalipun dimana saja dan dalam keadaan
bagaimanapun tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak mencarinya. Makna
“walaw” daam bahasa Arab menunjuk batas maksimal apapun yang terjadi (li al-qhayah).
Para ulama memberi penjelasan makna” walaupun dinegeri Cina”
 Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits diatas
a. Kewajiban menuntut ilmu dimana saja dan dalam keadaan bagaimanapun dalam
kedaan sulit maupun jauh.
b. Kewajiban menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan yang sudah
mukallaf.
c. Penuntut ilmu dicintai dihormati dan dilindungi oleh para Malaikat.
 Hadits Tentang Urgensi Ulama’
‫وعن عبد هللا ابن عمربن العاص رضى هللا عنهما قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول إن هللا اليقبض العلم‬
‫انتزاعا ينتزعه من الناس ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبقى عالما اتخذ الناس رؤوسا جهال فسئلوا فأفتوا‬
)‫بغير علم فضلوا وأضلوا (متفق عليه‬
Terjemah hadits
“Dari Abdullah bin Umar bin Ash ra, ia berkata : Aku telah mendengar rasulullah
sawbersabda : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan menghilangkannya
secara langsung dari manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mencabut para
ulama sehingga apabila tidak tersisa seorang ‘alim, manusia menjadikan pemimpin-
pemimpin mereka dari orang-orang bodoh, maka mereka ditanya dan memberi fatwa,
maka mereka sesat dan menyesatkan. (muttafaq ‘alaih)”
 Penjelasan hadits
Hadits diatas menjelaskan bahwa :
a.    para ulama adalah pellindung dan penentram manusia di bumi ini serta sumber
keutamaan dan kebajikan.
b.    Kabar gembira bagi ulama bahwa Allah tidak akan mencabut ilmu mereka
c.    Anjuran menuntut ilmu untuk memperbanyak jumlah para ulama, agar
masyarakat semakin mudah belajar agama
d.   Barang siapa yang mengklain sebagai ulama lalu berfatwa tanpa didasari ilmu,
maka hal itu sama saja ia merugikan dirinya karena telah melakukan kebohongan atas
nama Allah dan juga merugikan orang lain karena telah membodohi mereka.
e.    Kaum muslimin dilarang meminta fatwa kepada orang bodoh, dan para ulama
dilarang berfatwa tanpa didasari ilmu.
‫وعن أبي أمامة رضى هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال فضل العالم على العابد كفضلى على أدناكم‬
‫ثم قال رسول هللا إن هللا وملئكته وأهل السماوات واالرض حتى النملة فى حجرهاو حتى الحوت ليصلون على‬
)‫معلمى الناس الخير (رواه الترمذى وقال حديث حسن‬

“dari Abi Amamah ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda keutamaan orang
yang berilmu atas  orang yang beribadah bagaikan keutamaan diriku atas  kalian
semua, kemudian Rasulullah saw. Bersabda sesungguhnya Allah dan para
malaikatnya serta seluruh penghuni langit dan bumi sampai semut diliangnya dan
ikan-ikan sungguh bershalawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan pada
manusia (HR. Turmudzi dan ia berkata ini Hadits hasan)

 Penjelasan hadits
Hadits diatas menjelaskan bahwa :
a.       Anjuran untuk berbuat sesuatu yang banyak membawa manfaat bagi pelakunya
dan orang lain.
b.      Menuntut ilmu adalah lebih utama dari ibadah-ibadah yang sunah, sebab ibadah
sunah manfaaatnya terbatas hanya bagi pelakunya saja, sedangkan ilmu pengetahuan
manfaatnya lebih luas, dapat dirasakan oleh pelaku dan orang lain.
c.       Anjuran untuk menghormati ulama dan orang yang menunut ilmu serta
mendo’akan mereka.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada tiga amal manusia yang tidak terputus pahalnya sekalipun telah meninggal
dunia, yaitu” sedekah jariah, ilmu bermanfaat, dan anak yang shaleh. Sedekah jariah
maknanya  sedekah yang suatu benda yang tidak habis setelah dimanfaatkan dan pahalanya
mengalir selama masih dapat manfaatnya, ilmu yang bermanfaat artinya ilmu itu diajarkan
diamalkan kepada orang lain. Anak soleh adalah anak yang beriman dan mendo’akan kepada
oran tua..
Allah dan seluruh makhluk langit dan bumi membaca solawat kepada orang alim.
Salawat Allah maknanya memberi, rahmat. Mencari ilmu hukumnya wajib, adakalnya wajib
ain dan adakalannya wajib kifayah begantung ilmmunya, kewajiban mencari ilmu sekalipun
dalam keadaan jauh dan sulit seperti di negeri Cina. Malaikat hormat terhadap apa yang
dilakukan oleh pencari ilmu dengan menghamparkan sayapnya berhenti tidak terbang untuk
menginjak mereka dan mengayomi mereka. Demikan juga seluruh makhluk mulai yang
terbesar sampai yang terkecil, seperti ikan dilaut memohonkan pengampunan kepadanya.
Peranan ilmu dan ulama sangat penting dalam melestarikan ilmu dan
membudayakan alam, ilmunya Allah dibawa mereka, jika mereka wafat maka lenyaplah ilmu
dari bumi dan jika ilmu sudah terangkat , maka manusia akan
mengangkat pemimpin yang tak berilmu, fatwanya sesat dan menyesatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Khon, Abdul Majid. Hadits Tarbawi.Jakarta, Kencana Pena Media Group, 2012
Qayyim,Ibnu. Risalah Tabukiyah (Tahqiq Abu Abdirrahman Aqil bin Muhammad bin
Zaid Al-Muqthiri Al-Yamani, cet. Ke-1). Yaman: Maktabah Dar Al-Quds, 1990
Soeyoeti, Drs. H Zarkowi. Pendidikan Agama Islam.Jakarta,1995/1996.
Tori, Keutamaan Ilmu Ulama’ Perspppektif Hadits. Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah.
Rasyid, Ainur. Hadits-Hadits Tarbawi. Yogyakarta. Difa Press, 2015.

Anda mungkin juga menyukai