i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
A. Simpulan...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan ayat ini, Allah SWT tidak menyamakan orang yang berilmu dan
orang yang tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu
sendiri dan hanya akan didapat oleh orang yang berilmu. Allah akan mengangkat
derajat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka dalam kebaikan sebagai
pemimpin dan pemberi petunjuk yang diikuti, dan megamalkan setiap perbuatan
yang dilakukan. 1
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai peran yang sangat
penting. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan
bagi kehidupan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat.
Menurut al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk
kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang
dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan hanya
diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan
bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas
1
Imam Ghazali, Mukhtasar Ihya Ulumuddin, (Jakarta : Pustaka Amani. 1995), hal. 3.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi ilmu menurut bahasa dan isthilah?
2. Seperti apakah dalil tentang ilmu?
3. Bagaimana pandangan para ulama tentang urgensi ilmu?
4. Apa saja keutamaan orang yang berilmu?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi menurut bahasa dan isthilah.
2. Mengetahui beberapa dalil tentang ilmu.
3. Mengetahui pandangan para ulama tentang urgensi ilmu.
4. Mengetahui keutamaan orang yang berilmu.
2
Ibid.
BAB II
PEMBAHASAN
3
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia. 2008), hal. 14.
4
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : Prenamedia Group. 2018), hal. 8.
5
Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta : PT. Gama
Media, 2002), hal. 26.
3
4
yang dilakukan akan terkendali dengan ilmu, dan terlihat baik atau buruknya amal
yang dikerjakan.6
Dalam riwayat lain, “Dari Shofwan bin ‘Asal al-Murodi r.a berkata: aku
dating kepada Nabi SAW, sedang beliau berada di masjid dalam keadaan
bertelekan pada selimut berwarna merah, maka aku berkata kepada beliau:
wahai Rasulullah, sesungguhnya aku datang untuk menuntut ilmu, kemudian
beliau bersabda: selamat datang orang yang menuntut ilmu, sesungguhnya para
malaikat mengelilingi dengan sayapnya terhadap orang yang menuntut ilmu,
kemudian sebagian dari mereka naik pada sebagian sehngga sampai ke langit
dunia karena senangnya terhadap sesuatu yang ia cari”. (HR. Thabrani dan
Ahmad).8
Para malaikat ingin menghiasi para pencari ilmu dan mengusap mereka
dengan sayap-sayapnya. Ilmu menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang
gelap serta menguatkan badan yang lemah. Dengan ilmu, hamba mencapai
kedudukan orang-orang yang salehh serta derajat yang tinggi. Orang yang
mendapat ilmu adalah orang yang bahagia, sedang orang yang tidak
mendapatkannya adalah orang yang sengsara.9
menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedang harta adalah yang dihakimi. Harta
menjadi berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilmu akan berkembang dengan
diajarkan kepada orang lain”
Al-Mawardi mengatakan bahwa, ilmu amatlah luas, jika dipelajari tidak
akan pernah selesai, selama bumi masih berputar, selama hayat di kandung badan,
selama itu pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan islam tidak hanya cukup
pada perintah menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus
menerus belajar, karena manusia hidup di dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan
dengan alam dan perkembangan zaman. Jika manusia berhenti belajar sementara
zaman terus berkembang maka manusia akan tertinggal oleh zaman sehingga
tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada zaman
sekarang ini, zaman yang di sebut dengan era globalisasi, orang dituntut untuk
memiliki bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan.
bertujuan untuk istirahat agar dia mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu,
orang yang mengamalkan ilmunya akan tidur dengan mengamalkan sunnah-
sunnah Rasulullah di dalamnya sehingga tidurnya tersebut akan bernilai ibadah.
Sedangkan, ibadahnya orang yang bodoh akan rawan terhadap bid’ah dan justru
menjadikan syetan menyukainya.
Dalam Islam, mereka yang tekun mencari ilmu lebih dihargai daripada
mereka yang beribadah sepanjang waktu. Kelebihan ahli ilmu daripada ahli ibadah
adalah seperti kelebihan Rasulullah atas orang Islam sebelumnya. Di kalangan
kaum muslimin, hadist ini sangat populer sehingga mereka memandang bahwa
mencari ilmu merupakan bagian integral dari ibadah.12
Dalam Islam, nilai keutamaan dari pengetahuan berikut penyebarannya
tidak pernah diragukan. Nabi menjamin bahwa yang berjuang dalam rangka
menuntut ilmu akan diberikan banyak kemudahan oleh Tuhan menuju surga. 13
Para pengikut atau murid Rasulullah telah berhasil meneruskan dan menerapkan
ajaran tentang semangat mencari ilmu. Motivasi religius ini juga dapat ditemukan
dalam tradisi rihla. Suatu tradisi ulama yang disebut ar-rihla fi thalab al-ilm
(perjalanan dalam rangka mencari ilmu), adalah bukti sedemikian besarnya rasa
keingintahuan di kalangan para ulama. Umumnya, kegiatan ini dilakukan oleh
mereka yang mempelajari hadits, seperti Imam Bukhori.14
12
Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta : PT.
Gama Media, 2002), hal. 25.
13
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Ghazali, Ayyuha al-Walad, (Kairo : Dar al-I’tisam,
1983), hal. 33.
14
Ibid, hal. 26.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, ‘alama, ya’lamu, ‘ilman
yang berarti tahu atau mengetahui. isim masdar dari ‘alima yang berarti
mengetahui, mengenal, merasakan, dan menyakini. Dari kata tersebut muncul
istilah lain dari, yaitu ta’lim yang merupakan masdar dari kata ‘allama yang
berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian,
pengetahuan, dan keterampilan. Secara istilah, ilmu yaitu sesuatu yang
dengannya akan tersingkap secara sempurna segala sesuatu yang dibutuhkan.
2. Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu sangatlah banyak, para ulama
ahli hadits pada umumnya menuliskan bab tersendiri yang menjelaskan urgensi
ilmu.
3. Firman Allah dalam al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah serta pandangan
ulama, sebagaimana dipaparkan di atas adalah bukti kongkrit akan keutamaan,
kemulian dan pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan. Ia adalah kunci
bagi kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Prenamedia Group.
Yunus, Mahmud. 1993. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
Mz, Labib. 1987. 55 Wasiat Rasulullah SAW. Jakarta : CV. Bintang Pelajar.