Kelompok 6
SEMESTER 5 KELAS A
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menikmati hidup
dengan damai dan tentram. Sholawat dan salam tetaplah kita curah limpahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad saw. yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
mata kuliah “Pendidikan Al Qur’an Hadits”. Dalam makalah ini kami mencoba untuk
menjelaskan tentang “Tafsir Tematik Tentang Keutamaan Ilmu”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Kami juga menyadari makalah ini tentu
jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
karya- karya kami selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu berasal dari kata bahasa Arab yaitu (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang
berarti mengerti, memahami benar-benar. Ilmu dari segi Istilah ialah segala
pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT yang
diturunkan kepada Rasul-Rasul Nya dan alam ciptaanNya termasuk manusia
yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah. Secara terminologi ada tiga pengertian
yang dikemukakan oleh para ulama.
2
3
Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih
mengelompokkannya dua bagian, yaitu
1) Fardhu ‘ain, adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim
tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar,
muamalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah SWT, yang
tertuang dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya yang sahih. Inilah yang
diperintahkan Allah dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak) Melainkan Allah”. (Q.S.
Muhammad:19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw dalam
haditsnya, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu
Majah). Pengertian mencari ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama
Islam, hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan.
2) Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat
dengan mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi
dalam ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem
pemerintahan, hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika
sebagian dari mereka ada yang mengerjakannya, maka gugurlah
kewajiban dari yang lainnya. Sedangkan jika tidak ada seorang pun yang
melakukannya, maka semua menanggung resikonya.
4
Sudah menjadi rahasia umum, jika membahas mengenai ilmu, maka akan
bertemu dengan kata legendaris di bidang edukasi Islami dengan istilah “adab”.
Adab menjadi hal yang krusial dalam proses menuntut ilmu. Maka, ilmu itu hanya
layak bagi mereka yang mengamalkan adab-adabnya, baik pada dirinya sendiri,
pada ilmunya, pada gurunya dan juga pada teman-teman sejawatnya.
Dan begitu banyak penuntut ilmu yang terhalang dari ilmu dan
kemuliaannya, dikarenakan mereka melalaikan diri dari memelihara adab. Sudah
sepatutnya sebagai penuntut ilmu untuk terus menghidupkan adab saat menuntut
ilmu. Adab-adab terhadap ilmu,antara lain yaitu :
Ilmu akan dapat diraih jika memperhatikan kesucian wadahnya, yaitu hati,
semakin suci hati seorang hamba, maka semakin berhasil penerapan ilmu terhadap
hatinya. Seorang hamba hendaknya menghiasi batinnya dan sucikan hatinya dari
segala bentuk hal yang mengotorinya, yaitu syubhat dan syahwat. Sungguh, ilmu
itu adalah mutiara yang berharga, tak pantas disimpan kecuali pada tempat yang
suci.
2. Mengikhlaskan Niat
3. Membulatkan Tekad
Setelah kita membenahi hati dengan berbuat ikhlas dan meluruskan niat,
maka menuntut ilmu dapat tercapai dengan membulatkan tekad, terdapat tiga poin
pada perkara ini, yaitu: bersemangat atas hal yang bermanfaat, memohon
keberhasilan kepada Allah dan konsisten dan tidak lemah dalam menggapainya.
Pada hakikatmya, segala ilmu yang bermanfaat akan merujuk kepada ayat-
ayat Al-Quran dan hadis Nabi صلى هللا عليه وسلم. Selain kedua sumber tersebut, akan
dapat menjadi ilmu yang sifatnya membantu untuk memahami al-Qur’an dan as-
Sunnah; maka diperbolehkkan dipelajari selama memang bisa membantu.
Ataupun ilmu yang sifatnya tidak memiliki hubungan langsung dengan al-Qur’an
dan as-Sunnah; maka ketidaktahuan atas ilmu yang termasuk dalam kategori ini
tidaklah memudaratkan.
Selain memuliakan ilmu, Islam memandang bahwa ahli ilmu atau ulama
memiliki keutamaan yang begitu besar dan kedudukan mereka sangat mulia
karena mereka layaknya orangtua bagi ruh. Maka mengakui keutamaan ulama itu
adalah hak yang wajib ditunaikan. Memuliakan para ulama merupakan sebuah
adab yang harus senantiasa dipegang seorang pelajar, dan di antara yang termasuk
dari pondasi memuliakan ulama, adalah:
6
• Bersikap tawadhu’
• Memberikan perhatian
• Tidak menunjukan sikap acuh tak acuh
• Memperhatikan adab berbicara yang baik
• Saat membicarakannya, besarkanlah dia tanpa ghuluw (berlebihan), tetapi
hendaklah dimuliakan dengan kadar yang sesuai agar jangan sampai si
murid menjatuhkan kemuliaan sang guru di saat si murid sedang
menyanjungnya
• Berterimakasih atas pengajarannya
• Mendoakan kebaikan
• Tidak menunjukan sikap “sudah tidak butuh lagi”
• Tidak mengganggunya dengan ucapan maupun perbuatan
• Bersikap lembut ketika mengingatkan atas kesalahannya; jika memang
ada kekeliruan darinya.
Kejujuran dalam menuntut ilmu akan menimbulkan rasa cinta dan rindu
atasnya. Tidaklah seseorang itu bisa meraih derajat keilmuan sampai kelezatan
terbesarnya itu ada pada ilmu. Dan kelezatan ilmu hanya bisa diraih dengan tiga
perkara, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim rahimahullah:
“pengorbanan dalam waktu dan tenaga, kejujuran dalam mencarinya dan niat yang
benar dan keikhlasan.” Maka tiga perkara tersebut tidak akan sempurna kecuali
dengan membuang segala hal yang melalaikan hatinya. Tatkala hati itu dipenuhi
dengan kelezatan ilmu, maka kelezatan alami itu akan hilang dan jiwa pun akan
8
melupakannya. Bahkan dengan kelezatan ilmu, rasa sakit dan penderitaan itu bisa
berubah menjadi sebuah kenikmatan.
para sahabat menyimpannya baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan dan
membacanya dengan lisan-lisan mereka.
Allah ta’ala ketika menjelaskan keutamaan ilmu serta keagungan
kemuliaannya berfirman :
َقُ ْل ه َْل َي ْست َ ِوي الهذِينَ َي ْعلَ ُمونَ َوا هلذِينَ ََل َي ْعلَ ُمون
“Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang
tidak tahu.” [Az Zumar : 9]
Dalam ayat ini Allah ta’ala membedakan antara ahlul ilmi dengan selainnya.
Dia menjelaskan bahwa tidaklah sama antara orang yang tahu kebenaran dengan
orang yang jahil akan kebenaran.
Para mufassir menyimpulkan firman Allah di atas, bahwa :
1) Tidaklah sama antara hamba Allah yang memahami ilmu agama Allah,
yaitu yang menyadari dirinya, memahami tanda-tanda kekuasaan Allah,
dan mentaati segala perintah dan larangan-Nya, dengan orang-orang yang
mendustakan nikmat-nikmat Allah, yang tidak mau mempelajari ilmu
agama Allah;
2) Hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat mengambil hikmah
atau pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
َّللا َو َم ْن َجا َء ِلغَي ِْر َ َم ْن َجا َء َمس ِْجدِى َهذَا لَ ْم َيأْتِ ِه ِإَله ِل َخي ٍْر َيت َ َعله ُمهُ أ َ ْو يُ َع ِل ُمهُ فَ ُه َو ِب َم ْن ِزلَ ِة ْال ُم َجا ِه ِد فِى
ِ س ِبي ِل ه
غي ِْر ِه ِ ظ ُر ِإ َلى َمت
َ َاع ُ الر ُج ِل َي ْن ذَلِكَ فَ ُه َو ِب َم ْن ِز َل ِة ه
“Orang yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia berada di jalan Allah
(sabilillah) sampai ia pulang.” (Hadits Tirmidzi)
Isyarat keutamaan ilmu dan keutamaan orang yang berilmu dijelaskan dalam
uangkapan bahwa jika seseorang (penuntut ilmu) keluar untuk mencari ilmu
maka ia seperti orang yang keluar untuk berjihad di jalan Allah, sehingga
menuntut ilmu tersebut akan mendapat keutamaan seperti keutamaan jihad.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ilmu berasal dari kata bahasa Arab yaitu (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang berarti
mengerti, memahami benar-benar. Ilmu dari segi Istilah ialah segala
pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT
yang diturunkan kepada Rasul-Rasul Nya dan alam ciptaanNya termasuk
manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah
a) Fardhu ‘ain, adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap
muslim tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya
benar, muamalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah
SWT, yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya yang
sahih.
b) Mengikhlaskan niat
c) Membulatkan tekad
4. Dalam Al Qur’an dan Sunnah terdapat banyak dalil, baik dari Kitabullah
maupun Sunnah/Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menjelaskan tentang keutamaan, keagungan serta ketinggian ilmu.
3.2 Saran
13