Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkan

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dosen Pengampu : Asep Usamah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Herlina (NIM 226223085)


2. Dinda Dianisa (NIM 226223089)
3. Eliza Hazah (NIM 226223096)

PGSD 4D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN(STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan
Yang maha Esa. Karena berkat dan rahmatnya maka kami bisa menyelesaikan
sebuah karya tulis tepat waktu. Berikut ini kami mempersembakan sebuah
makalah dengan judul “Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan
Mengamalkan”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Dan penulis lebih dulu meminta maaf dan dimaklumi bila ada kesalahan dan
penempatan kata yang kurang tepat. Semoga Allah SWT memberkati makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kuningan, 29 Februari 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Adab dalam Menuntut Ilmu...................................................................3
B. Perintah Menuntut Ilmu..........................................................................4
C. Keutamaan Orang Berilmu.....................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak
tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk
mengenal Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang
telah menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya.
Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan
yang dicita-citakannya.

Mencari ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak
bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya
akan di manfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan
dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal
dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Menuntut ilmu
dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya dua
bagian, yaitu 1). Fardhu "ain, dan 2). Fardhu kifayah. Orang yang berilmu sangat
dimuliakan oleh Allah SWT dan akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Sehingga Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi kedudukan dan


martabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya. Para ulama bagaikan
lentera penerang dalam kegelapan dan menara kebaikan, juga pemimpin yang
membawa petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai kedudukan al-Akhyar
(orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-orang yang
bertaqwa.

B. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai


berikut:

1. Bagimana Adab dalam Menuntut Ilmu?


2. Apa saja Perintah Menuntut Ilmu?
3. Apa saja Keutamaan Orang yang Berilmu?

1
C. Tujuan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan masalah yang ada
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Adab dalam Menuntut Ilmu.
2. Untuk mengetahui Perintah Menuntut Ilmu.
3. Untuk mengetahui Keutamaan Menuntut Ilmu.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adab dalam Menuntut Ilmu
Agar proses belajar berjalan dengan baik sehingga kita mampu
mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mampu mengantarkan kita menjadi
orang yang sukses didunia dan selamat diakhirat kelak, ada beberapa hal yang
harus kita perhatikan antara lain.
1. Meluruskan Niat
Ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu akan mengantarkan
seseorang berhasil dan sukses dalam menjalani kehidupannya nanti, karena
segala sesuatu yang bernilai ibadah itu tergantung dari niat dan tujuannya.
Adapun niat dan tujuan yang seharusnya dimiliki para penuntut ilmu
dalam proses menuntut ilmu adalah:
-Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah saw.
-Memerangi kebodohan agar tidak dibodohi oleh orang lain
-Mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan terarah –Membekali
kehidupan akhirat agar bisa selamat dan khusnul khatimah.
2. Hormat dan Santun Terhadap Guru
Memiliki rasa hormat dan bersikap santun terhadap guru adalah
prilaku yang harus dimiliki dalam menuntut ilmu. Guru adalah orang yang
memberikan kita ilmu, yang dengan ilmu itu kita akan menjadi orang
mulia baik didunia maupun diakhirat. Dan salah satu cara untuk
memuliakan guru adalah bersikap hormat dan santun kepadanya sebagai
cerimanan sikap kerendahan hati. Sebagai mana sabda Rasulullah:
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta
rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya". HR.At-
Tabrani.
3. Mengawali dan Mengakhiri dengan Do'a
Untuk mengawali sesuatu yang baik termasuk dalam hal ini
menuntut ilmu maka kita harus berdoa'a minimal dengan membaca
basmalah dan mengahiri dengan hamdalah. Rasulullah saw bersabda:

3
"perkataan atau perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak
dibuka dengan menyebut nama Allah, maka perkara itu akan menjadi sia-
sia" HR.Ahmad.

B. Perintah Menuntut Ilmu


Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam
tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan
untuk mengenal Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah
yang telah menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai
kepada-Nya. Barang siapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan
menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya.
Jumhur ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat, selain wahyu
pertama yang disampaikan Allah SWT kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad
saw sebagai landasan utama perintah untuk menuntut ilmu. Dijelaskannya
pula sarana untuk mendapatkannya, disertai bagaimana nikmatnya memiliki
ilmu, kemuliaannya, dan urgensinya dalam mengenal ke-Maha Agung-an
Sang Khalik dan mengetahui rahasia penciptaan serta menunjukkan tentang
hakikat ilmiah yang tetap.
Sebagaimana firman-Nya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al 'Alaq [96]: 1-5).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT: berfirman: "Katakanlah: "Adakah
sama orang-orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran". (Q.S. Az Zumar [39]: 9).
Para mufasir menyimpulkan firman Allah di atas, bahwa: 1). Tidaklah
sama antara hamba Allah yang memahami ilmu agama Allah, yaitu yang
menyadari dirinya, memahami tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mentaati
segala perintah dan larangan- Nya, dengan orang-orang yang mendustakan

4
nikmat-nikmat Allah, yang tidak mau mempelajari ilmu agama Allah; 2).
Hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat mengambil hikmah atau
pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
Terkait hal tersebut, Rasulullah saw menandaskan bahwa menuntut,
memahami dan mendalami ilmu agama Islam itu, merupakan kewajiban
utama setiap muslim. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abi Sufyan ra, ia
mendengar Rasulullah Saw telah bersabda: "siapa yang dikehendaki menjadi
orang baik oleh Allah, Allah akan memberikan kepahaman kepadanya dalam
agama Islam". (H.R. Bukhari, Muslim).
Memahami ilmu agama akan membuat seorang muslim, baik dan benar
dalam beribadah kepada Allah SWT, jauh dari bid'ah atau hal-hal lain yang
membatalkan ibadah kita. Serta mampu membentengi diri dan keluarga dari
aqidah berbahaya. Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu).
Para ahli figih mengelompokannya dalam dua bagian, yaitu: Fardhu 'ain dan
Fardhu kifayah.
1. Fardhu ain adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim
tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar,
mu'amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza wa
Jalla, yang tertuang dalam Al Qur'an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih.
Inilah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya, "Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak) Melainkan Allah". (Q.S.
Muhammad [47]: 19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw dalam
haditsnya, "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim". (H.R. Ibnu
Majah). Pengertian mencari ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama
Islam, hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan:
2. Fardhu kifayah adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan
mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam
ilmu- ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem pemerintahan,
hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari
mereka ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang
lainnya. Sedangkan jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka

5
semua menanggung resikonya. Inilah yang diserukan Allah SWT dalam
firman-Nya, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semuanya
(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya". (Q.S.
At-Taubah [9]: 122).
Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta
menggapai keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu.
Ilmu adalah cahaya yang dengannya Allah mengutus para Rasul, menurunkan
kitab- kitab, dan dengannya pula memberi petunjuk dari kesesatan dan
kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah seluruh keraguan, khurafat dan
kerancuan. (Q.S. Al Maidah [5]: 15-16) dan (Q.S. Al-A'raf [7]: 157).
Allah SWT dan Rasul-Nya telah pula menentukan pedoman bagi kita
hingga akhir zaman, barangsiapa yang berpegang teguh kepada Al Qur'an dan
As Sunnah (Hadis) Sahih, tidak akan sesat selamanya. Sebagaimana firman
Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah
Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an)
dan Ro sul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya". (Q.S. An Nisa [4]: 59). Dan hadits nabi Saw."...Sesungguhnya
aku telah meninggalkan sesuatu bagimu, jikalau kamu berpegang teguh
dengannya, maka kamu tidak akan sesat selamanya, (yaitu) Kitab Allah (Al
Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya". (H.R. Hakim; at-Targhib, 1:60).
Banyak jalan untuk menuntut ilmu agama. Antara lain mengikuti
majelis taklim yang istiqomah mengkaji Al Qur'an dan As Sunnah sahih di
berbagai tempat dan media. Ilmu agama ada di Qur'an, Tafsir Qur'an, juga
hadis-hadis sahih, yang sudah diterjemahkan. Jika kita tidak memahami ilmu
agama Islam, bagaimana kita bisa tahu mana perintah dan larangan Allah?
Bagaimana kita bisa tahu ibadah yang kita lakukan itu sah dan diterima

6
Allah? Tapi umat Islam juga jangan sembarangan menimba ilmu. Salah-salah
memilih sumber ilmu, maka kelak ilmu yang dimiliki itu akan tersesat.

C. Keutamaan Orang yang Berilmu


Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya, dan Allah telah
memberikan akal yang sehat pada manusia untuk membedakannya dengan
makhluk. hidup lainnya. Dan dengan akal tersebut manusia diwajibkan untuk
mencari ilmu pengetahuan dan memiliki ilmu pengetahuan dalam segala hal
agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan. Ilmu pengetahuan ibarat
sebuah cahaya yang akan menuntun manusia hingga mencapai tujuan
penciptaan manusia menurut Islam. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu
bekal abadi bagi manusia untuk mencapai sukses dunia akhirat menurut
Islam. Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian yang dimiliki seseorang,
baik mengenai soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan lainnya. Memillilki ilmu
pengetahuan sesungguhnya sangatlah penting bagi manusia, karena tanpa
ilmu. pengetahuan hidup seseorang akan seperti tanpa arah dan berada dalam
kegelapan atau kejahiliyahan.
Hukum menuntut ilmu dalam Islam adalah wajib. Seperti yang
dikatakan dalam sebuah hadits: "Memuntut ilmu wajib atas setiap muslim
(baik muslimin ataupun muslimah" (HR. Ibnu Majah). Bagi seorang
muslim ilmu pengetahuan sangatlah penting. karena di dalam Islam, orang
yang berilmu akan diangkat derajatnya dan dihormati. Ada beberapa
keutamaan berilmu dalam Islam yang perlu di ketahui oleh seorang muslim.
Keutamaan Berilmu Menurut Islam dan Dalilnya Allah SWT. telah
menjelaskan keutamaan orang-orang yang berilmu dalam Islam melalui ayat-
ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam. Dan
diantara keutamaan-keutamaan berilmu tersebut, berikut ada delapan
keutamaan berilmu menurut Islam:
1. Orang berilmu akan dimudahkan jalan menuju surga
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda: "Barang siapa
yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah

7
mudahkan jalannya menuju surga" (HR. Muslim). Maksud dari hadits
tersebut adalah, orang-orang muslim yang berilmu akan dimudahkan oleh
Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmu orang muslim dapat
beribadah dengan benar dan sesuai dasar hukum Islam. Dari hadits
tersebut dapat kita lihat, bahwa ilmu sangatlah penting bagi umat muslim
dan memiliki manfaat dalam kehidupan dunia akhirat.
2. Orang berilmu akan memiliki pahala yang mengalir
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda: "Jika seseorang
meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal.
Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do'a anak yang sholeh atau
sholehah" (HR. Muslim). Maksud dari hadits tersebut adalah, ilmu yang
mengandung kebaikan yang diajarkan oleh seseorang kepada orang lain,
kelak ilmu itu akan memberikan. pahala yang mengalir kepada orang yang
mengajarkan ketika ia sudah meninggal dunia.
3. Orang yang paling takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berilmu
Dalam (QS. Fathir: 28), Allah berfirman: "Dan demikian pula
diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan
ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun." Yang dimaksud ulama
dalam ayat tersebut adalah mereka yang mengetahui dan mengakui
kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Dengan ilmu seseorang akan lebih
memahami hakikat diciptakannya kehidupan ini dan dari pengetahuan
tersebut seseorang akan melihat kuasa dan kebesaran Allah sebagai zat
yang maha pencipta,, dan orang berilmu akan merasa takut karena dia
memiliki pengetahuan akan kuasa dan kebesaran Allah SWT.
4. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu
Di dalam (QS. Al-Mujadilah [11]: 58), Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah

8
kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan" Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah telah menjanjikan
akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang berilmu. Dan derajat orang yang berilmu akan terangkat, baik di
hadapan Allah SWT ataupun dimata manusia.
5. Orang yang berilmu adalah orang yang diberi kebaikan dan karunia oleh
Allah
Dalam (HR. Bukhari dan Muslim) dari Mu'awiyah, Rasulullah
SAW. bersabda: "Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan semua
kebaikan, niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama". Dan
dalam (QS. Al-Baqarah[2]: 269), Allah SWT. berfirman: "Allah berikan
Al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa
saja yang dia kehendaki. Dan barang siapa yang di anugerahi Al-Hikmah
itu, sungguh ia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran(berdzikir) dari firman-
firman Allah"
6. Orang berilmu mewarisi kekayaan Nabi
Dalam Shahihul Jam Al Albani dikatakan: "Ilmu adalah warisan
para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dirham ataupun emas, akan
tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya maka ia
telah mengambil bagian yang banyak". Maksudnya adalah, ilmu
merupakan warisan Nabi dan barangsiapa yang mecari ilmu dan menjadi
orang yang berilmu maka kita telah mewarisi apa yang para Nabi berikan.
7. Orang yang berilmu disejajarkan dengan para Malaikat
Dalam (QS. Ali Imran 18), Allah berfirman: "Allah menyatakan
bahwasannya tidak ada Tuhan (yangberhak disembah) melainkan Dia,
Yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu)". Dari ayat tersebut dapat diketahui

9
bahwa kedudukan orang yang berilmu setara dengan para Malaikat yang
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah selain Allah SWT.
8. Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu
Dalam (QS. Az-Zumar: 9), Allah berfirman: "Apakah kamu orang
musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu
malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima
pelajaran.
Dari beberapa dalil diatas dapat disimpulkan bahwa Islam dan ilmu
pengetahuan memiliki keterkaitan dan Islam menyuruh umatnya untuk
menuntut ilmu untuk semakin taat kepada Allah SWT.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam
tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu.. Tidak ada cara dan jalan
untuk mengenal Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah
yang telah menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai
kepada-Nya. Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan
menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya. Menuntut ilmu dalam Islam
hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya dua bagian, yaitu
1). Fardhu 'ain; dan 2). Fardhu kifayah.
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya.
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran.
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta
ditambahkan ilmu.
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu.
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT.
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar.
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang.
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga.
9. Diperbolehkannya "hasad" kepada ahli ilmu.
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu
Tidak samar bagi setiap muslim akan kedudukan ulama dan tokoh
agama, serta tingginya kedudukan, martabat dan kehormatan mereka dalam hal
kebaikan mereka sebagai teladan dan pemimpin yang diikuti jalannya serta
dicontoh perbuatan dan pemikiran mereka. Para ulama bagaikan lentera
penerang dalam kegelapan dan menara kebaikan, juga pemimpin yang
membawa petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai kedudukan al-Akhyar

11
(orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-orang yang
bertaqwa. Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi kedudukan dan
martabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, dapat dikemukakan
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. Kita sebagai seorang
muslim dan muslimah yang beragama islam yang diwajibkan untuk menuntut
ilmu, karena agama islam adalah agama yang dibangun dengan ilmu dan dalil
yang bersumber dari Al-quran dan As-Sunnah.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aas, A. (2021). Keutamaan Orang Berilmu (Analisis Qs al-Ankabut Ayat 41-43).
Journal Islamic Pedagogia, 1(1), 7-13.

Putri, A. (2022). Konsep Adab Menuntut Ilmu Menurut Kitab Tanbihul


Muta’allim dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam di Indonesia. Al-
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 12(1), 87-103.

13

Anda mungkin juga menyukai