Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

SIFAT TERPUJI MENUNTUT DAN MENYEBARKAN ILMU

KELOMPOK : 4
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ANNISA WULANDARI ( 22040097 )
2. DWI PUJI LESTARI ( 22040136 )
3. ELVEMAS NOPENTRI ( 22040076 )
4. GIONI OGRIANSYAH ( 22040131 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Menuntut Ilmu ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah pendidikan agama yang berjudul “Sifat Terpuji Menuntut dan
Menyebarkan Ilmu”. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Menuntut
Ilmu ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Menuntut Ilmu ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Bengkulu,23 februari
2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Pengertian Sifat Terpuji................................................................................2
B. Pengertian Ilmu............................................................................................2
C. Pengertian Menuntut Ilmu............................................................................3
D. Hukum Menuntut Ilmu.................................................................................3
1. Ilmu-ilmu Syar’i.....................................................................................3
2. Ilmu-ilmu yang bukan Syar’i.................................................................3
E. Kewajiban Menuntut Ilmu............................................................................4
F. Anjuran Menuntut Ilmu................................................................................5
G. Manfaat Menuntut Ilmu................................................................................6
H. Keutamaan Menuntut Ilmu...........................................................................7
I. Pengertian Menyebarkan ilmu......................................................................7
J. Keutamaan Menyebarkan ilmu.....................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menuntut ilmu dan Menyebarkan atau Mengajarkan ilmu kepada orang lain adalah sifat
terpuji yang dimuliakan oleh Allah SWT. Karena ilmu merupakan jalan menuju surga, maka
ilmu mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Karena itu orang-orang yang berilmu
menempati kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, bahkan mendekati kedudukan para Nabi.
Allah juga memberikan keutamaan besar bagi mereka yang berkenan menyebarkannya. Semua
muslim diwajibkan menuntut ilmu agar akidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar, dan
perilakunya sesuai syariat. Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang Islam
selama hayat masih dikandung badan. Untuk menunjukkan kesungguhan dalam memanfaatkan
waktu untuk menuntut ilmu. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam meraih cita-cita.

Dalam kehidupan seorang muslim, waktu merupakan karunia yang tidak bisa terbeli
dibandingkan harta dan yang lainnya. Mengoptimalkan waktu untuk ketaatan kepada Allah
SWT, merupakan modal kemanfaatan kehidupan dunia dan akhirat sehingga mewujudkan
keselamatan bagi dirinya. Menyia-nyiakan waktu dengan membiarkannya berlalu tanpa makna,
berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi dirinya. Kita harus berusaha untuk memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian sifat terpuji?
2. Apa pengertian ilmu?
3. Apa pengertian menuntut ilmu?
4. Bagaimana hukum Menyebarkan ilmu?
5. Bagaimana hukum menuntut ilmu?
6. Bagaimana kewajiban Menuntut Ilmu?
7. Apa manfaat menuntut ilmu?
8. Apa keutamaan menuntut ilmu?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi sifat-sifat terpuji


Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul
Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia
dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari
Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia,
dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara. Orang yang
berperilaku terpuji akan dicintai Allah SWT dan disayangi sesama manusia. Setiap orang harus
berperilaku terpuji, supaya bahagia di dunia dan akhirat. Orang yang berperilaku terpuji dan
berakhlak baik dalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa dicintai oleh sesama.

B. Pengertian Ilmu
Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/jahil, sedang secara istilah berarti
sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat yang secara sempurna. Secara istilah
syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu yang sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun
anggota badan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.

Ibnu Munir berkata: “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan, keduanya
tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus ada sebelum perkataan dan
perbuatan, karena ilmu merupakan pembenar niat, sedangkan amal tidak akan diterima kecuali
dengan niat yang benar.”

Dalam pengertian lain “ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa yang bisa didapat,
ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan kesuksesan, kunci untuk menjawab pertanyaan
dan masalah di dunia.”

Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat disimpulkan bahwa,
ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara
lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan). Tanpa ilmu kesuksesan tidak
pernah ditemukan, karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan
manusia akan oksigen untuk bernapas.

2
C. Pengertian Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah
laku dan perilaku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan
menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Menuntut ilmu merupakan ibadah
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya: “Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang
Islam laki-laki dan perempuan.” Mu’adz bin Jabbal berkata: “Tuntutlah ilmu, karena
mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa khasyyah,
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarnya
untuk keluarga adalah taqarrub.”

Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Hal yang paling diharapkan ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik
yaitu perubahan tingkah laku, sikap, dan perubahan aspek lain yang
ada pada setiap individu.

D. Hukum Menuntut Ilmu


Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda, “menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Ilmu bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Syar’i
Mempelajari ilmu-ilmu syar’i ini merupakan sebuah tuntutan akan tetapi hukum
menuntutnya disesuaikan dengan kebutuhan terhadap ilmu tersebut. Ada dari ilmu-ilmu itu yang
menuntutnya adalah fardu ‘ain, artinya bahwa seseorang mukalaf (terbebani kewajiban) tidak
dapat menunaikan kewajiban terhadap dirinya kecuali dengan ilmu tersebut, seperti cara
berwudu, salat, haji, zakat, dan sebagainya. berdasarkan hadis, “Menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim.” Nawawi mengatakan, “Meskipun hadis ini tidak kukuh namun maknanya
benar.”
Mempelajari ilmu-ilmu itu tidaklah wajib kecuali setelah ada kewajiban tersebut (terhadap
dirinya). Diwajibkan terhadap setiap orang yang ingin melakukan jual beli untuk belajar tentang
hukum Jual Beli dalam Islam. Sebagaimana diwajibkan untuk mengetahui hal-hal yang
dihalalkan maupun diharamkan baik berupa makanan, minuman, pakaian, atau lainnya secara
umum. Demikian pula tentang hukum-hukum menggauli para istri apabila dirinya memiliki istri.

3
2. Ilmu-ilmu yang bukan Syar’i
Sedangkan hukum menuntut ilmu-ilmu yang bukan syar’i maka ada yang fardu kifayah.
Seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendukung urusan-urusan dunia, seperti ilmu
kedokteran karena ilmu ini menjadi sesuatu yang penting untuk memelihara tubuh, atau ilmu
hitung karena ini menjadi sesuatu yang penting di dalam muamalah (jual beli), pembagian
wasiat, harta waris, dan lainnya. Ada juga yang menuntutnya menjadi sebuah keutamaan, seperti
mendalami tentang ilmu hitung, kedokteran dan lainnya. Namun untuk melakukan ini tentunya
membutuhkan kekuatan dan kemampuan ekstra. Ada juga yang menuntutnya diharamkan, seperti
ilmu sihir, sulap, ramalan, dan segala ilmu yang membangkitkan keragu-raguan.

Adapun cara untuk mendapatkan ilmu bisa dengan mendatangi sumber ilmu secara
langsung di majelisnya atau bisa juga dengan mencari atau memperdalamnya melalui sarana-
sarana media yang sangat mudah didapat saat ini, baik cetak maupun elektronik. Setelah itu
hendaklah dirinya melakukan penelaahan terhadap setiap ilmu/pengetahuan yang didapatnya
untuk diterima atau ditolak. Karena setiap pendapat atau perkataan seseorang bisa diterima atau
ditolak kecuali pendapat Rasulullah SAW. Akan tetapi jika telah jelas kebenarannya maka tidak
boleh baginya untuk berpaling darinya karena pada dasarnya kebenaran itu berasal dari Allah
SWT.

Apabila kita memperhatikan isi alquran dan hadis, maka terdapatlah beberapa suruhan yang
mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu, agar
mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut
ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat, atau
mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW
“Menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan“. (HR.
Ibn Abdulbari).

E. Kewajiban Menuntut Ilmu

Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar
merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa
meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang
sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih

4
memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan
bagi para penuntut ilmu.
Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:
۟ ُ‫وا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
۟ ‫يل ٱن ُش ُز‬ ۟ ۟ ۟ ٓ
‫وا ِمن ُك ْم‬ َ ِ َ ِ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ وَِإ َذا ق‬ ِ ِ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬
ِ ‫س فَٱ ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
۟ ُ‫َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر ٰ َج‬
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam
majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang
menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini
menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya
apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari
ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
‫ط ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫ك‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena
Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu
maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar
atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.
Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:
‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ ِد‬ ْ ‫ُأ‬
ِ ُ ‫طل‬
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”
Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai
akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita.
Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amiin.

F. Anjuran Menuntut Ilmu


Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan
manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil sebagai khalifah yaitu memakmurkan

5
bumi. Dengan ilmu, manusia mampu beribadah dengan sempurna. Contoh orang Islam
diwajibkan salat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan dengan salat, begitu
juga dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Ilmu itu
dibutuhkan dalam segala hal. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Muslim)

Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang
mencari ilmu dan sebagai penghormatan buatannya. Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah
penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya. Makhluk yang di langit, maksudnya ialah
para malaikat yang ada di langit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan
memintakan ampunan buat orang-orang yang di bumi. Makhluk yang di bumi, maksudnya
manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan; permohonan ampun oleh semua makhluk yang
telah disebutkan buat orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena
orang yang alim dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia
disukai Allah SWT.

Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal saleh. Amal-amal
saleh yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka pahalanya tetap
mengalir kepadanya. Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti
membangun masjid, madrasah, membuat sumur, atau menanam pohon. Semuanya itu merupakan
sedekah jariah. Disunahkan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah
di antara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardu dan sunah, serta adab
sopan santun agar mereka menjadi orang-orang saleh.

G. Manfaat Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu diperintahkan dalam Islam. Hal ini membawa manfaat bagi orang yang
menuntutnya. Adapun manfaatnya antara lain sebagai berikut:

1. Orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah hal
ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW.

6
2. Orang yang menuntut ilmu akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda. Orang yang
menuntut ilmu diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada orang yang melakukan salat
seratus rakaat.

H. Keutamaan Menuntut Ilmu


1. Ilmu didahulukan sebelum amal.
2. Ditunjukkan dan dimudahkan untuk meniti jalan menuju surga.
3. Merupakan tanda bahwa seseorang dikehendaki atasnya kebaikan oleh Allah.
4. Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu.
5. Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan ikan-ikan di lautan.
6. Ulama (orang-orang yang berilmu) adalah pewaris para nabi.
7. Para nabi hanya mewariskan ilmu tiada yang lain.
8. Barang siapa yang mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian yang banyak.
I. Pengertian Menyebarkan Ilmu
Mengamalkan dan menyebarkan ilmu kepada orang lain adalah amalan yang mulia. Ketika
seseorang memberikan ilmu (penjelasan atau arahan) kepada orang lain dan ilmu yang ia
sampaikan itu menjadi perantara orang tersebut diberikan hidayah oleh Allah Swt, maka itu lebih
baik baginya daripada seluruh kemewahan. Abu Umamah Al-Baahili Ra berkata, bahwa
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat, serta semua
makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan di lautan, benar-benar
bersholawat / mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama)
kepada manusia.”

Beberapa faedah makna shalawat dari Allah Swt kepada hambanya adalah limpahan
rahmat, kemuliaan, keberkahan, serta taufiq dari-Nya, lalu mengeluarkan hamba-Nya dari
kegelapan/ kesesatan menuju cahaya petunjuk-Nya. Kemudian termasuk mengajarkan kebaikan
ilmu agama adalah, memberikan nasihat atau menulis buku dalam ilmu yang bermanfaat. Karena
setiap kebaikan yang seseorang kerjakan, juga akan mengalir pahalanya kepada yang
mengajarkannya.

7
Sebagaimana Imam ibnul Jauzi berkata: “Barangsiapa yang senang amalnya tidak
terputus setelah wafatnya, maka hendaklah ia menyebarkan ilmu”. Hadis tersebut menunjukkan
besarnya keutamaan seseorang yang mengajarkan atau menyebarkan ilmu agama.

J. Keutamaan Orang yang Menyebarkan Ilmu


Keutamaan yang bisa didapat bagi orang yang menyebarkan ilmu begitu besar, baik dalam
urusan dunia maupun akhirat. Ia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang
mengerjakannya.
Dari Abu Mas'ud Ugbah bin Amir al-Anshari ra., Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa menuju kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengerjakannya". (HR. Muslim No. 1893).
Kebaikan yang dimaksud dalam hadits ini sangat beragam, bisa berupa urusan dunia
maupun akhirat. Contohnya, memberikan wejangan, nasihat, menulis buku, mengajarkan ilmu
bermanfaat, dan lain-lain. Hadits tersebut selaras dengan sabda Rasulullah berikut ini:“Barang
siapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka
akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak
akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barang siapa menjadi pelopor
suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa
semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun" (HR. Muslim
No. 1017).
Agus Nizami dalam buku IMAN: Kumpulan Dakwah 17 Tahun di Internet menyebutkan,
menyebarkan ilmu kepada orang lain sama seperti amalan shadaqah. Pahalanya dapat berlipat
ganda, sesuai dengan keikhlasan pelakunya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). llmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (HR.
Ar-Rabii')

8
Kemudian, dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:
"Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada
shalat sunnah seratus rakaat. Pergi mengajarkan satu bab ilmu lebih baik daripada shalat
seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)
Khamam Khoslin dalam buku Pendidikan Islam: Dinamika dan Tantangan Masa Depan
menyebutkan, ada keutamaan lain bagi seorang Muslim yang gemar menyebarkan ilmu, yaitu:

 Pertama, orang yang mengajarkan ilmu berarti telah melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
 Kedua, termasuk bentuk sikap tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
 Ketiga, membimbing dan mewujudkan kehidupan bahagia pada tiap individu masyarakat
dengan adanya adab dan hukum Islam yang tersebar.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara
lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah
ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan manusia
akan oksigen untuk bernapas. Menuntut ilmu dan Menyebarkan atau Mengajarkan ilmu kepada
orang lain adalah sifat terpuji yang dimuliakan oleh Allah SWT. Karena ilmu merupakan jalan
menuju surga, maka ilmu mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Membagikan ilmu
kepada orang lain bisa membuat kita merasa puas dengan ilmu yang kita miliki. Bahkan setelah
kita berbagi ilmu, kita juga merasa bahagia. Kebahagiaan dalam hati karena merasa apa yang kita
miliki bermanfaat buat orang lain. Kita merasa senang ilmu kita dipakai dan dipahami oleh orang
lain.

Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling
diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih
baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.

SARAN
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna
untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-
tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini. "Mengajarkan ilmu
kepada orang lain merupakan amalan Mulia disisi Allah," katanya. Sebab selain yang diajarkan
mendapat pahala yang mengajak pun mendapat keutamaan. Hal ini sebagaimana orang yang
diajarkan tanpa mengurangi pahala nya sedikit pun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html

Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu

Http://www.geocities.com\broadway\4516\

Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19

Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yang-di-sebut-menuntut-ilmu-dalam-
islam.htm

Http://alhafizh4.wordpres.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu/

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_ilmu_pengetahuan

11

Anda mungkin juga menyukai