Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hadits

Di susun oleh:

1. Tisatul Auliya
2. Chintya amanda etviana

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT) PEMALANG

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syujur kami panjatkan kehadiran Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah HADITS,
yang berjudul “KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU”. Tak lupa, kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah, juga kepada
semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta menjadi
tambahan informasi bagi para pembaca. Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik dan saran yang
kontruktif guna kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.
Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pemalang, 29 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
A. Definisi............................................................................................................................................6
B. Hukum Menuntut Ilmu....................................................................................................................6
C. Hadits Tentang Menuntut Ilmu........................................................................................................9
G. Penjelasan Hadits...........................................................................................................................10
H. Analisa Kependidikan....................................................................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................15
PENUTUP.........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya
menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi hamba Allah yang beriman dan
beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah
berikan kepadanya. Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang
bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi
manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah
dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang
beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi
kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan tentang hadist tarbawy
mengenai pentingya menuntut ilmu dalam perspektif Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist ?

2. Bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist ?

3. Apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist ?

4. Bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?

C. Tujuan

4
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist.

2. Untuk mengetahui bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist.

3. Untuk mengetahui apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist.

4. Untuk mengetahui bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Ilmu berasal dari kata ‫علم‬-‫يعلم‬-‫ علما‬yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫ جهل‬yang
artinya bodoh. Sedangkan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik, karena
pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan
kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah
melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan
manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan
mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
Demikian pula perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya
perubahan pada diri individu kearah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku,
sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.
Perbedaan orang yang berilmu dengan orang bodoh dalam Al-qur’an Allah SWT
berfirman dalam QS. Az-zumar:9.
‫َاَّم ْن ُهَو ٰق ِنٌت ءاَنٓا ء اَّلْيِل َس ا ِج ًدا َو َقٓا ِء ًم ا َيْح َذ ُر اَال ِخَر َۃ َو َيْر ُجوا َر ْح َم َۃ َر ِّبَهۗ ُقْل َهْل َيْسَتِو ي اَّلِذ ْيَن َيْع َلُم ْو َن َو‬
‫اَّلِذ ْيَن َال َيْع َلُم ْو َن ۗ ِاَّنَم ا َيَتَذَّك ُر ُاوُلوا ااَل ْلٰب ِب ۝‬
Artinya : (apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ? Katakanlah, “apakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” sebenarnya
hanya orang berakal sehat dapat menerima pelajaran. (Az-zumar:9).
Allah membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang jahil. Keduanya tidak
sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah antara orang
yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas tidaklah sama. Seperti halnya orang
yang buta dan orang yang melihat, kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dan mati,
manusia dan hewan, serta antara penghuni surga dan neraka.

B. Hukum Menuntut Ilmu

Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan,
untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari
kabut kejahilan dan kebodohan.
6
Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan
menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam
hadist Nabi Muhammad saw yang berbunyi :

‫(َطَلُب ْالِع ْلَم َفِر ْيِض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم َو ُم ْس ِلَم ة )رواه إبن عبد البر‬

Artinya: “Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan”. (HR. Ibn Abdul bari).
Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya
agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemashlahatan
dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa
segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dangan
‘aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan segala
kebutuhan hidup. Nabi Muhammad saw bersabda :

‫ َو َم ْن َأَر اَد ُهَم ا َفَع َلْيه ِباْلِع ْلِم‬, ‫ َو َم ْن َأَر اَد اَألِخَر َة َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم‬, ‫َم ْن َأَر اَد الُّد ْنَيا َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم‬
Artinya: “Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,
wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia)
diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan
kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula”. (HR.Bukhari dan
Muslim).
Hadits diatas menunjukkan bahwa fardhu bagi setiap orang muslim mencari ilmu dan
orang yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti orang yang
mengalungkan babi dengan mutiara, permata dan emas. Orang yang mempunyai ilmu
agama yang mengamalkannya dan mengajarkannya orang ini seperti tanah tanah
subur yang menyerap air sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan
memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan memudahkan bagi orang-
orang yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan baginya jalan
menuju kesurga.
Dengan ilmu derajat orang tersebut tinggi dihadapan Allah, Allah pun akan
meninggikan derajatnya di dunia maupun diakhirat nanti, seorang muslim

7
memperbanyak mengamalkan ilmu kepada orang lain, maka semakin tinggi pula
derajatnya dihadapan Allah.
Disalah satu hadits yang menunjukkan bahwa seseorang yang menempuh suatu jalan
dalam hidupnya untuk mencari ilmu, maka Allah akan mempermudahkan baginya
jalan menuju surga. Selain Allah memberikan derajat/kedudukan yang tinggi di dunia
maupun di akhirat bagi orang muslim yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya
kepada orang yang belum tahu. Allah juga bersabda yang berbunyi:

‫َم ْن َخ َر َج ِفى َطَلُب اْلِع ْلِم َفُهَو ِفى َس ِبْيِل ِهللا َح َّتى َيْر ِج َع‬

artinya : “Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para
malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut”.
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna
untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia,
agar tiap-tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni
dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah swt.
Rasulullah Saw bersabda:

‫ طلب العلم فريضة على كّل مسلم‬: ‫ قال رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم‬: ‫ قال‬, ‫عن أنس بن مالك‬

artinya: “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu
Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik).
Oleh karena itu, ilmu-ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu bahasa ‘arab, ilmu
sains seperti perubatan, kejuruteraan, ilmu perundangan dan sebagainya adalah
termasuk dalam ilmu yg tidak diwajibkan untuk dituntuti tetapi tidaklah dikatakan
tidak perlu kerana ia adalah daripada ilmu fardhu kifayah.
Begitu juga dengan ilmu berkaitan tarekat ia adalah sunat dipelajari tetapi perlu
difahami bahawa yg paling aula (utama) ialah mempelajari ilmu fardhu ‘ain terlebih
dahulu. Tidak mempelajari ilmu fardhu ‘ain adalah suatu dosa kerana ia adalah
perkara yg wajib bagi kita untuk dilaksanakan dan mempelajari ilmu selainnya

8
tiadalah menjadi dosa jika tidak dituntuti, walaubagaimanapun mempelajarinya amat
digalakkan.
Ilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah-perintah syara’.Hukum wajibnya
perintah menuntut ilmu itu adakalanya wajib ‘ain dan adakalnya wajib kifayah.
Sedang ilmu yang wajib kifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya
menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya.Ilmu yang wajib
‘ain dipelajari oleh mukallaf yaitu yang perlu diketahui untuk meluruskan ‘aqidah
yang wajib dipercayai oleh seluruh muslimin, dan yang perlu di ketahui untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang difardhukan atasnya, seperti shalat, puasa,
zakat dan haji.
C. Hadits Tentang Menuntut Ilmu

‫َع ْف َأَئْفِس بن ما‬, ‫َع ْن ُمَح َّم ْد ِبْن ِس ْيِر ْيَن‬, ‫َك ِثْيُر ِبْن ِش ْنِظ ْيِر‬. ‫َح َد َثَنا ِهَش ُاِم ِبْن َع ّم َاٍر َح ْفُص ِبْن ُس َلْيَم اَن‬
‫ َو َو اِض ُع ْالِع لِم‬. ‫قال َر ُسْو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم (َطَلُب ْاِلعْلِم َفِر ْيَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم‬:‫قال‬.‫لك‬
]1[)‫ (رواه ابن مجاه‬.) ‫ِع ْنَدَغْير َاْهِلِه َك ُم َقِّلِه ْاَلخَفاِز ْيِر اْلَج ْو َهَر َو اُّللْؤ ُلُؤ َو الَّذ َهَب‬
“Rosulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim
dan orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang
enggan untuk menerimanya dan orang yang menertawakan ilmu agama) seperti orang
yang mengalungi beberapa babi dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu
Majah).

D. Tafsir Mufrodat Hadist Tentang Menuntut Ilmu


‫ َو َو ِض ُع اْلِع ْلِم‬: Dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang
menempatkan ilmu
‫ ِع ْنَد َغْيِر َاْهِلِه‬: Kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
‫ َك ُم َقِّلِد اْلَخَناِزْيِر‬: Seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk
dilakukan dan akhirnya tidak ada gunanya )

E. Tafsir Nahwu Shorof


‫َطَلُب ْاِلعْلِم‬ : Mubtada’ (Mubtada’nya terdiri dari mudhof dan mudhof ilaih)
‫َفِر ْيَض ٌة‬ : Khabar
‫َع َلى ُك ِّل‬ : Susunan Jar Majrur, karena diawali dengan huruf jar “Ala”
‫ِّل ُم ْس ِلٍم‬ ‫ُك‬ : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof ilaih
dibaca majrur (kasroh).
‫ َو َو ِض ُع اْلِع ْلِم‬: Wawunya bwrupa wawu athof, ‫ َو ِض ُع اْلِع ْلِم‬menjadi mubtada’(terdiri dari
susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhofilaih dibaca majrur
(kasroh).
‫ِع ْنَد‬ : Khabar Syibhul Jumlah (bentuknya dharaf)

9
‫َغْيِر َاْهِل‬ : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof ilaih
dibaca majrur (kasroh).
‫َاْهِلِه‬ : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof ilaih
dibaca majrur (kasroh).
‫َك ُم َقِّلِد‬ : Susunan Jar Majrur, karena diawali dengan huruf jar “Kaf”
‫ْل‬
‫ُم َق ِد ا َخَناِزْيِر‬‫ِّل‬ : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof ilaih
dibaca majrur (kasroh).
‫اْلَج ْو َهَر‬ : Maf’ul Bih
‫َو‬ : Wawu athof
‫ُل‬
‫ا لْؤ ُؤ‬ ‫ُّل‬ : Ma’tuf awal (Diathofkan kepada Ma’tuf alaih berupa lafadz ‫اْلَج ْو َهَر‬
‫َو‬ : Wawu athof
‫َب‬ ‫َه‬ ‫َّذ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ : Ma’tuf awal (Diathofkan kepada Ma’tuf alaih berupa lafadz

F. Sanad
‫م‬.‫ِاّنِي َر ُسْو ُل هللا ص‬

‫َع ْف َأَئْفِس بن ما لك‬

‫ُمَح َّم ْد ِبْن ِس ْيِر ْيَن‬

‫َك ِثْيُر ِبْن ِش ْنِظ ْيِر‬

‫َح ْفُص ِبْن ُس َلْيَم اَن‬

‫ِهَش ُاِم ِبْن َع ّم َاٍر‬

‫ابن مجاه‬

G. Penjelasan Hadits

Hadits diatas menunjukkan bahwa fardhu bagi setiap orang muslim mencari ilmu, dan
orang yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti orang yang
mengalungkan babi dengan mutiara, permata dan emas. Orang yang mempunyai ilmu
agama yang mengamalkannya dan mengajarkannya orang ini seperti tanah tanah
subur yang menyerap air sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan
memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan memudahkan bagi orang-

10
orang yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan baginya jalan
menuju kesurga. Dengan ilmu derjat orang tersebut tinggi dihadapan Allah, Allah pun
akan meninggikan derajatnya di dunia maupun diakhirat nanti, seorang muslim
memperbanyak mengamalkan ilmu kepada orang lain, maka semakin tinggi pula
derajatnya dihadapan Allah, dibawah ini salah satu hadits yang menunjukkan bahwa
seseorang yang menempuh suatu jalan dalam hidupnya untuk mencari ilmu, maka
Allah akan mempermudahkan baginya jalan menuju surga. Selain Allah memberikan
derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang muslim yang
mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu. Allah juga :
Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para malaikat akan
meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi sangat mulai orang yang
berniat hanya untuk mencari ilmu semasa hidupnya.
Hadist tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang
Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
dan lain lain. Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam Syuyuti.
Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat
betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan
bisa menjalani kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul
muta’allim dijelaskan bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara
makhluk-makhluk Allah yang lain adalah karena manusia memilki ilmu. Dan
janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang
yang enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan
mereka akan menertawakannya.
Ilmu sebagai suatau pengetahuan, yang diperoleh melalui cara-cara tertentu. Karena
menuntut ilmu dinyatakan wajib, maka kaum muslimin menjalankannya sebagai
suatu ibadah, seperti kita menjalankan sholat,puasa. Maka orang pun mencari
keutamaan ilmu. Disamping itu, timbul pula proses belajar-mengajar sebagai
konsekuensi menjalankan perintah Rasulullah itu proses belajar mengajar ini
menimbulkan perkembangan ilmu, yang lama maupun baru, dalam berbagai
cabangnya. Ilmu telah menjadi tenaga pendorong perubahan dan perkembangan
masyarakat. Hal itu terjadi, karena ilmu telah menjadi suatu kebudayaan. Dan sebagai

11
unsur kebudayaan, ilmu mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
masyarakat Muslim dan dihadapak Allah. Jadi ilmu juga bisa diartikan atau dijadikan
sebagai pusat dari perubahan dan perkembangan di dalam suatu masyarakat.
Kaitannya dengan hadits diatas tersebut bahwasannya ilmu telah diibaratkan dengan
keutamaan atau kelebihan Nabi yg diberikan Allah kepadanya. Begitu tingginya
derajat orang yang berilmu disisi Allah dan manfaatnya ataupun pentingnya sangat
banyak untuk perubahan-perubahan dalam masyarakat. “Sungguh mulia orang yang
berilmu, dan semasa hidupnya hanya untuk mencari ilmu adalah agar dimudahkan
dalam masuk surga Allah, Allah pun juga akan juga akan mempermudah baginya
masuk surga”.
“Ibnu munir menyatakan, bahwa keutamaan ilmu dalam hadits ini dapat dilihat
dimana ilmu telah diibaratkan dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yang diberikan
Allah kepadanya”.Dengan mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan maka dengan
ilmu tersebut hukum. Hukum Allah dapat diamalkan, ditegakkan dan dikembangkan.
Tanpa ilmu sangat mustahil, karena salah satu kewajiban islam yang sejajar dengan
semua kewajiban lainnya adalah mencari dan menuntut ilmu. Mencari ilmu ialah
wajib hukumnya bagi setiap muslim, tidak hanya dikhususkan satu kelompok dan
tidak bagi kelompok lain seperti kewajiban sholat, puasa, zakat.
Keutamaan orang yang berilmu sehingga melebihi orang yang ahli ibadah. Karena
ibadah tanpa ilmu tidak benar dan tidak diterima, dan untuk membuktikan keutamaan
ahli ilmu ini Allah bersama malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi sampai
semut dan ikan bershalawat untuk orang yang mengajari kebaikan. Keutamaan ilmu
tidak terletak beberapa ilmu yang yang didapat tetapi pada pengembangan dan
pengalamannya dalam kehidupan ataupun masyarakat.tujuan akhir seorang mu’min
adalah surga. Untuk itu seluruh ilmu yang mereka miliki diamalkan. Caranya adalah
mencari dan mengamalkan semua kebijakan tanpa merasa lelah atau capek. Seorang
mu’min itu tak akan merasa puas dan lelah dalam mencari maupun mempelajari ilmu,
karena dengan ilmu semua kebajikan dapat diraih. Selain Allah memberikan
derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang muslim yang
mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu. “Seorang
yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para malaikat akan meletakkan

12
sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi sangat mulai orang yang berniat hanya
untuk mencari ilmu semasa hidupnya”. Keutamaan orang yang berilmu sehingga
melebihi orang yang ahli ibadah. Karena ibadah tanpa ilmu tidak benar dan tidak
diterima, dan untuk membuktikan keutamaan ahli ilmu ini Allah bersama malaikat
dan seluruh penghuni langit dan bumi sampai semut dan ikan bershalawat untuk
orang yang mengajari kebaikan. Keutamaan ilmu tidak terletak beberapa ilmu yang
yang didapat tetapi pada pengembangan dan pengalamannya dalam kehidupan
ataupun masyarakat.tujuan akhir seorang mu’min adalah surga. Untuk itu seluruh
ilmu yang mereka miliki diamalkan. Caranya adalah mencari dan mengamalkan
semua kebijakan tanpa merasa lelah atau capek. Seorang mu’min itu tak akan merasa
puas dan lelah dalam mencari maupun mempelajari ilmu, karena dengan ilmu semua
kebajikan dapat diraih. “Allah tidak pernah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk
mencari sesuatu kecuali menuntut ilmu syari’at, yang berfungsi untuk menjelaskan
apa-apa yang wajib bagi seorang mukallaf”
H. Analisa Kependidikan
Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya, agar menuntut
ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu
tersebut, dan dalam hal ini yang disebut ulama, sebab ada hadis lain yang
mengatakan bahwa rasulullah itu wafat beliau seolah- olah beliau berkata kepada
para ulama, hai para ulama, aku meninggalkan kalian semua, aku tidak tinggalkan
emas, berlian, kepada kalian semua tapi aku tinggalkan ilmu kepada kalian, kalian
lah pewarisku, maka orang yang telah mengambilnya berarti ia telah mengambil
keuntungan yang banyak. Karena allah akan mencabut ilmu dengan mewafatkan
ulama, sehingga makin banyak ulama wafat maka ilmu semakin banyak
ditarik,sehinggga kalau bukan generasi muda kita yang akan bangkit mempelajari
ilmu itu, maka akan celakanya umat nantinya akibatnya umat akan mengangkat
pemimpin-pemimpin yang bodoh, yang akan memberikan fatwa menyesatkan.
Begitu Pentingnya Ilmu bagi diri sendiri dan orang lain, dan bagi perubahan dan
perkembangan masyarakat. Tanpa ilmu kita juga tidak akan mengetahui hukum-
hukum syariat yang wajib dilakukan oleh orang mukallaf tentang urusan Agama
yang meliputi Ibadah, Mualamalah, Ilmu tentang Allah dan sifat-sifatnya baik yang

13
wajib maupun yang mustahil baginya. Dari hadits dan ayat diatas dapat disimpulkan
bahwa menuntut itu wajib bagi setiap muslim, dan manfaatnya begitu banyak baik
bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain, lebih banyak lagi bagi perubahan dan
perkembangan dalam suatu masyarakat. Dan Allah pun akan meninggikan derajat
yang tinggi di dunia maupun di akhirat nanti bagi bagi orang yang berilmudan
mengamalkan serta mengajarnya kepada orang lain yang belum mengetahui. Orang
yang mengamalkan ilmu terus menerus maka Allah juga akan menambah derajatnya
di dunia dan akhirat. Ilmu sebagai suatu pengetahuan yang diperoleh melalui cara-
cara tertentu. Dengan adanya proses belajar mengajar ini menimbulkan
perkembangan dan sebagai tenaga pendorong perubahan masyarakat. Oleh karena itu
peran ilmu dalam kehidupan sangat utama. Orang yang keluar dan berniat mencari
ilmu, maka malaikat akan meltakkan sayap-sayapnya sebagai rasa senang atas apa
yang dilakukan orang tersebut, dan semua apa-apa yang dilangit dan dibumi pun juga
akan mendo’akannya, ikan di air pun ikut mendo’akan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan hadist – hadist diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Menuntut
ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu agama
kepada orang yang enggan menerima ilmu. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada
lagi para ulama sehingga banyak para pemimpin yang memberi fatwa tanpa
menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka saling menyesatkan satu sama
lain. Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun
diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang
yang sedang menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan
yang diberikan Allah kepada orang yang mencari ilmu. Ilmu mempunyai peranan
sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan adalah Universal, ada
keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani.
Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi
penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.

B. Saran

15
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai
buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai,
dan ditafsiri dengan baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan.
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang
kami tulis ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mundiri Hafidz, Terjemah Attarghib wat tarhib. (Surabaya: Al-Hidayah Al Qur’an Al Karim,
2000)
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, Min Kunuz As Sunnah. (Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah, 1999)
Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. (Surabaya: Al-Hidayah, tt)
Hadits Riwayat Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-ilmi. (Beirut: Dar Al-Fikri, 2001) Jilid 3
Ibnu Hajar Al-asqani, Al Imam Al Hafidz, Fathul Baari Syarah. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2002) Jilid
5.
Muhammad Zuhri, Terjemah Jawahirul Bukhari. (Indonesia: Darul Ihya’, 1993)
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-qur’an. (Jakarta: Paramida, 1996)
Sunan Ibnu Majah, Kitab al-ilmi. Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilm. (ttp: Dar Al
Fikri, 2001) Jilid 1

17

Anda mungkin juga menyukai