Disusun Oleh :
Bismillahirrahmannirrahim.
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kitabul Ilmi, dengan Judul : “Keutamaan Ulama dan Penuntut Ilmu”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadair sepenuhnya bahwamakalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
1.1 Latar Belakang......................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
2.1 Allah memuji orang yang berilmu.....................................................................4
2.2 Orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh allah..........................................5
2.3 Persaksiannya disandingkan dengan persaksian Allah dan Malaikat-Nya........6
2.4 Merekalah orang yang takut kepada Allah........................................................7
2.5 Pewaris Para Nabi..............................................................................................8
2.6 Manusia Terbaik................................................................................................9
2.7 Didoakan oleh penduduk langit dan bumi.........................................................9
2.8 Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu........10
2.9 Dijauhkan dari laknat Allah.............................................................................13
2.10 Diberi cahaya pada wajahnya, didunia dan diakhirat......................................13
2.11 Allah membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. . .15
BAB III PENUTUP......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mengetahui dan memahami keutamaan-keutamaan ulama dan penuntut ilmu
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
6. Allah mengabarkan bahwa mereka itu beriman dan yakin terhadap hari
kiamat dan mereka takut kepada-Nya.
2.2 Orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh allah
Allah Ta’ala berfirman,
ٍ يَ ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا
ت
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan
diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Orang yang beriman dan memiliki ilmu
pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk
megendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan. Ini artinya
tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibanding orang-orang yang
tidak berilmu. Akan tetapi bahwa orang-orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia
akan lemah
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,
ِإ ْذ ا ْل ُم َراد، ضل
ْ َ َو ِر ْف َعة ال َّد َر َجات تَ ُد ّل َعلَى ا ْلف. يَ ْرفَع هَّللا ا ْل ُمْؤ ِمن ا ْل َعالِم َعلَى ا ْل ُمْؤ ِمن َغ ْير ا ْل َعالِم: سيرهَا
ِ فِي تَ ْف قِي َل
، صيت
ِّ سن ال ْ َ َو ِر ْف َعت َها ت، َوبِ َها ت َْرتَفِع الد ََّر َجات، بِ ِه َك ْث َرة الثَّ َواب
ْ ش َمل ا ْل َم ْعنَ ِويَّة فِي ال ُّد ْنيَا ِب ُعلُ ِّو ا ْل َم ْن ِزلَة َو ُح
سيَّة ِفي اآْل ِخ َرة ِب ُعلُ ِّو ا ْل َم ْن ِزلَة فِي ا ْل َجنَّة
ِّ َوا ْل ِح
“Salah satu tafsir ayat tersebut adalah Allah mengangkat derajat seorang mukmin yang
berilmu di atas mukmin yang tidak berilmu. Sedangkan pengangkatan derajat itu
menunjukkan atas keutamaan, karena yang dimaksud dengannya (pengangkatan
derajat) adalah pahala yang banyak yang dengannya diangkatlah derajatnya.
Diangkatnya derajat itu terkandung makna yang abstrak, berupa kedudukan yang tinggi
dan nama yang masyhur di dunia. Dan terkandung pula makna yang konkret, yaitu
berupa kedudukan yang tinggi di surga.” (Fathul Baari, 1: 92)
Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan, yaitu janganlah kamu mengira bila kamu
memberikan kelapangan kepada saudaramu yang datang atau bila ia diperintahkan
untuk keluar, laludia keluar, akan mengurangi haknya. Bahkan itu merupakan
ketinggiandan perolehan martabat di sisi Allah SWT. Sedang Allah SWT
tidakakan menyia-nyiakan hal itu. Bahkan dia akan memberikan balasan
kepadanya di dunia dan di akhirat. Karena orang yang merendahkandiri karena
Allah SWT, maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya dan akan mempopulerkan
6
namanya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, yaitu, Maha
Mengetahui orang yang berhakuntuk mendapatkan hal itu dan orang yang tidak
berhak untuk mendapatkannya.
2.3 Persaksiannya disandingkan dengan persaksian Allah dan
Malaikat-Nya
Persaksian dari Allah bagi orang yang berilmu. Dan yang dipersaksikan adalah hal
yang berkaitan erat dengan inti keimanan mereka. Yaitu persaksian dari Allah tentang
syahadat atau tauhidnya orang-orang yang berilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
ْ ِش ِه َد اللَّـهُ َأنَّهُ اَل ِإلَ ٰـهَ ِإاَّل ُه َو َوا ْل َماَل ِئ َكةُ َوُأولُو ا ْل ِع ْل ِم قَاِئ ًما بِا ْلق
﴾١٨﴿ س ِط ۚ اَل ِإلَ ٰـهَ ِإاَّل ه َُو ا ْل َع ِزي ُز ا ْل َح ِكي ُم َ
“Allah mempersaksikan -dan persaksian Allah pasti benar- bahwasannya tidak ada
yang patut disembah dengan benar selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan malaikat
juga mempersaksikan -makhluk-makhluk yang selalu taat kepada Allah, ini juga
persaksiannya juga pasti benar-, kemudian orang-orang yang berilmu di kalangan
manusia -Allah memilih orang-orang yang berilmu- juga mempersaksikan, tidak ada
yang patut disembah dengan benar selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha
Perkasa lagi Maha Sempurna hukum dan hikmahNya.” (QS. Ali Imran[3]: 18)
Segi keutamaan ilmu yang pertama, disebutkan oleh Ibnul Qayyim Rahimahullahu
Ta’ala dalam pembahasan ini berdasarkan ayat Al-Qur’an yang mulia ini. Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengakui persaksian orang-orang yang berilmu untuk
mempersaksikan sesuatu yang paling agung kedudukannya, yaitu tauhid. Tidak ada
yang lebih mulia daripada kalimat tauhid, Laa Ilaaha Illallah. Menetapkan bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya yang benar untuk disembah, segala sembahan selian
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kerusakan dan keburukan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala mengambil dikalangan manusia untuk mempersaksikan sesuatu yang sangat
besar ini, yaitu tauhid dan Allah hanya mengambil orang-orang yang berilmu, yaitu
yang memahami petunjuk agamaNya.
Maka ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu.
Kenapa ini dikatakan keutamaan dan kemuliaan?
Pertama, Allah mengambil persaksian mereka tanpa golongan manusia yang lain,
hanya orang yang berilmu yang diambil persaksiannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
gandengkan dengan malaikat, seandainya mereka tidak punya keistimewaan maka
mereka tidak akan mungkin dimuliakan. Jadi ini menunjukkan adalah keutamaan dan
kemuliaan orang yang berilmu.
7
Kedua, digandengkannya persaksian orang-orang yang berilmu dengan persaksian
Allah. Allah mempersaksikan, kemudian Allah menyebutkan malaikat dan di kalangan
manusia orang-orang yang berilmu. Bahkan menggunakan satu kata kerja “syahida“.
Digandengakannya persaksian Allah yang pasti benarnya dengan persaksian makhluk-
makhlukNya, menunjukkan ini pengakuan akan benarnya persaksian para makhluk
tersebut.
Ketiga, digandengkannya persaksian orang-orang yang berilmu dengan persaksian
para malaikat, makhluk-makhluk Allah yang selalu taat kepadaNya.
َاَّل يَ ْعصُونَ اللَّـهَ َما َأ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون
“Mereka tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam apa yang
Allah perintahkan dan selalu melakukan apa yang Allah perintahkan.” (QS. At-
Tahrim[66]: 6)
Ini menunjukkan kemuliaan orang yang berilmu karena digandengkan
persaksiannya dengan persaksian makhluk-makhluk Allah yang selalu taat, yang selalu
melaksanakan perintahNya.
Keempat, didalam kandungan ayat diambilnya persaksian orang-orang yang
berilmu ini berarti terdapat rekomendasi dari Allah kepada mereka, terdapat pujian dan
pengakuan akan benarnya akhlak mereka, benarnya iman mereka, benarnya
pemahaman dan pengamalan agama mereka. Jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala
merekomendasikan orang-orang yang berilmu karena sesungguhnya Allah Subhanahu
wa Ta’ala tidak akan mengambil persaksian dari makhlukNya kecuali orang-orang
yang terpercaya, orang-orang yang memang membawa, memahami dan mengamalkan.
Makanya Allah mengambil persaksian malaikat karena mereka bisa dipercaya dan
selalu taat kepada Allah, kemudian Allah mengambil orang-orang yang berilmu.
8
Artinya: “…… mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (Surat Al-Bayyinah: 7).
Siapakah mereka??? Silahkan baca sampai ayat berikutnya Allah berikan jawaban:
ِ ذَلِ َك لِ َمنْ َخ
ُش َي َربَّه
Artinya: “……Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang TAKUT KEPADA
TUHANNYA”. (Surat Al-Bayyinah: 8).
Dan akan lebih mudah lagi untuk dipahami dengan membaca firman Allah Ta`ala:
ِإنَّ َما يَ ْخشَى هَّللا َ ِمنْ ِعبَا ِد ِه ا ْل ُعلَ َما ُء
Artinya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para
ulama…”. (Surat Fathir: 28).
2.5 Pewaris Para Nabi
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ilmu
merupakan warisan para nabi dan para nabi tidak mewariskan dirham dan tidak pula
dinar, akan tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu. Barang siapa yang mengambil
warisan ilmu tersebut, sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak dari warisan
para nabi tersebut. Engkau sekarang berada pada kurun (abad, –red.) ke-15, jika engkau
termasuk dari ahli ilmu engkau telah mewarisi dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan ini termasuk dari keutamaan-keutamaan yang paling besar.” (Kitabul ‘Ilmi,
hlm.16)
Dari sini kita ketahui bahwa para ulama ituadalah orang-orang pilihan. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
ۡ َثُ َّم َأ ۡو َر ۡثنَا ۡٱل ِك ٰتَ َب ٱلَّ ِذين
ٱصطَفَ ۡينَا ِم ۡن ِعبَا ِدنَ ۖا
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba hamba kami.” (Fathir: 32)
Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Kemudian Kami menjadikan orang-orang yang menegakkan (mengamalkan) Al-Kitab
(al-Qur’an) yang agung sebagai pembenar terhadap kitab-kitab yang terdahulu yaitu
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, mereka adalah dari umat
ini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/577)
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Ayat ini sebagai syahid
(penguat) terhadap hadits yang berbunyi al-‘ulama waratsatil anbiya (ulama adalah
pewaris para nabi).” (Fathul Bari, 1/83)
Al-Imam asy-Syaukani rahimahullah mengatakan bahwa maknanya adalah, “Kami
telah mewariskan kepada orang-orang yang telah Kami pilih dari hamba-hamba Kami
yaitu al-Kitab (al-Qur’an). Kami telah tentukan dengan cara mewariskan kitab ini
9
kepada para ulama dari umat engkau wahai Muhammad yang telah Kami turunkan
kepadamu. Tidak ada keraguan bahwa ulama umat ini adalah para sahabat dan orang-
orang setelah mereka. Sungguh Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan mereka
atas seluruh hamba dan Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan mereka sebagai umat di
tengah-tengah agar mereka menjadi saksi atas sekalian manusia, mereka mendapat
kemuliaan demikian karena mereka umat nabi yang terbaik dan sayyid bani Adam.”
(Fathul Qadir, hlm. 1418)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٍّ ِإنَّ اَأْل ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِدينَاراً َوالَ ِد ْرهَما ً ِإنَّ َما َو َّرثُوا ا ْل ِع ْل َم فَ َمنَ َأ َخ َذهُ َأ َخ َذ بِ َح،ِإنَّ ا ْل ُعلَ َما َء َو َرثَةُ اَأْل ْنبِيَا ِء
ظ َوافِ ٍر
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan
dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil
warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. al-Imam at-Tirmidzi di
dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), ad-Darimi di
dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimah-
nya, serta dinyatakan sahih oleh al-Hakim dan Ibnu Hibban. Asy-Syaikh al-Albani
rahimahullah mengatakan, “Haditsnya shahih.” Lihat kitab Shahih Sunan Abu Dawud
no. 3096, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2159, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 182, dan
Shahih at-Targhib, 1/33/68)
2.6 Manusia Terbaik
Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.
ْ َمنْ يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا يُفَقِّ ْههُ فِى ال ِّد ْي ِن َويُ ْل ِه ْمهُ ُر
شدَه
Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi
pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu
Nu’aim).
َخ ْي ُر ُك ْم َمنْ تَ َعلَّ َم ا ْلقُ ْرآن َو َعلّ َمه
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alqur'an dan mengajarkannya H.R
Bukhori
2.7 Didoakan oleh penduduk langit dan bumi
: يَقُو ُل،سلَّ َم
َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوَ ِ سو َل هَّللا ُ س ِمعْتُ َر َ : قَا َل،ُض َي هللاُ َع ْنه ِ َر،َوعَنْ َأبِ ْي الد َّْردَا ِء
ِ ِض ُع َأ ْجنِ َحتَ َها لِطَال
ب ا ْل ِع ْل ِم ِرضا ً ِب َما َ سهَّ َل هللاُ لَهُ طَ ِر ْيقا ً ِإلَى
َ َ َوِإنَّ ال َماَل ِئ َكةَ لَت،الجنَّ ِة َ ً ط ِر ْيقا ً يَ ْبتَ ِغي فِ ْي ِه َع ْلماَ سلَ َكَ َْمن
ْ َ َوف،الح ْيتَانُ فِي ال َما ِء
ض ُل ا ْل َعالِ ِم َعلَى ا ْل َعابِ ِد ِ ض َحتَّى ِ ت َومنْ ِفي اأَل ْر ِ س َم َواَّ ستَ ْغفِ ُر لَهُ َمنْ ِفي ال ْ َ َوِإنَّ ا ْل َعالِ َم لَي،صنَ ُع
ْ َي
َوِإنَّ ا ْل ُعلَ َما َء َو َرثَةُ اأَل ْنبِيَا ِء َوِإنَّ اَأل ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِد ْينَاراً َواَل ِد ْرهَما ً َوِإنَّ َما َو َّرثُوا،بِ ساِئ ِر ا ْل َك َوا ِك
َ ض ِل ا ْلقَ َم ِر َعلَى ْ ََكف
فَ َمنْ ََأ َخ َذهُ ََأ َخ َذ بِ َحظِّ َوافِ ٍر،ا ْل ِع ْل َم
10
ُّ َر َواهُ َأبُ ْو دَا ُو َد َوالت ِّْر ِم ِذ
ي
Dari Abu al-Darda' ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya
kepada pencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang ia perbuat. Sesungguhnya,
penghuni langit dan bumi sampai ikan-ikan di laut pun memintakan ampun bagi orang
yang berilmu. Keutamaan seorang berilmu dibandingkan ahli ibadah seperti keutamaan
bulan purnama dibandingkan semua bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama
adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau
pun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya
berarti ia telah mendapatkan bagian yang banyak. (HR Abu Daud dan al-Tirmizi)
Dari Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda:
س ا ْل َخ ْي َر
ِ صلُّ ْونَ َعلَى ُم َعلِّ ِمي النَّا ِ ت َواَأل ْر
َ ُ لَي,ض َحتَّى النَّ ْملَةَ فِي ُج ْح ِرهَا َّ ِإنَّ هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ َوَأ ْه َل ال
ِ س َما َوا
“Sesungguhnya para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai
semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat (mendoakan dan memintakan
ampun) atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” [HR. Tirmidzi no.
2685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Shahih]
Para salaf mengatakan, telah disepakati, bahwa amar ma’ruf nahi munkar itu wajib
bagi insan. Namun wajibnya adalah Fardhu Kifayah. Hal ini sebagaimana jihad dan
mempelajari ilmu tertentu serta yang lainnya. Yang dimaksud Fardhu Kifayah adalah
jika sebagian telah memenuhi kewajiban ini, maka yang lain gugur kewajibannya,
walaupun pahalanya akan diraih oleh orang yang mengerjakannya. Begitu pula oleh
orang yang asalnya mampu, namun saat itu tidak bisa untuk melakukan amar ma’ruf
nahi mungkar yang diwajibkan.
2.8 Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka kepada para
penuntut ilmu
ً َض ُع َأ ْجنِ َحتَ َها ِر
ِ ِضا لِطَال
ب ا ْل ِع ْل ِم َ َوِإنَّ ا ْل َمالَِئ َكةَ لَت
Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.”
(HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223) Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih). Arti hadits tersebut kata para ulama, para malaikat itu
merendahkan diri di hadapan penuntut ilmu dan menaruh hormat padanya
Arti hadits tersebut kata para ulama:
11
1. Para malaikat itu merendahkan diri di hadapan penuntut ilmu dan menaruh hormat
padanya.
Ibnul Qayyim juga menjelaskan dalam Miftah Dar As-Sa’adah (1: 63) bahwa malaikat
meletakkan sayapnya sebagai bentuk merendahkan dirinya pada penuntut ilmu serta
sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan karena penuntut ilmu telah membawa
warisan nabi.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,
12
Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu secara mutlak, terutama lagi bagi orang-
orang yang rasikh (mendalam) dalam ilmu. Merekalah yang mengenal Allah, sifat-Nya,
perbuatan-Nya, agama, dan rasul-Nya. (Miftah Daar As-Sa’adah, 1:288)
2. Para malaikat itu menyertai penuntut ilmu sampai ikut serta duduknya penuntut
ilmu di dalam majelis ilmu
Imam Al-Ajurri Rahimahullah menyebutkan sanadnya sampai ke sahabat Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau
bersabda:
ُشيَ ْت ُه ُم ال َّر ْح َمة
ِ سونَهُ بَ ْينَ ُه ْم ِإاَّل َحفَّتْ بِ ِه ُم ا ْل َماَل ِئ َكةُ َو َغ
ُ َاب هَّللا ِ َويَتَدَا َر
َ ت هَّللا ِ يَ ْتلُونَ ِكت ٍ س قَ ْو ٌم فِى بَ ْي
ِ ت ِمنْ بُيُو َ ََما ت ََجل
ُسبُه ْ َُو َذ َك َر ُه ُم هَّللا ُ فِي َمنْ ِع ْن َدهُ َو َمنْ بَطََّأ بِ ِه َع َملُهُ لَ ْم ي
َ س ِر ْع بِ ِه َن
“Tidaklah suatu kaum duduk di rumah dari rumah-rumah Allah mereka membaca
kitabullah, mereka mempelajarinya, kecuali akan turun kepada mereka malaikat dan
mereka akan diliputi rahmat dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyebutkan
mereka di hadapan para makhlukNya yang ada di sisiNya. Dan barangsiapa yang
terlambat amalannya maka tidak akan dicepatkan oleh nasabnya.”
Maksud sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Tidaklah suatu kaum duduk-
duduk” di sini beliau menyebutkan dua orang atau lebih yang ikut serta dalam satu
kegiatan. Dan di sini mengandung makna motivasi dan anjuran bagi orang-orang untuk
saling tolong-menolong, saling bantu-membantu, saling dukung-mendukung untuk
mempelajari Al-Qur’an. Karena setiap orang butuh untuk diberi motivasi, diberi
dorongan, dikuatkan untuk selalu menghadiri pengajian dan untuk memperhatikan
kegiatan-kegiatan tersebut. Dan seseorang yang menginginkan kebaikan kepada
saudaranya, ia selalu membantu saudaranya untuk menghadiri pelajaran dan kajian dan
sejenisnya.
3. Para malaikat begitu memuliakan dan mangagungkan para penuntut ilmu
4. Para malaikat memberikan bantuan kepada penuntut ilmu agar apa yang di cita-
citaan para penuntut ilmu tercapai maksud dan tujuan nya
5. Para malaikat memuliakan penuntut ilmu agar menjadikannya jalan mencapai
ridho -Nya Allah SWT
6. Para malaikat itu mendoakan para penuntut ilmu karena membentangkan sayap
sama seperti membentangkan tangan untuk berdo’a. Sebab sayap burung adalah ibarat
tangan pada kita. Lihat pembahasan Abul ‘Abbas Al-Qurthubi dalam Al-Mufhim
Asykala min Talkhis Kitab Muslim.
13
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bagaimanakah kemuliaan dan kedudukan
seorang penuntut ilmu (agama) di hadapan para malaikat. Di sini juga mengajarkan
pada kita untuk menaruh hormat pada setiap orang yang mempelajari ilmu agama
seperti para penghafal Al-Qur’an, para pelajar hadits nabawi, dan yang mendalami ilmu
agama lainnya.
2.9 Dijauhkan dari laknat Allah
Orang-orang yang berilmu dan yang mau bersusah payah mencari ilmu senantiasa
mendapatkan perlindungan Allah SWT. Ketika manusia terkena laknat sebab ulah
keburukannya di dunia semisal kara mengumbar nafsu dunia, bermusuh-musuhan, iri dan
dengki serta lainnya, maka orang-orang yang berilmu dan yang mencari ilmu justru masuk
dalam golongan orang-orang yang terselamatkan.
Sebagaimana dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad
SAW yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
او ُم َت َع ِّل ًما َ َال ُّد ْن َيا َم ْل ُع ْو َن ٌة َم ْل ُع ْونٌ َما ِف ْي َها ِااَّل ِذ ْك َرهَّللا ِ َو َم: سلَّ َم
َ اوااَل ُه َوعَا ِل ًم َ و َقا َل.
َ صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َ
Nabi Muhammad SAW bersabda: Dunia itu dilaknati, dan segala sesuatu yang ada di
dalamnya dilaknati. Kecuali zikir kepada Allah dan segala sesuatu yang menyokoh
terjadinya zikir, dan orang yang punya ilmu serta orang yang mau belajar.
Karenanya orang-orang yang berilmu dan yang mencari ilmu terselamatkan dunianya
dan akhiratnya. Ia dapat mengetahui hal-hal yang dibolehkan dan dilarang oleh syariat.
Sehingga ia dapat terhindar dari segala sesuatu yang membuatnya terjerumus dalam
kehinaan.
Sebab itu pula adanya orang berilmu dan taat kepada Allah yang tinggal tengah suatu
kaum maka akan menyelamatkan kaum tersebut dari kebodohan, kesusahan, dan keburukan
dunia.
16
Dinafikan persamaan di sini sebagaimana di ayat sebelumnya dinafikan persamaan
antara orang-orang yang berilmu dan orang orang yang tidak berilmu. Ini semua
menunjukkan puncak dari keutamaan dan kemuliaan orang-orang yang berilmu.
Ilmu adalah ciri dari orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki petunjuk
baginya untuk mudah menempuh jalan-jalan menuju surga. Ini juga tidak asing bagi
kita hadits sahih yang sangat terkenal didalam shahih Imam Muslim, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َ سهَّ َل هللاُ لَهُ بِ ِه
ط ِريقًا ِإلَى ا ْل َجنَّ ِة ُ سلَ َك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِم
َ س فِي ِه ِع ْل ًما َ َْمن
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dengan tujuan untuk mempelajari agama
Allah, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
Berarti ilmu memang merupakan ciri yang dekat dengan penghuni surga. Bahkan
itulah sebab yang menjadikan mereka terbinbing untuk bisa meniti jalan menuju ke
surga, mengikuti jalan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan menyampaikan
kepada surga dengan taufik dan pertolongan dari Allah. Sementara penghuni neraka,
diantara ciri utama yang ada pada diri mereka yang paling besar termasuk adalah tidak
paham agama yang dengan sebab ini mereka terhalang dari semua kebaikan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman menyebutkan ucapan mereka seperti di dalam surat Al-
Mulk, penghuni surga mengatakan:
17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Terdapat banyak dalil, baik dari Kitabullah maupun Sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallamyang menjelasakan tentang keutamaan, keagungan serta ketinggian
ilmu.
Diantaranya adalah :
Pertama : Firman Allah ta’ala : “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia,Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-
orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imraan : 18]
17
DAFTAR PUSTAKA
18