Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Hakikat Iman Kepada Allah SWT

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti

Perkuliahan Akidah Akhlak

Dosen Pembimbing: Maryanto, S.H.I.,M.S.I

Oleh:

Devi Sari Ulandari : 12110321874

Sahrul Ramadan : 12110312688

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Hakikat Iman Kepada Allah SWT”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
pemakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis
buat kurang tepat. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat diperlukan dalam
rangka penyempurnaan makalah ini.

Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Pekanbaru,6 Oktober 2021

i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan penulisan..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. Pengertian iman kepada Allah.........................................................................................2
B. Pengertian Tauhid............................................................................................................4
C. Macam-Macam Tauhid....................................................................................................5
1. Tauhid Rububiyyah..................................................................................................5
2. Tauhid Uluhiyyah.....................................................................................................6
3. Tauhid Asma was Sifat.............................................................................................7
4. Tauhid Mulkiyah......................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
Kesimpulan...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka.......................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dewasa ini, laju pergerakan moral bukan malah semakin membaik


namun justru semakin merosot tajam yang disebabkan oleh modernisasi dan
westernisasi. Termasuk di dalamnya adalah generasi muda Islam. Lebih banyak
memperhatikan penampilan dan menafikan keagungan Islam, agamnya sendiri.
Bahkan yang lebih parah tidak mengetahui ajaran Islam yang paling mendasar
sekalipun, yaitu tentang Keimanan dan Tauhid.
Padahal seharusnya, generasi penerus panji Islam haruslah mengetahui,
mengahayati dan mengamalkan Tauhid dan Iman masing-masing. Memang
masalah Keimanan dan Tauhid tidak mendapat banyak perhatian dikalangan
muslim sendiri.
Oleh karena itu makalah ini akan berusaha menjabarkan apa itu Tauhid,
Iman berserta cabang-cabangnya serta apa sebenarnya fungsi dari iman dalam
agama Islam. Agar kita dapat memahami makna dari Iman dan Tauhid dan pada
akhirnya kita mampu mengamalkannya.

B. Rumusan Masalah

 pengertian Iman
 Pengertian Tauhid
 Macam-macam Tauhid
C. Tujuan penulisan

 Menjabarkan pengertian Iman


 Mengenali lebih dalam tentang tauhid

1
 Mengetahui macam-macam tauhid

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian iman kepada Allah

Teori iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-
imanan Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya
meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata
adanya.1 Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui, pembenaran yang
bersifat khusus.2 Menurut WJS. Poerwadarminta iman adalah kepercayaan,
keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati.3 Abul ‘Ala al-Mahmudi
menterjemahkan iman dalam Bahasa inggris Faith, yaitu to know, to believe, to be
convinced beyond the last shadow of doubt yang artinya, mengetahui,
mempercayai, meyakini yang didalamnya tidak terdapat keraguan apapun.4
Pengertian iman secara istilahi ialah kepercayaan yang meresap ke dalam
hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Jadi,
iman itu bukanlah semata-mata ucapan lidah, bukan sekedar perbuatan dan bukan
pula merupakan pengetahuan tentang rukun iman.

1
Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta,
2000, hlm. 58.
2
Dr.Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan
Iman, Jakarta, Bumi Aksara,1996. Hlm. 2
3
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2000, hlm. 18.
4
Abu A'la Al-Maududi, Toward Understanding, Comiti Riyadh:
Islamic Dakwah, 1985, hlm. 18.

2
Beriman kepada Allah Swt berarti kita meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah lah Tuhan langit dan bumi, pencipta semua makhluk dan penguasa
seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia satu-satunya Tuhan pemberi rezki
kepada semua makhluk yang hidup dan pengendali segala urusan.
Sebagai perwujudan dari keyakinan akan adanya Allah adalah dengan
pengabdian kita kepada-Nya. Pengabdian kita kepada Allah adalah pengabdian
dalam bentuk peribadatan, kepatuhan, dan ketaatan secara mutlak. Tidak
menghambakan diri kepada selain Allah, dan tidak pula mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu yang lain. Itulah  keimanan yang sesungguhnya, jika sudah
demikian Insya Allah hidup kita akan tenteram. Firman Allah Swt
‘’(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.”
Apabila hati dan jiwa sudah tenteram, maka seseorang akan berani dan
tabah menghadapi liku-liku kehidupan ini, dan segala nikmat selalu disyukurinya.
Sebaliknya setiap musibah dan kesusahan selalu diterimanya dengan sabar. Pada
hakekatnya kepercayaan kepada Allah sudah dimiliki manusia sejak ia dilahirkan,
bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah Swt sejak ia berada
dialam arwah.
Firman Allah Swt :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)

3
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",
Manusia memiliki kecenderungan untuk berlindung kepada sesuatu yang
Maha Kuasa. Ia adalah Zat yang mengatur alam semesta ini. Akal sehat tidak akan
menerima jika alam semesta yang sangat luas dan teramat rumit ini diatur oleh Zat
yang kemampuannya terbatas. Sekalipun manusia sekarang ini sudah dapat
menciptakan teknologi yang sangat canggih, namun manusia tidak akan dapat
mengatur alam raya ini. Dengan kecanggihan teknologinya manusia tidak akan
dapat menghentikan  sedetikpun bumi untuk berputar. Jika demikian, siapakah Zat
yang Maha Pencipta dan pengatur itu ? Dialah Allah Swt.

B. Pengertian Tauhid

Tauhid adalah bentuk mashdar dari kata kerja aktif Wahhada- Yuwahhidu
–Tauhidan artinya “meng- esakan” atau ” menjadikan sesuatu itu esa”. Sedangkan
menurut istilah syar‟i ialah peng-esaan terhadap Allah SWT dengan cara yang
khusus bagi- Nya. Pengesaan itu mencakup rububiyah, uluhiyah serta asma wa
sifat-Nya.5
Arti dari ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang sifat-sifat
Allah SWT dan sifat-sifat para utusan-Nya yang terdiri dari sifat yang wajib (yang
pasti ada), sifat jaiz (yang mungkin ada) dan sifat yang mustahil (yang tidak ada).
Selain itu, juga membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan
agama Islam dengan dalil-dalil Naqli. Serta menolak akidah yang salah dan yang

5
Kamaluddin, Ilmu Tauhid yang Terpikat dan yang Terikat (Padang Rios Multicipta 2012), hlm 31.

4
bertentangan dengan akidah Islam. Dan meyakini Allah-lah Sang pemberi
kehidupan di alam ini.6
Tauhid adalah dasar Islam yang paling mulia dan hakikat Islam yang paling
agung. Semua cabang keimanan berasal dari tauhid dan kembali menuju
kepadanya. Tauhid diibaratkan batang utama sebuah pohon dimana cabang-cabang
lain berasal darinya. Dalam sebuah hadits dikatakan yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dari Sisa dari pembakaran Hurairah: “Iman itu hadir 70 atau
60 sekian cabang. Cabang paling utamanya adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’
(tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat cela merupakan anggota dari
iman.” Setiap anggota tauhid mempunyai posisi masing-masing termasuk tauhid
mulkiyah. Dimana tauhid asma wa sifat sebagai latar balik penciptaan manusia,
tauhid rububiyah sebagai modal untuk manusia, tauhid uluhiyah sebagai tugas
untuk manusia sedangkan tauhid mulkiyah sebagai balasan untuk manusia. Dalil
yang menunjukkan tentang balasan untuk orang yang bertauhid dan tidak,
contohnya :
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang agung (surga). Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
penghuni neraka.” (QS. Al-Maidah : 9-10)

6
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta:Bulan Bintang, 1974), hlm. 4

5
C. Macam-Macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah

Tauhid Rububiyyah adalah Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah


subhaanahu wa ta’ala satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan
dan mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa
ada sekutu bagi-Nya.7 Dalil-dalil yang menunjukkan Tauhid Rububiyyah ini
diantaranya firman Allah subhaanahu wa ta’ala :
‫هّٰللا‬
‫ض ًّر ۗا‬ َ ‫ض قُ ِل ُ ۗقُلْ اَفَاتَّخ َْذتُ ْم ِّم ْن ُدوْ نِ ٖ ٓه اَوْ لِيَ ۤا َء اَل يَ ْملِ ُكوْ نَاِل َ ْنفُ ِس ِه ْم نَ ْفعًا َّواَل‬ ِ ۗ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫قُلْ َم ْن رَّبُّ السَّمٰ ٰو‬
‫ت َوالنُّوْ ُر ەۚ اَ ْم َج َعلُوْ ا هّٰلِل ِ ُش َر َك ۤا َء َخلَقُوْ ا َك َخ ْلقِ ٖه‬ ُّ ‫ص ْي ُر ەۙ اَ ْم هَلْ تَ ْست َِوى‬
ُ ٰ‫الظلُم‬ ِ َ‫قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى ااْل َ ْعمٰ ى َو ْالب‬
َّ‫اح ُد ْالقَه‬
ِ ‫ق ُك ِّل َش ْي ٍء َّوه َُو ْال َو‬ ُ ِ‫ق َعلَ ْي ِه ۗ ْم قُ ِل هّٰللا ُ خَال‬
ُ ‫فَتَ َشابَهَ ْال َخ ْل‬

Artinya: Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah".


Katakanlah: "Maka Patutkah kamu mengambil pelindungpelindungmu dari
selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)
kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang
buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang
benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang
dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa
menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".

2. Tauhid Uluhiyyah

Uluhiyyah berasal dari kata Ilahun yaitu Tuhan. Jika dimasuki Alief
Lam Syamsiyah menjadi kata Al- Ilah dan digabungkan maenjadi Allah. Jadi,
kata Allah adalah ma’rifah dan Ilah. Secara etimologi, kata Ilah mempunyai
makna sesuatu yang disembah (Al-Ma’bud), yaitu sesuatu yang memiliki

7
http//: macam-macam tauhid.com diakses pada 18 september 2016 pukul 10:13 wib.

6
kekuasaan yang besar dan tidak terbatas. Yang dimaksud Tauhid Uluhiyah
ialah merupakan ibadah hanya kepada Allah semata-mata. Keyakinan akan
Uluhiyah ini merupakan pokok yang disepakati oleh kaum muslimin tanpa
perbedaan pendapat sepanjang sejarah Islam.
Beribadah hanya kepada Allah menghindari manusia beribadah kepada
selain-Nya, mengingat segala sesuatu selain Dia itu adalah makhluk-Nya
semata yang tidak pantas dijadikan sebagai tujuan ibadah atau pengabdian.
Tauhid Uluhiyah itu menjadi lawan kata “syirik dalam ibadah”.8
Kata Allah berasal dari kata Ilah yang dikhususkan bagi nama Allah
Sang Pencipta , Karena kekhususan itu pula sesuai dengan firman Allah
dalam surah Maryam : 66

ِ ِ ‫اع ب ْد ه و اص طَ رِب لِ عِ ب‬ ِ ‫الس م او‬


ِ ‫ات َو اَأْل ْر‬
ْ‫ َه ل‬šۚ ‫اد ت ه‬
َ َ ْ ْ َ ُ ُ ْ َ‫ض َو َم ا َب ْي َن ُه َم ا ف‬ َ َ َّ ‫ب‬ُّ ‫َر‬

‫َت ْع لَ ُم لَ هُ مَسِ يًّ ا‬

Artinya: Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah
kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah)9

3. Tauhid Asma was Sifat

Tauhid Asma was Sifat ialah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat


untuk Allah Subhanhu wa Ta’ala sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh
Allah untuk diri-Nya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah

88
Kamaluddin, Op.Cit., hlm. 47.
99
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya (Jakarta:Thoha Putra 1998), hlm.

7
Sallallahu‘alaihi wa Sallam, serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan
aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya,dan apa yang ditiadakan
oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam yang terdiri dari sifat-sifat tahrif
(pengubahan kata), ta’thil (meniadakan sama sekali), takyif (menanyakan
bagaimana keadaan), dan tamtsil (mencontohkan dengan sifat selain Allah).

4. Tauhid Mulkiyah

Tauhid mulkiyah (Arab :‫)تَوْ ِحيْد ال ُم ْل ِكيَّة‬, adalah salah satu anggota dari
tauhid. Tauhid mulkiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan-
Nya di kehidupan setelah didunia. Caranya adalah menetapkan keesaan Allah
dalam kekuasaan-Nya di kehidupan setelah didunia, terutama kekuasaan-Nya
dalam menegakkan hari pengahabisan, menyelesaikan segala urusan,
menegakkan keadilan dan membalas semua afal.1010

1010
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Tauhid-Mulkiyah_169026_stieabi_p2k-itbu.htm

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Teori iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan.
Artinya beriman atau percaya. Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui,
pembenaran yang bersifat khusus.
Tauhid adalah bentuk mashdar dari kata kerja aktif Wahhada- Yuwahhidu –
Tauhidan artinya “meng- esakan” atau ” menjadikan sesuatu itu esa”. Sedangkan
menurut istilah syar‟i ialah peng-esaan terhadap Allah SWT dengan cara yang khusus
bagi- Nya. Arti dari ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang sifat-sifat
Allah SWT dan sifat-sifat para utusan-Nya yang terdiri dari sifat yang wajib (yang
pasti ada), sifat jaiz (yang mungkin ada) dan sifat yang mustahil (yang tidak ada).
Tauhid Rububiyyah adalah Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah
subhaanahu wa ta’ala satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan
mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa ada sekutu
bagi-Nya.
Tauhid Uluhiyah ialah merupakan ibadah hanya kepada Allah sematamata.
Keyakinan akan Uluhiyah ini merupakan pokok yang disepakati oleh kaum muslimin
tanpa perbedaan pendapat sepanjang sejarah Islam.
Tauhid Asma was Sifat ialah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
diri-Nya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam,

9
serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah
terhadap diriNya,dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa
Sallam yang terdiri dari sifat-sifat tahrif (pengubahan kata), ta’thil (meniadakan sama
sekali), takyif (menanyakan bagaimana keadaan), dan tamtsil (mencontohkan dengan
sifat selain Allah).
Tauhid mulkiyah (Arab :‫)تَوْ ِحيْد ال ُم ْل ِكيَّة‬, adalah salah satu anggota dari tauhid.
Tauhid mulkiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya di kehidupan
setealh didunia. Caranya adalah menetapkan keesaan Allah dalam kekuasaan-Nya di
kehidupan setealh didunia, terutama kekuasaan-Nya dalam menegakkan hari
pengahabisan, menyelesaikan segala urusan, menegakkan keadilan dan membalas
semua afal.

10
Daftar Pustaka

Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta,
2000, hlm. 58.
Dr.Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan
Iman, Jakarta, Bumi Aksara,1996. Hlm. 2
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2000, hlm. 18.
Abu A'la Al-Maududi, Toward Understanding, Comiti Riyadh:
Islamic Dakwah, 1985, hlm. 18.
Kamaluddin, Ilmu Tauhid yang Terpikat dan yang Terikat (Padang Rios
Multicipta 2012), hlm 31.
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta:Bulan Bintang, 1974), hlm.
4
http//: macam-macam tauhid.com diakses pada 18 september 2016 pukul
10:13 yy
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya (Jakarta:Thoha Putra
1998), hlm.
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Tauhid-Mulkiyah_169026_stieabi_p2k-
itbu.html

11

Anda mungkin juga menyukai