Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AQIDAH ISLAM

Dosen Pengampu: Mukhlisin S. Kom. I., M. Pd. I.

Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

Mochammad Daffa Putra Anggrianto

Mila Rahma Tanjung

Nazwa Fatimah Zahra

Saepur Rijal

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayah nya,
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berudul “Aqidah Islam” dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Aqidah Islam Spasial bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bpk Mukhlisin selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Agama. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
1. Pengertian Aqidah ................................................................................................... 5
2. Ruang Lingkup Aqidah Islam ................................................................................. 7
3. Fungsi dan Peran Aqidah Islam .............................................................................. 8
BAB III............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW memiliki tiga
pilar utama, yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan bahkan saling
melengkapi dan menentukan: Aqidah, Syari'ah dan akhlak,namun sebagai pintu
security terakhir dari penilaian segala niat dan i'tikad serta perbuatan manusia
tergabung dalam"pintu Aqidah"; yakni sejauh mana kemampuan dan
keberhasilan manusia selama hidupnya dapat menjalani berbagai ujian dan
terakhir adalah ujian untuk lolos dan lulus dalam keyakinan bahwa segala-
galanya adalah milik dan ditentukan atas ke-Maha Kuasaan dalam Keesaan
Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Aqidah?
2. Bagaimana Fungsi dan Peran Aqidah?
3. Apa saja Ruang Lingkup Aqidah Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Aqidah.
2. Untuk Mengetahui Fungsi dan Peran Aqidah.
3. Untuk Mengetahui Apa saja Ruang Lingkup Aqidah Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Aqidah
Secara etimologi kata aqidah berasal dari kata bahasa Arab yaitu, ‘aqada -
ya’qidu - ‘aqidan -‘aqidatan. ‘Aqdan memiliki arti simpul, ikatan, perjanjian,
kuat dan kokoh1. Kemudian terbentuklah kata aqidah yang maknanya menjadi
keyakinan. Keyakinan itu terikat dengan kokoh dalam hati bersifat mengikat
serta mengandung perjanjian2. Aqidah artinya adanya ketetapan dalam
pengambilan keputusan tanpa ada suatu keraguan3

Secara terminologi, aqidah adalah suatu diyakini dan dipercayai oleh


manusia sebagai petunjuk mengetahui apa itu agama dan segala hal yang
berkaitan dengan agama, juga disebut sebagai iman yang tangguh dan yang
pasti tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya4. Beberapa
pengertian aqidah yang dikemukakan para ahli; pertama, Hasan Al-banna
menurutnya aqidah ialah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang diyakini dan tidak bercampur
dengan kebimbangan walaupun sedikit5. Kedua, Machnun Husein, aqidah
adalah pengetahuan dan keyakinan yang menimbulkan sebuah kepercayaan.
orang yang “mengetahui” dan men empatkan kembali kepercayaan kuat akan
Keesaan Allah, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, petunjuk wahyu dan
aturan-aturan hukum Ilahi mengenai pahala dan siksa, disebut mu’min (orang
beriman)6.

Munawir, Kamus Al Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1984), hlm. 1023.


1

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm. 1.


2
3
Yudi Irfan Daniel, Aqidah Islam (Bandung: Yayasan Do’a Para Wali, 2014), hlm. 3.
4
Zainal Arifin Djamaris, Islam, Aqidah Dan Syari’ah Jilid 1 (Jakara: PT Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 19.

5
Hasan al-Banna, Aqidah Islam, Terj.Hassan Baidlowi (Bandung: Al-Ma’arif, 1983),
hlm. 9.
6
Machnun Husein, Mengenal Islam Selayang Pandang (Jakara: Bumi Aksara, 1994),
hlm. 17.

5
Dengan demikian dapat disimpulkan pengertian aqidah diatas, pada
hakikatnya sama, bahwa aqidah adalah keyakinan dalam hati serta mengikat
janji manusia sebagai makhluk ciptaan dan Allah lah sang pencipta. Janji
tersebut diucapkan ketika masih didalam rahim. Keyakinan sama sekali tidak
tercampur dengan keraguan, ini yang dimaksud keyakinan dalam aqidah.

Ada beberapa tahap yang harus dialami oleh seseorang hingga sampai
ketingkat yakin. Pertama, Syak adalah sama kuatnya antara membenarkan
sesuatu atau menolaknya. Kedua, Zhan yaitu salah satu lebih kuat sedikit dari
lainnya karena terdapat dalil yang dapat menguatkan sesuatu tersebut. Ketiga,
Wahm (salah duga) yaitu kemungkinan yang lemah dari dua hal tersebut.
Apabila keyakinan telah sampai pada tingkat ilmu maka inilah yang disebut
aqidah7.

Adapun aqidah dalam Islam ialah iman ataupun kepercayaan, sumber


pokoknya adalah al-Qur’an, Iman adalah bagian teoritis yang dituntut dan
paling utama dari segala sesuatu yang dipercayai. Persoalan yang paling
mendasar dalam kehidupan beragama adalah aqidah yang berintikan pada
keimanan. Keimanan itu merupakan pokok yang diatasnya berdiri syari’at
Islam. Keimanan yang tidak boleh digapai dengan keraguan-raguan dan
diperngaruhi oleh prasangka. Aqidah merupakan ruh bagi setiap orang. Dengan
berpegang teguh pada aqidah maka seseorang akan hidup dalam keadaan baik
dan menyenangkan. Namun jika ditinggalkan akan berakibatkan kematian pada
semangat ruh dalam diri manusia. Cahaya sebagai pengibaratan bagi aqidah.
Jika manusia buta dari padanya, maka dipastikan ia akan tersesat dalam masalah
kehidupan. Bahkan ia bisa terjerumus ke dalam lembah kesesatan yang amat
dalam.

Dalam kerangka aqidah haruslah termuat di dalamnya enam rukun pokok


yaitu; Iman kepada Allah Swt, Iman kepada malaikat-malaikat Allah Swt, Iman

7
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, 1st ed. (Bandung: CV Diponegoro, 1989), hlm. 14.

6
kepada kitab-kitab Allah Swt, Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt, Iman
kepada hari kiamat dan Iman kepada qadha dan qadar.

2. Ruang Lingkup Aqidah Islam


Islam adalah suatu agama yang mengajarkan kebenaran-kebenaran dan tata
nilai yang universal dan kekal. Aqidah, syari’ah dan akhlak mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam Islam, dikarenakan ruang lingkup Islam
tidak lepas dari empat komponen tersebut. Empat hal ini saling berketerkaitan
dan saling mendukung antar satu sama lain yaitu;

1) Illahiyyat (Ketuhanan), yang membahas hal-hal terkait Tuhan dari


sisi sifat-sifat-Nya, naama-nama-Nya, dan af’al Tuhan, seperti
wujud Allah, nama Allah,’af’al Allah. Sebagaimana Allah
berfirman:

‫س ِميًّا‬ َ ‫ص‬
َ ٗ‫ط ِب ار ِل ِع َبادَتِ ٖۗه ه اَل تَ اعلَ ُم لَه‬ ِ ‫ت َو ااْلَ ار‬
‫ض َو َما َب اينَ ُه َما فَا اعبُ ادهُ َوا ا‬ ِ ‫َربُّ السَّمٰ ٰو‬

Artinya: (Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan


segala yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan
berteguhhatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau
mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya? (QS. Maryam; 65)

2) Nubuwwat (Kenabian), yang memuat segala sesuatu yang


berhubungan dengan Nabi dan Rasul terkait sifat-sifat, tugas, dan
keputusan. Semua itu dihubungkan dengan mukjizat,dan kitab-
kitab.
3) Ruhaniyyat, Kerohanian, yang pembahasan tentang segala yang
berhubungan denga alam bukan materi (metafisika) seperti jin,
malaikat, setan, dan ruh.
4) Sam’iyyat (masalah-masalah yang hanya bisa didengar dari syara’).
Pembahasan yang berhubungan dengan kehidupan alam barzakh,

7
kehidupan di alam akhirat, keadaan alam kubur, tanda-tanda hari
kiamat, kebangkitan dari kubur, dan lainnya8.

Aqidah Islam menjelaskan bahwa Allah merupakan pencipta (khalik),


sedangkan alam semesta, manusia dan kehidupan adalah ciptaan (makhluk),
setelah kehidupan ini aka nada hari kiamat. Ketundukan manusia terhadap
perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya merupakan hubungan antara
kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia.

3. Fungsi dan Peran Aqidah Islam


Penerapan aqidah merupakan asas dasar Dienul Islam. Rasul pertama kali
menyerukan kaumnya untuk membenahi aqidah manusia. Sebab aqidah sebagai
pondasi bagi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa
pembenahan aqidah amal menjadi tidak berguna. Amal perbuatan yang
dilakukan tanpa didasarkan pada aqidah yang benar, maka amal tersebut tidak
diterima Allah swt atau tertolak. Sebagimana dalam firman-Nya;

َ‫اصفٍٖۗ َْل يَ اقد ُِر اون‬


ِ ‫ع‬َ ‫الر اي ُح فِ اي يَ او ٍم‬ ‫َمثَ ُل الَّ ِذيانَ َكف َُر اوا بِ َربِ ِه ام اَ اع َمالُ ُه ام ك ََر َما ِد ِا اشتَد ا‬
ِ ‫َّت بِ ِه‬
ُ‫ش ايءٍ ٰٖۗذلِكَ ه َُو الض َّٰل ُل االبَ ِع ايد‬ َ ‫ع ٰلى‬ َ ‫ِم َّما َك‬
َ ‫سب اُوا‬

Artinya: Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan


mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin
kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa
yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan
yang jauh. (QS Ibrahim: 18)

Aqidah Islam dapat dikatakan sebagai filterisasi. Membekali diri dengan


pemahaman aqidah dan mengaplikasikan aqidah yang benar maka akan
terhindar dari segala penyimpangan. Semua penyimpangan akan terbinasa diri
manusia dan orang sekitanya. Kehidupannya tidak akan berjalan lurus sebelum

8
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm.6

8
mereka kembali kepada Allah, percaya serta beriman kepadanya dalam
kehidupan sehari hari9.

Aqidah merupakan dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin


tinggi bangunan yang akan didirikan, maka harus semakin kokoh pula
pondasinya. Semua bangunan pasti ada pondasi. Semakin kuat pondasi maka
akan semakin kuat pula bangunannya begitupun sebaliknya. Seseorang yang
mempunyai aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib,
memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang
tidak akan diterima oleh Allah SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah.
Seseorang tidaklah dikatakan berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang
benar. Begitu seterusnya bolak-balik dan bersilang.

Aqidah memiliki peranan yang besar dalam membangun agama islam,


sehingga ia menjadi dasar aqidah islam. Oleh karena itu, jika dasar atau Aqidah
kuat, maka bangunan keislaman tidak akan goyah oleh serangan apapun.
Adapun fungsi aqidah dapat dirincikan dalam beberapa pokok berikut;

1) Aqidah sebagai kompas kehidupan, dengan aqidah dapat


memberikan pedoman dan arah yang benar bagi manusia. Sehingga
ia dapat berpegang teguh pada aqidah dan takkan terombang-ambing
dalam kehidupan.
2) Memperkuat keyakinan dan mempertebal kepercayaan atas
kebenaran ajaran islam sehingga tidak ada keragu-raguan dalam
hati.
3) Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak
lahir. bahwasannya manusia memiliki potensi atau fitrah
keagamaan.
4) Memberikan ketenangan atau ketentraman jiwa. Keyakinan yang
kuat kepada Allah Swt. akan senantiasa mendorong umatnya
memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa. Disinilah kemudian

9
Muhammad Qutb, Koreksi Atas Pemahaman Aqidah (Jakara: Al-Kautsar, 1997),
hlm.347.

9
akan muncul rasa optimis dalam menjalani kehidupan. Aqidah akan
memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya
dapat terpenuhi. Ia akan menerima ketengangan dan ketentraman
jiwa yang diperlukan.
5) Memberikan pedoman hidup yang pasti. Keyakinan seseorang
terhadap Allah akan memberikan arahan dan pedoman yang pasti
dalam hidupnya sebab aqidah menunjukkan kebenaran dan
keyakinan yang sesungguhnya sehingga seseorang dapat menjalani
hidupnya dengan terarah dan bermakna.
6) Menjaga diri dari kemusyrikan. Keyakinan yang benar kepada Allah
akan menjaga seseorang dari berbuat syirik (menyekutukan Allah)10.

Adapun peran aqidah dalam diri manusia, pertama, keyakinan manusia


terhadap eksisitensi pencipta, ilmu-nya, kekuasaan-Nya dan bertemu dengan-Nya.
Setelah meninggal akan ada pembalasan Allah kepada manusia dengan usaha yang
bersifat ikhtiar. Kedua, keyakinan manusia terhadap kewajiban taat terhadap
perintah dan larangan Allah Swt. sebagaimana di dalam kitab yang disampaikan
kepada Rasul melalui malaikat-Nya sehingga diri manusia menjadi suci, inderanya
menjadi bersih, sempurna akhlaknya dan interaksi sosial kepada kehidupan
bermasyarakatnya menjadi sempurna. Ketiga, keyakinan manusia terhadap
kayanya Allah dan kebutuhan manusia kepada-Nya, baik dalam perilaku ataupun
pada nafas yang setiap hembuskan.

Adanya aqidah yang tertanam dalam hati, bagaimanapun keadaanya ia tidak


akan menghambakan dirinya kepada sesama makhluk. Karena makhluk ciptaan
Allah hanyalah hambaa Allah semata. Ia pun akan melaksanakan ibadah secara baik
dan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermualmalah dengan baik. Sebab
aqidah bagaikan pelita hidup, tempat berpijak dan tali berpegang. Jadi aqidah Islam
ialah penuntun kehidupan kea rah yang lebih baik.

10
Heri Ghazali,Dede Ahmad, dan Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar Dengan
Pendekatan Interdisipliner (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.154-155.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara etimologi kata aqidah berasal dari kata bahasa Arab yaitu, ‘aqada -
ya’qidu - ‘aqidan -‘aqidatan. ‘Aqdan memiliki arti simpul, ikatan, perjanjian,
kuat dan kokoh. Kemudian terbentuklah kata aqidah yang maknanya menjadi
keyakinan. Keyakinan itu terikat dengan kokoh dalam hati bersifat mengikat
serta mengandung perjanjian. Aqidah artinya adanya ketetapan dalam
pengambilan keputusan tanpa ada suatu keraguan.

Ruang lingkup Aqidah Islam ada empat komponen yaitu Illahiyyat,


Nubuwwat, Ruhaniyyat, dan Sam’iyyat.

Aqidah Islam juga mempunyai pedan dan fungsi yaitu, 1)Aqidah sebagai
kompas kehidupan, dengan aqidah dapat memberikan pedoman dan arah yang
benar bagi manusia. Sehingga ia dapat berpegang teguh pada aqidah dan takkan
terombang-ambing dalam kehidupan. 2)Memperkuat keyakinan dan
mempertebal kepercayaan atas kebenaran ajaran islam sehingga tidak ada
keragu-raguan dalam hati. 3)Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan
yang ada sejak lahir. bahwasannya manusia memiliki potensi atau fitrah
keagamaan. 4)Memberikan ketenangan atau ketentraman jiwa. Keyakinan yang
kuat kepada Allah Swt. akan senantiasa mendorong umatnya memiliki
ketenangan dan ketentraman jiwa. Disinilah kemudian akan muncul rasa
optimis dalam menjalani kehidupan. Aqidah akan memberikan jawaban yang
pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi. Ia akan menerima
ketengangan dan ketentraman jiwa yang diperlukan. 5)Memberikan pedoman
hidup yang pasti. Keyakinan seseorang terhadap Allah akan memberikan arahan
dan pedoman yang pasti dalam hidupnya sebab aqidah menunjukkan kebenaran
dan keyakinan yang sesungguhnya sehingga seseorang dapat menjalani
hidupnya dengan terarah dan bermakna. 6)Menjaga diri dari kemusyrikan.

11
Keyakinan yang benar kepada Allah akan menjaga seseorang dari berbuat syirik
(menyekutukan Allah)

12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Banna, Hasa Aqidah Islam, Terj.Hassan Baidlowi (Bandung: Al-Ma’arif,
1983), hlm. 9.

Daniel, Irfan Yudi. Aqidah Islam (Bandung: Yayasan Do’a Para Wali, 2014),
hlm. 3.

Djarmaris, Zainal Arifin. Islam, Aqidah Dan Syari’ah Jilid 1 (Jakara: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 19.

Heri Ghazali,Dede Ahmad, dan Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar


Dengan Pendekatan Interdisipliner (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm.154-155.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm. 1.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm.6

Machnun, Husein. Mengenal Islam Selayang Pandang (Jakara: Bumi Aksara,


1994), hlm. 17.

Munawir, Kamus Al Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1984), hlm.


1023.

Qutb, Muhammad. Koreksi Atas Pemahaman Aqidah (Jakara: Al-Kautsar,


1997), hlm.347.

Sayid, Sabiq. Aqidah Islam, 1st ed. (Bandung: CV Diponegoro, 1989), hlm.
14.

13

Anda mungkin juga menyukai