Anda di halaman 1dari 11

Makalah Al-Islam

Disusun Oleh:

Hardi Setiawan
2001110031

Dosen Pengasuh: Drs. Suardi Saidi, M.Ag

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

FAKULTAS HUKUM

BANDA ACEH

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Al-
Islam”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al- qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Al-Islam di program studi Hukum pada
Universitas UNMUHA. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Drs. Suardi Saidi, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, O5 Juli 2021

Hardi Setiawan

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................
LatarBelakang..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................
A. PengertianAqidah.......................................................................................................................2
B. Ruang Lingkup Akidah..............................................................................................................4
C. Fungsi Dan Tujuan Aqidah.......................................................................................................5
D. Peran Aqidah dalam perkembangan agama islam..................................................................7
BAB III.........................................................................................................................................................
KESIMPULAN.............................................................................................................................................
Kesimpulan.......................................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

LatarBelakang

Sebagai seorang yang beragama Islam wajiblah memiliki aqidah yang kuat. Untuk memiliki
aqidah yang kuat sebagai seorang muslim maka yang harus dilakukan adalah mempelajari lebih dalam
tentang aqidahakhlak, dimana pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah dan kita sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min). Aqidah
akhlak yang bersumber dari Qur’an dan hadits dijadikanpengembangan nilai spiritual yang dapat
menghasilkan generasiberkualitas. Aqidah tidak terlepas dari akhlak, akhlak mulia menjadicermin bagi
kepribadian seseorang, disamping mampumengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi.
Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia yangsangat utama, yang di mulai sejak
manusia itu di lahirkan di dunia sehinggameninggal dunia. Bahkan manusia tidak akan menjadi manusia
yangberkepribadian tanpa melalui suatu pendidikan, karena pendidikan adalahperan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia dalam mencapai kehidupan yang sebenarnya. Begitu juga dengan pendidikan
aqidah yang sangat berperan terhadap tingkahlaku seseorang, maka dari itu pendidikan aqidah sangat
mempunyai arti yang sangat penting dan berarti dalam pembentukan kepribadian, karena dalam
pendidikan aqidah tidak hanya di arahkan kepada kehidupan di dunia saja melainkan juga kehidupan dan
kebahagiaan di akhirat.
Aqidah yang ada dalam tubuh manusia itu ibarat kepalanya. Oleh karena itu apabila suatu umat
sudah rusak, maka bagian yang harus dirubah terlebih dahulu adalah aqidahnya, apalagi ini adalah
menyangkut sebuah kebahagiaan di dunia dan di akhirat Keberhasilan seseorang dalam menggapai dunia
dan akhirat disebabkan karena aqidah atau keyakinan yang melekat pada jiwanya.Dari penjelasan
perananaqidah di atas belumlah cukup untuk menjadikan aqidah kita kuat sebagai seorang muslim. Maka
disini penulis akan menyajikan makalah yang membahas peranan aqidahdalam Islam. harapannya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat memperkuat aqidah kita semua sebagai seorang
hamba Allah.

1. RumusanMasalah

1. Bagaimana definisi/ pengertianAqidah?

2. Apa peran Aqidah dalam islam?

3. Apa saja unsur-unsur Aqidah Islam?

4. Apa saja ruang lingkup Aqidah?

5. Apa fungsi dan tujuan Aqidah dalam Islam ?

6. Apa Peran Akidah dalam Perkembangan Agama Islam ?


1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianAqidah

Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan yang berarti simpul,
ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti
kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.Secara definisi Aqidah adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari
segala keraguan. Adapun secara terminologi Aqidah adalah: “Sesuatu yang diyakini, diimani dan yang
dibenarkan dengan hati.
Sedangkan makna aqidah ditinjau dari pengertian syariat Islam adalah beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, beriman kepada hari akhir dan taqdir (ketentuan) Allah
yang baik maupun buruk. Allah berfirman yang artinya:Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yangingkarkepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya. (An-Nisa: 136)

a. Peran Aqidah Dalam Islam

1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.


Allah berfirman:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus pada setiap-tiap umat (untuk
membandingkan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36).
2. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.
Allah berfirman:”Dan saya menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”. (QS.
Adz-Dzariyat: 56).
3. Aqidah benar-benar dibebankan kepada setiap mukallaf.
Nabi berdoa:”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwasanya tiada sembahan yang sebenarnya selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah
utusan Allah.” (Muttafaq 'alaih).
4. Berperang kepada aqidah yang benar-benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup.
Allah berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah
kemudian merkea beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para malaikat akan turun
kepada mereka (seraya berkata): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih dan bergembiralah kamu dengan ( memperoleh) surga yang memuji Allah.”(QS. Fushilat:
30).
2
5. Aqidah merupakan kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia yang fana ini.
Nabi saw berdoa:“Barangsiapa yang akhir ucapannya“Tiada sembahan yang berhak disembah
selain Allah pasti dia akan masuk surga”. (HSR. Al-Hakim dan lainnya).
6. Aqidah benar-benar mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu
generasi sahabat dan generasi sesudah mereka.
Allah berfirman:”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar dan percaya kepada
Allah.” (QS. Ali-Imran: 110).
7. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar-benar melebihi segala kebutuhan lainnya karena ia
merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan hati seseorang. Dan semakin
sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah semakin sempurna pula
dalam mengagungkan Allah dan mengikuti syari'at-Nya.

b. Unsur-Unsur Aqidah Islam

1. Keyakinan Dalam Hati


Aqidah atau keimanan harus diyakini didalam hati. Karena keimanan merupakan dasar dari segala
aktifitas seseorang dan yang mendorong seseorang untuk menjalankan segala aktifitasnya. Iman
kepada Allah SWT adalah suatu aqidah dan harus diyakini di dalam hati dan selanjutnya harus
diucapkan dengan dua syahadat kemudian dibuktikan dan diwujudkan dengan anggota badan
dalam bentuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWTdan meninggalkan larangan-
larangaNya. Demikian juga rukun iman yang lain harusdibuktikan.

2. Diikrarkan dengan lisan


Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dalam bentuk syahadat dan dibuktikan dengan amal perbuatan dalam bentuk
pelaksanaan syari'at, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,

3. Diamalkan dengan semua anggota badan


Unsur aqidah yang ketiga adalah pengamalan dengan semua anggota badan. Karena iman
seseorang tidak cukup hanya dengan keyakinan dalam hati dan diucapkan dengan lisan semata,
namun perlu diwujudkan dan dibuktikan dalam bentuk perbuatan dengan semua anggota badan,
dalam hal ini sebagai pelaksanaan syari'at Islam yang merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap
Allah SWT.
Dalam membahas unsur-unsur yang ada dalam aqidah maka akan dikaitkan dengan iman, Islam
dan ihsan, karena semua itu merupakan yang tak terpisahkan.
a. Iman
Pengertian kata iman berasal dari bahasa arab dari masdar (kata jadian) dari kata kerja (fi'il)
artinyamembenarkan dan mempercayai. Sedang menurut terminologi sebagaimana diungkapkan
oleh Drs. Nasiruddin Razak sebagai berikut: Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan tidak boleh dicampuri oleh
keragu-raguan dan dipengaruhi oleh prasangka. Sebagaimana hadits yang artinya: Iman adalah
3
keyakinan atau kebenaran di dalam hati dan diucapkan dengan lisan dan di praktikkan dalam
bentuk amal perbuatan anggota badan.
Maka iman merupakan perwujudan dalam agama Islam yang terdapatdalam tiga aspek yang saling
berkaitan yaitu iman, Islam, ihsan.
b. Islam
Ditinjau dari segi bahasa islam berasal dari kata "Salima" yang berarti selamat sentosa. Dari kata
itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti juga
menyerahkan diri, tunduk patuh dan taat.28 Sedang menurut Prof. Dr.Harun Nasution Islam
adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Tuhan kepada masyarakat manusia melalui
nabi Muhammad SAW sebagai rosul. 29 Humsidi Tatapangrasa mengatakan bahwa islam itu
mempunyai beberapa ciri yaitu:
a. Menyerahkan diri, yaitu menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, maka seseorang
muslim ialah orang yang telah mnyerahkan dirinya kepada Tuhan, tunduk kepada perintah-
perintan dan larangan larangan-Nya atau kepada ketentuan apapun yang telah ditetapkan
oleh-Nya
b. Damai yaitu damai dengan sesama manusia, jadi islam adalah agama yang membawa
ajaran perdamaian bagi umat manusia.
c. Selamat yaitu selamat dunia akhirat, siapapun akan selamat sejahtera dunia akhirat
apabila menganut agama islam.
Dengan demikian Islam merupakan unsur yang kedua dan yang ketiga dari unsur-unsur
aqidah. Dengan kata lain Islam disini disebut juga syari'ah. Karena Islam merupakan
realisasi dari iman atau tasdiq dalam hati yang harus di ucapkan yaitu dengan syahadat.
Hal ini merupakan unsur kedua dari aqidah. Sedangkan unsur ketiganya adalah
pengamalan semua dengan anggota badan.
c. Ihsan
Ihsan berasal dari bahasa Arab dari kata kerja (fi'il) yang berarti berbuat baik. Jadi menurut garis
besarnya ihsan itu terdiri dari ibadah dan aqidah denganpembagian sebagai berikut:
a. Ibadah: An Ta'buda Allaha
b. Aqidah : Ka annaka tara-hu, fa in lam takun tara-hu fa-ina-hu yaraka.
Sedang menurut H. Salim Bahreisy mengemukakan ihsan dengan dua pengertian yaitu:
a. Mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan sempurna sempurnanya.l
b. Berbuat kebaikan dengan orang lain, menolong, memberi sodaqoh dan sebagainya.
Dengan demikian ihsan dapat dikatakan puncak dari iman dah Islam. Dimana seseorang yang
telah mempunyai jiwa ihsan memiliki perasaan melihat Allah sehingga menyebabkan ibadah
yang ia lakukan dapat berlangsung dengan baik dan khusuk, ibadahnya dapat terpusat pada satu
titik sentral yaitu Allah. Seabagaimanahadits yang artinya: Ihsan adalah kamu menyembah
kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, jika kamu tidak bisa melihatNya. Sesungguhnya
dia melihat kamu.Maka iman merupakan perwujudan dalam agama Islam yang terdapat dalam
tiga aspek yang saling berkaitan yaitu iman, Islam, ihsan.⁰

4
B. Ruang Lingkup Akidah

Meminjam Sistematika Hasalnal-Banna maka ruang lingkup aqidah adalah:


1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah)
seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af'al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk
tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, karamat dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat Sam'i (dalil
naqli berupa Al-Qur'an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda alam,
surga neraka dan lain sebagainya.[9]
Di samping sistematika di atas, pembahasan aqidah juga bisa mengikuti sistematika arkanul iman
yaitu:
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain seperti Jin, Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah.

C. Fungsi Dan Tujuan Aqidah

1) Fungsi aqidah
Sesuai dengan fungsi umumnya sebagai dasar agama, maka keberadaan aqidah Islam sangat
menentukan bagi seorang muslim. Berikut adalah fungsi dan peranan aqidah yang sangat besar dalam
hidup seorang muslim:
1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam. Di atas keyakinan dasar inilah dibangun
ajaran Islam lainya, yaitu syari'ah (hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan
ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat diamalkan di
atas bagunan keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan
memiliki makna apa-apa.
2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal awal mencapai
kebahagiaan di akhirat. Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan
kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatan ya di dunia.
3. Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan keyakinan yang menyimpang.
seperti bid'ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya.
4. Akidah islam berfungsi untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau non muslim.

5
Hubungan Aqidah dengan semua ibadah seperti yang telah disebutkan dalam fungsi aqidah di atas
adalah, semua ibadah yang kita lakukan tidak akan ada gunanya jika tidak dilandasi dengan aqidah yang
kuat dan kokoh. Ibarat sebuah bangunan, tidak ada gunanya kita membangun bangunan yang megah jika
pondasi yang kita bangun tidak kokoh, pastinya bangunan itu akan roboh.

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
mengihlaskanniat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu
bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya.
akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dariakidah. Karena orang yang hatinya
kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat
di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah
ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang
mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang
untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan
orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan
mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.
-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali
digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan
rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan
terhadap seluruh perbuatan hal ini dijelaskan dalam surat berikut ini yang bunyinya:

Allah Subhanahu waTa'ala berfirman:

َ ‫َولِ ُكلٍّد ََر ٰجتٌ ِّم َّما َع ِملُوْ ۗا َو َم‬


َ‫اربُّ َكبِغَافِلٍ َع َّمايَ ْع َملُوْ ن‬

"Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan
Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."QS. Al-An'am[6]:132

6
D. Peran Aqidah Dalam Perkembangan Agama Islam

Pondasi yang kokoh dalam membangun tiang Agama Islam.


Awal dari pembentukan akhlak yang mulia. Seseorang yang berakidah tentu melaksanakan ibadah
dengan tertib, sehingga akan tertanam dalam dirinya akhlak yang baik.
Dasar penciptaan manusia ialah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga ilmu akidah
wajib untuk dipelajari setiap umat Islam.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

َ ‫اخلَ ْقتُا ْل ِجنَّ َواِإْل ْن‬


‫سِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ َ ‫َو َم‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. adz-
Dzariyat : 56)

Akidah seorang hamba menentukan kualitas ibadahnya diterima atau tidak oleh Allah subhanahu
wata’ala.
Menyampaikan akidah mulia merupakan misi awal para rasul-Nya. Sebagaimana hadits di bawah ini.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

ۚ ُ‫ضاَل لَة‬َّ ‫اجتَنِبُواالطَّا ُغوتَ ۖ فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن َهدَىاللَّ ُه َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َحقَّ ْت َعلَ ْي ِهال‬ ُ ‫َولَقَ ْدبَ َع ْثنَافِي ُكُأِّل َّم ٍة َر‬
ْ ‫سواًل َأنِا ْعبُدُوااللَّ َه َو‬
َ‫ضفَا ْنظُ ُروا َك ْيفَ َكانَ َعاقِبَةُا ْل ُم َك ِّذبِين‬ ِ ‫سي ُروافِياَأْل ْر‬ ِ َ‫ف‬

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-
rasul).” (QS. An-nahl : 36)

7
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh
komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan
keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt.
melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah
menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah
dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan
Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Akal pikiran diperlukan menjadi sumber aqidah,
tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba
jika membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur'an dan Sunnah. Itupun harus
didasari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. sesuatu yang terbatas/akal tidak akan
mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari'at/jasad kita tidak
ada guna apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai