Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

RUKUN IMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah


Dosem Pengampu : Yoga Sari Prabowo,d my M.Pd. I

Disusun oleh kelompok 5 :


1. Akhmad Marjuki
2. Rina Setiawati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH


TULUNGAGUNG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang


berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat Rahmat, Taufik serta Hidayah-
Nya jugalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya
makalah ini.
        
Kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Amin ya rabbal alamin.

Tulungagung, Februari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rukun Iman ....................................................................... 2
1. Iman Kepada Allah SWT ................................................................ 2
2. Iman Kepada Malaikat .................................................................... 4
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT ........................................... 7
4. Iman Kepada Rosul ......................................................................... 10
5. Iman Kepada Hari Akhir ................................................................ 12
6. Iman Kepada Qada dan Qadar ........................................................ 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal
yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara
bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena
itu tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa
yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan
rukun iman, terdiri dari enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan
islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya dapat diyakini secara trasendental,
sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun
iman (pilar keyakinan) ini terdiri dari : 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada
Malaikat, 3. Iman kepada kitab, 4. Iman kepada rasul, 5. Iman kepada hari
akhir, 6. Iman kepada qada dan qadar.
Enam pilar keimanan umat islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka
gugurlah keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut
merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawa-tawar lagi.
Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang menyangkut
enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun pengaruh keimanan
tersebut terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan
menambah pemahaman penulis mengenai pentingnya rukun iman dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang
akan dikaji dalam makalah ini, yaitu ;
1. Apakah yang dimaksud rukun iman ?
2. Bagaimana penjelasan tentang rukun iman?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang bertema tentang rukun iman ini adalah :
1. Memahami maksud dengan rukun iman ?
2. Mengetahui penjelasan tentang rukun iman?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian rukun iman


Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal-hal ini terdapat enam pilar
keyakinanatau rukun iman dalam ajaran islam yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT
Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukum-Nya.
2. Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)
Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah
si alam semesta.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab-Nya secara hanif. Salah
satu kitab Allah adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab zabur,
taurat, dan injil.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan
menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran.
5. Iman kepada hari akhir
Paham bahwa setiap perbuatan aka nada pembalasan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam
semesta.

Mengenai Rukun Iman ini berikut dalil-dalilnya yang Artinya :


“ bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. . . . . .”. (QS
Al-Baqarah : 177)

1. IMAN KEPADA ALLAH SWT


Akidah yang mendasar adalah tauhid atau beriman kepada Allah SWT.
Beriman kepada Allah SWT adalah keyakinan teguh akan wujud Allah
SWT, dan bahwasanya Dia adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu, hanya
Dialah Sang pencipta dan hanya Dialah yang berhak disembah (diibadahi),
tiada sekutu bagi-Nya Lailahaillallah , tiada tuhan yang patut disembah
selain Allah SWT.
Unggkapan illah tidak hanya mengandung makna Tuhan, tetapi juga
mengandung makna “yang ditaati”. Oleh karenanya, berakidah tauhid,
tidak hanya dengan mengakui adanya Allah Yang Maha Esa, yang

2
3

menciptakan segenap alam semesta, tetapi juga harus taat terhadap apa
yang diperintahkan dan apa yang dilarang.
Tauhid adalah ajaran pokok yang dibawa oleh para Nabi, sejak Nabi
Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Para Nabi dan Rasul terdahulu
senantiasa menyeru umatnya untuk menyadari bahwa Tuhan hanya satu
dan Tuhan yang satu itulah yang wajib disembah dan ditaati. Dia tidak
boleh disekutukan dengan sesuatu apa pun karena selain Dia, semua di ala
mini adalah makhluk yang tidak pantas untuk dutuhankan. Al-quran
menegaskan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni mereka yang
menyekutukan-Nya .
Artinya :
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An-Nisa : 48)
Atas dasar tauhid ini pula, Allah SWT tidak membenarkan pertuhanan
sesama manusia, betapa pun sucinya manusia itu. Karena itu, islam tidak
menerima ketuhanan Isa Al-Masih, kendati ia seorang Nabi dan Rasul.
Demikian pula, islam tidak menyetujui tradisi kalangan Bani Israil yang
secara majasi menyebut orang-orang yang taat kepada Tuhan sebagai
“anak Tuhan” dan menyebut orang durhaka kepada-Nya dengan sebutan
“anak setan”. Secara tegas Al-Qur’an menjelaskan bahwa Tuhan tidak
mempunyai anak dan juga tidak mengadopsi anak. Artinya :
a. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
b. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
c. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
d. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS Al-Ikhlas : 1-4)

Al-Qur’an begitu lugas menjelaskan kemahaesaan Allah SWT. Al-


Qur’an menyatakan bahwa sekiranya dilangit dan dibumi terdapat banyak
tuhan, niscaya langit dan Bumi ini akan hancur. Artinya ;
“ Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai
'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. (QS Al-Anbiya : 22)
Kemahaesaan Allah SWT dapat mudah kita pahami dengan mengibaratkan
sebagai sebuah kerajaan yang hanya mempunyai seorang raja. Jika sebuah
kerajaan mempunyai lebih dari seorang raja, niscaya kerajaan itu akan
hancur berantakan karena masing-masing raja akan bertarung untuk
menunjukkan keunggulan dirinya.
4

2. IMAN KEPADA MALAIKAT (MAKHLUK GHAIB)


Pandangan mata kita terbatas. Pendengaran pun juga terbatas. Begitu
juga halnya dengan akal budi kita. Jika beberapa orang berada dalam
sebuah rumah tertutup, lantas terdengar bel pintu luar bordering tanda
datangnya seorang tamu, maka mereka tidak dapat mengetahui identitas
sang tamu dan maksud kedatangannya.
Penglihatan manusiaini terbatas, karena indra manusia hanya bisa
melihat hal fisik/jasmani, namun tidak bisa melihat hal-hal yang metafisik
(ghaib). Walaupun tidak bisa dilihat, bukan berarti hal gaib tidak ada.
Sebab banyak benda yang tidak dapat dilihat di dunia ini, akan tetapi
benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi
hembusannya dapat kita rasakan.
Allah SWT berfirman yang Artinya :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)". (QS Al-An’am : 59)

1. Malaikat
a. Sifat dan tugas malaikat
Malaikat adalah akhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya,
senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah
SWT serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Malaikat berjumlah sangat banyak dan tidak ada yang dapat
menghitungnya, kecuali Allah SWT. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT
dari nur (cahaya). Karena diciptakan dari cahaya, maka wajar bila malaikat
termasuk makhluk gaib yang sifat-sifatnya berbeda dengan manusia. Sifat-
sifat malaikat antara lain :
1) Tidak pernah durhaka atau membangkang terhadap perintah Allah
SWT. Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim : 6)
2) Taat terhadap segala apa yang diperintahkan Allah SWT.
3) Senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.
4) Tidak memiliki nafsu.
5) Mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan izin-Nya.
5

Nama Malaikat yang wajib kita ketahui ada 10 nama dan beserta
tugasnya masing-masing :
a) Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi
dan Rasul
b) Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk Allah
SWT
c) Izrail, bertugas mencabut roh (nyawa) semua makhluk termasuk
nyawa malaikat dan dialah yang mencabut nyawanya sendiri
d) Israfil, bertugas meniup sangsakala (terompet) pada saat tiba hari
kiamat dan ketika akan dibangkitkan manusia dari alam kubur
e) Raqib, bertugas mencatat segala amal perbuatan baik manusia
f) Atid, bertugas mencatat segala amal perbuatan buruk manusia
g) Munkar, bertugas mengadili manusia di alam kubur
h) Nakir, bertugas mengadili manusia di alam kubur
i) Ridwan, bertugas menjaga Surga
j) Malik, bertugas menjaga Neraka

2. Makhluk gaib selain Malaikat (jin, iblis, dan setan)


Sebagaimana dijelaskan di atas, selain malaikat ada makhluk gain lain
yang  justru sangat berbeda dengan malaikat, yaitu jin, iblis dan setan.
Sebagai muslim, yakin akan adanya jin, iblis dan setan adalah wajib
hukumnya.
a. Jin
Jin secara literal berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau
“tidak terlihat”. Hal itulah yang memungkinkan kita mengkaitkan
dengan sifat yang umum “alam tersembunyi”.
Allah SWT menjelaskan jika manusia diciptakan dari tanah, maka jin
diciptakan dari api yang sangat panas. Sesuai Firman Allah SWT yang
Artinya :
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas”.(QS Al-Hijr : 26-27)
Dari api yang amat panas inilah Allah SWT telah menciptakan jin,
yaitu sel atau atom dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah
memasukkan roh atau nyawa, maka jadilah ia hidup seperti yang
dikehendaki oleh Allah SWT. Jin juga diberi izin oleh Allah
menzahirkan berbagai bentuk dan rupa, tentunya yang disukai dan
dikehendakinya kecuali rupa Rasulullah Saw.
b. Setan/ iblis
Setan berasal dari golongan jin yang durhaka. Iblis diusir Allah dari
surge karena menentang perintah-Nya. Iblis tidak mau bersujud kepada
6

Nabi Adam As sebagai penghormatan ciptaan-Nya yang mulia.


Allah SWT memberikan derajat manusia lebih tinggi daripada
makhluk-makhluk yang lain karena manusia diberikan akal. Sehingga
manusia mampu untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
Kisah tentang keutamaan dan kekufuran iblis tersebut, terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 30-37.
Artinya :
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-
nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-
nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan
kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang
kafir.
35. dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu
surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik
dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,
yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan."
7

37. kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka


Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.

3. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT


Pengertian Kitab dan suhuf
Kitab secara bahasa mempunyai arti tulisan. Sedangkan menurut istilah,
kitab adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya untuk
disampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk dan pedoman petunjuk
hidup.
Suhuf menurut bahasa berarti lembaran. Adapun suhuf menurut istilah
adalah wahyu yang disampaikan kepada rasul, kan tetapi tidak wajib
disampaikan kepada manusia.
Beriman kepadakitab-kitab Allah SWT adalah meyakini dengan sebenar-
benarnya bahwa Allah SWT memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya
kepada para Nabi dan Rasul-Nya; yang benar-benar merupakan kalam
(firman, ucapan)-Nya. Kitab-kitab itu adalah cahaya dan petunjuk dari
Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT :
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.
(QS. An-Nisa’ :136)
 Kitab-kitab Allah SWT ada 4, yaitu :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa
Arab

1. Kitab Zabur
Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan
kepada Nabi Daud as. 
Artinya :
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi.
dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas
sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.(QS. Al-Isra’ :
55)
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang
dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Daud as. 150
8

nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang seluruh


peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai
kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita
kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan
Mesias yang akan datang. Jadi kitab ini sama sekali tidak mengandung
hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Daud as.
diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh
Nabi Musa as.

Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi


Daud as. terdiri dari lima macam:
1. Ratapan dan doa individu
2. Ratapan-ratapan jamaah
3. Nyanyian untuk raja
4. Nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan
5.  Nyanyian perorangan sebagai rasa syukur

2. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi
Musa as. dan Bani Israil. Firman Allah SWT.
Artinya :
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu
mengambil penolong selain Aku”. (QS. Al-Isra’ : 2)

Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh firman atau Perintah (Ten
Commandements) Allah SWT yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika
berada di puncak gunung Thursina.
Sepuluh   Firman  atau  Perintah yang  mencakup  asas-asas akidah
(keyakinan) dan  asas - asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab
Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh
Perintah Allah SWT tersebut sebagai berikut:
1. Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintai-Nya.
2. Larangan menyembah patung atau berhala, sebab Alllah SWT tidak
dapat diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di langit,
di darat, maupun di air.
3. Perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat.
4. Perintah memuliakan hari Sabat (sabtu).
5. Perintah menghormati ayah-ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat cabul (mendekati zina).
9

8. Larangan mencuri.
9. Larangan berdusta (menjadi saksi palsu).
10. Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain
dengan cara yang tidak benar.

3. Kitab Injil
Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan
kepada Nabi Isa, putra dari Maryam. Firman Allah SWT.
Artinya :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan
Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS Al-Maidah : 46)

4. Al-Qur’an
Al-qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Adapun menurut istilah adalah
kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
mukjizatnya dan bagi yang membacanya merupakan ibadah.
Artinya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”. (QS Al-Hijr : 9)

Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama


lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut
adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
• Al-Kitab
• Al-Furqan (pembeda benar salah)
• Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
• Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
• Al-Hukm (peraturan/hukum)
• Al-Hikmah (kebijaksanaan)
• Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
• Al-Huda (petunjuk)
• At-Tanzil (yang diturunkan)
• Ar-Rahmat (karunia)
• Ar-Ruh (ruh)
• Al-Bayan (penerang)
• Al-Kalam (ucapan/firman)
• Al-Busyra (kabar gembira)
• An-Nur (cahaya)
10

• Al-Basha'ir (pedoman)
• Al-Balagh (penyampaian/kabar)
• Al-Qaul (perkataan/ucapan)

 Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


Dalam menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT,
imlementasinya sebagai berikut:
a. Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus
melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada
kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa
ganjaran.
b. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an
merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang
beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya
selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan
mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an
adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai
akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.
 Fungsi beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT di antaranya agar
manusia :
o Mendapatkan petunjuk hidup agar tidak tersesat dan memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
o Mendapatkan penjelasan tentang persoalan-persoalan hidup manusia.
o Dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.
o Mendapat kabar gembira dengan surge sebagai imbalan perbuatan baik
dan peringatan dengan neraka sebagai imbalan perbuatan buruk.
o Menjadikan kitab Allah sebagai dasar pengambilan keputusan.
o Mendapatkan sumber informasi dunia metafisik yang tidak
dijangkau oleh akal pikiran manusia.

4. IMAN KEPADA RASUL


Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena
mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah
orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul
secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau
memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang
yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk
menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu
dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya.
Beriman kepada Nabi dan Rasul termasuk ushul (pokok) iman. Oleh
11

karena itu, kita harus mengetahui bagaimana beriman kepada Nabi dan
Rasul dengan pemahaman yang benar. Syaikh Muhammad ibn Sholeh Al
Utsaimin menyampaikan dalam kitabnya Syarh Tsalatsatul Ushul,
keimanan pada Rasul terkandung empat unsur di dalamnya.
Perlu diperhatikan bahwa penyebutan empat di sini bukan berarti
pembatasan bahwa hanya ada empat unsur dalam keimanan kepada nabi
dan rasul-Nya.
1. Mengimani bahwa Allah benar-benar mengutus para Nabi dan Rasul.
Orang yang mengingkari – walaupun satu Rasul – sama saja mengingkari
seluruh Rasul. Allah ta’ala berfirman yang artinya. “Kaum Nuh telah
mendustakan para rasul.” (QS. Asy-Syu’araa 26:105). Walaupun kaum
Nuh hanya mendustakan nabi Nuh, akan tetapi Allah menjadikan mereka
kaum yang mendustai seluruh Rasul.
2. Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang kita ketahui dan
mengimani secara global nama-nama Nabi dan Rasul yang tidak ketahui.
Akan datang penjelasannya.
3. Membenarkan berita-berita yang shahih dari para Nabi dan Rasul.
4. Mengamalkan syari’at Nabi dimana Nabi diutus kepada kita. Dan
penutup para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah
datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib bagi
ahlu kitab tunduk dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam
firman-Nya yang Artinya :

“ Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga


mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”. (QS. An-Nisa’ 4:65)

 Tugas Para Rasul


Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan
syari’at dari tiap Rasul berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul
dengan tugas yang sama. Beberapa diantara tugas tersebut adalah:
1. Menyampaikan risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.
2. Dakwah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
3. Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala
kejelekan.
4. Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.
5. Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
6. Menegakkan hujjah atas manusia.
7. Mengatur umat manusia untuk berkumpul dalam satu aqidah.
12

 Sifat-sifat Para Rasul :


1. Sifat Wajib
Sifat wajib bagi rasul adalah sifat yang harus dan wajib dimiliki oleh para
rasul. Sifat-sifat wajib ini adalah:
a. Siddiq, artinya benar atau jujur. Segala sesuatu yang diterima oleh rasul
dari Allah wajib dikatakan dengan benar dan jujur.
b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Seorang rasul harus dapat dipercaya
untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah swt.
sama seperti aslinya, tanpa ditambah atau dikurangi.
c. Tablig, artinya menyampaikan. Maksudnya menyampaikan semua
wahyu yang diterima dari Allah walaupun mereka menghadapi halangan
dan rintangan yang berat.
d. Fatanah, artinya cerdik dan bijaksana. Seorang rasul haruslah cerdik,
karena hanya orang cerdik yang dapat memimpin dan membimbing umat.

2.  Sifat Mustahil
Sifat  mustahil  bagi rasul  adalah sifat yang  mustahil dimiliki  oleh  para
rasul. Sifat  mustahi adalah kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi rasul.
Sifat-sifat mustahil bagi rasul adalah:
a. Kizib, artinya berbohong atau dusta.
b. Khianat, artinya tidak dapat dipercaya.
c. Kitman, artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan.
d. Baladah, artinya bodoh atau dungu.
Sifat-sifat di atas mustahil dimiliki oleh para rasul. Jika rasul memiliki
sifat-sifat tersebut, maka dakwah yang disampaikan kepada umatnya tidak
akan berhasil, bahkan akan gagal semua.

3. Sifat Jaiz
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat-sifat yang diperbolehkan bagi mereka,
yaitu kebolehan berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki manusia pada
umumnya. Sifat-sifat ini disebut sifat basyariah atau sifat kemanusiaan,
seperti rasul makan, minum, tidur, beristri, sedih, dan gembira.

5. IMAN KEPADA HARI AKHIR


 Pengertian hari akhir
Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa pada saat yang ditentukan
Allah SWT lam ini akan hancur dan semua makhluk akan mati. Tidak
seorang pun diberitah, termasuk  Rasulullah saw sendiri. Sejak Rasulullah
saw masih hidup, manusia banyak bertanya kapan terjadinya kehancuran
alam semesta ini. Pertanyaan mereka di abadikan Allah SWT, dalam
Firman-Nya berikut.
13

Artinya :
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku…. ". (QS Al-A’raf : 187)
Al-qur’an menjelaskan peristiwa hancurnya alam semesta disebut yaumus-
sa’ah. Setelah mati,  manusia dibangkitkan kembali untuk
mempertanggungjawabkan semua amalnya selama hidup di dunia. Hidup
sesudah mati itulah yang disebut hari akhir.
Beriman kepada hari akhir berarti meyakini dengan sepenuh hati adanya
pembalasan amal perbuatan manusia selama hidup di dunia. Hari akhir itu
bersifat abadi dan tidak berakhir, sebagaimana hari-hari di dunia ini.
Ada tiga golongan manusia menanggapi adanya hari akhir. Ketiga
golongan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Golongan pertama adalah kelompok manusia yang mengingkari atau
tidak percaya akan adanya hari akhir. Golongan ini disebut Ateis atau
mulhid (tidak mempercayai adanya Tuhan).
2. Golongan kedua adalah kelompok manusia yang mempercayai akan
adanya reinkarnasi. Reinkarnasi adalah penjelmaan roh manusia yang
tidak mati. Kepercayaan seperti ini banyak dianut pemeluk agama Ardi
(agama buatan manusia).
3. Golongan ketiga adalah kelompok manusia yang meyakini akan adanya
hari akhir. Kepercayaan seperti inilah yang di anut oleh agama samawi
(agama yang berasal dari Allah SWT.).

 Tanda-tanda akan datangnya yaumul sa’ah (Hari kiamat)


Kiamat ada dua macam, yakni kiamat sugra (kiamat kecil) dan Kubra
(kiamat besar).
Kiamat sugra ialah hari kematian seseorang atau berupa kejadian atau
musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir
bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan,
kecelakaan kendaraan, kekeringan yang kepanjangan, hama tanaman yang
merajalela. Keseluruhan rangkaian kejadian tersebut di atas ditinjau dari
segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal
ini merupakan peringatan dan ujian. Sedangkan bagi umat yang
ingkar/kafir merupakan siksaan atau azab Allah swt.
Allah Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155-156 :
155)“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156)” (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".(Q.S. al Baqarah
ayat 155-156)
14

Sedangkan kiamat kubra hari hancurnya alam semesta (termasuk manusia)


atau masa kehancuran seluruh alam semesta secara masal dan berakhirnya
kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia
yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir, untuk
menjalankan proses kehidupan berikutnya, sebagaimana dijelaskan dalam
al-Quran surat al-Zalzalah ayat 1-5.
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian
itu) kepadanya. (QS Al-Zalzalah : 1-5)
Rasulullah saw. Hanya memberi penjelasan tentang tanda-tanda akan
datangnya yaumus sa’ah. Tanda-tanda akan datangnya hari kiamat dibagi
menjadi dua macam, yakni tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tanda-tanda kecil mencul apabila hari kiamat belum terlampau dekat.
Adapun tanda-tanda besar muncul setelah hari kiamat amat dekat (hamper
terjadi).
1. Tanda-Tanda Kecil
Yang termasuk tanda-tanda kecil, antara lain :
a. Pembantu telah melahirkan anak majikannya
b. Meluasnya perbuatan maksiat, termasuk perzinaan
c. Jumlah wanita lebih banyak dibanding dengan prianya
d. Ilmu agama tidak dianggap penting lagi

2. Tanda-Tanda Besar
Yang termasuk tanda-tanda besar, antara lain :
a. Matahari terbit dari arah barat
b. Keluarnya dajjal
c. Keluarnya hewan yang aneh dari dalam bumi
d. Turunnya Isa ibnu Maryam
e. Turunnya imam Mahdi

 Proses Menuju Fase-fase Kehidupan Akhirat


Pada hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan yang
antara lain sebagai berikut :
1. Yaumul Barzakh yaitu masa penantian sebelum terjadinya hari kiamat
besar (kiamat kubra).
Firman Allah dalam surat al-Mukminun ayat 46 :
Artinya :
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang……. ". (QS
Al-Mukmin : 46)
15

2. Yaumul Ba’ats (Hari kebangitan dari Alam Kubur)


Firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 6
Artinya :
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu  diberitakan-
Nya  kepada  mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah SWT.
mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah
melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.(Q.S. al-
Mujadalah :6)
3. Yaumul Hasyr (Hari Berkumpul di padang Mahsyar)
Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 22
Artinya :
“Dan (ingatlah), hari yang di  waktu itu  Kami  menghimpun  mereka
semuanya  kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik:  " Di
manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-
sekutu) kami?". (Q.S. al An’am :22)

4. Yaumul Hisãb (Hari Perhitungan/Pemeriksaan)


Firman Allah dalam surat al-Insyiqãq ayat 8
Artinya :
7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
8. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
9. dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman)
dengan gembira.
10. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,
11. Maka Dia akan berteriak: "Celakalah aku".
12. dan Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
13. Sesungguhnya Dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya
(yang sama-sama kafir). (Q.S. al Insyiqaq :8)

5. Yaumul Mîzan (Hari Pertimbangan Amal)


Firman Allah dalam surat al-Anbiya’ : 87
Artinya :
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya
aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S.al Anbiya’ : 87)
6. Yaumul Jaza (Hari Pembalasan)
Firman Allah dalam surat al-Mukmin : 17
Artinya: :
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang
diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya
16

Allah amat cepat hisabnya”. (Q.S. al Mukmin : 17)


 Surga dan Neraka
A.  Surga
Surga itu adalah  tempat  kehidupan  di akhirat  yang penuh  dengan
kenikmatan yang hakiki dan abadi sebagai balasan bagi orang yang
bertakwa, beriman dan  beramal  saleh , yang telah dijanjikan oleh Allah
SWT. Surga itu  sesuatu  yang  belum  pernah  dialami selama di  dunia
oleh siapapun  dan  tidak dibayangkan keadaannya oleh pikiran dan
gambaran dalam hati. Yang artinya : Diriwayatkan  dari Abu Hurairah r.a
Rasulullah saw bersabda : Allah Ta’ala berfirman “ Aku telah
menyediakan untuk hambaku yang saleh sesuatu yang belum pernah
dilihat mata dan belum pernah didengar telinga serta belum pernah
tergoreskan dalam hati manusia (HR.Bukhari Muslim)

Surga itu tempat yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang
bertakwa, sebagaimana firman-Nya dalam surat ali Imrãn ayat 133 :
Artinya :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa”. (Q.S. Ali-Imran :133)
Surga dijanjikan Allah untuk orang-orang beriman dan beramal saleh,
sebagaimana firmannya dalam surat al-Baqarah ayat 25
Artinya :
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan
kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya”.(Q.S. al Baqarah : 25)
Adapun nama-nama surga sebagai berikut :
1. Surga ‘Adn
2. Surga Na’îm
3. Surga Ma’wa
4.  Surga Firdaus
5. Surge Dãrus-Salãm
6. Surga Dãrul Khulud
7. Surge Dãrul Muqomah
8. Surge Maqam Amîn

B. Neraka
Neraka adalah sesuatu tempat kehidupan di akhirat yang merupakan
17

tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat, yang dijanjikan Allah
SWT bagi orang-orang kafir (ingkar kepada Allah SWT), orang-orang
musyrik dan orang-orang munafik.
Firman Allah surat al-Baqarah ayat 24 :
Artinya :
“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan
dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.(Q.S. al
Baqarah : 24)
Adapun nama-nama neraka disebutkan dalam Al-Quran sebagai berikut :
1. Neraka Jahîm
2. Neraka Jahannam
3. Neraka Hawiyah
4. Neraka Huthamah
5. Neraka Saqar
6. Neraka Sa’ir
7. Neraka wail 

 Fungsi Iman Kepada Hari Akhir :


1. Menyadarkan manusia akan adanya hari akhir sebagai kehidupan yang
hakiki bagi manusia.
2. Menyadarkan manusia bahwa kehidupan di hari akhir adalah tujuan
setiap manusia yang hidup di dunia ini.
3. Menjadikan manusia bersikap hati-hati dalam hidup di dunia sehingga
akan selalu taat kepada petunjuk-petunjuk agama dan mambatasi diri
terhadap kesenangan hidup dunia.
4. Mendorong manusia untuk sebanyak mungkin berbuat baik dan sejauh
mungkin meninggalkan perbuatan dosa karena sadar bahwa semua
perbuatan manusia akan dibalas di hari akhir kelak.
5. Berusaha menjadi manusia yang baik selama hidup di dunia ini, yakni
berbakti kepada Allah SWT., kepada kedua orang tuannya, dan berbuat
baik terhadap sesama manusia.

6. IMAN KEPADA QADA DAN QADAR


Secara bahasa Qada yang artinya ketentuan, penetapan, keputusan, atau
kehendak. Sedangkan menurut  istilah Qada adalah ketentuan atau
ketetapan Allah SWT. Bagi seluruh makhluk-Nya sejak zaman Azali.
Sesuai dengan iradat-Nya.
Secara bahasa Qadar yang artinya kuasa mengerjakan sesuatu. Sedangkan
qadar menurut istilah adalah perwujudan dari ketetapan Allah SWT. Sejak
zaman Azali terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu
sesuai dengan iradat-Nya.
18

Qada dan Qadar Allah SWT ini tidak dapat diketahui oleh manusia,
sehingga manusia  wajib mengimaninya dan wajib berikhtiar secara lahir
dan bathin untuk mengubah nasibnya agar menjadi lebih baik, sebab Allah
SWT tidak mengubah nasib seseorang kecuali orang tersebut yang
mengubahnya.
Allah SWT berfirman yang Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS Ar-
Rad : 13)
Setelah berusaha dengan sekuat tenaga, baik secara lahir maupun batin,
maka hasilnya diserahkan kepada Allah SWT sikap menyerahkan diri
kepada Allah terhadap hasil usahanya ini disebut dengan tawakal.
 Bukti-bukti adanya takdir Allah SWT.
Bukti-bukti adanya takdir Allah antara lain :
1. Manusia tidak dapat memilih kapan dan dimana ia dilahirkan,
2. Manusia tidak dapat memilih bapak dan ibunya ketika ia dilahirkan,
3. Manusia tidak dapat memilih bangsa dan tanah airnya ketika ia
dilahirkan,
4. Manusia tidak dapat memilih jenis kelamin dan bentuk tubuhnya ketika
ia dilahirkan,
5. Manusia tidak dapat memilih dan tidak dapat mengetahui, kapan dan
dimana ia meninggal dunia.

 Macam-macam Takdir
Takdir Allah SWT dibagi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq.
1. Takdir mubram, ialah takdir Allah SWT yang tidak dapat ditolak, pasti
terjadi, dan harus diterima oleh manusia. Misalnya jenis kelamin, warna
kulit, kelahiran, kematian, dan terjadinya kiamat dan sebagainya.
2. Takdir mu’allaq, ialah takdir yang dapat diubah sesuai dengan ikhtiar
manusia dan atas kehendak Allah SWT. Misalnya pandai, kaya, miskin,
bodoh, sehat dll.

 Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar


Iman kepada qada dan qadar memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta beserta isinya berjalan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah.
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
3. Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji serta menghilangkan sikap
dan perilaku tercela.
4. Mendorong umat manusia untuk melakukan usaha-usaha agar kualitas
hidupnya meningkat.
5. Menghindari sikap sombong dan putus asa.
19

6. Menumbuhkan sikap tawaduk dan tawakal kepada Allah.


 Tanda-tanda Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar
Keimanan kepada qada dan qadar Allah SWT akan berdampak positif
bagi diri sendiri. Adapun dampak positif beriman kepada qada dan qadar
Allah SWT, antara lain sebagai berikut :
1. Berjiwa qanaah
2. Berani manghadapi persoalan hidup karena yakin semuanya yang
dialami ujian dari Allah SWT.
3. Memiliki keberhasilah dalam berjuang menegakkan islam karena yakin
bahwa hidup dan mati ada pada kuasa Allah SWT.
4. Memiliki jiwa yang tenang, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
yang kurang baik.
5. Mampu mengendalikan dirinya di saat suka maupun duka. Tidak pernah
bangga jika usahanya berhasil, tidak mudah lemah semangat apabila
usahanya belum berhasil.
6. Cukup tenteram hidupnya karena merasa bahwa dirinya dekat dengan
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal-hal ini terdapat enam pilar keyakinanatau rukun iman
dalam ajaran islam yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT
Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukum-Nya.
2. Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)
Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah si
alam semesta.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab-Nya secara hanif. Salah satu
kitab Allah adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab zabur,
taurat, dan injil.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan
menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran.
5. Iman kepada hari akhir
Paham bahwa setiap perbuatan aka nada pembalasan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam
semesta.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu ,Suci & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA ( Jakarta:
Ganesa Exact)
Sya’rawi, Syeikh Mutawalli 2006 Kenikmatan Taubat (Jakarta :
QultumMedia)
syamsuri, Pendidikan Agama Islam 3 untuk SMA Kelas XII, Penerbit:
Erlangga, Jakarta, 2007
Ibrahim T dan Darsono H, Membangun Akidah dan Akhlak 2 untuk Kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah, Penerbit: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Solo, 2008
Toto Suryana, Dkk, 1996. Pendidiakan Agama Islam. Bandung : Tiga
Mutiara

21

Anda mungkin juga menyukai