Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AQIDAH SYARI’AT DAN AKHLAK

Di susun oleh :

ALYA ZAHARA PARONDON

P10123001

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESMAS

UNIVERISTAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr.Wb

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makala kami yang berjudul "Aqidah. Syariah Dan Akhlak ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

ALYA ZAHARA PARONDON


DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

1.1 Latar belakang………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………2

1.3 tujuan……………………………………………………………………………2

1.4 manfaat………………………………………………………………………….3

1.5.metode…………………………………………………………………………..3

BAB II

PEMBAHASAN…………………………………………………………………….4

2.1 pengertian Aqidah………………………………………………………………..5

2.2 pengertian syariat………………………………………………………………..5

2.3 pengertian akhlak…………………………………………………………………5

BAB III

PENUTUP…………………………………………………………………………….6

KESIMPULAN……………………………………………………………………….7

SARAN………………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


A. Pengertian Aqidah, Syariat, Dan Akhlak

Pengertian Aqidah berakar dari kata Aqada-Ya'qidu-Aqdatan yang berarti tali


pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan
sekaligus berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur aqidah
diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.

Syariat adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT yang dijelaskan
oleh rasul-Nya, tentang pengaturan semua aspek kehidupan manusia, dalam
mencapai kehidupan manusia yang baik, di dunia dan di akhirat kelak. Ketentuan
syariat terdapat dalam firman Allah dan sabda rasul-Nya. Agar segala ketentuan
(hukum) yang terkandung dalam syariat bisa diamalkan oleh manusia maka
manusia harus bisa memahami segala ketentuan yang
dikehendaki oleh Allah SWT.

Akhlak adalah sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sana akan terpancar sikap dan tingkah laku seseorang seperti sifat sabar, kasih
sayang atau sebaliknya pemarah, benci, serta sifat-sifat lainnya. Orang yang
bersifat sabar, penyayang dan ramah tentu kan disenangi dalam pergaulan dan
sifat-sifat itu disebut dengan akhlak yang mulia.

B. Ruang lingkup Aqidah

Menurut Hasan al-Banna, ruang lingkup aqidah Islam meliputi :


1. Ilahiyyat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Allah, seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan perbuatan Allah dan
sebagainya.
2. Nubuwwat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa
para Rasul,mu’jizat, Rasul dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyyat Yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti jin, iblis,syaitan,roh, malaikat dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sam’i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah
seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga
Neraka dan lainnya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan Aqidah?
2. Bagaimana kedudukan Aqidah dalam islam ?
3. Apa yang di maksud dengan syariat ?
4. Bagaimana hubungan akidah dengan syariat ?
5. Apa yang di maksud dengan akhlak ?
1.3 Tujuan

untuk mengetahui apa itu Aqidah, Syariat, Akhlak serta mengetahui bagaimana
hubungan Aqidah dengan syariat

1.4 Manfaat
1. untuk mengetahui petunjuik hidup yang benar serta dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah sehingga hidupnya mendapat ridho dari allah
swt.
2. Untuk menyelamatkan manusia baik untuk individu, kelompok manusia, serta
bangsa-negara agar selamat dari kesesatan dan kerugian
3. Untuk menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah atau bila kita
memakai istilah; menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekularisme)

1.5 Metode

metode yang digunaka dalam pengumpulan data adalah metode studi Pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal(neratif) dalam
penyajian hasil analisis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah.

Dalam kajian Islam, arti aqidah adalah tali pengikat batin manusia dengan
yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta
Pengatur alam semesta ini. Aqidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang
nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap
hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut
aqidah. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka
celah untuk dibantah. M Syaltut menyampaikan bahwa aqidah adalah pondasi yang di
atasnya dibangun hukum syariat. Syariat merupakan perwujudan dari aqidah. Oleh
karena itu hukum yang kuat adalah hukum yang lahir dari aqidah yang kuat. Tidak
ada aqidah tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir jika tidak ada aqidah.

Ibnu Khaldun mengartikan ilmu aqidah adalah ilmu yang membahas


kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-
alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan
salaf dan ahlus sunnah. Semua yang terkait dengan rukun iman tersebut sudah
disebutkan dalam Al Quran, surah al-Baqarah ayat 285:
‫ٰۤل‬
‫ٰا َم َن الَّرُسْو ُل ِبَم ٓا ُاْنِز َل ِاَلْيِه ِم ْن َّرِّبٖه َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َۗن ُك ٌّل ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖۗه اَل ُنَفِّر ُق َبْيَن َاَح ٍد ِّم ْن‬
‫ُّر ُس ِلٖۗه َو َقاُلْو ا َسِم ْعَنا َو َاَطْعَنا ُغ ْفَر اَنَك َر َّبَنا َو ِاَلْيَك اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya


dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul Nya. (mereka
mengatakan): «Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya», dan mereka mengatakan: «Kami dengar dan Kami taat.»
(mereka berdoa): “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :285).

Dalam suatu hadis Nabi Saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai
iman dengan mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-
Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga engkau beriman
kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” ( HR. Bukhari )

Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman itu
ada enam:

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat Allah

3. Iman kepada kitab-kitab Allah

4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah

5. Iman kepada hari akhir,

6. Iman kepada qada’ dan qadar.

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu:

a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena Allah
adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan hanya kepada-Nya .

b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari lemahnya
aqidah. Karena orang yang lemah akidahnya, adakalanya kosong hatinya dan
adakalanya terjerumus pada berbagai kesesatan dan khurafat.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan
memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia menjadi
orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai
cobaan.

d. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah


kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran al-Qur’an dan
tuntunan Rasulullah saw.

e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan


kesempatan yang baik untuk beramal baik. Sebab setiap amal baik pasti ada
balasannya. begitu sebaliknya, setiap amal buruk pasti juga ada balasannya. Di antara
dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap
seluruh perbuatan.

Cara Meningkatkan Kualitas Aqidah

Seseorang yang beriman kepada Allah SWT maka ia harus melakukan semua
yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika ia
beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan ajaran-ajaran yang
ada di dalamnya.

Jika ia beriman kepada para rasul Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran
yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya:

(1) Melalui pembiasaan dan keteladanan.

Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga. Di sini peran
orang tua sangat penting agar akidah itu bisa tertanam di dalam hati sanubari anggota
keluarganya sedini mungkin

(2) Melalui pendidikan dan pengajaran


Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga,
masyarakat atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan keimanan ini memerlukan
keterlibatan orang lain untuk menanamkan aqidah di dalam hatinya.

2.2 Pengertian syariat

Menurut terminologi Islam, syariah adalah hukum-hukum Allah yang


diturunkan kepada Nabi-Nya dan ditujukan kepada umat manusia. Tujuan
diciptakannya syariah ialah untuk kemashlahatan umat, baik di dunia maupun akhirat.

Dalam praktiknya, syariah selalu disamakan dengan ilmu fiqih. Padahal


keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Syariah bersifat fundamental
dengan cakupan yang sangat luas, sedangkan fiqih bersifat instrumental dan
cakupannya terbatas.

Awalnya, syariah ditetapkan secara keseluruhan seperti agama. Namun kini,


syariah ditetapkan secara khusus, berlaku bagi semua orang dan memiliki perbedaan
antara umat yang satu dengan yang lainnya. Agar lebih memahaminya, berikut
penjelasan tentang syariah lengkap dengan fungsi dan kegunaannya Pada hakikatnya,
syariah sebagai hukum Islam tidak membedakan secara tegas antara wilayah hukum
privat dan hukum publik, seperti yang dipahami dalam ilmu hukum Barat. Ini karena
dalam hukum privat Islam terdapat segi-segi hukum publik, begitu pun sebaliknya.

Fungsi syariah dalam lingkup hukum Islam adalah sebagai jalan atau
jembatan bagi umat manusia dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu, syariah juga
menjadi media dalam menjalankan kehidupan di dunia agar sampai pada tujuan akhir
dengan selamat. Dengan kata lain, supaya manusia dapat membawa dirinya di atas
jalur syariah sehingga bisa hidup dengan teratur, tertib dan tentram. Ini bisa
digambarkan dalam menjalin hubungan baik dengan Sang Khalik yang disebut
habluminallah dan hubungan dengan sesama manusia atau hablumminannas.
Hubungan yang baik ini akan bernilai ibadah dan dianggap baik oleh Allah SWT.
Hingga pada akhirnya, seorang Muslim mampu mencapai tujuan hidup hasanah fi
dunya dan hasanah fil akhirat.

Manusia sebagai seorang hamba yang harus mengabdikan dirinya kepada


Allah SWT. Manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk mengurus dan mengatur
tatanan kehidupannya. Maka, jika manusia ingin menjalankan fungsinya sebagai
seorang hamba dan khalifah di muka bumi, ia harus mematuhi syariah terlebih
dahulu. Sebab Allah telah menurunkan syariah Islam yang berguna untuk
mengantarkan manusia menuju ridho-Nya. Sehingga manusia akan mendapatkan
kebahagiaan yang hakiki sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah. Fungsi syariah
dapat membuat kehidupan manusia menjadi ma’rufat (baik), serta mewujudkan
keadilan sesuai dengan firmanNya.

2.3 Pengertian akhlak

Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi. Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti,
penakai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, akhlak berarti
tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan baik, seperti bisa mengomunikasikan sesuatu dengan
baik, tidak berbohong, tidak berbuat curang, selalu jujur dalam pekataan dan
perbuatan

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab
yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.Akhlak menggunakan penentuan baik
atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al-Qur'an sebagaimana
firman Allah:

‫ٰٓيَاْهَل اْلِكٰت ِب َقْد َج ۤا َء ُك ْم َر ُسْو ُلَنا ُيَبِّيُن َلُك ْم َك ِثْيًرا ِّمَّم ا ُكْنُتْم ُتْخ ُفْو َن ِم َن اْلِكٰت ِب َو َيْع ُفْو ا َع ْن َك ِثْيٍر ۗە َقْد َج ۤا َء ُك ْم ِّم َن‬
‫ِهّٰللا ُنْو ٌر َّو ِكٰت ٌب ُّم ْيٌۙن‬
‫ِب‬

“Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu,


menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah,
dan Kitab yang menjelaskan.” (QS Al-Maidah: 15)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dasar-Dasar Ajaran Islam adalah Ajaran Allah SWT kepada utusan Allah
SWT. Dimana di dalam kerangka dasar Ajaran terdapat tiga bagian utama yang
saling berkaitan, yaitu: Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Aqidah merupakan
akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan Syariah adalah perbuatan-
perbuatan yang merupakan wujud dari Aqidah. Dari penetapan Aqidah dan
perwujudannya berupa Syariah muncullah buah berupa kebermanfaatannya baik
bagi diri sendiri maupaun orang lain yang disebut dengan Akhlak.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari


kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

-Dedi Wahyudi, M.Pd.I. PENGANTAR AKIDAH AKHLAK DAN


PEMBELAJARANNYA. Cetakan I, November 2017. Yogyakarta;lintang Rafi Aksala
Books, 2017

-Prof. Dr. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar. PENGANTAR STUDI AKIDAH


ISLAM. Cetakan I. Jakarta; September,2018. Pustaka Al-Kahsar

-Rahmat Solihih,M.Pd. AKIDAH AKHLAK DALAM PERSPEKTIF


PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH. Cetakan I,Januari 2021. CV
Adahn Abimata, Anggota IKAPI

Anda mungkin juga menyukai