Di susun oleh :
P10123001
UNIVERISTAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr.Wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makala kami yang berjudul "Aqidah. Syariah Dan Akhlak ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.3 tujuan……………………………………………………………………………2
1.4 manfaat………………………………………………………………………….3
1.5.metode…………………………………………………………………………..3
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….4
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………….6
KESIMPULAN……………………………………………………………………….7
SARAN………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….9
BAB 1
PENDAHULUAN
Syariat adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT yang dijelaskan
oleh rasul-Nya, tentang pengaturan semua aspek kehidupan manusia, dalam
mencapai kehidupan manusia yang baik, di dunia dan di akhirat kelak. Ketentuan
syariat terdapat dalam firman Allah dan sabda rasul-Nya. Agar segala ketentuan
(hukum) yang terkandung dalam syariat bisa diamalkan oleh manusia maka
manusia harus bisa memahami segala ketentuan yang
dikehendaki oleh Allah SWT.
Akhlak adalah sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sana akan terpancar sikap dan tingkah laku seseorang seperti sifat sabar, kasih
sayang atau sebaliknya pemarah, benci, serta sifat-sifat lainnya. Orang yang
bersifat sabar, penyayang dan ramah tentu kan disenangi dalam pergaulan dan
sifat-sifat itu disebut dengan akhlak yang mulia.
untuk mengetahui apa itu Aqidah, Syariat, Akhlak serta mengetahui bagaimana
hubungan Aqidah dengan syariat
1.4 Manfaat
1. untuk mengetahui petunjuik hidup yang benar serta dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah sehingga hidupnya mendapat ridho dari allah
swt.
2. Untuk menyelamatkan manusia baik untuk individu, kelompok manusia, serta
bangsa-negara agar selamat dari kesesatan dan kerugian
3. Untuk menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah atau bila kita
memakai istilah; menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekularisme)
1.5 Metode
metode yang digunaka dalam pengumpulan data adalah metode studi Pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal(neratif) dalam
penyajian hasil analisis.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kajian Islam, arti aqidah adalah tali pengikat batin manusia dengan
yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta
Pengatur alam semesta ini. Aqidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang
nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap
hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut
aqidah. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka
celah untuk dibantah. M Syaltut menyampaikan bahwa aqidah adalah pondasi yang di
atasnya dibangun hukum syariat. Syariat merupakan perwujudan dari aqidah. Oleh
karena itu hukum yang kuat adalah hukum yang lahir dari aqidah yang kuat. Tidak
ada aqidah tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir jika tidak ada aqidah.
Dalam suatu hadis Nabi Saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai
iman dengan mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-
Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga engkau beriman
kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” ( HR. Bukhari )
Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman itu
ada enam:
a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena Allah
adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan hanya kepada-Nya .
b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari lemahnya
aqidah. Karena orang yang lemah akidahnya, adakalanya kosong hatinya dan
adakalanya terjerumus pada berbagai kesesatan dan khurafat.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan
memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia menjadi
orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai
cobaan.
Seseorang yang beriman kepada Allah SWT maka ia harus melakukan semua
yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika ia
beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan ajaran-ajaran yang
ada di dalamnya.
Jika ia beriman kepada para rasul Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran
yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya:
Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga. Di sini peran
orang tua sangat penting agar akidah itu bisa tertanam di dalam hati sanubari anggota
keluarganya sedini mungkin
Fungsi syariah dalam lingkup hukum Islam adalah sebagai jalan atau
jembatan bagi umat manusia dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu, syariah juga
menjadi media dalam menjalankan kehidupan di dunia agar sampai pada tujuan akhir
dengan selamat. Dengan kata lain, supaya manusia dapat membawa dirinya di atas
jalur syariah sehingga bisa hidup dengan teratur, tertib dan tentram. Ini bisa
digambarkan dalam menjalin hubungan baik dengan Sang Khalik yang disebut
habluminallah dan hubungan dengan sesama manusia atau hablumminannas.
Hubungan yang baik ini akan bernilai ibadah dan dianggap baik oleh Allah SWT.
Hingga pada akhirnya, seorang Muslim mampu mencapai tujuan hidup hasanah fi
dunya dan hasanah fil akhirat.
Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi. Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti,
penakai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, akhlak berarti
tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan baik, seperti bisa mengomunikasikan sesuatu dengan
baik, tidak berbohong, tidak berbuat curang, selalu jujur dalam pekataan dan
perbuatan
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab
yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.Akhlak menggunakan penentuan baik
atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al-Qur'an sebagaimana
firman Allah:
ٰٓيَاْهَل اْلِكٰت ِب َقْد َج ۤا َء ُك ْم َر ُسْو ُلَنا ُيَبِّيُن َلُك ْم َك ِثْيًرا ِّمَّم ا ُكْنُتْم ُتْخ ُفْو َن ِم َن اْلِكٰت ِب َو َيْع ُفْو ا َع ْن َك ِثْيٍر ۗە َقْد َج ۤا َء ُك ْم ِّم َن
ِهّٰللا ُنْو ٌر َّو ِكٰت ٌب ُّم ْيٌۙن
ِب
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dasar-Dasar Ajaran Islam adalah Ajaran Allah SWT kepada utusan Allah
SWT. Dimana di dalam kerangka dasar Ajaran terdapat tiga bagian utama yang
saling berkaitan, yaitu: Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Aqidah merupakan
akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan Syariah adalah perbuatan-
perbuatan yang merupakan wujud dari Aqidah. Dari penetapan Aqidah dan
perwujudannya berupa Syariah muncullah buah berupa kebermanfaatannya baik
bagi diri sendiri maupaun orang lain yang disebut dengan Akhlak.
B. SARAN