Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Nilai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar
dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling
penting adalah ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.
Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor
Doktor.
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi
dan Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada
bagian ini, karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia
seperti kepatanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus
direhabilitisi adalah kepalanya lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini. Apalagi
ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju
surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan
manusia adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah
menurut terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat,
Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan
buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu
keyakinan pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-
cara perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu
cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah
disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya
bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhlas karena
Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan
ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah
yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk
Rasuluflah SAW tertolak atau mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas,

ii
karena faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar
memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-
Kahfii 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia
me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya.“

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apakah prinsip-prinsip akidah Islam?
3. Apa ruang lingkup aqidah Islam?
4. Bagaimana metode-metode peningkatan akidah Islam?
5. Bagaimana kualitas akidah dalam kehidupan?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian aqidah
2. Mengetahui prinsip-prinsip akidah Islam
3. Mengetahui ruang lingkup aqidah Islam
4. Mengetahui metode-metode peningkatan akidah Islam
5. Mengetahui kualitas akidah dalam kehidupan?

D. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan dan tujuan masalah di atas, dan agar makalah ini
menjadi terfokus, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dibatasi
tentang memahami akidah Islam.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah
Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu
yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya. Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman
kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya, dan hari akhir serta pada qada dan
qadar. Menurut beberapa ahli sebagai berikut :
1. Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa
(bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam
lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya. Aqidah menurut Syaikh Mahmoud
Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala
sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh
syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
2. Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan
kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
3. Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
4. Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan
Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dangan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada

ii
malaikatnya dan rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengimani apa-
apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.

B. Prinsip-Prinsip Aqidah Islam


Prinsip-prinsip akidah secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip dari
seluruh sistem agama Islam yaitu suatu sistem yang serasi, koheren, dan terjalin
dengan baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah adalah Esa. Esa dalam Zat, Sifat, dan
Perbuatan-Nya.
b. Pengakuan bahwa para nabi telah diangkat dengan sebenarnya oleh Allah SWT.
Untuk menuntun ummatnya.
c. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan. Keyakinan seperti ini memberikan
kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya.
d. Keyakinan bahwa Allah adalah Maha Adil. Jika keyakinan seperti ini tertanam di
daalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT.

C. Ruang Lingkup Aqidah Islam


Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah,
secara formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh
sebab itu, sebagian para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka
mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat
(termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan setan), iman
kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah, iman kepada hari akhir,
dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan
sistematika sebagai berikut:
1. Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-
perbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat
dan sebagainya.

ii
3. Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul
iman yaitu
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar

D. Metode-Metode Peningkatan Akidah Islam


Seorang mukmin harus memiliki kualitas akidah yang baik, yaitu akidah yang
benar, kokoh dan tangguh. Kualitas akidah tidak hanya diukur dari kemauan
seseoranng untuk percaya kepada Allah, atau kepada yang lain seperti yang tercantum
dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari itu, kepercayaan itu harus bisa dibuktikan
dalam praktik kehidupan sehari-hari. Percaya saja tidak cukup, tapi harus diikuti
dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.
Metode-metode untuk meningkatkan aqidah aga tetap kokoh dan tak
tergoyahkan adalah :
1. Memperbanyak membaca Al-Qur’an (Q.S. Al-Isra’ : 82)
2. Mendalami ilmu agama dan ilmu lain yang mendukungnya (Q.S. Fatir:28)
3. Banyak melakukan amal shaleh yang sesuai dengan syari’ah Islam (Q.S. 57:21)
4. Memperbanyak dzikir baik dzikir qouli maupun amali (Q.S. Al-Ro’du : 28)
5. Menghayati keagungan dan kekuasaan Allah melalui ayat-ayatnya baik qouliyah
maupun kauniyah (Q.S. Al-Zumar : 67)
6. Memperbanyak ibadah baik madhah maupun gharu mahdhah
7. Menanamkan kalimat tauhid Laa Ilaaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah). Tiada
yang dapat menolong, memberi nikmat kecuali Allah dan kebahagiaan di segenap
lapangan hanya diperoleh dengan jalan berakhlak mulia.

ii
Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan akidah itu dimiliki oleh setiap
mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar bisa
meningkatan keyakinan dan memudahkan menerapkan semua keyakinannya itu dalam
kehidupannya di masyarakat. Sebab kepercayaan atau keyakinan itu bisa tumbuh
paling tidak karena tiga hal; yaitu karena meniru orang tua atau masyarakat, karena
suatu anggapan dan karena suatu pemikiran. Diantara cara atau metode yang bisa
diterapkan adalah
a. Melalui pembiasaan dan keteladanan. Pembiasaan dan keteladanan itu bisa
dimulai dari keluarga.
b. Melalui pendidikan dan pengajaran. Pendidikan dan pengajarran dapat
dilaksanakan baik dalam keluarga, masyarakat atau lembaga pendidikan formal.

E. Kualitas Akidah dalam Kehidupan


Menurut Abu ‘Ala Maududi, “Iman yang benar memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap kesuksesan seseorang baik semasa di dunia hingga di akhirat”.
1. Manusia yang beriman tidak mungkin berpandangan sempitdan berakal pendek. Ia
percaya kepada Allah SWT sebagai penguasa dan pemelihara alam semesta. Ia tidak
akan pernah asing dengan apapun yang ada di dunia. Pandangannya menjadi luas,
wawasan intelektualnya menjadi lebih terbuka, pendiriannya bebas seperti
kekuasaanya Allah.
2. Keimanan yang benar dapat mengangkat manusia menuju derajat yang paling tinggi
dalam harkanya sebagai manusia.
3. Keimanan yang benar akan dapat mengalirkan ke dalam diri manusia, rasa
kesedarhanaan dan kebersajaan.
4. Keindahan membuat manusia menjadi suci dan benar. Ia yakin tidak ada jalan lain
untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan kecuali dengan kesucian jiwa dan
tingkah laku yang baik.
5. Keimanan dapat membuat hati orang-orang beriman menjadi tenang, terisi dengan
kepuasan dan optimis untuk menghadapi masa depan.
6. Orang yang beriman tidak bakal putus asa atau aptah hati dengan keadaan yang
dihadapi.
7. Keimanan membuat keberanian dalam diri manusia. Tidak takut mati, dan
menyatakan tidak ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.

ii
8. Keimanan dapat mengembangkan sikap cinta damai dan adil, menghalau rasa
cemburu, dengki, dan iri hati.
9. Pengaruh yang terpenting dari keimanan adalah membuat manusia menjadi taat dan
patuh kepada hukum-hukum Allah.
10. Keimanan memiliki penhgaruh yang besar dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Karena itu keimanan menjadi aspek yang pertama dan terpentinguntuk menjadi
seseorang muslim sejati. Muslim berarti kepatuhan dan ketaatan kepada Allah,
kepatuhan kepada Allah tidak mungkin tumbuh dalam diri seseorang jika ia tidak
mempunyai keyakinan dan keimanan trehadap kalimat Tauhid tersebut. Dengan kata
lain, ridak ada ynag berhak disembah kecuali Allah SWT.
Disamping keimanan memberi dampak positif terhadap kehidupan seorang muslim
itu sendiri, maka iman juga dapat memberikan kenikmatan bagi orang lain dan
lingkungannya.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai
fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan
beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi
aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu
kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir
kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai
bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur,
cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara
ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh
suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal
tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

B. Saran
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan
Hadist. Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan
islam namun melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban
islam yang baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami
sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna
bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Hidayah, dkk. 2019. Aqidah Akhlak Untuk Madrasah Aliyah Kelas 10 Semester
Ganjil. CV. Arifandani.
http://pemudaperaihasa.blogspot.com/2016/09/makalah-tentang-aqidah-islam.html
https://naza-pendidikan.blogspot.com/2012/04/kualitas-aqidah.html

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat
nya degan suri tauladan-Nya yang baik .
Dan segala Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah,
kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. makala
ini merupakan pengetahuan tentang Memahami Aqidah Islam, semua ini di rangkup dalam
makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih
singkat dan akurat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jambi, Agustus 2019


Tim Penulis

Kelompok I

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ........... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ......................................................................... 2
D. Batasan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah ...................................................................... 3
B. Prinsip-Prinsip Akidah Islam ....................................................... 4
C. Ruang Lingkup Aqidah Islam ....................................................... 4
D. Metode-Metode Peningkatan Akidah Islam ..................................... 5
E. Kualitas Akidah Dalam Kehidupan ............................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai