Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKIDAH

DISUSUN OLEH : GIANSYAR PUTRA MARSABANG

NPP : 34.0427

KELAS : H-1

PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
3. Tujuan Makalah ...................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
Pembahasan ..................................................................................................................................... 6
1. Pengertian ........................................................................................................................... 6
2. Ruang lingkup Aqidah ........................................................................................................ 7
3. Dalil-dalil Aqidah Islam...................................................................................................... 8
4. Aqidah yang benar dalam islam ....................................................................................... 10
5. Aqidah ala ahlus sunah ..................................................................................................... 11
6. Manfaat Aqidah Bagi Umat Islam.................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 14
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 15
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Aqidah Islam: Landasan Utama Kehidupan
Beragama." Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
mata kuliah Aqidah dan Filsafat Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan
kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Aqidah dan Filsafat Islam yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta masukan yang sangat berharga dalam penyusunan makalah ini.

Tak lupa, penghargaan kami sampaikan kepada keluarga dan teman-teman yang selalu
memberikan dukungan moril dan doa agar kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Semua bantuan dan dukungan tersebut sangat kami hargai.

Makalah ini membahas mengenai konsep aqidah dalam Islam, sebagai pondasi utama bagi
kehidupan beragama. Kami berharap, makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang pentingnya aqidah dalam membimbing perilaku dan tindakan umat Islam.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
kontribusi kecil dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ni1ai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan
bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah
ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak
kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh.
Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti kepatanya.
Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah kepalanya
lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah
suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi
syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul,
Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah).
Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah
seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai
perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah SWT
yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu
syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW tertolak atau
mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka
amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang
terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis,
sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia
terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal
manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan
dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan
yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?

3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II

Pembahasan

1. Pengertian
· Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya
mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
· Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
· Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa
arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak
dapat beralih dari padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-
tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
· Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-
Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan
rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.

2. Ruang lingkup Aqidah


Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian
para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman
yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk
ruhani seperti jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul
Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai
berikut:
1. Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan (af’al)
Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan
Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’,
yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
3. Dalil-dalil Aqidah Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai
satu-satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain
Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah
menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau
(siapapun orangnya), atau dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum.
Seorang muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:

َ‫ّللا‬
َّ ‫ع‬ َ َ ‫الرسُو َل فَقَ ْد أ‬
َ ‫طا‬ َّ ‫َمنْ يُطِ ِع‬
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
‫سو َل لَ َعلَّكُ ْم ت ُْر َح ُمو َن‬ َّ ‫َوأَطِ يعُوا‬
ُ ‫الر‬
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
‫الرسُو ِل‬ َ ‫علَيْكُ ْم َما ُح ِم ْلت ُ ْم َوإِنْ تُطِ يعُوهُ ت َ ْهتَدُوا َو َما‬
َّ ‫علَى‬ َ ‫علَ ْي ِه َما ُح ِم َل َو‬ َّ ‫ّللا َوأَطِ يعُوا‬
َ ‫الرسُو َل فَ ِإنْ ت ََولَّ ْوا فَ ِإنَّ َما‬ َ َّ ‫قُ ْل أَطِ يعُوا‬
‫ِإ ََّّل ا ْل َب ََلغُ ا ْل ُم ِبي ُن‬
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
‫ب ا ْلكَاف ِِري َن‬ َّ ‫الرسُو َل فَ ِإنْ ت ََولَّ ْوا فَ ِإ َّن‬
ُّ ِ‫ّللاَ ََّل يُح‬ َ َّ ‫قُ ْل أَطِ يعُوا‬
َّ ‫ّللا َو‬
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan
dalam banyak tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
َّ ‫ّللاُ َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َو‬
َ ُ ‫ّللا‬
‫غفُو ٌر َرحِ ي ٌم‬ َّ ‫ّللا فَات َّ ِبعُونِي يُ ْحبِ ْبكُ ُم‬
َ َّ َ‫قُ ْل ِإنْ كُ ْنت ُ ْم تُحِ بُّون‬
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َّ ‫اَّلل َو َرسُو ِل ِه النَّ ِبي ِ ْاْلُمِي ِ الَّذِي يُ ْؤ ِم ُن ِب‬
‫اَّللِ َو َكلِ َماتِ ِه َوات َّ ِبعُوهُ لَعَلَّكُ ْم ت َ ْهتَدُو َن‬ ِ َّ ِ‫فَآمِ نُوا ب‬
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
َ ‫الرسُو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َهاكُ ْم‬
‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا‬ َّ ‫َو َما َءات َاكُ ُم‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan hukum
yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur terhadap
sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).

4. Aqidah yang benar dalam islam


Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah aqidah yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para shahabatnya. Aqidah ini tidak terlalu
rumit serta tidak terjebak dengan perdebatan masalah teologis yang membingungkan. Aqidah
ini bisa dicerna dengan mudah oleh para ilmuwan, filosouf dan rakyat kebanyakan.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang diperuntukkan untuk
semua kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-pecahannya yang sering
terjebak beradu argumen dengan aliran teologi barat yang cenderung asyik bermain di wilayah
logika semata.
Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah ini
mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam hati para penganutnya,
sehingga mampu mengubah kehidupan miskin dan terbelakang menjadi peradaban besar dunia
yang eksis bukan hanya pada masalah ukhrawi tetapi juga masalah duniawi.
Sedangkan aliran-aliran ilmu kalam itu tidak pernah melahirkan sebuah gerakan besar,
bahkan cenderung melahirkan orang-orang yang berpikir nyeleneh dan menyimpang dari
kehidupan normal. Kadang-kadang mengaku jadi tuhan, kadang-kadang mengatakan bahwa
tuhan menyatu dalam dirinya dan kadang-kadang lagi menyatakan dirinya tidak butuh lagi
dengan nabi dan rasul karena kedudukannya sudah sama.
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah sukses mengatarkan
masyarakat gurun yang tadinya menyembah batu dan kurma berubah seratus delapan puluh
derajat menjadi tatanan masyarakat baru yang maju, modern dan berkebudayaan tinggi.
Dengan aqidah ini, seorang budak mampu berdiri tegak di depan raja-raja dunia sambil
menawarkan pilihan untuk masuk Islam, bayar jizyah atau perang.
Dengan aqidah ini, generasi pertama umat ini mampu menaklukkan tiga imperium
besar dunia dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu gerbang kehidupan kosmopolitan
yang besar dan disatukan dalam sebuah khilafah terbesar sepanjang sejarah.
Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, aqidah ini tidak akan pernah hilang di
telan zaman, karena semua doktrin dan ajarannya telah diabadikan dalam kitab suci abadi
hingga akhir zaman.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini adalah aqidah ahli
sunnah wal jamaah, yaitu aqidahnya orang yang mengukuti sunnah Rasulullah SAW dan
jamaah shahabatnya atau yang dikenal sebagai ahlus sunah wal jamaah.

5. Aqidah ala ahlus sunah


Adapun ciri-ciri aqidah ahlus sunah adalah sebagai berikut.
1. Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah berdasarkan Kitab dan Sunnah serta Ijma’ para Salafush Shalih, yang jauh dari
keruhnya hawa nafsu dan syubhat.
2. Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab
aqidah ini adalah iman kepada sesuatu yang ghaib.
3. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika
yang benar, bebas dari syahwat dan syubhat.
4. Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in dan
para imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan
5. Ia adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak ada yang
rancu, masih samar-samar maupun yang sulit.
6. Selamat dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan karena bersumber pada wahyu ilahi.
7. Ia adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat, keadaan
dan umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.
8. Ia adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai benturan
yang terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi
maupun yang lainnya..
9. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena,
tidaklah umat Islam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan tempat
kecuali karena mereka berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
10. Ia akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan
gelisah, tidak akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini menghubungkan antara
orang mukmin dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai Tuhan, Pencipta, Hakim dan
Pembuat Syari’at. Maka hatinya akan merasa aman dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang
atas ketentuan-ketentuan hukum-Nya, dan pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.
11. Tujuan dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan
dalam beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan kepada
selain-Nya.
12. Ia akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua’malah. Aqidah ini memerintahkan
pengikutnya melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap kejahatan.
Ia memerintahkan keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka dari kezhaliman dan
penyimpangan.
13. Ia mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala
sesuatu.
14. Ia membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab ia
mengetahui bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat, karena itu
mereka mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.
15. Ia menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini akan
terwujud keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada Allah dan
kewajiban beribadah kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain
16. Aqidah ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.
17. Mengakui akal, tetapi membatasi perannya.
18. Mengakui perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Ia meluruskan dan
membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai alat
perusak dan penghancur.
19. Ia menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik, ekonomi,
pendidikan atau persoalan lainnya.

6. Manfaat Aqidah Bagi Umat Islam


Aqidah Islam merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.Oleh sebab itu
memepelajari aqidah islam sangatlah bermanfa’at. Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari
Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat
yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min
harus yakin kebenaran Aqidah lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya
yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat.
Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya;
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari
kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang
pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.
5) Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari
kekalnya Neraka.

Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya:


1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun
duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki,
terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia
penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah
dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda
antara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit
putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad
Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal
adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha
Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
2. SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun
melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang
baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat
diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di
masa yang akan datang.
Daftar Pustaka

Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka
Imam Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai