AKIDAH
NPP : 34.0427
KELAS : H-1
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Aqidah Islam: Landasan Utama Kehidupan
Beragama." Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
mata kuliah Aqidah dan Filsafat Islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan
kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Aqidah dan Filsafat Islam yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta masukan yang sangat berharga dalam penyusunan makalah ini.
Tak lupa, penghargaan kami sampaikan kepada keluarga dan teman-teman yang selalu
memberikan dukungan moril dan doa agar kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Semua bantuan dan dukungan tersebut sangat kami hargai.
Makalah ini membahas mengenai konsep aqidah dalam Islam, sebagai pondasi utama bagi
kehidupan beragama. Kami berharap, makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang pentingnya aqidah dalam membimbing perilaku dan tindakan umat Islam.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
kontribusi kecil dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
1. Latar Belakang
Ni1ai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan
bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah
ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak
kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh.
Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti kepatanya.
Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah kepalanya
lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah
suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi
syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul,
Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah).
Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah
seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai
perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah SWT
yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu
syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW tertolak atau
mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka
amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang
terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis,
sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia
terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal
manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan
dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan
yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?
3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian
· Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya
mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
· Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
· Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa
arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak
dapat beralih dari padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-
tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
· Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-
Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan
rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.
َّللا
َّ ع َ َ الرسُو َل فَقَ ْد أ
َ طا َّ َمنْ يُطِ ِع
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
سو َل لَ َعلَّكُ ْم ت ُْر َح ُمو َن َّ َوأَطِ يعُوا
ُ الر
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
الرسُو ِل َ علَيْكُ ْم َما ُح ِم ْلت ُ ْم َوإِنْ تُطِ يعُوهُ ت َ ْهتَدُوا َو َما
َّ علَى َ علَ ْي ِه َما ُح ِم َل َو َّ ّللا َوأَطِ يعُوا
َ الرسُو َل فَ ِإنْ ت ََولَّ ْوا فَ ِإنَّ َما َ َّ قُ ْل أَطِ يعُوا
ِإ ََّّل ا ْل َب ََلغُ ا ْل ُم ِبي ُن
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
ب ا ْلكَاف ِِري َن َّ الرسُو َل فَ ِإنْ ت ََولَّ ْوا فَ ِإ َّن
ُّ ِّللاَ ََّل يُح َ َّ قُ ْل أَطِ يعُوا
َّ ّللا َو
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan
dalam banyak tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
َّ ّللاُ َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َو
َ ُ ّللا
غفُو ٌر َرحِ ي ٌم َّ ّللا فَات َّ ِبعُونِي يُ ْحبِ ْبكُ ُم
َ َّ َقُ ْل ِإنْ كُ ْنت ُ ْم تُحِ بُّون
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َّ اَّلل َو َرسُو ِل ِه النَّ ِبي ِ ْاْلُمِي ِ الَّذِي يُ ْؤ ِم ُن ِب
اَّللِ َو َكلِ َماتِ ِه َوات َّ ِبعُوهُ لَعَلَّكُ ْم ت َ ْهتَدُو َن ِ َّ ِفَآمِ نُوا ب
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
َ الرسُو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َهاكُ ْم
ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َّ َو َما َءات َاكُ ُم
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan hukum
yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur terhadap
sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).
Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka
Imam Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta